SILA CARI DI SINI!

Google

Wednesday, March 26, 2008

PRESIDEN AMERIKA SERIKAT SERING SELINGKUH

BENARKAH PRESIDEN AMERIKA LANGGANAN SELINGKUH ?
D
iingatkan oleh peristiwa mundurnya seorang Gubernur New York, Eliot Spitzer yang tergelincir akibat kedapatan selingkuh dengan wanita panggilan yang masih tergolong muda, ternyata kelakuan ini merupakan makanan pokok bagi para pejabat Amerika Serikat. Agaknya, sulit menemukan pejabat ”bersih” dikalangan Politisi negeri paman sam ini. David Paterson yang dilantik menggantikan Spitzer ternyata setali tiga uang dengan pendahulunya, alias juga pernah selingkuh. Ia mengaku perbuatan selingkuhnya dipicu oleh masalah dalam perkawinannya. Kepada Daily News, Peterson membuka aib dirinya sendiri. Mulai tahun 1999 hingga 2001 mengatakan menjalin hubungan dengan wanita lain. Namun demikian hubungan keluarganya tetap dipertahankan berkat bantuan konselor.
Fenomena inilah mendorong warung untuk menelusuri buku-buku yang terkait dengan perselingkuhan. Ditemukan sebuah buku dengan judul ”All The President’s women. Yang ditulis oleh Stephane Downing.

JUDUL : All The President’s Women
PENGARANG : Stephane Downing
PENERBIT : NArasi . Jl. Irian Jaya D-24, Perum Nogotirto II Yogyakarta 55292 Telp. [0274] 7103084
CETAKAN : I, 2007
ISBN:
JUMLAH HALAMAN :86
Buku ini berkisah tentang kelakuan para presiden Amerika yang penghobi selingkuh. Warung tidak tahu, mengapa dalam buku ini yang paling banyak ditulis kelakuan Bill Clinton. Sampul belakang buku ini terang-terangan menuliskan pendapat Clinton yang mencerminkan hobinya. ”Persetubuhan lebih penting bagiku daripada kematian”
Selanjutnya juga ditulis, benarkah Bill Clinton diberi oral seks di dalam limousin di pelataran parkir sekolah anak permpuannya? Bagaimana petualangan seks Bill Clinton berserta isteri hakim, reporter berita lokal, bekas pegawai negeri, sales kosmetik di departemen store Litle Rock dan pelacur kulit hitam bernama Bobbie Ann Williams . Bagaimana kisah cintanya dengan Gennifer Flowers, Paula Jones, Susan McDouglas, Sally Perdue, dan Monica Lewinsky?.
Ternyata Pak Clinton banyak koleksinya. Mediapun tertarik untuk mengendus siapa saja ratusan wanita lainnya. Dolly Kyele Browning yang berumur 48 tahun berkata bahwa dia memulai hubungannya dengan Clinton semenjak Sekolah Menengah Umum yang baru berakhir menjelang hari-hari Clinton di Gedung putih . Dia mengaku pernah bercinta dengan presiden tiga kali di kamar hotel senator. Dan ketika Clinton menjabat Gubernur, mereka berhubungan seksual di ruang bawah tanah rumah dinas gubernur, bersenang-senang dirumah pinjaman teman-teman dan bercinta di halaman belakang rumah tangga [Hlm: 38]
Selain pak Clinton ternyata, para presiden Amerika menekuni hobi selingkuh,
KENNEDY:
Kendati ditutup-tutupi perselingkuhan Kennedy dengan bom seks Hollywood Marilyn Monroe, dan berbagai wanita lainnya. Seorang reporter Newsweek berada disekitar persinggahan tersembunyi milik Kennedy di Palmspring selama pemilihan umum tahun 1960, dan berhasil memergoki artis Angie Dickinson terlihat bersantai di tempat tidur Kennedy. Namun tidak ada berita untuk dipublikasikan.[Hlm: 51]
FRANKLIN DELANO ROOSEVELT:
Adalah presiden yang terpilih pada masa-masa sulit, yaitu ketika depresi ekonomi dan perang dunia II berlangsung. Ternyata:
Franklin Delano Roosevelt meninggal dipangkuan kekasihnya ketika mereka berlibur di Warm Springs, Georgia. Dia berkemas dan pergi meninggalkan Roosevelt sebelum badan Roosevelt menjadi dingin, meninggalkannya agar reputasi Roosevelt tidak tercela.
Hingga kini, nama Franklin Delano Roosevelt dicatat dengan tinta emas dalam sejarah Amerika. [Hlm 63]
WARREN HARDING:
Warren Harding hampir bisa disebut sebagai Presiden Amerika Serikat pertama- dan satu-satunya yang berkulit hitam.(Mempunyai kakek yang berdarah Jamaika)
Isterinya menangkap basah pada saat dia bersenang-senang dengan seorang wanita muda di lemari pakaian hangat di Ruang Oval. [Hlm: 64-65]
WASHINGTON DAN KATE
Banyak presiden dalam sejarah Amerika Serikat yang tertangkap basah melakukan perselingkuhan atau hubungan gelap. Namun perlu diingat bahwa Prsiden Clinton bukanlah yang pertama kalinya terlibat dalam sekandal seks. Presiden pertama yang terlibat adalah George Washington. Dalam kisah Kate adalah seorang wanita muda anak tukang cuci pakaian.
Washington mempunyai reputasi sebagai seorang penggilir wanita. Pasangan selingkuh pertamanya seorang wanita Indian. Kemudian dia terlibat hubungan jangka panjang dengan isteri teman baiknya.[Hlm:70]

PRESIDEN INDONESIA DALAM GOSIP SELINGKUH
BUNG KARNO DAN MARILYN MONROE
Ditemukan pada buku :
JUDUL : Biografi Marilyn Monroe [Ironi Sang Bintang]
PENGARANG : Gozia Pranaja
PENERBIT : Bio Pustaka. Jl. Ngemplak RT/RW: 10/18 Nogotirto, Yogyakarta 55292. Telp. [0274] 7019945. E-mail : biopustaka@yahoo.co.id
CETAKAN : 2008
ISBN : 978-602-8097-01-7
JUMLAH HALAMAN: viii+138 hlm; 14,5x20,5 cm
[...Bergejolakkah naluri lelaki Bung Karno melihat pesona yang dipancarkan Marilyn lewat ucapan selamat datang yang langsung terlontar dari bibirnya yang seksi ? Kabarnya setelah makan malam mereka „spent an evening together“ [Hlm:2]
..... Dalam otobiografinya yang diterbitkan Gunung Agung itu, Bung Karno, memang tidak menceriterakan pertemuannya dengan Marilyn Monroe. Padahal menurut Anthony Summers seorang penulis biografi Marily yang terkenal mencatat dalam biografi yang dituliskan bahwa Bung Karno juga berkata kepada Cindy Adams bahwa ”Marilyn, yang juga tinggal di Hotel Beverly Hills, telephoned to sugest a private meeting. ”Marilyn menelepon Bung Karno untuk ”satu pertemuan pribadi.”
Tak diungkapkan secara pasti sebuah pertemuan yang dinamakan ”pribadi itu.” Namun yang menarik untuk diperhatikan adalah Bung Karno dan Marilyn tinggal di suatu hotel yang sama malam itu. Yaitu Hotel Beverly Hills yang sangat terkenal itu.

ASMARA GELAP KELUARGA CENDANA?
ditemukan dalam buku :
JUDUL : Isteri-isteri Soeharto
PENGARANG : NB. Susilo
PENERBIT :Solomon Publisher. Jl. Malioboro 167 Yogyakarta 55271 Telp. [0274] 562280. E-mail : cuncun_ygy@yahoo.com Web: http://www.solomonec.com/
CETAKAN : II, Agustus 2007
ISBN:
JUMLAH HALAMAN :108
Tentunya semua masih ingat gossip percintaan antara Soeharto dengan artis cantik Rahayu Effendi. Konon, pertautan asmara secara diam-diam itu sempat membuat berang Ibu Negara, Ny Tien Soeharto. Puncaknya, Bu Tien dan anak-anaknya menghubungi petugas pemadam kebakaran untuk menyemprot rumah Rahayu Effendy di kawasan Simprug, Jakarta. Padahal, kabarnya saat itu Soeharto, berada di rumah itu.
.........Sebelumnya, juga ada rumor yang menyebutkan Soeharto memiliki seorang anak perempuan dari hasil hubungan gelapnya dengan seorang perempuan yang tidak jelas identitasnya. [Hlm:35]
SOEHARTO KUASAI ILMU SENGGORO LEWAT ’PERSETUBUHAN’
Ditemukan pada buku:
JUDUL : MAAFKAN SAYA
PENGARANG Wang Xiang Jun
PENERBIT : Pustaka Radja Jl. Malioboro 167 Yogyakarta 55271. Telp. [0274] 562280. E-mail : cuncun_ygy@yahoo.com Web http://www.solomonec.com/
CETAKAN III : 2008
ISBN : 978-6028-0480-33
......Menurut Sumber yang bisa dipercaya, saat memasuki Goa Kalak Soeharto menggunakan pakaian khas Jawa, di dampingi 7 para normal. Empat diantaranya orang laki-laki dan diantaranya terdapat tiga para normal wanita.
„Saya melihat para priyayi itu memasuki Goa Kalak. Di antaranya tampak tiga wanita yang sangat cantik,” tutur salah seorang warga Kalak.
.......Nah, dari sinilah kemudian terkuak kabar tentang persetubuhan Soeharto di Goa Kalak. Sebab, melakukan persetubuhan di Goa keramat adalah termasuk syarat memperoleh ajian Senggono Macan ”kalak” maupun keris Kyai Maja. [Hlm :31]

SELINGKUH PALING HEBOH:
ditemukan dalam buku :
JUDUL : Rahasia Asmara Kepresidenan
PENGARANG : NB. Susilo
PENERBIT :Solomon Publisher. Jl. Malioboro 167 Yogyakarta 55271 Telp. [0274] 562280. E-mail : cuncun_ygy@yahoo.com Web: http://www.solomonec.com/
CETAKAN : II, September 2007
ISBN
JUMLAH HALAMAN :130
Setelah Soekarno [BK], Presiden yang paling menghebohkan skandal seksnya adalah Abdurrahman Wahid [Gu Dur]. Namun demikian Gus Dur belum bias menandingi Bung Karno setidaknya dari segi jumlah. Ketika kasus perzinahan Presiden RI ke-4 ini terkuak, publik mengira hanya Aryanti satu-satunya partner zinahnya. Ternyata tidak. Aryanti sendiri pernah memergoki Gus Dur sedang memeluk seorang wanita di kantor PBNU, yang diakui sebagai ”adiknya” bernama Puteri, isteri seorang pilot. Nama lain, Siti Farikha Janda dari desa Angin-angin Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang kebagian kucuran dana Rp. 5 miliar dalam kasus korupsi Dana Yayasan Karyawan Bulog. Masih ada sejumlah nama lain yang bisa diungkap. Namun yang paling heboh adalah Aryanti. [Hlm: 32-33]
[Dalam buku-buku telah mendapatkan serangan balik, bahwa yang terjadi REAKSI-REAKSI. Reaksi dari pakar komputer Dr. Hari Tursulistiono yang juga dosen Universitas Paramadina Mulya Jakarta mengungkapkan, setelah pihaknya melakukan penelitian dengan menggunakan komputer terhadap foto Gus Dur yang berduaan dengan Aryanti, ternyata gambar tersebut hasil montage [rekayasa] bukan foto aslinya]

Friday, March 14, 2008

SUPERSEMAR DIBONGKAR BUKU

Surat Perintah Sebelas Maret, hingga saat ini masih menjadi teka-teki, misteri dan kontraversi. Konon dokumen penting ini raib tanpa bekas, inilah yang terjadi di republik yang pernah terjajah. Sebenarnya hal itu tidak boleh terjadinya, karena penjajah republic ini telah mengajarkan secara cermat bagaimana mendokumentasi dengan baik.
Naskah yang begitu penting hilang tanpa bekas bahkan muncul beberapa isu bahwa dokumen tersebut disengaja untuk hilang.
Terkait degan supersemar, Harian Kompas terbit, Selasa tanggal 11 Maret 2008, tepatnya pada halaman 6, rubrik “OPINI”, menyoroti masalah ini. P. Ari Subagyo [Penggulat Lunguistik di Universitas Senata Dharma Yogyakarta] menuliskan opininya dengan judul “Demitologisasi Supersemar”. Dalam tulisanya dinyatakan:
……..Supersemar secara tekstual tidak berisi “pengalihan kekuasaan”, tetapi lalu [dimitoskan] menjadi lisensi konstitusional Soeharto untuk “mengambil segala tindakan yang dianggap perlu”. Sejarah mencatat rentetan peristiwa “yang dianggap perlu” menyusul terbitnya Supersemar. Ujungnya, Soeharto diangkat sebagai pejabat Presiden, 12 Maret 1967.
Mitologisasi Supersemar berjalan efektif berkat dukungan kebijakan negara, terutama lewat pelajaran sejarah yang indroktinatif. Apalagi situasi sosiologis[cultural mayoritas masyarakat Indonesia yang berbudaya diam dan represifnya orde Baru kian mengukuhkan kesakralan Supersemar.
Sisi lain sebuah buku dengan judul “Misteri terbunuhnya Soekarno” tulisan Dr. Wang Xiang Jun. Ph.D, juga mengungkap misteri Supersemar.
Dimana Supersemar ? Salah satu judul dalam bahasan, yang isinya :
…..Bahkan, naskah asli Supersemar itu di duga berada di tangan mantan Panglima ABRI, Jendral [Purn] Faisal Tanjung. [hlm 83]. Buku ini mengungkap tulisan “Dua Janda Soekarno Angkat Bicara” [warung:diadopsi dari Kompas Cybermedia]
Dua janda mendiang mantan Presiden Soekarno menyatakan siap bersaksi berkait masalah Surat Perintah 11 Maret [Supersemar] 1966 yang hingga kini masih misterius.
Namun baik Ratna Sari Dewi Soekarno maupun Hartini Soekarno mengungkapkan bahwa “Bapak” [Presiden Soekarno] meneken Supersemar bukan untuk memberikan kekuasaan kepada Soeharto, tetapi memerintahkan pemulihan keamanan.
“Saya bersedia memberikan kesaksian, karena semua ini untuk kepentingan kebenaran sejarah,” tutur Dewi, yang asli Jepang, di kediaman Hartini, Jalan Proklamasi, Jakpus, kemarin.
Hartini menambahkan bahwa supersemar itu telah disalahgunakan oleh Soeharto. “Bung Karno tidak pernah menyerahkan kekuasaan tetapi hanya minta memulihkan keamanan saja,” Cetusnya.
Secara terpisah, janda mendiang Amirmachmud, Ny Srie Hardhani, mengatakan dirinya menegetahui secara detail tentang Supersemar. Hanya saja, sebut dia, dirinya tidak akan mengatakan kepada siapapun tentang Supersemar itu.
“Sekarang belum saatnya saya menjelaskan keberadaan Supersemar,” ungkap Ny Amirmachmud ditemui di sebuah rumah sakit, kemarin.
Pertimbangan dirinya tak ingin membongkar soal Supersemar itu, karena dia melihat pemerintah yang sekarang belum stabil. “Saya khawatir jika saya mengungkapkannya, justru akan membuat negara ini bertambah kacau,” jelasnya,
Kata Ny Amir Machmud lagi,”Selama pemerintahan Abdurarrahman Wahid, saya tidak mau bicara soal Supersemar.”
Juga tulisan Husnu Mufid “ Epilog Kudeta G 30 S/PKI “Siapa Melawan Siapa?”. Dalam buku ini, tepatnya pada halaman 58-59, diungkap hal yang terkait dengan Supersemar.’
..Menurut Amir Machmud, Surat Perintah 11 Maret 1966 dirumuskan setelah ketiga Jendral itu berbicara dengan Presiden Soekarno dan memahami keinginnan-keinginannya. Surat tersebut dirancanng oleh ketiga Jendral itu, dengan bantuan Brigadir Jendral Sabur. Presiden Soekarno kemudian menunjuk kepda Soebandrio, Chaerul Saleh dan Leimena. Menurut Amir Machmud, Soebandrio membubuhkan perubahan-perubahan kecil dalam rumusan, kemudian Presiden Soekarno menadatangani. (Harold, 1986:211).
.,… Menurut keterangan Jendral AH. Nasution bahwa, konsep “Surat Perintah 11 Maret” tersebut dibuat oleh presiden Soeharto. Menurut Jendral AH Nasution, ketiga Jendral itu baru menyadari dalam perjalanan ke Jakarta bahwa, surat perintah itu merupakan suatu penyerahan kekuasaan kepada Letnan Jendral Soeharto.
Itulah yang memicu warung kami kami untuk menelusuri liku-liku kontraversi yang penuh mesteri, melalaui jejak rekam buku. Kali ini telah terkumpul beberapa buku yang bersangkut paut dengan Supersemar :
  1. Misteri Supersemar [Dilengkapi Wawancara Ali Abran si Pengetik Supersemar] Eros Djarot Dkk
  2. Supersemar Palsu [Kesaksian Tiga Jendral] oleh A.Pambudi
  3. Membongkar Supersemar ! Baskara T. Wardaya.
  4. Kotroversi Supersemar [Dalam transisi Kekuasaan Soekarno-Soeharto]

KONTROVERSI SUPERSEMAR:

JUDUL : Kotroversi Supersemar [Dalam transisi Kekuasaan Soekarno-Soeharto]
PENGARANG : Tim Lembaga Analisis Informasi [LAI]
PENERBIT : MedPress. Jl Irian Jaya D-24, Perum Nogotirto II Yogyakarta 55292 Tel [0274) 7103084
CETAKAN : 10 Maret 2007 [Edisi Revisi]
ISBN : 979-222-179-4
JUMLAH HALAMAN:135
Catatan buku terbit pertama kali degan judul Supersemar “Kudeta” Soeharto 1998
[Buku ini nyata-nyata membuka perdebatan panjang, karena halaman-demi halaman mengungkap bahwa Supersemar merupakan “jalan tol” Soeharto menuju puncak.
Digambarkan pada buku ini terjadi “pertandingan catur” antara Bung Karno Versus Seoharto, dan melalui startegi yang berliku akhirnya kekuasan secara mudah terlepas dari genggaman Soekrano.
Babak demi babak dalam pertandingan catur itu digambar dalam bentuk kronologi mulai tanggal 1 Oktober 1965, hingga tanggal 21 Juni 1970 , yang ketikan itu Bung Karno mangkat. Ternyata dalam kronologi itu pada tanggal 13/14 Maret. Bung Karno mengirim surat teguran kepda Soeharto yang dianggap melenceng dalam menjalankan Supersemar [hlm:15].
Dalam kronologi itu tercata simpulan yang menggambarkan kemenangan Soeharto terletak pada lima hal penting.[rahasia penting]
……Rahasia kelima itu, Soeharto dengan lihai menggunakan politik Switching [mengalihkan perhatian public dari isu pokkok ke tema-tema instrumental yang tidak terlalu penting. ]. Misalnya mengalihkan perhatian public dari pembantaian PKI kepada program-program rehabilitasi ekonomi. [hlm:20]
Politik swictching juga dipraktikan Soeharto untuk mengalihkan pembicaraan orang dari substansi dan urgensi dikeluarkannya Supersemar kpeda isu seputar keberadaan Supersemar. Dari segi substansi terdapat penyelewengan yang cukup menndasar; sebab bagaimana mungkin mandat pemulihan keamanan digunakan sebagai landasan kebijakan politik. [hlm;21]
Akhirnya, menjadi jelas bahwa Supersemar dijadikan sebagai”jalan tol” menuju kekuasaan. Dengan Supersemar, Soeharto mengubah dan mendikte parlemen sementara [MPRS]. Tap MPRS No. IX/MPRS/1966 mengukuhkan Supersemar sebagai landasan hukum yang derajatnya lebih tinggi dibandingkan sekedar “surat perintah presiden’.
“Supersemar adalah Coup detat”’
Banyak pihak berpendapat bahwa Supersemar digunakan untuk melakukan coup d’etat [kudeta] alias perampasan kekuasaan. Dijelasklan oleh Seobadio Sastro saromo dalam buku Era Baru Pemimpin Baru: Badio Menolak Rekayasa Rejim Orde Baru [1997:h.3-5], telah terjadi penyalahgunaan Supersemar. Lewat Supersemar, Soeharto mendapat perntah dari Soekarno untuk menyelamatkan revolusi. Surat Perintah itu jelas tidak berisi pelimpahan kekuasaan, tetapi pelimpahan tugas. [hlm:22]
Sopir Tanpa SIM
Masih menurut Soebadio, Supersemar dapat dianggap ibarat SIM [surat ijin mengemudi] bagi Soeharto. Tetapi seperti semua orang tahu, Supersemar dikatakan hilang. Jadi selama 30 tahun lebih, Soeharto sebenarnya menjadi sopir negara tanpa “SIM”. Apakah itu suatu pertanda , Soeharto dalam pengertian Jawa sudah kehilangan “Wahyu Nusantara”. Atau dalam terminologi modern, Soeharto suifah tidak legitimate. [hlm:23]
Senada dengan itu, Wimandjaya juga menuding Soeharto merekayasa pengambilalihan kekuasaan melalui serangkaian scenario-Supersemar adalah salah satunya. Dalam bukunya yang berjudul; Primadosa:Wimandjaya dan Rakyat Indonesia Menggugat Imperium Soeharto. [hlm;23]
……Diktum Supersemar sama sekali bukanlah pelimpahan kekuasaan/penyerahan kekuasaan dari Bung Karno kepada Soeharto, melainkan hanyalah berupa sehelai sura tugas biasa dalam hierarkis militer untuk menjamin penertiban dan keamanan, yang seharusnya dilaporkan kepda Bung Karno sebagai Panglima Tertinggi?. …[hlm:24]
…Berdasarkan penuturan A.M. Hanafi, mantan Dubes RI di Kuba semasa pemerintahan Soekarno, naskah Supersemar itu disusun Letjen Soeharto di Jakarta. Naskah Supersemar itu dibawa Amir Machmud, Basuki Rachmat dan M Yusuf ke Bogor untuk ditanda tangani Presiden. Keterangan ini diperoleh Hanafi langsung dari Bung Karno, saat Hanafi menemuinya di Istana Bogor pada hari Sabtu, 12 Maret 1966. Hanafi mengungkapkan kisah pertemuan dengan Bungkarno dan bercerita tentang Supersemar dalam bukunya, AM Hanafi Menggugat Kudeta Jendral Soeharto: Dari Gestapu ke Supersemar [Montblanc, Lile-France, 1998]…[hlm:24]
Bagaimana versi Soeharto dan pemerintah Orde Baru?.
Dalam buku otobiografi Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya yang ditulis G. Dwipayana dan Ramadhan KH menjelaskan:
“Saya tidak pernah menganggap Supersemar itu sebagai tujuan untuk memperoleh kekuasaan. Surat operintah 11 Maret itu juga bukan merupakan alat untuk mengadakan Coup secara terselubung. Supersemar itu adalah awal perjuangan Orde Baru.

Apakah Supersemar Merupakan Kudeta?
Menurut pendapat ahli sejarah P.J.Soewarno, Supersemar bukanlah pemberian mandat politik, melainkan mandate militer. …”Soeharto telah menggunakan mandat militer sebagai mandat politik,” kata pakar sejarah dari Sanata Dharma itu. Singkatnya, Supersemar bukanlah transfer of authority [pengalihan kekuasaan].[hlm:123]
MEMBONGKAR SUPERSEMAR

JUDUL : Membongkar Supersemar!
PENGARANG : Baskara T. Wardaya, SJ
PENERBIT : Galangpress Jl Anggrek 3/34 Baciro Varu Yogyakarta 55225 Telp. [0274] 554985 E-mail : glgpress@indosat.net.id. Web: http://www.galangpress.com/
CETAKAN : II 2007
ISBN : 979-23-9909-07
JUMLAH HALAMAN:333
[Disamping buku ini,. Baskara juga pernah menulis “Bung Karno Menggugat! Dan “Cold War Shadow”. Buku ini merupakan catatan yang memandang Supersemar dari sisi yang tidak biasanya [sisi lain]. Dikatakan dari sisi lain, karena buku ini banyak didukung dari dokumen-dokumen tepanya adalah data-data primer. Bentuk data berasal dari dokumen-dokumen resmi pemerintah Amerika Serikat, khusunya yang berkaitan dengan kebijakan AS pada delapan bulan pertama tahun 1966 [Januari-September]. Sumber data itu dari Kedutaan Besar AS di Indonesia di Jakarta, ada yang berasal dari Departemen Luar Negeri Amerika di Washington, ada yang berasal dari CIA [Central Intelligence Agency), atau dari Gedung Putih, atau kantor ”National Security Agency, ada pula yang berasal dari pejabat pemerintah Indonesia. [hlm:29]
Pada bab 3 diuraikan mengenai Kudeta Khas Indonesia, ..Pada tanggal 6 bulan itu Soeharto menyampaikan Warning kepada Bung Karno bahwa ada ketidakpuasan di kalangan perwira ABRI. Dua hari kemudian, yakni tanggal 8 Maret, Bung Karno mengeluarkan surat kepada jajaran ABRI untuk mengatakan bahwa dia masih Presiden RI. Tiga hari setelah itu, yakni bulan Maret tanggal 11, adalah tanggal yang sulit terlupakan dari ingatan kolektif bangsa ini. Itulah tanggal di mana terjadi salah satu peristiwa yang paling bersejarah dalam perjalanan bangsa ini sejak Proklamasi Kemerdekaan. [hlm:109]
Dokumen penting terkait Supersemar.
Dokumen berikut ini merupakan dokumen yang sangat penting karena ditulis langsung setelah peristiwa Supersemar. Dalam dokumen itu tergambar dengan jelas betapa antusiasnya pihak Amerika. Pada baris pertama dokumen disebut dengan jelas dikatakan bahwa peristiwa Supersemar adalah sebuah kudeta militer [military coup). Dengan catatan bahwa ini adalah kudeta militer yang “khas Indonesia”
Ditulis tanggal 12 Maret 1966 sebagai laporan Dubes Green kepada Departemen Luar Negeri AS di Washington, dokumen ini mengatakan bahwa Supersemar adalah cara militer untuk memotong kekuasaan Bung Karno, sebagai reaksi atas tindakan Bung Karno memecat Menteri Pertahanan Nasution dan mau menggantikannya dengan seorang yang pro-komunis.[hlm:125]
Supersemar dan Tap MPRS No. XXV/1966.
Ditekankan kembali dalam dokumen CIA tertanggal 23 Juli 19667 ini bahwa sejak terjadinya peristiwa 1 Oktober 1965 militer bermaksud untuk ”secara bertahap membatasi kekuasaan dan pengaruh Sukarno” Di mata Amerika apa yang terjadi pada tanggal 11 Maret 1966, yakni ditandatanganinya Surat Perintah 11 Maret merupakan “puncak” dari upaya itu. Dikatakan pula bahwa pada waktu itu “Sukarno”, dengan setengah hati dan dibawah tekanan militer, memberikan suatu kekuasaan serupa kekuasaan eksekutif kepada Soeharto. “kekuasaan itulah kemudian yang dipakai oleh Jendral Soeharto mengambil banyak keputusan dan tindakan atas nama Presiden dan atas nama kepentingan Nasional. Selanjutnya melalui siding MPRS tanggal 21 Juni 1966 ia berhasil mengusahakan supaya Supersemar disahkan oleh lembaga tertinggi negara itu sehingga tidak dapat diubah lagi…..[hlm :208]

SUPERSEMAR PALSU

JUDUL : Supersemar Palsu
PENGARANG : A.Pambudi
PENERBIT : MedPress. Jl Irian Jaya D-24, Perum Nogotirto II Yogyakarta 55292 Tel [0274) 7103084
CETAKAN : II Agustus 2006
ISBN : 979-222-137-9
JUMLAH HALAMAN:320
[Buku ini mengungkap kesaksian tiga Jendral yang dianggap berperan ketika Supersemar ditanda-tangani. Dalam buku ini diungkap bahwa Soeharto dianggap lancang dalam mengemban Supersemar.
….Karena menganggap Supersemar telah digunakan secara lancang, maka Bung Karno menyurati Soeharto.
Bekas Dubes RI Untuk Kuba A.M. Hanafi menuturkan bahwa tanggal 13 Maret 1966 Presiden mengirimkan surat kepada Soeharto yang terdiri dari tiga poin:
Mengingatkan bahwa Supersemar 1966 itu sifatnya adalah teknis/adminsitratif, tidak politik, semata-mata adalah surat perintah mengenai tugas keamanan bagi rakyat dan pemerintah, untuk keamnan dan kewibawaan Presiden/Pangti/ Mandataris MPRS;
bahwa Jendral Soeharto tidak diperkenankan melakukan tindakan-tindakan yang melampaui bidang dan tanggung jawabnya, sebab bidang politik adalah wewenang langsung presiden, pembubaran partai politik adalah hak presiden semata-mata;
Jendral Soeharto diminta datang menghadap Presiden di istana untuk memberikan laporannya. [Hlm; 55-56]

Soeharto Cs Menyiasati Status Hukum Supersemar:
Salah seorang pakar hukum yang gigih menyuarakan kepentingan ini adalah Ismail Suny. “Kita tidak mau Supersemar itu dicabut sebab, kalau dicabut, Soekarno bisa berkuasa lagi. Jadi, saya menganjurkan agar Supersemar itu di jadikan Tap MPRS supaya tidak bisa dicabut presiden” Selain Ismail Suny, dua pendukung Orde Baru dari kalangan sipil yang gencar mendesak pengukuhan Supersemar menjadi Tap MPR adalah Adnan Buyung Nasution dan Dahlan Ranuwihardjo. [Hlm:60]
Pengukuhan Supersemar menjadi Tap MPR memang merupakan hasil dari sebuah rekayasa yang sistematis. Persoalannya, bisakah sebuah perintah eksekutif itu dikukuhkan menjadi Tap MPRS?
Tiga Versi Supersemar.
Belum lama ini, Atmadji Sumarkidjo menerbitkan biografi M Jusuf yang di dalamnya menegaskan masalah kontroversi mengenai naskah asli Surat Perintah 11 Maret. Menurut Sumarkidjo berdasarkan kesaksian M. Jusuf, dokumen asli Supersemar terdiri dari dua halaman. Padahal, menurut versi resmi yang bersumber dari Sekretariat Negara, dokumen tersebut dikatakan hanya satu halaman.
M Jusuf sendiri mempunyai dua versi ceritera yang secara substansial berbeda cukup jauh. Yang pertama, dan merupakan versi yang banyak muncul, adalah naskah itu hanya diketik bersih satu kopi. Satu-satunya kopi yang ada itulah yang diberikan kepada Mayjen Basuki Rakhmat setelah ditandatangani oleh Bung Karno.
Tetapi versi kedua yang pernah dikemukakan oleh Jusuf antara lain kepada pengusaha. H.M.Jusuf Kalla adalah, Brigjen Sabur mengetik rangkap tiga dengan kertas karbon. Kopi utama itulah yang kemudian ditanda-tangai oleh presiden, kemudian tindasan pertama disimpan oleh Sabur, dan tindasan kedua atau kopi ketiga diambil dan disimpan oleh Brigjen M. Jusuf. Dua lembar kopi sama sekali tidak ditanda tangani oleh Presiden.
[Hlm; 78]
Sumarkidjo juga menulis bahwa Jusuf pernah memanggil pengusaha asal Makasar. M. Jusuf Kalla [kini Wakil Presiden RI] ke rumahnya untuk memperlihatkan kopi surat tersebut. Tetapi begitu Jusuf Kalla sudah duduk diruang tamu rumah M.Jusuf dan berharap-harap cemas akan melihat dokumen bersejarah itu, M Jusuf berubah pikiran dan berkata, “Ah, kalau aku perlihatkan sekarang, kau nanti cerita-cerita lagi”.[hlm:78]
…Jika uacapan M Jusuf benar, setelah naskah asli Supersemar diserahkan ke Soeharto, kemudian diserahkan ke siapa lagi? Mungkinkah naskah itu disimpan sendiri oleh Soeharto samapai kini? Ini adalah kemnuingkinan yanag terbesar, selain tentu saja ada kemungkinan bahwa naskah asli Supersemar telah dimusnahkan. [Hlm:93]
…Dalam biografinya, Soeharto juga menjelaskan sercara rinci isi Surat Perintah 11 Maret: “Isinya; Presiden/Panglima Tertinggi ABRI pemimpin Besar Revolusi/Mandataris MPRS Soekarno, memutuskan, memerintahkan kepada saya untuk atas namanya mengambil segala tindakan yang dianggap perlu, agar terjamin keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Presiden Soekarno demi keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolusi.
Dua butir pasal lagi ada dibawahnya, yakni saya harus mengadakan koordinasi pelaksanaan pemerintah dengan panglima-panglima angkatan-angkatan lainnya dengan sebaik-baiknya, dan supaya saya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut-paut dengan tugas dan tanggung jawab saya itu. [Hlm 124]
….Dengan perkataan lain, Soeharto menganggap Supersemar melebihi sekadar "Instruksi Presiden”, atau bahkan transfer of authority [pemindahan kekuasaan eksekutif yang terbatas]. Jauh lebih besar daripada itu. Supersemar, menurut penafsiran Soeharto, adalah kekuasaan untuk bertindak apapun dan bagaimanapun- selama itu dianggap perlu- dan dianggap relevan untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Mirip kekuasaan yang dipegang tentara pada saat negara dinyatakan dalam keadaan perang. [Hlm:128]
Dalam otobiografinya, Soeharto mengaku beberapakali menolak prakarsa untuk memperingati hari lahirnya “Supersemar” secara besar-besaran. “Ini untuk menghidarkan timbulnya mitos terhadap peristiwa itu atau terhadap diri saya sendiri,” katanya. “saya tidak pernah menganggap Supersemar itu sebagai tujuan untuk memperoleh kekuasaan. Surat Perintah 11 Maret itu juga bukan merupakan alasan untuk mengadakan coup secara terselubung. Supersemar itu adalah awal perjuangan Orde baru. [Hlm 129]
Apakah Supersemar Merupakan Kudeta?
Menurut pendapat ahli sejarah P.J.Soewarno, Supersemar bukanlah pemberian mandat politik, melainkan mandat militer. …”Soeharto telah menggunakan mandat militer sebagai mandat politik,” kata pakar sejarah dari Sanata Dharma itu. Singkatnya, Supersemar bukanlah transfer of authority [pengalihan kekuasaan].[hlm:123]

MISTERI SUPERSEMAR
JUDUL : Misteri Supersemar [Dilengkapi Wawancara Al Ebran Si Pengetik Supersemar]
PENGARANG : Eros Djarot dkk
PENERBIT : File Press. Jl. Sultan Iskandar Muda No. 100 A-B Lt.2 Jakarta Selatan 12420 Telp. (021) 7290899, 7707129, 7701925 E=mai: info@mediakita.com
Web: http://www.mediakita.com/
CETAKAN : Juli 2006ISBN : 979-794-011-X
JUMLAH HALAMAN:107
[Dalam buku ini tulisan Erot Djarot yang diberi tajuk “Kekalahan Intelektual, Kemantian Akal Sehat” , memaparkan sebuah misteri SP 11 Maret. Yang selengkapnya:
……Misteri seputar SP 11 Maret ini menjadi kian angker ketika Jendral M Jususf, yang dikenal sebagai seorang jendral yang bersih dan jujur, tak sedikit pun mau membuka mulut. Padahal ia adalah salah satu pelaku sejarah yang turut membidani lahirnya SP 11 Maret. Yang menjadi pertanyaan, begitu tegakah jendral yang dikenal sangat dekat dengan prajurit dan rakyatnya ini membiarkan rakyat Indonesia, terutama generasi penerus, hidup dalam kegamangan sejarah?[Hlm : 1]
Buku ini merupakan kumpulan wawancara tokoh-tokoh, utamanya yang bersinggungan dengan SP 11 Maret, langsung maupun tidak langsung.
Tokoh-tokoh yang dimaksud adalah:

  • Soebandrio, mantan wakil perdana menteri [Waperdam] I dan menteri luar negeri [1957-1966]
  • Sri Mulyono Herlambang, mantan Menteri Panglima AU
  • Kol.Pol. Sumirat, mantan Ajudan Bung Karno
  • Jendral Besar A.H. Nasution Mayjen TNI(Pur) Kemal Idris, mantan Kaskostrad
  • Adnam Buyung Nasution, mantan Ketua Kesatuan Aksi Sarjana Indonesi [Kasi]
  • Ismail Sunny, pakar hukum tata negara
  • Dahlan Ranuwiharjo, mantan anggotan MPRS/DPR-GR
  • Cosmas Batubara, mantan Ketua Presidium KAMI Pusat 1966
  • Taufik Abdullah, Sejahrawan
  • David Napitupulu, salah satu anggota Presidium KAMI
  • Megawati Taufik Kemas.

Berikut cuplikan wawancara :
Wawancara Detak Files dengan Subandrio mantan wakil perdana menteri [Waperdam] I dan menteri luqar negeri [1957-1966]
[D]=Detak Files [S]=Subandrio

[D]: Kabarnya Supersemar itu dua halaman?
[S]: Ya, ya, memang dua halaman.
[D]: Tetapi, mengapa yang beredar secara rtesmi hanya satu halaman?
[S]: Enggak tahu saya, Setahu sdaya ada dua halaman. Saya enggak tahu kenapa kemudian menjadi satu halaman. Saya enggak yahu mengapa ya kok sampai.begitu.
[D]: Konon, di halaman dua alinea terakhir tertulis kalimat “setelah keadaan terkendali Supersemar di serahkan kembali kepada Presiden Soekarno”. Apakah benar ada kata-kata seperti itu ?
[S], Ya, ya, ada, ada itu
[D]: Tapi, mengapa dalam Supersemar yang resmi beredar kata-kata itu, tidak ada? Dihilangkan?
[S]: Ya, saya enggak tahu, kenapa dihilangkan. Tapi, yang pasti kata-kata itu memang ada. Saya enggak tahu kemudian kok dihilangkan. Kenapa diohilangkan, kok nanya saya?…[Hlm 15]
Wawancara Detak Files dengan Mayjen TNI(Pur) Kemal Idris, mantan Kaskostrad:
[D]=Detak Files [K]= Kemal Idris.
[D]: Supersemar menyebut, Soeharto yang diberi surat perintah harus melaporkan kepada Presiden Soekarno.
[K]: Itu biasanya kala ada surat perintah untuk melaksanakan tugas dan kalau sudah selesai, ya harus lapor. Kewenangan itu ya harus ditarik. Tapi itu tidak dilaksanakan Soeharto, seolah-olah surat itu hilang dan dia mempergunaka itu untuk mendapatkan kekuasaan sendiri. Dia sendiri tidak pernah bicara dengan staf. Dia menyuruh penglima Kodam secra otoimatis menjadi anggota MPRS. Kemudian dia diangkat jadi presiden sementara. Ya, kita semua tidak sadar waktu itu. Memang, soal Supersemar enggak pernah direncanakan sebelumnya. Tapi di otak dia, barangkali, ah…ini kesempatan. Saya enggak tahulah. Itu menurut pikiran saya saja. Memang policy-nya Soeharto, yang kita sebetulnya tidak sadar pikiran jeleknya. Baru belakangan saya tahu.
Wawancara Detak Files dengan Ismail Sunny, pakar hukum tata negara
[D]=Detak Files [I]= Ismail Suny.
[D] Mengapa waktu itu Soeharto enggan diangkat menjadi pejabat presiden?
[I]: Soeharto itu takut Soekarno. Waktu itu pengaruh Soekarno masih besar, AURI, AL,Polisi, hampir seluruhnya berpihak pada Bung Karno, dan sebagian besar AD juga berpihak kepada Soekarno. Di semua angkatan ini ada yang terlibat G-30S/PKI. Sebagian rakyat masih mencintai Soekarno. Soeharto berpikir, jika ia diangkat menjadi pejabat presiden, akan terjadi perang saudara. Sebagai orang Jawa dia tidak menginginkan jatuhnya banyak korban. Atau dalam perhitungan di bisa dihabisi Soekarno.
.==============================
Catatan Buku Lain yang dirujuk :
JUDUL : Epilog Kudeta G 30 S/PKI “Siapa Melawan Siapa ?
PENGARANG : Husnnu Mufid
PENERBIT : JP Books. Jl. Karah Agung 45 Surabaya Tel [031) 8289999
CETAKAN : I Maret 2008
ISBN : 978-979-1490-28-3
JUMLAH HALAMAN:100

JUDUL : Misteri Terbunuhnya Soekarno
PENGARANG : Dr. Wang Xiang Jun., PHd
PENERBIT : Pustaka Raja Jl.Malioboro 167 Yogyakarta 55271 Tel (0274) 562280 E-mail: cuncun_ygy@yahoo.com Web: http://www.solomonec.com/
CETAKAN : I Pebruarai 2008
ISBN : 979-602-8042-01-7
JUMLAH HALAMAN:124

WUSANA KATA:

[Tulisan ini mengintrodusir dari berbabagai buku-buku sebagaimana telah disebutkan, tentunya akan mengundang Pro dan Kontra, sisi lain akan dikatakan "solipsistik", alias benar dari sisi tertentu. Kaidah ilmiah tetap akan dijunjung tinggi, verifikasi empiriklah yang menjadi wasit adilnya. Tentunnya akan ada yang merasa dirugikan. Tetapi selama SUPERSEMAR, masih dalam selubung SUPERSAMAR, kalkulasi untung rugi tidaklah patut untuk dirujuk. Munculnya pembahasan ini terkesan memiliki citarasa miring, tentunya harus dimaklumi, karena buku-buku yang dibahas merupakan terbitan setelah orde baru tumbang. Sehingga buku-buku tersebut merupakan kreasi antithesis]

Sunday, March 9, 2008

LAPINDO: SEMBURAN LUMPUR PANAS DALAM BUKU

Bencana Lumpur panas mengundang kontroversi, sisi lain dinyatakan sebagai bencana alam yang lainnya mengatakan sebagai bentuk kelalaian manusia [human error]. Kejadian ini ternyata tidak sendiri, artinya bentuk bencana yang senada sering terjadi. Di Brunei Darusalam, juga pernah mengalaminya, namun pihak pengekplorasi bertanggung jawab, dan dengan kesatriya menyatakan itu merupakan kesalahannya dan bagian tanggung jawabnya. Tentunya lain pula yang terjadi di Tanah Air, hingga kini belum tuntas, seperti tidak ada penyelesaian yang nyata dengan solusinya yang kian tak cerdas, bahkan cenderung menuai protes yang deras. Kesan eratic alias tambal sulam semakin kental, bahkan tregedi susulan dianggap hal yang “lumrah”, tanpa rasa salah. Ini terbukti ketika Lumpur mengalir tanpa henti, membawa dampak baru meletusnya pipa gas milik Pertamina yang menewaskan beberapa manusia.
Seperti biasa warung kami ingin melihat dari jendela yang lain, yakni melalui buku-buku yang terbit terkait dengan peristiwa ini.
Pemicu hadirnya bahasan “Lapindo Dalam Buku”, setelah warung membaca secara sepintas buku berjudul “10 Dosa SBY-JK”. Buku buah kreasi anak muda kelahiran NTT, Boni Hargens. Buku yang merupakan catatan penderitaan rakyat ini, menuangkan beberapa realitas social dan politik yang terjadi di Tanah Air, namun terkotak ke ranah pola perilaku SBY-JK ketika menahkodai republik ini. Dalam buku tersebut diurai hal yang terkait dengan bencana Lumpur Lapindo, tepatnya pada halaman 45-47.
……..Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Sidoarjo menyisakan cerita menarik ketika beliau dan rombongan berhenti di kilometer 38 untuk bersujud dalam doa. Tepatnya ketika beliau melakukan kunjungan ke Sidoarjo, Jawa Timur. Tepat di kilometer 38 tol Gempol, yang sebelumnya terendam Lumpur, Presiden Berdoa memohon bantuan Ilahi.
Menteri Agama Maftuh Basyuni memimpin doa itu disaksikan juga oleh para Wartawan yang mengiringi perjalanan rombongan Presiden. Selain itu, sejumlah menteri yang ikut serta, antara lain Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Menkes Siti Fadhilah Supari, Mentan Anton Apriantono, dan Menteri PU Djoko Kirmanto. Ada juga Gubernur Jatim Iman Utomo, Bupati Sidoardjo Win Hindarso, Sekab Sudi Silalahi, dan sejumlah staf khususnya.
Sebagai orang beragama, kita patut bangga dengan tindakan Presiden. Ia begitu berpasrah pada Ilahi. Suatu sikap umat yang patut diteladani. Apalagi kalau dimaknai dalam konteks bulan suci Ramadhan. Namun apakah itu artinya bencana ini dari Tuhan? Persis di titik ini sikap saleh sang Presiden patut kita cermati. Berdoa itu perlu, tapi tidak setiap bencana datang dari Tuhan. Apalagi tragedi lumpur itu murni kesalahan manusia.
Kalimat, apalagi tragedi lumpur itu murni kesalahan manusia“, mengantarkan warung kami untuk mengkais-kais buku yang memiliki keterkaitan dengan lumpur. Sekitas 5 buku yang sempat dikumpulkan warung. Buku itu antara lain:
  1. Lapindogate [Skandal Industri Migas], karangan Wahyudin Munawir
    Memahami Bencana Gunung Lumpur [Kasus Lumpur Panas Lapindo] penulis Amien Widodo
  2. Banjir Lumpur Banjir Janji [Gugatan Masyarakat Dalam Kasus Lapindo] Kumpulan tulisan yang dieditori oleh Aloysius Soni BL de Rosari dengan Epilog Emha Ainun Nadjib
  3. Bernafas Dalam Lumpur Lapindo penulis Muhammad Mirdasy. SiP
  4. Konspirasi Dibalik Lumpur Lapindo [Dari Aktor Hingga Startegi Kotor] Penulis Ali Azhar Akbar.
  5. Memahami Bencana Gunung Lumpur [Kasus Lumpu Panas Sidoarjo] Amien Widodo

MEMAHAMI BENCANA GUNUNG LUMPUR [KASUS LUMPUR PANAS SIDAORJO]
JUDUL : Memahami Bencana Gunung Lumpur [Kasus Lumpur Panas Sidaorjo]
PENGARANG : Amien Widodo
PENERBIT : ITS Press Surabaya.
CETAKAN : Agustus 2007
ISBN : 978-979-8897-19-2
JUMLAH HALAMAN: viii+103 hlm; 13x20,5 cm
[Buku ini membeberkan asal muasal dari Gunung Lumpur. Diawali dari sejarah Geologi cekungan Jawa Timur Utara untuk melihat bagaimana mekanisme terjadinya lumpur panas ini. Menurut Van Bemmelen tahun 1949, sejarah geologi daerah ini dimulai jutaan tahun lalu. Jatim terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian selatan [gunung api aktif], tengah [cekengun laut transgresi], dan utara [pegunungan]. Di Bagian tengah terjadi pembentukan terumbu karangan [reef] dan pengendapan sedimen yang bersumber dari utara. Bersamaan dengan itu terjadi aktivitas tektonik dan ledakan gunung api yang cukup besar berlangsung terus menerus. Karena sifat ledakan gunung api mendadak dan besar, endapan sedimen di laut tertutup oleh endapan hasil ledakan ini, dan tidak sempat mengalami pemadatan [masih asli berupa lumpur, air dan bahan organik). Bahan organik yang ikut bersama selama pengendapan. Minyak dan gas bumi berasal dari bahan organik [fosil] dari plakton maupun tumbuhan yang mengalami proses pematangan sebagai akibat dari pembebanan/tekanan dan temperatur dalam kurun waktu yang lama, sehingga unsur-unsur karbon dan hidrogen terpisah membentuk senyawa baru berupa hidrokarbon. Oleh karena berat jenisnya, hidrokarbon [minyak dan gas] didesak oleh air menuju ke atas terperangkap. Inilah yang merupakan potensi. [halaman: 22]
Ternyata blow out atau semburan liar tidak hanya terjadi di Porong namun juga pernah terjadi di Cepu, Bojonegoro, laut Jawa, dan lainnya.
Buku ini juga memperingatakan bagi pengusaha migas, untuk selalu memasang ”casing” di kedalaman berapapun.
Gunung lumpur Sidoarjo, ternyata memiliki perbedaan dengan berbagai gunung lumpur yang ada di dunia, karenanya memiliki karakter tingginya temperatur, sehingga banyak yang berpendapat bahwa gunung lumpur ini terbentuk karena kombinasi antara aktivitas gunung api [hidrothermal] dan cekungan minyak dan gas bumi. [hlm: 26]
Peringatan pada masyarakat dituturkan oleh buku ini, antara lain :
Untuk kewaspadaan masyarakat di sekitar pusat semburan maka diharapkan segera mengamati kondisi sekeliling berkaitan dengan tanda-tanda amblesan seperti:
adanya retakan memanjang yang memotong jalan dan lantai rumah dengan arah melingkari semburan
adanya pembalikan arah saluran air
adanya genangan air yang tidak bisa surut yang tidak bisa surut.
Selanjutnya buku ini juga mengadopsi Program Lingkungan perserikatan Bangsa-Bangsa [UNEP] yang telah dikembangkan menjadi APELL [Awarenes and Preparedness for Emergency at Lokal Level] atau kepedulian dan kesiap-siagaan saat darurat di tingkat lokal [Hlm: 55].
Prinsip dasar APELL ini antara lain:
Kesadaran, kepedulian dari masyarakat Industri/usahawan dan pemerintah daerah maupun pusat.
Meningkatkan kesiap-siagaan penanggulangan bencana melibatkan seluruh masyarakat, bersama industri dan pemerintahan lokal bila terjadi keadaan darurat akibat kecelakaan atau bencana industri yang mengancam lingkungan]

LAPINDO GATE [SKANDAL INDUSTRI MIGAS]
JUDUL : Lapindo Gate [Skandal Industri Migas]
PENGARANG : Wahyudin Munawir
PENERBIT : Progressio [Group Syamil]. Jl. Babakan Sari I No. 71 Kiara Condong Bandung 40283 Telp. 9022)7208298 (hunting).
CETAKAN : Mei 2007
ISBN : 978-979-8897-19-2
JUMLAH HALAMAN: xxiv+194 hlm
[Buku ini mengajarkan para pembacanya untuk mengkaji sikap pemerintah, utamanya terkait dengan Kepres [Keputusan Presiden] dan Perpres [Peraturan presiden].
Berdasarkan Kepres nomor 13 Tahun 2006 diktum keenam, biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Timnas dibebankan PT Lapindo Brantas. Sedangkan Perpres Nomor 14 Tahun 2007 Pasal 14 ayai 1 disebutkan biaya adminstrasi BPLS [Pengganti Timnas] didanai dari APBN. Yang menarik adalah bunyi Perpres 14 pasal dan Pasal 15, ayat 3; Biaya masalah sosial kemasyarakatan di luar peta area terdampak tanggal 22 Maret 2007, setelah ditanda tangani Perpres ini, dibebankan pada APBN. Lebih jauh lagi, Pasal 15 ayat 6 menyatakan biaya untuk upaya penanganan masalah infrastruktur termasuk infrastruktur untuk penanganan luapan lumpur Sidoarjo dibebankan APBN dan sumber dana lainnya.
Jika kita baca berulang-ulang dari Kepres ke Perpres soal lumpur Lapindo, maka ada kesan di sana terdapat invisible hand yang mengatur pembuatan Kepres dan Perpres untuk melepaskan tanggung jawab Lapindo.
BEDANYA BHOPAL DAN LAPINDO:
[Kasus Bhopal]
Untuk membandingkan sejauh mana tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan negara akibat kelalaian yang dibuatnya, kita bisa melihat kasus Bhopal. Sebuah Pabrik pestisida milik Union Carbide [UC], USA. Di Bhopal, India Tahun 1984 meledak. Gas racunnya menyebar ke mana-mana sehingga menewaskan dua ribu orang lebih. Apa yang dilakukan UC segera setelah kecelakaan itu, memberikan kompensasi awal sebesar 7 juta dolar AS. Lalu karyawan UC urunan dan terkumpul 120.000 dolar. Semuanya disumbangkan kepada korban. UC juga memberi 10 juta dolar kepada pemerintah untuk membangun rumah sakit.
Tidak hanya sampai disitu. UC memberikan tawaran ganti rugi kepada para korban baik yang tewas, yang cacad, yang kehilangan orang tua, yang menjadi yatim, dan lainnya sebesars 350 juta dolar. Beberapa tahun kemudian UC masih memberikan kompensasi untuk kemanusiaan sebesar 4,6 juta dolar. Akhirnya setelah UC diproses pengadilan, perusahaan kimia asal AS ini harus membayar 470 juta dolar AS, setra dengan 4,2 trilyun.
[Kaus Lapindo ]
Pihak PT Lapindo hanya memberikan kompensasi sekitar 300 ribu rupiah perbulan pada warga masyarakat yang menjadi korban dan dirugikan [rumahnya terendam lumpur dan tidak bisa bekerja lagi]. Itu pun tidak semua korban mendapatkan dana kompensasi terbukti jumlahnya korban yang mendapat dana kompensasi tidak sampai separuhnya. PT Lapindo rencananya hanya akan mengeluarkan sekitar 25 juta dolar AS [220 milyar] untuk kompensasi kepada semua korban.
Buku ini juga mengungkapkan bahwa, saat ini kepedulian masalah-masalah sosial kemanusiaan sedang menjadi trend pada korporasi-korporasi di Barat. Di Perusahaan –perusahaan multinasional seperti Unilever dan Mc Donald, misalnya, Corporate Social Responsiblity [CSR] sudah menjadi bagian dari sistem manajemen. Baik buruknya sebuah perusahaan di negara-negara maju salah satu tolok ukurnya adalah sejauh mana perusahaan itu terlibat dalam menegakkan CRS. [halaman: 61]

BERNAFAS DALAM LUMPUR LAPINDO
JUDUL : Bernafas Dalam Lumpur Lapindo
PENGARANG : Muhammad Mirdasy, S,Ip
PENERBIT : Mirdasy Institute For Public Policy [MIPP] kerja sama dengan Harian Surya.
CETAKAN : I Mei 2007
ISBN : 978-3565-21-7
JUMLAH HALAMAN: 200 hlm
[Penulis buku ini menuturkan alasannya, mengapa menulis buku. Ada tiga alasan; antara lain:
Pertama ”Gelisah”: karena sampai dengan satu tahun belum muncul satupun buku yang membahas fenomena lumpur Lapindo di Sidoarjo ini, pada hal data berserak di banyak tempat, tulisan bertebaran di banyak sudut.
Gemas: sebab betapa fenomena lupur Lapindo ini adalah khas, bukan saja dari sisi jenis ragedinya, penanganan pengungsi, proses pemulihan yang tak kunjung ada kepastian kapan berakhirnya semburan lumpur, tuntutan warga dan tarik ulur tawar-menawar ganti rugi, teknologi dan aneka puluhan bahkan ratusan ribu serba-serbi yang layak diceriterakan.
Ketiga tanggung jawab, dimana penulis pernah didaulat sebagai mantan sekretaris panitia khusus Lapindo di Sidoarjo. Pada posisi ini telah banyak dilakukan beserta anggota pansus lainnya untuk memperjuangkan ”cash and carry”
......Kasus Lapindo sesungguhnya cukup memperlihatkan betapa kekuatan modal menjadi segala-galanya. Kekuatan sumber daya itu dalam kasus Lumpur Lapindo telah bergerak sangat lincah untuk melangkahi serta menekuk ”hajat hidup orang banyak” bahkan konon, otoritas negara. Pada sisi lain, juga telah membuktikan bahwa proses pembangunan seringkali alpa dari muatan unsur etistika yang berperan dalam menghitung setiap nisbah pembangunan.
......Dalam kasus Lapindo yang telah banyak pengamat disebutkan sebagai peristiwa alam, ternyata toh, apa yang terjadi pada kasus tersebut bukanlah peristiwa yang singgah tanpa sebab yang mendahuluinya. Kita mungkin bisa menyebut peristiwa itu sebagai bencana alam. Akan tetapi, lebih dari itu, ia adalah dampak dari proses eksplotasi yang berlebihan. Kasus tersebut kiranya cukup membuktikan tentang hilangnya sebuah etika pembangunan yang terlalu hiperpragmatis, sebuah pembangunan yang hanya berprinsip bahwa pembangunan hanya untuk mengejar keuntungan atau sekedar bisnis semata.
.....Sumber ledakan: ”Lalu apa sebenarnya penyebab lumpur menyebur? Apakah karena Gempa, sebagaimana yang selalu diutarakan General Manajer PT Lapindo Brantas Inc., Imam Agustino. Seorang rekan dari Pusat Studi Bencana Universitas Pembangunan Nasional [UPN] Surabaya, Mulyo Guntoro pernah menyatakan tak sepakat dengan dalih gempa itu. Ia justru lebih percaya pada analisa bahwa petaka di Renokenongo itu akibat kesembronoan Lapindo.
Dalam pandangan Guntoro, pengeboran di kedalaman lebih dari 2 kilometer seharusnya dilakukan miring, bukan lurus seperti yang dilakukan Lapindo Saat itu.......[Hlm:8]
...Jadi semburan lumpur bukan karena Gempa. Sebab, retakan tanah baru bisa terjadi jika ada gempa dengan kekuatan lebih dari 5 pada skala Richter. Padahal gempa yang terjadi di Yogyakarta dan dirasakan di Sidoarjo hanya berkekuatan 2 pada skala Richter. ”Jadi, lucu jika mereka bealasan ada gempa,” Ujar Guntoro waktu itu...[hlm:9]
Dalam kasus Lumpur ini ada beberapa yang harus diperhatikan :
Bencana Lumpur panas Porong semakin hari semakin meluas. Jika penyelesaiannya masih parsial maka akan semakin sulit dikendalikan
Dampak social yang timbul makin komplek dan membuat kawasan social tersendiri
Pemerintah terlihat keraguan dalam menetapkan langkah termasuk pembiayaan dalam menuntaskan bencana Lumpur porong ini
Akibat persoalan yang berlarut-larut maka terindikasi adanya kemungkinan “hostal take over” atau membangkrutkan Bakrie Group
Implikasi apapun tindakan pemerintah terhadap bakrie Group bukan tidak menmbulkan kerawanan pada dunia usaha selain menakutkan investor
Dalam kurun waktu yang tidak lama lagi jika tidak terjadi perubahan yang signifiakn alam penanganan dan perbaikan ilapangan persoalan mengundang kerawanan politik yng serius
Pada kenyataannya masyarakatpun tidak terinformasi kejadian yang ebenarny di Porong dan sekitarnya karena selama ini sudut pandang keberpihakan trhdap warga korban jauh leih menarik daripda terungkapnyarealitas sebenarnya [hlm: 48]
ANTARA SATKORLAK, TIMNAS dan BPLS
Kinerja tiga tim disoroti oleh buku ini, tentunya sorotan tentang kinerja yang gagal. Ketika Satkorlak dibentuk hingga bubar, ternyata lancar-lancar saja, namun Lumpur yang terus membubung membuat tim ini akhirnya digantikan tim baru, yakni Timnas.
Berbeda dengan periode satkorlak, periode timnas ini sudah mulai ada tanda-tanda mengalami kemacetan pembiayaan dari Lapindo. Beragam upaya penghentian semburan Lumpur juga tak pernah membuahkan hasil, termasuk yang terakhir adalah dengan scenario bola beton, gagal total [hlm:112]
Scenario timnas untuk penghentian semburan Lumpur bisa dikatakan kegagalan secara nyata. Ada spillway yang berheni, scenario pompansasi yang tak jalan, pond-pond yang juga gagal. Skenario penghentian semburan Lumpur bisa dikatakan tak membuahkan hasil.
Tentang BPLS, meski kinerjanya masih belum nampak jelas, ada beberapa komentar para ahli yang bisa dicermati. Suparto Wijoyo, ahli hukum lingkungan dari Universitas Airlangga, menganalisa secara serius keberadaan lembaga baru ini.
BPLS tidak ada bedanya dengan Timnas, karena ini sama saja perpanjangan masa kerja dengan baju yang bebeda” ,katanya. Pemerintah yang memutuskan untuk membentuk BPLS sebagai badan baru yang menangani tragedi ini. Sementara itu badan lama yakni Timnas belum dievaluasi kinerjanya. Terlebih lagi, merujuk pada Keppres No. 14 Tahun 2007 , kewenangan yang diberikan kepada BPLS tidak lebih baik dibandingkan Timnas yang menurut penilaian Suparto gagal menjalankan tugas. [hlm:118]
…..Senada
YBLBHI [Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia] dalam siaran persnya tertanggal 16 April 2007 menyatakan keberadaan Perpres No. 14 Tahun 2007 adalah cerminan ketidak berdayaan Pemeintah dalam melindungi rakyatnya. Bahkan dengan adanya ketentuan Pasal 15. Pemerintah terkesan dibodoh-bodohi dan diarahan oleh Lapindo yang pada akhirnya merugikan para warga korban dan masyarakat luas

Konspirasi Di Balik Lumpur Lapindo [Dari Aktor hingga Strategi Kotor]
JUDUL : Konspirasi Di Balik Lumpur Lapindo [Dari Aktor hingga Strategi Kotor]
PENGARANG : Ali Azhar Akbar
PENERBIT : Percetakan Galang Press Jl Anggrek 3/34 Baciro Baru Yogyakarta 55255 Telp. [0274] 554985, 554986 E-mail: glgpress@indosat.net.id Web: http://www.galangpress.com/
CETAKAN : Mei 2007
ISBN : 979-23-9938-0
JUMLAH HALAMAN: 252 hlm
[”Buku ini menyampaikan pesan bahwa kejahatan kemanusiaan atau pelanggaran HAM tidak hanya lahir dari konflk politik semata, namun juga lahir dari motif ekonomi politik ats eksplotasi sumber daya alam ” Irsyad Thamrin, Direktur LBH Yogyakarta. Tulisan ini terpampang pada kulit depan.
Dalam buku ini mencatumkan gossary yang terkait dengan peristilahan eksplorasi minyak, dengan maksud khalayak bacanya akan mudah mencerna isi buku, tanpa harus susah payah membuka kamus. Dari judul buku mengesankan adanya pemblejetan-pemblejetan terkait dengan semburan lumpur. Personal klonglomerasi Bakrie Brothers, dipaparkan lengkap dengan riwayat pekerjaannya, bahkan struktur oraganisasi ikut menjadi pelengkap.
Arifin Panigoro salah satu pemilik saham dalam aktivitas eksplorasi juga diungkap tuntas, mulai awal karir hingga kegiatan politiknya. Buku ini membeberkan kesembronoan Lapindo ketika melakukan eksplorasi. Antara lain terpapar pada halaman perhalaman, misalnya:
..Berdasarkan keterangan Syahdun, mekanik pengeborang dari PT Tiga Musin Jaya, semburan gas dan lumpur disebabkan pecahnya formasi sumur pengeboran yang terjadi sekitar pukul 04.30 WIB. Bor macet saat akan diangkat ke atas untuk mengganti alat Karena gas tidak bisa naik melalui saluran fire pit dalam rangkaian pipa bor, gas kemudian menekan ke samping dan akhirnya keluar permukaan melalui rawa.
Tiba-tiba, senin pagi, 29 Mei 2006, lumpur menyembur hingga ketinggian 40 meter pada jarak 150 meter dari lokasi pengeboran. Luapan lumpur terus mengalir hingga kini. Sekarang ketinggian lumpur telah menggenangi sawah, halaman pabrik, rumah-rumah penduduk hingga ruas jalan tol. Kelainan tu telah menimbulkan dampak yang luar biasa dahsyat, bahkan telah memakan korban jiwa [hlm:77]
.......Sebenarnya sejak awal semburan ini dapat dicegah bila saat pengeboran terjadi dilakukan penutupan dengan casing baja pada penjangga pengeboran untuk melindunginya dari tekanan saat dilakukan pengeboran. Namun, hal ini tidak dilakukan oleh Lapindo. Akibatnya, batuan menjadi retak dan campuran air serta tanah mencari jalan keluar melalui retakan terjadi.
Kasus yang persis sama pernah terjadi tahun 1979 di lepas pantai Brunei dan penanganan berlangsung sampai 30 tahun kemudian ditambah pembangunan 20 relief well dan pengawasan. Kasus tanah amblas dengan radius 10 km memang belum pernah terjadi. Rekor yang pernah ada terjadi di Amerika dengan diameter 6 km. [hlm:137]
......Selain lalai memasang casing, pihak Lapindo juga mengabaikan temuan dari penelitian sebelumnya. Kusumastuti, ahli Geologi Huffco yang telah awal melakukan eksplorasi di Blok Brantas dan hasil temuannya pada tahun 2002, menemukan lapisan lempung atau slump yang dapat bergerak dan labil. Bila lapisan itu ditembus secara vertikal, sudah diprediksi adanya risiko ledakan lumpur panas. Oleh karenanya mereka menyarankan untuk melakukan pengeboran miring, supaya terhindar dari lapisan lempung itu..Namun, hasil temuan ilmiah ini dianggap angin lalu oleh pengambil keputusan Lapindo. [hlm:161].
ADA SKENARIO PENYELAMATAN DIRI
Patut diduga pula, sekarang muncul tiga skenario yang berujung penyelamatan perusahaan milik Keluarga Bakrie.
Pertama: tetap mempertahankan pendapat, bahwa ”undergrounnd blow out” sumur eksplorasi BJP-1 bukan kelalaian yang disengaja dalam teknis pemboran, melainkan terkait dengan bencana alam yang terjadi di Yogyakarta yang berjarak 250 km. Bila pendapat itu bisa dipertahankan, paling tidak kerugian akibat ”underground blow out” itu bisa diringankan oleh klaim asuransi yang bersedia menanggung kerugian Lapindo Brantas hingga sebesar US$25 juta.[hlm:123]
......Bila skenario itu gagal, ada skenario kedua, yaitu amputasi,PT Energi Mega Persada selaku indul perusahaan bisa saja mengamputasi Lapindo Brantas Inc, dengan harapan agar borok-borok kusta itu tidak menjalar hingga ke tubuh perusahaan induk. Bila Lapindo dibuang dan dinyatakan pailit, si biang kerok ini akan sulit dimintai pertanggung-jawaban sebagai badan hukum. [hlm: 165]
Skenario ketiga adalah dengan mengkaitkan sumur BJP-1 yang bermasalah dengan 21 sumur milik Lapindo Brantas yang sudah terlebih dahulu beroperasi dan letaknya berdekatan. Dengan demikian, sumur BJP-1 bukan termasuk sumur yang sedang ekplorasi melainkan sumur yang sudah produksi, sehingga biaya pemulihan [Cost recovery] bisa diklaim dari sana, sebagai bagian biaya produksi Blok Brantas. [hlm:167]

BANJIR LUMPUR BANJIR JANJI [GUGATAN MASYARAKAT DALAM KASUS LAPINDO]
JUDUL : Banjir Lumpur Banjir Janji [Gugatan Masyarakat Dalam Kasus Lapindo]
PENGARANG : Aloysius Soni BL de Rosari [editor]
PENERBIT : PT Kompas Media Nusantara Jl. Palmerah Selatan 26-28 Jakarta 102270, E-mail: buku@kompas.com
CETAKAN : Oktober 2007
ISBN : 978-979-709-329-7
JUMLAH HALAMAN: x + 462 hlm
[Buku ini tebalnya lumayan merupakan kumpulan tulisan, terdiri dari tujuh bab, sebanyak 96 tulisan, mulai dari opini orang perorang sampai tajuk rencana. Slenjutnya buku ini didiakhiri dengan sebuah epilog yang ditulis Emha Ainun Najib alias Kyai Kanjeng.
Pada bab I terdapat tulisan yang mempertanyakan, antara bencana dan kelalaian yang selengkapanya:
…..
Dokumen yang diterima kompas, yang ditujukan ke Lapindo Branas Inc, berisi 18 Mei 2006 atau 11 hari sebelum semburan gas, PT Lapindo Brantas sudah diingatkan soal pemasangan casing atau pipa selubung oleh rekanan proyek. Pipa sudah harus dipasang sebelum pengeboran sampai di formasi Kujung (lapisan tanah yang diduga mengandung gas atau minyak) di kedalamana 2.804 meter.
Lapindo sebagai operator proyek belum memasang casing berdiameter 9 5/8 inci pada kedalaman 2.590 meter. Pemasangan casing adalah salah satu rambu keselmatan [hlm: 16]
Selanjutnya: PT Medco Energy (pemegang 32 persen saham), pada 18 ei 2006 sempat merekomendasikan agar Lapindo Brantas Inc memasang casing di kedalaman 8.500 kaki. Alasan yang disebutkan dalam suratnya, hal itu bertujuan untuk menghindari potensi persoalan di dalam sumur [potential down hole problems]. Artinya, Medco Energy telah melihat potensi persoalan apabila tidak dipasang casing.[hlm:49]
LEMAHANYA PEMERINTAHAN
Betapa lemahanya Pemerintahan [ditulis Eep Saefulloh Fatah]
Sekitar tiga bulan setelah tidak menjabat Presiden Amerika Ronald Reagan diminta seorang jurnalis untuk menyebut kunci sukses pemerintahannya. Jawaban Reagan, sebagai pemerintahan yang baik (nice), benar (right), dan kuat (strong). Selama hampir dua tahun bekerja, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Muhammad Jusuf Kalla (JK) berusaha sebagai pemerintahan yang baik dan benar, tetapi gagal membuktikan mereka kuat. Upaya pemerintah melakukan manajemen bencana adalah konfirmasi fakta itu. Kasus Lumpur panas idoarjo adalah pembuktian paling mutakhir