SILA CARI DI SINI!

Google

Thursday, October 23, 2008

RUYANDI HUTASOIT, BUTIR-BUTIR PIKIRANNYA


Ini saat yang tepat para calon pemimpin bangsa menorehkan mimpinya, membentangkan keinginan terdalam untuk mengatarkan kesejahteraan Bangsa ini menuju bangsa yang senantiasa diperhitungkan oleh bangsa lain.
dr.Ruyandi Hutasoit, sedang berjalan meronce mutiara kesungguhan menuju tujuan bangsa, menggapai Indonesia Sejahtera.
Bukan bualan atau mimpi, bukan janji namun semuanya dapat direalisasi, modal kesungguhan dan percaya diri, merupakan tindakan awal untuk melangkahkan kaki perjuangan.
Kreasi dahyat dan bermuatan motivasi, digarap dengan penuh kesungguhan oleh Ida Cynthia S, dkk, dan kemudian disemaikan dalam tebaran tulisan, jadilah buku ini.

Data buku
JUDUL: Indonesia Sejahtera Bukan Mimpi- dr.Ruyandi Hutasoit
PENULIS: Ida Cynthia S, Dedi Alfiandri dan A.Gafur Sangaji.
PENERBIT: Global Cerdas Media
ISBN: 978-979-17382-0-9
CETAKAN: pertama 2008
TEBAL: xi + 246
Sekitar 19 butir-butir pikiran dr Ruyandi yang selanjutnya dikemas kedalam empat kelompok bahasan, yakni :

  1. Indonesia Berpendidikan, Bermoral dan Disegani
  2. Indonesia Sehat, Panjang Umur dan Awet Muda
  3. Indonesia Damai, Makmur dan Sejahtera
  4. Indonesia Kuat, bermartabat dan berwibawa.

Buku ini diberi Prolog dan Epiliog.
Dalam prolog terungkap kesan mendalam terhadap pribadi dr Ruyandi Hutasoit, antara lain:

“Tidak ada keraguan baginya untuk memimpin sebuah bangsa yang besar dengan segala problema, karena dibenaknya sudah tersimpan prioritas kerja sebagai pimpinan untuk memulihkan bangsa Indonesia. Ia menyebutnya dengan kalimat singkat “Lima Jangan”
Lima Jangan!
Pertama; Jangan ada orang yang mati kelaparan oleh karena tidak dapat membeli makanan atau oleh karena tidak ada makanan
Kedua: Jangan ada orang yang meninggal oleh karena tidak mampu berobat atau oleh karena tidak ada obat
Ketiga: Jangan ada orang yang bodoh, mudah dijajah, diperbudak oleh karena tidak mampu untuk sekolah atau oleh karena tidak ada sekolah
Keempat: Jangan ada orang yang tidak mempunyai rumah yang layak oleh karena tidak mampu untuk mengusahakan rumah setidaknya rumah murah
Kelima: Jangan ada porang yang tidak bekerja oleh karena tidak ada pekerjaan atau tidak mampu membuat/membuka lapangan pekerjaan.

Sebagian butir pikiran:

  • Sebagai pemimpin, seseorang harus mampu memberikan bimbingan/tuntunan yang diperlukan serta senantiasa menjadi contoh dan teladan dalam perkataan, perbuatan, dan memelihara kewibawaan
  • Pemimpin tidak boleh biasa-bisa saja. Pemimpin harus punya sesuatu yang diandalkan.
  • Seorang pemimpin yang loyalis akan memandang kalau dirinya adalah seorang hamba yang melayani
  • Seorang pemimpin adalah seorang model, kalau di mana-mana tidak mematuhi larangan, itu berarti orang itu tidak bisa menjadi model bagi masyarakat. Tidak bisa memberi contoh
  • Pemimpin harus bisa memotivasi orang lemah menjadi maju dan memotivasi yang sudah maju untuk lebih maju lagi.
  • Kita harus menghargai perbedaan karena itu kata kunci untuk membangun kebersamaan. Dengan kebersamaan kita akan bengga kalau bangsa kita ini bengsa yang besar
  • Kita harus tahu bahwa keanekaragaman dan pluralisme adalah kekuatan bangsa kita.
    Kemajuan bangsa ini harus diperkuat dengan mengelola pluralisme
  • Biasanya yang sangat bahaya dalam Negara yang plural adalah apabila satu kelompok memutlakkan intepretasinya dan meminta kelompok lain manaatinya
  • Tokoh masyarakat, baik tokoh agama, social, maupun politik, seharusnya lebih banyak mendengar aspirasi masyarakat. Namun justru hal ini jarang dilakukan karena masing-masing pihak berorientasi mengejar kepentingan politik sendiri
  • Bagaiman kalau ada pengrusakan tempat-tempat ibadah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab? Pemerintah harus bertindak tegas
  • Pemerintah tidak boleh membiarkan ekskalasi kekerasan atas nama agama tertentu menindas kelompok agama lain.
  • Pemimpin nasional masa depan harus pemimpin yang memiliki Visi holistic bagaimana menciptakan rakyat, memakmurkan bangsa, sekaligus mengerti cara menghadapi globalisasi yang penuh jebakan dan paradoks
  • Sebagai pemimpin bangsa dia harus mengerti, memahami, dan menghayati ideology Negara. Pemimpin jangan hanya berasal dari kelompok tertentu.
  • Membangun kebangsaan tidak boleh berpikir sektarian. Kalau sampai agama di-Perda-kan, orang lebih takut kepada aparatur Negara ketimbang takut sama Tuhan
  • Identitas nasional harus dibangun berdasarkan pada pikiran dan sikap yang terbuka untuk menghormati keanekaragaman agama, suku, dan ras, mendorong deemokrasi yang partisipatif, memperkuat penegakan hukum, serta memajukan solidaritas terhadap mereka yang lemah. Pluralisme tak dapat disemai benihnya dengan pikiran sempit dan bersifat privat atau eksklusif. Ia harus berbekal dari suatu cakrawala luas yang bersedia berbagi dengan golongan lain dan selalu bersifat publik

[dalam buku ini masih tersimpan ratusan kata bijak dari buah pikir dr Ruyandi Hutasoit, sangat relevan untuk pembelajaran bernegara, utamana dikatkan dengan negara kita yang pluralis ini]

Wednesday, October 22, 2008

SUMPAH PEMUDA, DIPERKOSA

Makna & Proses Penciptaan Simbol Kebangsaan Indonesia.

80 tahun Sumpah Pemuda digaungkan kembali, seakan bangkit membawa daya baru, pemuda diposisikan pewaris yang selanjutnya menepati posisi mulia. Namun kenyataan acapkali beda, pemuda hanya sebagaik alat bagi rezim yang berkuasa, ternina bobokan, kadang termajakan.
Warung, telah mendapat info baru, berupa hasil penelitian Keith Foulcher, seorang-orang pengajar jurusan Indonesia di Universitas Sydney Australia. Hasil penelitian ini aslinya telah dierbitkan dalam jurnal Asian Studies Review, Volume 24, nomor 3, September 2000. Penelitian yang ditulis dan diberinya judul Sumpah Pemuda: The Making and Meaning of a Symbol of Indonesian Nationhood, ini cukup mengejutkan. Daya kejut itu berasala dari sekunpulan serpihan-serpiah fakta, yang menyatakan bahwa Sumpah Pemuda sudah lama tidak perawan lagi. Ternyata Kayta dan kalimat awal Sunpah Pemuda itu selama 78 tahun terus menerus direproduksi, sehingga kata dan kalimat tersebut dapat memperdaya bahkan membuat buta kita semua. Sejarah Sumpah Pemuda begitu “lembek”, sehingga dapat diperalat sekaligus diperkosa rezim demi rezim.
Seperti diketahui , selama periode Orde Baru, mulai dari presuden hingga tingkat bawah, teks Sumpah Pemuda yang dipergunakan selalu bukan yang orisinal dari tahun 1928. Teks yang digunakan adalah formula bentukan baru yang dikenal sebagi satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa. Ini adalah visi tripartite kesatuan tanpa kompromi yang sesuai dengan konsep-konsep Orde Baru yang terpusat dan amat terkontrol.
Pada periode pasca 1998, tampak banyak upaya untuk mengembalikan isi Sumpah Pemuda yang asli. Kata-kata yang digunakan pemuda tahun 1928 dalam menyatakan cita-cita dan keyakinan mereka terhadap ide “Indonesia” mulai diangkat lagi, terutama dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan: “Kami poetra dan poetri Indonesia menjoenjoeng bahasa persatoen, bahasa Indonesia”. Adanya formula tersebut telah memungkinkan dipergunakannnya konsep kebhinekaan yang lebih luas dalam semangat kesetiaan terhadap persatuan bangsa.
Data Buku:
JUDUL: Sumpah Pemuda --Makna & Proses Penciptaan Simbol Kebangsaan Indonesia
PENULIS: Keith Foulcher
PENERBIT: Komunitas Bambu. Jl. Pala No. 4B, Beji Timur, Depok. Telp. 021-77206987. E-mail : komunitasbambu@yahoo.com
ISBN: 979-3731-35-4
CETAKAN: Kedua—Oktober 2008
TEBAL: xxxviii+ 144 hlm; 11,5 x 17,5, cm
Catatan khusus:
Cukup menggelikan ketika melihat dengan cermat buku ini, ternyata ketika kerapatan tahun 1928 masih ada peserta kongres yang menggunakan Bahasa Belanda. Alasannya kendati peserta itu suku Jawa namun tidak fasih berbahasa Indonesia, barangkali karena kentalnya pendidikan pendidikan kolonial saat itu. Kita harus sadar bahwa lahirnya Sumpah Pemuda itu merupakan simbol untuk membentuk persaudaraan Indonesia [Symbol of Indonesian Nationhood]. Hal ini nampak ketika itu bahwa menjujung tinggi bahasa persatuan diposisikan sebagai perekat persaudaraan.
Peringatan Sumpah Pemuda dan Kaos
Pada saat yang sama ketika peringatan Sumpah Pemuda yang ke -60 diarakan untuk membangkitkan kualitas dan disiplin pemuda Indonesia,sebagian dari generasi muda itu sendiri, yaitu pelajar tingkat tiga dari beberapa institusi di Pulau Jawa, menerbitkan sebuah pernyataan dan kaos sablonan yang keduanya mengandung kata-kata:
Kami mahasiswa Indoensia mengaku bertanah
air satu, tanah air tanpa penindasan
Kami mahasiswa Indoensia mengaku berbangsa
satu, bangsa yang gandrung akan keadilan.
Kami mahasiswa mengaku berbahasa satu, bahasa kebenaran.

Saturday, October 18, 2008

THE POWER OF PUBLIC RELATIONS; Suguhan Wiloto

KARYA CHRISTOVITA WILOTO, RASANYA MAK NYUS!!!
Jika lagu Indonesia Raya wajib dinyanyikan di setiap acara resmi kenegaraan, maka membaca buku The Power Of Public Relation wajib dilakukan oleh setiap orang yang mengaku dirinya sebagai "PR". Buku ini membuat banyak orang tertambat pada sebuah kesimpulan, karena dalam buku ini mengandung banyak mineral untuk mengantarkan seorang PR yang optimal. Kejelian Chritovita Wiloto dalam menggagas lahirnya buku semacam ini wajib diapresiasi, itupun belum menyentuh isi. Tentang isinya dapat dikategorikan diatas luarbiasa, karena karya ini dimodali kejelian melihat peristiwa yang diacu untuk membelajarkan seorang-orang. Tak urung karera kejelian yang tuntas itu, Mayjen. TNI Kohirin Suganda,S. MSc--Kapuspen TNI memberikan komentarnya.
" Concern dan jelinya Chistovita Wiloto dalam mencermati fenomena ke"PR'an yang terjadi di tengah-tengah keseharian masyarakat tercermin dalam tulisan-tulisan"
Memang itu kenyataan yang direkam oleh Chistovita, sisi lain yang sangat menganggumkan, orang dibelajarkan tentang PR itu tidak bersifat "atomistic", namun kencerungan ke arah "Holistic". tidak hanya bagian per bagian, namun secara utuh menyeluruh. Semua fenomena dapat dimasak menjadi suguhan yang luar biasa, apapun fenomenanya. Makna lainnya bahwa orang bangun tidur hingga menjelang tidur, bahkan ketika mendengkur atau mimpi sekalipun dapat dimasak menjadi "PR" yang sangat mengasyikkan.
Menjadikan seorang PR yang tangguh ternyata melalui tahapan fisis, menurut buku ini. Dari nol derajat hingga seratus derajat, inilah jalan yang harus ditempuh. Dengan belajar dari fenomena yang ada akan lahir serpihan pengetahuan, ketajaman strategis, bahkan racikan taktik yang dahsyat dalam ke-PR-an. Analisa yang tajam adalah monopoli yang harus direbut oleh seorang PR, sehingga dalam menjalankan profesinya akan mampu mengikuti resonansi.
Buku ini ternyata telah melahirkan adik dengan nama "Behind Indonesia’s Headlines”—mengungkap cerita di balik berita (50 kasus asli Indonesia) ............yang telah diposting pada bulan yang lalu.
Data Buku:
JUDUL: The Power Of Public Relation
PENULIS" Chritovita Wiloto
PENERBIT: Powerpr Global Publishing. Intiland Tower 19th Floor. Jl. Jendral Sudirman Kav.32, Jakarata 10220. Telp.6221-571.9418. E-mail: powerpr@wiloto.com. http://www.wiloto.com/
ISBN : 979-25-4580-8
CETAKAN: 2006
TEBAL: xxxv + 207

Thursday, October 16, 2008

OBAMA in His Own Words

Lagi buku tentang Obama berserakan di pasar buku Indonesia, ada karya saduran, ada terjemahan dan ada sekedar kompilasi dari sumber-sumber primer seperti, internet atau media lainnya.
Kini sebuah buku yang membentangkan tentang "Ucapan dan Pikiran Barack Obama tentang hal" karya Lisa Rogak, seorang penulis yang kerap membuat buku karyanya best seller. Reputasi penulis buku ini pernah masuk daftar Weekly's Red and Black 1995, karena tulisannya yang kontroversial "His Own Words: Colin Powell (Perige, 1995). Dan setelah menulis buku dengan judul Howard Dean In His Own Words [St.Martin's, 2003), masuk dalam daftar Book Sense Extended List/NEBA Trade Paperback Nonfiction Januari 2004.
Bahkan karyanya telahdirensi maupun di kutip di Wall Street Journal, Parede magazine, USA today, dll.
Data buku:
JUDUL: Barack Obama: In His Own Words
PENULIS: Lisa Rogak--Aliha Bahasa, Rani.R.Moediarta
PENERBIT: PT Gramedia Pustaka Utama. http://www.gramedia.com/
ISBN: 978-979-22-4079-5
CATAKAN: 2008
TEBAL: xvii + 134

SARING--[ Sadapan Ringkas]

Buku ini merupakan tanggapan sang kadidat presiden, tentang beberapa hal. Tanggapan ini diambil dari berbagai penerbitan dan selanjutnya dikelompokkan ke dalam tema tertentu.

1. Tanggapan tentang Masalah Personal

2.Tanggapan tentang Isu Dalam negeri Amerika serikat

3. Tanggapan tentang sesama Politikus

4.Tanggapan tentang Persoalan Luar Negeri dan Isu Kontemporer

warung tidak ingin membentangkan secara luas, hanya beberapa, dan dipilih tanggapan tentang sesama politikus.

OBAMA TENTANG HILLARY CLINTON:

  • Saya kira Hillary itu luar biasa cemerlang dan cakap. Bila memutuskan mencalonkan diri sebagai presiden, saya yakin dia akan menjadi kandidat yang tangguh [Face the nation, 12 Maret 2006]
  • Saya sangat menrhormati Hillary. Makin dalam saya mengenalnya, makin kagum saya kepadanya. saya kira di salah satu orang paling disiplin yang pernah saja jumpai. Dia salah satu orang yang paling tangguh. Dia memilki kecerdasan luarbiasa. Dan dia berkecimpung dalam berbagai hal ini karena alasan-alasan yang tepat. [New Yorker, 30 oktober 2006]
  • Saya amat sangat menghormati Hillary Clinton. Dia seorang pemimpin luar biasa di Partai Demokrat. Dia layak mendapat penghargaan yang dia terima.[Newsweek, 25 Desember 2006]
  • Dalam beberapa hal, dia sudah mengalami berbagai pergulatan yang secara berat sebelah telah emenciptakan cara pandang terhadap dirinya lain dari cara pandang saya [Chicago Tribune, 15 Desember 2006

TENTANG JOHN McCAIN

  • Saya kira perlu sedikit imajinasi untuk membayangkan cara mereka melakukan kampanye. Kita hidup di masa yang berbahaya. Terorisme mengintai. Kita butuh pemerintahan yang teruji, dan itu adalah John McCain. Saya kira begitulah mereka akan mengusungnya. [Chicago Tribune 15 Desember 2006]
  • John kadang-kadang bersemangat. Dia sudah ada di Senat hampir 20 tahun, seorang pahlawan perang. Jika dia ingin melepaskan unek-unek sesekali, silakan. Saya kira dia punya niat baik, dan kami berdua menginginkan RUU yang tepat [tentang reformasi lobi dan etika]. Saya bahkan mengatakan kepada seorang bahwa saya akan menargetkan anugerah Emmy sehabis ini [setelah dia memenangi Grammy untuk audia book terbaik]. Emmy itu akan diperuntukkan bagi best actor dalam drama yang melibatkan John McCain [Time 13 Februari 2006]
  • Orang-orang memandang John McMacin sebagai primadona. Saya menganggapnya sebagai teladan. [Mens's Vogue, Edisi Musim Gugur 2006]

Saturday, October 11, 2008

SELAMAT ULANG TAHUN PROPINSI JAWA TIMUR

12 OKTOBER 1945--12 OKTOBER 2008
63 Tahun Jawa Timur
Tanggal 12 Oktober ternyata merupakan hari lahir Propinsi Jawa Timur, untuk menyepakati tanggal kelahiran itu, bukan barang mudah, perdebatan demi perdebatan terjadi, apalagi ketika itu dana yang diajukan tidak sedikit. Ketika peringatan tahun 2007 dana yang diajukan oleh Pemprov Jatim untuk merayakan HUT Jawa Timur 12 Oktober 2007 sungguh fantastis. Rencananya dana yang akan dianggarkan Rp 1,750 miliar. Permintaan ini diajukan dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD Jatim 2007.Pasalnya sebelum ditentukan tanggal 12 Oktober 1945 proses pencarian tanggal tersebut penuh dengan kontraversi. Banyak kalangan yang menolak tanggal tersebut. Apalagi anggota dewan yang mencari tanggal tersebut terkesan tidak serius dan lebih banyak menghabiskan anggaran dengan sengaja pergi ngelencer ke Belanda.Bahkan gara-gara perjalanan ke Belanda Komisi A digugat oleh LSM se Surabaya. Peringatan HUT tahun ini--2008, Pemprov Jatim telah menyiapkan dana sebesar Rp 400 juta untuk memperingati HUT Provinsi Jawa Timur ke-63. Anggaran sebesar itu disiapkan untuk menyelenggarakan pameran produk unggulan Jatim, tasyakuran dan juga bakti sosial. Warung-Buku ikut merayakan dan setelah mengkais-kais dapur, ditemukan dua buku yang masih terkait dengan propinsi ini. Pertama buku dengan judul "Imam Bukan Basofi", sebuah kompilasi tulisan para tokoh di propinsi ini, yang mencandra Gubernur Jawa Timur Iman Utomo ketika menjabat di periode 1998-2003. Kedua adalah buku peraga kampanye milik pasangan "Karsa"--tentunya mohon maaf jika dikesankan berat dipasangan ini, karena WB---[warung-buku] belum menemukan buku pasangan lain.
Buku Pertama:
JUDUL: Iman bukan Basofi
PENULIS: Taufiq Sholihul Hadi, SS--Editor
PENERBIT: Lembaga Intervisi Surabaya. Jl. Katrangrejo Sawah XIV/5 Surabaya. Telp. 0818294339
CETAKAN: I--Agustus 1998
Buku ini isinya mencandra Sang Gubernur, dari personality traits, hingga sepak terjangnya. Banyak orang terbelalak ketika melihat sang jendral mantan Panglima Kodam Brawijaya ini menempati tampuk kepemimpinan sebagai Gubernur. Dan bukan di desain, atau mungkin menjadi pilihan pak Iman sendiri, karena ketika menjabat negara sedang dalam karut marut. Logikanya orang tidak ingin menjabat didomain yang sedang huru hara, siapa saja senang pada zone aman. Ternyata itu tidak berlaku bagi Pak Imam Utomo beliau mengganagp hal itu tugas mulai yang harus menjadi sentuhannya.
Akhirnya buku ini menjadi ramuan pas, karena dilengkapi dengan prolog dan epilog,
KH. Coliil Bisri mendapat bagian di muka, sedangkan Epilog digarap oleh. M.Lukman Hakiem.
Pujian kepada sang Gubernur mengalir, bahkan almarhum H. Agil H.Ali, senior pers di Jawa tImur dan pimpinan Harian Memorandum kala itu mengatakan, Imam Utomo adalah "aktor besar di panggung kecil". Inilah sebuah indikasi yang menggambarkan kesederhanaan Pak Imam, kendati orang yang berpangkat tinggi namun masih memiliki "hati".
Kawan seperjuangan yang juga mantan petinggi propinsi ini, Basofi Soedirman memberikan rasa salut kepada penggantinya. Ketika Pak Iman menjabat Panglima Kodam, Pak Basofi menjabat Gubernur, ternyata keduanya menjalankan "manajemen saling". Saling nutupi kalau masing-masing punya kelemahan.
[Catatan warung: Buku ini wajib di baca untuk pasangan calon Gubernur Jawa Timur]
Buku Kedua:
Buku ini merupakan peraga kampanye pasangan Pak De Karwa dan Gus Ipul [Karsa], menguak tentang prespektif ke depan jika kelak mempimpin Jawa Timur. Visi, Misi, Action Plan, dan Core Programe, di jelaskan di buku ukuran saku ini. [maaf tidak di kupas tuntas].

Friday, October 10, 2008

KISAH HAJI MERAH—H.H.MISBACH [1876-1924]

Barangkali masyarakat umum tidak banyak mengenal seorang-orang yang ditokohkan oleh buku ini. Dia adalah Haji M. Misbach. Seorang haji revolusioner yang banyak menulis tentang Islam-Komunis di suratkabar yang dipimpinnya, Medan Muslimin.
Haji Misbach terlibat dalam gerakan anti pemerintahan colonial secara radikal dalam Sarekat Rakyat dan kemudian PKI. Menurutnya, “Orang yang mengaku dirinya Islam, tetapi tidak setuju adanya komunisme, saya berani mengatakan ia bukan Islam yang sejati.” Sumbangan penting Haji Misbach adalah sebuah revolusi dalam hal teologi. Haji Misbach merupakan salah seorang pelopor dari apa yang sekarang dikenal dengan teologi pembebasan. Ia berhasil membuktikan bahwa ajaran-ajaran agama tidaklah tercerabut dari akar sosialnya bila ajaran agama itu sendiri dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan nyata yang sedang dihadapi oleh masyarakat.
Setelah pemberontakan PKI 1926/1927 dan pembungan Haji Misbach ke Manokwari, Papua, upaya untuk tetap mempertahankan wacana dan menyatukan konsepsi gerakan Islam dengan komunisme tidaklah padam.
….Buku ini adalah sebuah karya akademik sdr Nor Hiqmah, yakni sebuah skripsi sarjana di Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada [UGM], dan dipresentasikan pada tahun 1999. Diterbitkan sebagai buku pada tahun 200 oleh Lentera Yogyakarta.
Data Buku
JUDUL:HM MISBACH—Kisaha Haji Merah
PENULIS: Nor Hiqmah

PENERBIT: Monunitas Bambu. Jl. Pala No.4 B, Beji Timur Depok. Telp: 021-77206987. E-mail: komunitasbambu@yahoo.com
ISBN: 979-3731-36-2
CETAKAN: September 2008
TEBAL: xxxviii+ 122 hlm, 13 x 19 cm

Wednesday, October 8, 2008

INDONESIA TAK BUTUH PRESIDEN

Buku ini dikreasi oleh penulis yang acapkali menulis bukunya “best Seller”,. Karyanya yang terkategori best seller antara lain: suksesi Pilkada [2005], Kebebasan [2003], The Art Of Curruction [2003], Amien Rais For President[2003] Kiai dan Kurupsi [2004], Sepuluh Dosa Soeharto [1998], KKN Habibie [1999], Dendamku Pada Soeharto, Cintaku Pada Soekarno [1999], Quick Count [2004], Dan Soehato Tak Pernah Mati [2008], Presiden BBM [2008].
Lahirnya buku yang diberi judul “Indonesia Tak Buruh Presiden” ini, rupanya dilatari oleh argumentasi matematis sang penulis. Argumentasi itu mengkalkulasi secara matematik penghasilan Negara, yang menurut penulis diberi title “Revolusi Budgeting and Justice Economic”. Agurmentasi itu mengatakan—Jika pendapatan Negara dibagi langsung dengan jumlah penduduk yang diwakili KK, maka rakyat Indenesia sebenarnya cukup makmur. Bayangkan, total pendapatan pusat, provinsi dan kota yang hamper 1000 triliyun per tahun. Jumlah ini belum termasuk pendapatan lain-lain, dibagi 50 juta KK akan mencapai 20 juta tiap KK per tahun. Jumlah ini belum termasuk pendapatan lain-lain-lain, akan mencapai 30 juta per KK. Dengan ini seluruh persoalan bangsa. Mulai dari pendidikan, kesehatan, sandang, pangan, papan, kriminalitas, pengangguran dan kemiskinan akan terjawab dengan sendirinya tanpa kehadiran presiden. Inilah inti dari ajaran Justice Economics dalam welfare state..
Berangkat dari pemikiran ini, M.Mufti Mubarak mengalirkan idenya, dan terlahir sebuah buku yang judulnya membuat orang terbelalak.
Data Buku
JUDUL : Indonesia Tak Butuh Presiden—Trac Record Presiden 2009-2014
PENULIS: M.Mufti Mubarak
PENERBIT: PT. Java Pustaka Group. Jl Bentul IV No. 4-5 Surabaya. Telp: 031-8494379-71373731. E-mail: javapustaka_sby@yahoo.co.id
Website: rlqjavapustaka.com
ISBN: 978-979-1121-65-1
CETAKAN: I—Agustus 2008
TERBAL : vii + 149 hlm

Menurut buku ini terdapat 7 syarata yang harius dipenuhi jika ingin “nyapres—Nyalon Presiden”, antara lain:
1. Dapat restu Amerika Serikat
2. Trah pemimpin
3. Beragama Islam
4. Punya modal
5. Laki-laki Jawa
6. Punya kendaraan parpol
7. Diterima militer

Kemudian juga diungkap oleh buku ini, bahwa presiden RI, mulai dari yang pertama Ir Soekarno hingga presiden Soesilo Bambang Yudhoyuno, di tolak oleh alam. Menurut penulis, bencana,yang menimpa republik ini, dianggap sebagai representasi penolakkan alam. Dengan kata lain, restu alam kathulistiwa seakan merefleksikan penolakan terhadap figure seorang presiden terpilih. Beberapa bukti sejarah menunjukkan fenomena penolakan ala mini berkait dengan karakter pribadi maupun corak kepemimpinan keenam presiden RI yang pernah [tengah] berkuasa darim masa ke masa seperti yang direkam dalam data berikut:
  • Era presiden RI ke 1, Ir Soekarno; dating musim paceklik dan busung lapar
  • Soeharto; meletusnya pemberontakan G-30 S PKI
  • Habibie; lepasnya Timtyim, Sipadan, dan Ligitan
  • Abdurrahman Wahid; perang antar etnis
  • Megawati Soekarno Putri; tragedy Sambas
  • Soesilo Bambang Yudhoyono; ditengarai dengan badai Tsunami Aceh, gempa Jabar dan Jogjakarta, Lapindo, Banjir Jakarta, serta ggempa di Bengkulu

Biaya Pemilu 2009 disorot:
Masa kampanye yang terlalu panjang suada barang tentu akan berkonsekuensi pada pembengkakan biaya. Kita tahu bahwa masa kampanye Pemnilu 2009 yang dimulai 12 Juli 2008, berlangsung delapan bulan, lebih lama disbanding masa kampanye pemilu sebelumnya.
Biaya pun akan mengalami “abses” alias bengkak. Buku ini mencotohkan, Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar menyiapkan Rp. 200 miliar untuk kampanye hingga April 2009.
………Latas, berapa pengeluaran individu para kandidat calon anggota legislatif 2009-2014 agar dapat menduduki kursi legsilatif . Jika Golkar dan PDI-P menyiapkan 14.000-15.000 kandidaty calon legislative, masing-masing partai menengah menyiapkan 8.000-10.000 dan partai-pertai kecil 5.000-8.000. Jika tiap kandidat calon legislative mengeluarkan dana Rp. 200 juta, berapa triliyun akan terkumpul ?
Biaya Pemilu yang “fantastis”:
UU Nomor 45 Tahun 2007 tentang APBN 2008, mengalokasikan dana untuk keperluan penyelenggaraan Pemilu 2009 sebesar 6,67 triliyun, dan untuk keperluan operasional Komisi Pemilihan Umum [KPU] sebesar 793, 9 miliar…yang jelas sungguh fantastis.

Mencandra CalonPresidenBaru :
Calon Capres yang terkatagori gres juga di candra oleh buku ini, dan disandingkan juga dengan capres lama.

[Yang jelas buku ini menfokuskan telaahnya diseputar pemilu 2009, mulai dari personalitas capres hingga peta politik, dan peluang yang harus digarap tuntas para capres. Sisi lain juga terdapat analisis yang tergolong nakal atas karut marutnya perpolitikan Indonesia. Buku ini wajib dibaca para kandidat presiden dan calon legislatif, agar lebih paham, bahwa uang rakyat banyak terlumat dalam setiap pesta demokrasi kali ini]