SILA CARI DI SINI!

Google

Tuesday, April 28, 2009

POLITIK HURU HARA MEI 1998-FADLI ZON

Tangkisan Prabowo Subianto, terhadap berbagai varian tuduhan terdapat di dalam buku ini, rupanya Fadli Zon tidak ingin karibnya menjadi bulan-bulanan buku, kini dianggap memontum tepat untuk melakukan klarifikasi. BUku karya Fadli Zon ini, intinya membentangkan klarifikasi Prabowo terkait dengan serangkaian kejadian antara 12 Mei 1998 sampai 22 Mei..Selanjutnya klarifikasi yang merupakan surat yang ditulis oleh Prabowo dari Aman itu, di bacakan oleh beberapa karibnya, di Ball Room Hotel Regent.
Selengkapnya tertulis dihalaman 156 sampai 160 buku ini
  1. Semua pengerahan dan penempatan pasukan di bawah komando saya pada saat yang saya maksud (tanggal 12 Mei 1998 sampai dengan 22 Mei 1998) telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku, dilaksanakan sepenuhnya di bawah kendali Panglima Operasi Jaya, yaitu Pandam Jaya, Komandan Garnisun Ibu Kota. Semua pengerahan pasukan dilaporkan kepada komando atas. Laporan situasi dilaporkan terus menerus kepada komando atas, dan pengendalian dan pengerahan pasukan dilaksanakan melalui sebuah posko yang diselenggarakan oleh Komando Oprasi Jaya, dimana semua Asisten Operasi dari seluruh Komando Utama Oprasi yang berada di jajaran Garnisun ibu kota hadir sendiri atau mengirim wakilnya.
  2. Saya selaku Panglima Kostrad tidak memiliki wewenang komando operasional atas apapun. Terhadap pasukan Kostrad pun saya tidak memiliki wewenang, komando operasional. Tugas Panglima Kostrad hanya menyiapkan dan menyediakan pasukan secepat mungkin kepada komando pengguna, dalam hal ini adalah adalah Komando Operasi Jaya, sesui dengan petunjuk pimpinan ABRI. Hal ini sudah menjadi sistem komando dan pengendalian di jajaran ABRI sejak belasan tahun.
  3. Pada rapat yang dimpin oleh Bapak Panglima AbBRI Jendral TNI. Wiranto pada 14 Mei 1998 sekitar 21.30 di Markas Komando Garnizun Ibukota, telah diberikan tugas pengawasan kepada beberapa Panglima KOTAMA OPS ABRI yang ada di Ibukota dalam rangka mendukung tugas PANGKOOPS JAYA. Antara lain Panglima Kostrad diberi tugas membantu pasukan yang mengamankan obyek-obyek vital di ibukota. Komandan Korp Marinir membantu pasukan yang mengamankan kedutaan-kedutaan besar asing, serta komandan Jenderal Kopasus membantu pasukan yang mengamankan presiden dan wakil presiden
  4. Sesuai dengan prosedur tetap pengamanan ibukota yang selama ini berlaku dan juga sesuai dengan berbabagai perintah-perintah operasi yang dikeluarkan pada saat itu, dalam keadaan genting pasukan Kopassus bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan presiden dan wakil presiden. Hal ini telah berkali-kali dilakukan sebelum kejadian bulan Mei 1998, sebagai contoh pada peristiwa 27 Juli 1996, pasukan Kopassus ditempatkan untuk mengamankan istana presiden dan wakil presiden. Dalam rangka pengamanan posisi pasukan selalau mengelilingi obyek yang diamanakn, di luar lingkaran yang pertama yang dilakukan oleh Pasukan Pengaman Presiden.
  5. Jadi jelas semua penempatan dan pengerahan pasukan pada saat-saat yang dimaksud adalah justru untuk mengamankan semua obyek vital dan terutama keselamatan presiden dan wakil presiden
  6. Menjelang tanggal 20 Mei 1998, telah tersiar berita bahwa akan ada gerakan massa sebanyak 1 juta orang ke arah lapangan Monas. Juga terbetik berita bahwa akan ada gerakan ke arah kediaman presiden Soeharto di Cendana. Secara logispun terdapat ancaman terhadap wakil presiden di Kuningan. Pada rapat malam hari tanggal 19 Mei 1998 ja, 21.00 di Markas Besar ABRI di Medan Merdeka Barat, oleh Bapak Pangab Jendral Wiranto yang memimpin rapat tersebut, ditegaskan dengan sangat jelas dan berkali-kali, bahwa tidak boleh satu pun massa yang masuk ke lapanagan Monas ataupun kediaman Presiden Soeharto di Jalan Cendana. Karena itu saya mengusulkan kepada Bapak Pangab langsung menggunakankawat-kawat beduri sehingga seandainya memang ada gerakan massa dapat dihindari kontak langsung antara aparat dan massa
  7. Tidak pernah terlintas dalam pikiran dan hati saya untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan konstitusi. Ratusan perwira dan ribuan prajurit yang pernah saya pimpin di berbagai satuan menjadi saksi bahwa saya selalu mengajarkan pada setiap kesempatan santi aji, ceramah, briefing, maupun pada apel-apel dan parade-parade , serta pada setiap jam-jam komandan, untuk selalu menjunjung tinggi Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945. Saya selalu mengajarkan untuk menegakkan Sapta Marga dan sumaph Prajurit. Sesungguhnya perwira-perwira dan prajurit-prajurit ABRI yang pernah saya pimpin hampir semuanya adalah pribadi-pribadi yang dewasa, patriotik, selalu rela berkorban demi bangsa dan rakyat kita. Sangat sulit bagi mereka untuk diajak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, terutama melanggar konstitusi yang sah.
  8. Untuk menjernihkan keadaan, mungkin perlu dilakukan pengecekan langsung kepada puluhan perwira dan ratusan prajurit yang ditempatkan di titik-titik penting di ibukota, terutama yang mengamankan presiden dan wakil presiden (yang kemudian pada tanggal 21 Mei 1998 menjadi presiden. Mungkin perlu ditanyakan kepada mereka, apa perintah yang telah mereka terima, siapa yang memberikan dan sebagainya. Saya yakin akan jelas bahwa semua penempatan tersebut justru untuk mengamankan dan menjaga keselamatan presiden dan wakil presiden (yang kemudian menjadi presiden pada tanggal 21 Mei 1998)
  9. Saya justru sangat sedih dengan munculnya persepsi bahwa saya berbuat mengancam keselamatan Presiden B.J. Habibie, seorang yang sejak lama saya kagumi dan seorang tokoh yang selalu saya junjung tinggi dan saya bela dibanyak kesempatan umum maupun tertutup, dihadapan ratusan perwira maupun kalangan sipil. Rasanya sulit membayangkan bagi saya untuk berbuat negatif terhadap seorang yang telah lama saya kagumi, dan yang telah saya anggap seperti orang tua saya sendiri. Pada tanggal 21 Mei 1998 dini hari, kurang lebih jam 02.00, puluhan tokoh dari kurang lebih 44 Ormas, menanyakan kepada saya tentang sikap saya atas terbetiknya berita bahwa Presiden Soeharto akan mengundurkan diri. Di hadapan puluhan tokoh tersebut saya menyampaikan bahwa saya mendukung proses konstitusional, dan secara konstitusional Bapak Wakil Presiden B.J. Habibie seharusnya menggantikan Bapak Presiden Soeharto, apabila Bapak Presiden Soeharto berhenti atau berhalangan. Jadi sungguh menyedihkan bagi diri saya bahwa telah muncul persepsi yang sangat berlawanan dengan kenyataan yang sebenarnya. Saya sungguh berharap bahwa dapat muncul sikap yang arif dan bijak agar dapat diluruskan presepsi-persepsi yang menurut keyakinan dan hatri nurani sangat keliru.
  10. Seluruh hidup saya sebagai prajurit ABRI telah saya curahkan untuk kepentingan dan kehormatan bangsa dan negara, serta keselamatan seluruh rakyat Indonesia. Ratusan perwira dan ribuan prajurit ABRI yang pernah bertugas bersama saya selama 24 tahun, serta ribuan pejuang-pejuang sipil yang telah berjuang dan berkorban demi merah putih bersama saya di berbagai tempat saya yakin akan menjadi saksi bagi saya.
  11. Demikian keterangan yang saya buat. Semoga dapat menjelaskan berbagai masalah yang dipersoalkan

Data buku:

JUDUL:Politik Huru-Hara
PENULIS: Fadli Zon
PENERBIT: Institute for Policy Studies [IPS]. Jl. Penjernihan IV No. 8 Pejompongan Jakarta 10210.
CETAKAN: IX- Maret 2009; Cetakan Pertama 1-April 2004
ISBN: 979-95388-4-X
TEBAL: xii + 120 halaman
BAB YANG DIBAHAS:
BAB I-GELIAT MENUJU KEMELUT
Krisi Ekonomi 1997-1998
Jerat IMF Menuju Huru-Hara Mei'98
Politik Menjelang Huru-Hara
Rivalitas Wiranto-Prabowo
BAB II-INSIDEN TRISAKTI SELASA 12 MEI 1998
Jatuhnya Martir
Reaksi Para Elit
BAB III-SIAPA BERTANGGUNG JAWAB
Polisi vs Mahasiswa
Tarik Ulur Uji Balstik
Tanggung Jawab Wiranto
Prabowo Sebagai Korban
BAB IV- HURU-HARA MEI 1998
Genderang Kerusuhan
Puncak Huru Hara
Korban dan Kerugian
Analisa dan Temuan TGPF
Usaha Pengendalian Kerusuhan
BAB V-POLITIK PASCA KERUSUHAN
Jendral-Jendral Pergi ke Malang
TGPF dan Pertemuan di Makostrad
Menangkapi
Isu Kudeta dan Hari-Hari Meneggangkan

KUDETA MEI'98-PERSETURAN HABIBIE-PRABOWO

Buku ini nongol setelah lahirnya buku "Detik-detik yang Menentukan, Perjalanan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, sebuah catatan Habibie.THC Mandiri Jakarta 2006
Dengan cepat Arwan Tuti artha, penulis buku Seller :Dunia Spiritual Soeharto itu, merespon dengan menerbitkan buku yang tentunya terkait erat perseteruan antara Habibie dan Prabowo. Kendati judul buku berkisah tentang perseteruan antara Habibie dan Prabowo, ternyata di dalamnya bermuara berbagai perseteruan, jika dibuat garis sosis metrik perseteruan yang terhampar pada buku ini terdiri dari berberapa kombinasi. Kombinasi perseteruan itu antara lain:
Habibie-Prabowo
Prabowo-Wiranto
Suharto-Prabowo
Kivlan Zen-Wiranto
...Pokoknya buku ini dapat digambarkan sebagai perseteruan elite.
JIMLY ASSIDDIQIE DISEBUT-SEBUT
Barangkali suatu kejutan besar bagi khalayak baca, bahwa Wiranto pernah ngutang pada Kivlan Zen, sebeesar Rp.5,25 milyar. Hutang itu terjadi ketika Kivlan diminta Jendral Wiranto untuk melakukan pengerahan massa untuk menandingi kekuatan massa pendukung yang menolak sidang istimewa. Kivlan mengerahkan massa pendukung sekitar 30 orang yang diambil dari sejumlah ormas Islam. Massa pendukung yang bernama Pam Swakarsa ini, memakan biaya sebesar 7 milyar, namun yang diterima cuma Rp. 1,25 milyar, yang disampaikan melalui Jimly Asshiddiqie. Sehingga kekurangannya sebesar rp. 5,25 milyar.
Data buku
JUDUL: Kudeta Mei' 98. Perseteruan Habibie-Prabowo
PENULIS: Arwan Tuti Artha
PENERBIT:Galangpress. Jl. Anggrek 3/34 Baciro Baru Yogyakarta 55225. Telp: [0274] 554985. E-mail : galpress@indosat.net.id Website : www.galangpress.com
TEBAL: 160 halaman: 130 x 200 mm
ISBN: 979-24-9985-7
CETAKAN:I-2007
PRABOWO MINTA REVISI BUKU HABIBIE:
Prabowo ternyata pernah keberatan terhadap tulisan Habibie-[Detik-detik yang menetukan, Perjalanan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi. THC Mandiri : Jakarta 2006], namun Habibie menolak merevisi, menurutnya, apa yang ditulis adalah merupakan catatan yang dimiliki. Di tempat terpisah, Habibie menyatakan pada perss bahwa buku itu sudah ditulis apa adanya. Jadi tidak perlu direvisi. Apa jadinya bila habibie tidak mau merevisi buku itu? Prabowo akan menulis buku berdasarkan versi dia. Habibie pun tidak keberatan, bahkan meminta para Jendral untuk menulis, "Silakan, silakan kalau mau membuat buku," kata Habibie.[halaman 27]
.......dalam buku ini Prabowo juga melakukan klarifikasi, sekitar 10 point klarifikasi, dan rupanya abowo ingin mendudukan persoalan karut marut itu pada posisi yang sebenarnya. Klarifikasi yang dilakukan itu dan bagaimana rincian klarifikasi itu, dapat diikuti melalui karya Fadli Zon "Poloitik Hura-Hara Mei 1998[yang akan diposting di blog ini]

Friday, April 24, 2009

SINTONG & PRABOWO

Dari "Kudeta L.B.Moerdani" Sampai "Kudeta Prabowo"
[Beberapa Kisah Kudeta dan Kontra-Kudeta Berdasarkan Versi Prabowo Subianto, Sinting Panjaitan, Wiranto, B.J.Habibie, M.Jusuf, dan L.B. Moerdani]
A.Pambudi adalah seorang-orang penulis yang memiliki perhatian khusus pada Letnan Jendral Parobowo Subianto. Buktinya kurang lebih sudah tiga kali menulis dengan segmen pencermatan Prabowo. Pertama pada tahun 2006, melalui penerbit Media Pressindo - Yogyakarta menulis dengan judul Kontroversi 'Kudeta' Prabowo. Kedua pada tahun 2008, melalui penerbit Narasi Yogyakarta, menulis dengan judul, Kalau Prabowo Jadi Presiden.
Kecenderungan penulisan karya A.Pambusi, adalah studi literatur, hal ini nampak dari rujukkan sumber bacaan yang ada di buku ini.
Kelahiran buku ini cukup meramaikan polemik yang sedang terjadi, kemudian atmosfir politik yang sedang bergelayut, membuat buku ini banyak disambut.
Menurut buku ini antara Sintong Panjaitan dan Prabowo Subianto banyak memilki kesamaan. Keduanya sama-sama prajurit komando, pangkat mereka terhenti sebagai jendral berbintang tiga. Karier militer merekapun berakhir oleh keputusan Dewan Kehormatan Perwira. Buku ini juga memunculkan sebuab pertanyaan yang menuntuk penelaahan mendalam, pertanyaan itu adalah, apakah kelompok Prabowo menjatuhkan Sintong dalam insiden Santa Cruz tahun 21? Benarkah Sintong balasan dendam pada Mei 1998 ketika ia jadi penasihat Presiden Habibie? apakah Letjen Prabowo dicopot Habibie dari jabatan Pangkostrad gara-gara bisikan Sintong?. Itulah beberapa pertanyaan yang terbentangkan di halaman buku ini
Data Buku
JUDUL: Sintong Dan Prabowo
PENULIS: A.Pambudi
PENERBIT:Media Pressindo. Jl. Irian Jaya D-24 Perum Nogotirto Elok II Yogyakarta 55292. Telp. 0274-7103084. E-mail :medpressgroup@yahoo.com
TEBAL: 204 halaman, 14,5 x 21 cm
ISBN: 978-979-788-114-6
CETAKAN: I- 2009
Dalam pembentangan buku ini membagi bahasan ke dalam tiga bagian, terdiri dari 20 bab bahasan, antara lain:
'KUDETA L.B.MOERDANI'
Bab.1. Rencana 'Kudeta' sekelompok Perwira Muda
Bab.2."Kudeta" L.B. Moerdani
Bab.3.Reaksi Jendral LB.Moerdani
Bab.4.Antara Jenderal M. Jusuf dan LB.Moerdani
Bab.5.Sintong Memarahi Prabowo
Bab.6. Tamatnya Jenderal. LB. Moerdani
Bab.7.Insiden Santa Cruz dan Berakhirnya Karier Sintong
DETIK-DETIK YANG MENENGGANGKAN DI BALIK SUKSESI 1998
Bab.8.Semua Meninggalkan Jakarta
Bab.9.Soeharto Tiba dari Kairo
Bab.10. Keluarnya Inpres yang Menyerupai Supersemar
Bab.11. Soeharto Tersudut
Bab.12.Manuver Habibie
Bab.13.Wiranto Mengamankan Posisi
Bab.14.Mengapa Habibie Memilih Wiranto
Bab.15."Kudeta" Prabowo
Bab.16.Prabowo Memprotes Habibie
Bab.17.Siapa Mengkhianati Siapa
INTRIK PARA JENDERAL,1965-1998
Bab.18.Jenderal-Jenderal Politik di Sekeliling Istana
Bab.19.Kudeta dan Kontra Kudeta dalam Sejarah Militer Indonesia
Bab.20.Aturan Main Baru

Thursday, April 23, 2009

RIVALITAS WIRANTO-PRABOWO

Dari Reformasi 1998 Hingga Perebutan RI-1
Tulisan ini merespon Memoar perjalanan hidup Sintong dalam kemiliteran yang ditulis Hendro Subroto. Buku ini rupanya menapak tilas dari beberapa buku yang membentang carut marut kontroversi politi yang sempat tumbuh di bumi pertiwi. Segmen lebih khusus membentangkan sosio metri antara, Wiranto, Prabowo, Sintong, dan Habibie.
PERANG BUKU
Dari pengantar buku ini, saat ini telah terjadi perang buku, sebagai upaya mekanisme bertahan diri. Judul buku yang ikut perperang itu antara lain:
  1. Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando--Kompas, oleh Hendro Subroto
  2. Jejak Perlawanan Begawan Pejuang--Sinar Harapan oleh Sinar Harapan
  3. Dari Catatan Wiranto: Bersaksi di Tengah Badai--Institute for Democracy Of Indonesia oleh Aidul Fitriciada Azhari
  4. Politik Huru-Hara Mei 1998--Institute for Policy Studies, Oleh Fadli Zon
  5. Konflik dan Integrasi TNI-AD--Institute for Policy Studies, Kivlan Zen
  6. Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi--THC Mandiri--oleh Habibie
Data buku
JUDUL: Rivalitas Wiranto-Prabowo-- Dari Reformasi 1998 Hingga Perebutan RI-1
PENULIS: Dian andika Winda - Efantino Febriana
PENERBIT: Bio Pustaka 2009. Ngemplak RT/RW: 10/18 Nogotirto, Yogyakarta 55292. Telp: 0274-7019945.
ISBN: 978-602-8087-13-0
TEBAL: xxii + 142 halaman 13 x 19 cm
CETAKAN: 2009
Terbentang dan enam bab bahasan, antara lain:
  1. Konflik di Tubuh Militer
  2. Indonesia Di akhir Orde Baru
  3. Masa Presiden Habibie
  4. Wiranto Bertahan
  5. Prabowo Tersingkir
  6. Menuju RI- 1
Dalam bahasan buku ini terungkap bahwa di tubuh tentara kita ternyata masih banyak rentang perentang, dan penuh dengan ke unique-an. Ada sebutan ABRI 'Merah-Putih', yang ditujukan bagi kelompok tentara yang dipandang nasionalis cenderung sekuler. Ada ABRI Hijau yang memeliki latar belakang kental dunia Islam, sekaligus menjalin hubungan erat dengan pemuka Islam, seperti kiai, ulama dan ormas Islam lainnya
TENTARA HIJAU MENDIRIKAN CIDES
Peran CSIS sebagai gugus pikir yang amat berpengaruh pada pemerintah, oleh kelompok tentara hijau dianggap kurang menguntungkan,oleh karenanya peran CSIS perlu diimbangi
Kemudian yang dilakukan oleh ABRI 'Hijau' adalah membentuk lembaga think-thank. Lembaga ini bernama Centre for Information and Development Studies[CIDES]. Pembentukkannya diprakarsai oleh Prabowo Subianto, Kivlan Zen, Syamsul Maarit, Adityawarman Thaha dari kalangan militer dan Din Syamsuddin, Amir Santoso, serta Jimly Assidiqie dari kalangan intelektual di luar militer.
Data Buku
JUDUL: Rivalitas Wiranto-Prabowo. Dari Reformasi 1998 hingga Perebutan RI-1
PENULIS: Dian Andikan. dkk
PENERBIT: Ngemplak RT/RW: 10/18 Nogotirto, Yogyakarta 55292. Telp. [0274]-7019945
ISBN: 978-602-8097-13-0
TEBAL: xxii + 142 halaman: 13 x 19 cm
CETAKAN : I- 2009

KAMPANYE DUNIA AKHIRAT

Guiden Menuju Gedung Dewan
Samsudin Adlawi, wartawan Radar Banyuwangi-anak perusahaan Jawa Pos ini, menuangkan gagasan pikirnya yang kini menjadi sebuah buku dengan judul Kampanye Dunia Akhirat-Guiden Menuju Gedung Dewan.
Sebanyak 19 artikel yang ada di buku ini pernah nongkrong di Surat Kabar Radar Banyuwangi, menurut cerita artikel yang sebelum disajikan di 'godog' dulu di forum diskusi KaDe-Tiga [Kelompok diskusi dalam diri]. Masih dalam cerita, artikel-artikel ini sangat digemari oleh warga kota gandrung ini, mulai dari tukang cukur, hingga direktur, mulai dari penjual terasi hingga pucuk birokrasi.
Sajian dalam buku ini rasanya 'nano-nano' mulai dari memotivasi caleg, agitasi namun juga mengkritisi perilaku sang caleg. Bentuk sajiannya dimodel dialog sehingga khalayak bacanya terasa masuk ke dalam forum studi interaktif. Judul buku diangkat dari judul artikel "Kampanye Dunia Akhirat", sebuah artikel yang mengajak caleg melakukan tindakan kampanye ber dimensi ganda ya duniawi, ya surgawi.
Dalam artikel itu dibentangkan sebuah contoh kampanye yang berdimensi ganda, caleg disarankan untuk memperbaiki langgar, mushola atau masjid. Hanya dengan mengecat tempat ibadah itu, uang tidak sebesar bila memajang baliho ukuran jumbo. Kampanye yang mengedepankan aktivitas menggelar spanduk, benner, atau baliho itu identik kampanye berdimensi duniawi. Namun ketika membersihkan Mushola hanya dengan membeli dua galon cat tembok, sudak memasuki wilayah kampanye berdimensi ganda "dunia dan akhirat".
Bentangan pikir Samsudin ini terbagi dalam tiga bab bahasan, seperti "Caleg Menjual Diri", "Bekal Merengkuh Sukses", dan "Caleg - Idaman".
Selenghkapnya artikel yang dibahasa antara lain:
  1. Andai Poster Bisa Ngomong
  2. Pengemis Suara
  3. Kampanye Dunia Akhirat
  4. Bekal Caleg Merengkuh Sukses
  5. Negarawan Sejati
  6. Menyembelih Kepentingan Pribadi
  7. Menanam Visionary
  8. Politik Tak Kenal Kata Gratis
  9. Guiden Meneropong Caleg
  10. Sedikit Kan Tidak Banyak
  11. Musim Simsalabim
  12. Konsep Pesulap
  13. Mannequin
  14. Golek Wayang Golek
  15. Menjumput Bulan di Dasar Sumur
  16. Jadi kancil di Tahun Kerbau
  17. Pemimpin Gentong
  18. Garansi dari Langit
  19. Ayam Mati di Lumbung Padi

Data Buku

JUDUL: Kampanye Dunia akhirat-Guiden Caleg Menuju Dewan
PENULIS: Samsudin Adlawi
PENERBIT: Jaring Pena [Lini Penerbit JP BOOKS]. Jl. Karah agung 45 Surabaya. Phone: 031-828 999. psw. 156.
ISBN: 978-979-1490-55-9
CETAKAN: Maret 2009

Tuesday, April 21, 2009

HYPNOTIC CAMPAIGN-CARA MENANG GAYA BARRACK OBAMA

Penulis buku adalah seorang dokter, maka kebiasaan dan kesehariannya pun tak mungkin lepas begitu saja. Ini terlihat ketika menulis sebuah buku. Menulis buku bagi seorang dokter seperti menulis sebuah resep, hal ini dilakukan juga Dr. Al Aufi FCH dalam menulis resep, namun bukan resep PIL yang biasanya, tapi PIL terkait dengan taktik dan strategi menang dalam "pilihan', termasuk menang PIL-LEG, PIL-GUB, PIt L -BUP, PIL KOT, dan PIL- lainnya.
Dokter yang pernah menulis buku beset seller dengan judul"Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian" ini, mencoba menghadirkan "ilmu gendam modern" yang disebut dengan Hypnotic. Melalui aktivitas hypnotic orang akan mampu mempengaruhi orang lain, hal ini telah mampir di benak sang dokter ini, kebetulan sedang dokter sedang 'kensemsem' psikologi. Apalagi setelah bertemu dengan psikologi praktis NLP-Hypnosisi, Energy Psychology dan Spiritual Technology. Akhirnya tergetak mengkawinkan antara psikologi dalam tataran akademis, dengan psikologi praktis, yang kemudian melahirkan jabang baya baru berjuluk Hypnotic Campaign yang sangat powerfull ini
Data Buku
JUDUL: Hynotic Campaign: cara Menang Gaya Barrack Obama
PENULIS: Dr. Al. Aufi, FCH bersama Doddy ABE, SE,MSN
PENERBIT: Lets'go Indonesia. Jl. Kelapa Dua Wetan Raya 7B, Ciracas-Cibubur Jakarta. 13730. Telp: 021-70985129. E-mail: bisnis 2121@gmail.com
ISBN: 978-979-24-5516-8
CETAKAN I (Pertama) Januari 2009
TEBAL:xviii+158 halaman
..BUKU INI BER KIAT:
Bagaimana Kampanye Mempengaruhi dan Kampanye menarik.
Mempengaruhi pilihan adalah mempengaruhi representasi interna pemilih. Startegi kampanye yang tidak memperhitungkan pikiran pemilih, dan metode menembusnya merupakan startegi yang sia-sia.
Tawaran kiat buku ini adalah:
  1. Buat Tema Kampanye yang tidak biasanya
  2. Menampilkan hal-hal yang aneh dan mengundang keinginantahuan
  3. Mengundang pertanyaan
  4. Menebak dengan tepat pada pikiran
  5. Menawarkan solusi yang sesuai dengan masalah terbesar mereka[konstituen]
  6. Tampilan hal yang lucu
  7. Hal yang terkenal dan termashur
KEAHLIAN YANG HARUS DIMILIKI
Tuntutan seorang-orang yang sedang mempraktikkan public speaking di jelaskan rinci oleh buku ini, antara lain:
  1. mengorganisasi ide
  2. Menentukan konteks dan memperhitungkan pendengar
  3. Mengadaptasi pesan yang ingin disampaikan kepada dual di atas
  4. Memilih cara yang paling efektif untuk membagi jalan pikiran Anda kepada mereka
  5. Menyampaikan pesan
  6. Menyimak reaksi untuk mengetahui tingkat pemahaman

Friday, April 17, 2009

KAMPANYE PARTAI POLITIK DI KAMPUS-A.M.FATWA

REKTOR BERBEDA PANDANG TERHADAP PELAKSANAAN KAMPANYE KAMPUS
Buku ini lahir ketika kapanye pemilu 2004, ketika itu masih gaonjang-ganjing apakah kampanye boleh dilaksanakan di kampus. AM-Fatwa menulis, ingin membentangkam masalah-masalah yang terkait dengan kampanye utamanya di wilayah kampus. Ketika itu memang ada peluang bagi partai politik peserta pemilihan untum untuk berkampanye di kampus perguruan tinggi. Namun yang terjadi saat itu penguasa kampus [rektor] mempunyai tanggapan yang berbeda-beda.
Data buku
JUDUL: Kampanye Partai Politik Di Kampus
PENULIS: AM.Fatwa
PENERBIT: PT Gramedia Pustakan Utama.Jl. Palmerah Barat 33-37, Lt. 3 Jakarta 10270
ISBN: 979-22-0377-X
CETAKAN: 2003
TEBAL: xi + 37 halaman
APA KATA REKTOR:
Buku ini membentangkan sikap rektor terhadap pelaksanaan kampanye di kampus, dan tampaknya sikap itu tidak seragam,bahkan Menteri Pendidikan Nasional kerika itu, A. Malik Fadjar nengatakan perbedaan itu sebagai manifestasi hak kampus/otonomi kampus.
Sikap rektor ketika itu,
Rektor Ui, Dr, Usman Chatib Warsa, menyambut gagasan itu asal UU Pemilu memang mengizinkan partai politik berkampanye di kampus. Kampanye itu akan meningkatkan keterampilan kepemimpinan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa.
  1. Rektor UI menolak kekhawatiran terhadap timbulnya kekacauan atau fragmentasi antar-mahasiswa, karena mahasiswa Indonesia telah terbiasa ikut kegiatan demokrasi dalam debat pemilihan senat dan rektor. Apalagi, tambahnya, para mahasiswa juga menjadi anggota ekstra kampus yang berbeda alirannya, tepi tetap bersatu dalam studi dan melakukan unjuk rasa mengkroitisi kebijakan rektor atau pemerintah, sehingga kampanye pemilu di kampus dapat menambah wawasan praktik denokrasi bagi mahasiswa
  2. REktor UGM, Prof. Dr. Sofian Effendi, mengatakan bahwa UGM mengizinkan parpol memberikan pendidikan politik itu mencakup menyampaiakn plat form parpol dan debat calon presiden
  3. Rektor UNHAS, Prof.Radi A.Gany, memilih untuk berhati-hati. Meski menurutnya kampanye di kampus ideal bagi perkembangan politik bangsa, untuk menyetujui ia masih menunggu aturan prosedur dan mekanismenya
  4. Rektor Universitas Airlangga [Unair], Prof.dr.Puruhito, mengatakan bahwa kampanye di Lembaga pendidikan jika diatur dalam UU Pemilu perlu diatur lagi dengan rambu-rambu yang sangat ketat agar lembaga pendidikan tidak menjadi ajang politik, karena kampus adalah lembaga pendidikan yang harus bebas nilai
  5. Rektor Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya [ITS], Dr.M.Nuh, menyatakan kampanye di kampus harus dengan syarat-syarat yang jelas berkaitan dengan model dan isi dari kampanye, karena kampus memiliki corak, nilai-nilai akademis, dan kultur tersendiri. Selama partai politik tidak mau memperbarui komitmen tentang tugas-tugas mereka untuk bersama-sama memperbaiki nasib bangsa, ia tidak menghendaki partai politik masuk ke kampus
  6. Rektor Universitas Haluoleo [Unhalu] Kendari, Prof.Ir.mahmud Hamundu, MSc., juga menyatakan setuju terhadap usul penggunaan kampus sebagai tempat kampanye. Dalam kampanye di kamp;us itu yang harus ditonjolkan adalah pemaparan program dari masing-masing partai politik. Modelnya bisa dalam bentuk diskusi panel, seminar, lokakarya atau semacam ceramah umum.Ia mengakui bahwa kampus memng harus bebas dari kegiatan politik praktis, tetapi khusus menyangkut pelaksanaan kampanye di kampus, boleh saja dilakukan, kerena akan menjadi media untuk saling mengisi antara masyarakat kampus dan partai politik
  7. Rektor Universitas Diponegoro [Undip], Prof.Ir.Eko Budihardjo, MSc., yang juga Ketua Kehormatan Forum Rektor Indonesia [FRI], tidak setuju bila kampus dijadikan ajang kampanye politik, sebab akan menimbulkan perpecahan di kalangan mahasiswa dan dosen. Selain sebagai wahana mendidik generasi bangsa, kampus juga merupakan wadah perekat bangsa. Karena itu janganlah kampus dijadikan ajang parpol yang bisa menyebabkan civitas akademika terkotak-kotak./ Kendati demikian, Eko tidak melarang mahasiswa dan dosen terlibat dalam kegiatan politik, asal hal itu dilakukan di luar kampus. Eko juga mengatakan bahwa politisi saja masuk kampus, misalnya dengan melakukan dialog dan menggelar diskusi politik dengan civitas akademika.

KIAT CERDAS BERKAMPANYE DI DEPAN PUBLIK


how to be different and how to be unique
Charles Bonar Sirait, menularkan 'kesaktiannya' sekaligus membelajarkan siapa saja yang ingin memiliki "ilmu gendam massa". Buku ini pantas dibaca Caleg, baik celeg jadi, caleg jadi-jadian, atau caleg yang jadi stress. Pengatar buku disajikan oleh Dr. Bima Arya Sugiarto-Pengamat Politik Nasional Charta Politika Indonesia.
Dalam pengatar ditandaskan bahwa seorang-orang piawai komunikasi itu, manakala bisa membuat unique [how to unique] dan bagaimana membuat daya pembeda [how to different]. Dalam pengatar buku ini juga dinyatakan, jika Charles Bonar Sirait telah berbuat, yakni berbuat untuk memperkaya khasanah ruang political Marketing Indonesia.
Penyajian buku ini dengan membagi lima ranah bahasan yakni:
  1. Politik dan Pemasaran
  2. Memimpin Dunia
  3. Memimpin Indonesia
  4. Memimpin Diri Sendiri
  5. Memimpin Kesusksesan.
Selanjutnya juga dari ranah itu, masih disertakan pula informasi sekitar 100 karakter Pemimpin Yang Cerdas.
Patron bahasan menggunakan kacamata pemasaran, namun sebagai contoh andalan masternya, diangkat dari Pesona Obama. Potret kental Obama dari sisi ketrampilan komunikasi, seakan dioperkan langsung kepada pembaca, tanpa sedikitpun sensor. Ini menunjukkan bahwa komunikasi yang cerdas jika seorang-orang mampu menangkap jejak ketrampilan komunikasi Obama secara utuh.
Ketika mengurai tentang Jurkam yang sukses, buku ini memberikan kiat 3R [research, rehearse, relax], suatu teori yang diendus dari pengalaman penulis.
Data buku
JUDUL: Kiat Cerdas Berkampanye di Depan Publik
PENULIS: Chales Bonar Sirait
PENERBIT: PT Gramedia Pustaka Utama. Jl. Palmerah Barat No. 29-37 Jakarta 10270.
ISBN: 978-979-22-4481-6
CETAKAN: Maret 2009
TEBAL: xxx + 142
BERKACA DARI OBAMA
.......Obama menang karena di begitu cantik menerapkan formula E= wMC2, sebuah formula yang dipopulerkan oleh Yuswohady, penulis buku CROWD.
E dalam rumus itu disebut sebagai "energi marketing yang maha dahsyat" sedahsyat bom nuklir. Dan wM adalah . word of mounth, yaitu promosi mukut ke mulut berupa rekomendasi atau referal konsumen, baik yang disampaikan secara fisik maupun online. Sementara, C2 atau [C x C ] di mana C pertama adalah " offline customer commnunity; dan C yang kedua adalah "online customer comunity".
Dengan formula ini ternyata Obama mampu mensiasati dan berjalan dalam resonansi yang pas
DARI MULUT KE MULUT BIKIN HANYUT
wM-Word of Mouth, dari mulut ke mulut bikin orang hanyut, ternyata dilakukan secara Obama dengan bagus dan mulus,
"From language perspective, Obama is a great speaker. I do not like a lot of his political views, but I do like his speaking."...inilah salah satu tulisaan blogger Amerika di blognya. Sebuah pernyataan yang menggambarkan kepiawaian Obama.
Dari tampilan berbahasa [language perfomance], dapat dikatakan fenomenal. Obama adalah fenomena bahasa.
Sebagai fenomena bahasa, Obama telah menjadi akar istilah-istilah baru, seperti Obamania, Obamaner, obama's speech maniac, Obamamentum, Obamasize, Obamanomics, dan Obamanation. Selain itu juga muncul "Obamalek" [dialek Obama] dan "Obamateks"...semuanya mempunyai kontribusi kemenangan Obama

KARTINI ANAK BUDDHA

KARTINI ANAK BUDDHA atau TIONGHOA?
Buku ini sebenarnya ingin mengkabarkan tentang tempat ibadah yang tergolong uniq, dan memiliki banyak keajaibannya, yakni klenteng Klenteng Welahan yang berada di Jepara Jawa Tengah. Disamping pembentangan tentang sebuah keajaiban buku ini mengungkap pula, kisah yang unique terkait dengan Raden Ajeng Kartini sang Pelopor emansipasi. Ternyata setelah ditulusur Raden AjengKartini memiliki ikatan erat dengan situs yang magis ini. Bahkan Kartini pernah merasakan daya gaib yang sangat luar biasa dari Klenteng ini. -
Klenteng Welahan memang terkenal sejak dahulu kala, karena disamping mengandung daya magis, klenteng ini memiliki makna historis bagi masyarakat sekitarnya.
Makna pribadi bagi kehidupan Kartini diungkap, ternyata puteri Jepara ini sempat menimba spirit kasih sayang dan pembebasan dri Budhadharma, yakni ajaran Sang Buddha.
Tak seorangpun menyangka, puteri Bupati Jepara Raden Mas Adipati Ario Samingun [1880-1905], yang menjadi pahlawan nasional dan bercita-cita tinggi itu memetik spiritualitas perjuangannya juga dari ajaran Buddha. Kartini memiliki pengalaman pribadi, yakni sebuah pengalaman yang akhirnya justru amat menentukan perjalanan hidupnya.
BUKU-BUKU BUDHA, DAN KEYAKINAN KARTINI
Diantara buku-buku tentang Buddhisme yang sempat dibaca adalah Karangan Henry Fielding. Temuan lain dari buku ini yang mengejutkan ialah, bahwa Kartini sebelum ia memasuki teori tentang Buddhisme ternyata ia telah memasuki kepercayaan tanpa disadari. Dan tanpa sengaja melakukan pengenalan batin dengan patung suci klenteng Hian Thian Siang Tee, Welahan.
Daya sinkretik leluhurnya yang sangat potensial mempengaruhi jiwa Kartini, sehingga sebagai seorang gadis Jawa tanpa ragu-ragu menerima anggapan bbaru dalam dirinya sebagai anak Buddha.
KARTINI ANAK BUDDHA
Bahwa di dalam kehidupan batinnya yang paling dalam, Kartini sebenarnya mengakui akan ke-anak-Buddha-annya. Seperti diketahui, pengakuan Kartini sebagai Anak-Buddha itu bersumber dari pengalaman pribadinya ketika kecil, yaitu ketika penyakitnya menjadi sembuh akibat minum air abu dari patung suci yang berada di klenteng Welahan Jepara Jawa Tengah.
CERITA PENGALAMAN--AKU ANAK TIONGHOA
[Termuat dalam "panggil Aku Kartini Saja," hal. 219-220, Surat 27 Oktober 1902, kepada Nyonya Abendanon].
......."Aku adalah anak Buddha, dan sebutan itu saja sudah cukup jadi alasan bagiku untuk tidak makan daging. Waktu aku masih bocah, aku jatuh sakit keras; para dokter tak sanggup menyembuhkan aku; mereka tak berpengharapan lagi. Maka adalah seorang Tionghoa, yang menjadi sahabat aku. Orang tua kami menerima tawaran itu dan sembuhlah aku. Obat-obatan orang-orang terpelajar itu tiada dapat menolong aku, tapi "perdukunan" itu ternyata dapat. Ia sembuhkan aku hanya dengan jalan memberi aku minum abu sesaji yang dipersembahkan kepada sebuah patung Tionghoa. Karena minum itulah aku menjadi anak suci Tionghoa itu, yaitu Santik-Kong dari Welahan.
Data buku
JUDUL: Kartini Anak Buddha Klenteng Welahan Dan Keajaibannya
PENULIS: Hoo Sing Hee - Gan KH- Jo. Priastana
PENERBIT:Yayasan Yasodhara Puteri, Jakarta. Jl. Aster I/15 Bekasi Barat [17133]. Telp> 021-8862176
ISBN: 979-98167-6-9
TEBAL: 60 halaman: 11,5 x 18 cm
CETAKAN: I-April 2005

Wednesday, April 15, 2009

PROFIL KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

Capacity building di kalangan kader Partai Keadilan Sejahtera berlaku kencang, tidak hanya intesitas kaderisasi, namun lebih dari itu. Kaderisasi dilakukan dengan sepenuh hati, bahkan terasa sistematis, dan sangat ilmiah. Profil kader PKS tidak hanya dibekali keprigelan politik, namun secara bersama harus pararel dengan bekal kepribadian. Barangkali PKS ingin mengawali sebagai partai modern yang mengedepankan pencitraan berdimensi utuh.
Untuk lebih dalam buku dengan judul 'Profil Kader Partai Keadilan Sejahtera" membongkarnya.
Setidaknya ada 3 kompetensi yang harus dimiliki kader, yakni memiliki kapasitas internal, kapasitas sosial, dan kapasitas politik. Ketiga kompetensi inilah yang selajutnya dirumuskan oleh Departemen Kaderisasi PKS menjadi 7 [tujuh] karakter khusus sebagai Profil Kader PK Sejahtera 2009.
Data buku
JUDUL: Profil Kader Partai Keadilan Sejahtera
PENULIS: Departemen Kaderisasi PKS
PENERBIT: Harakatuna Publishing. Jl. Babakan Sari I No. 71 Bandung 40283. Telp: [022] 7208298. E-mail: harakatua@yahoo.com
ISBN: 979-3664-1903
TEBAL: xii + 158 halaman
CETAKAN: Keempat September 2006.
Buku ini disajikan secara sitematik, bagaikan modul, sehingga tanpa guru pun para kader mudah mencernanya. Adapun kelompok bahasan buku ini adalah sebagai berikut:
Profil kader yang,
  1. Kokoh dan Mandiri
  2. Dinamis Kreatif
  3. Spesial dan Berwawasan Global
  4. Murabbi Produktif
  5. Beramal Jama'i
  6. Pelopor Perubahan
  7. Ketokohan Sosial
Selanjutnya dari profil itu, oleh buku ini dijabarkan lebih rinci, dan untuk mudah cerna buku ini disertai point-point indikator capaian bagi seorang kader. Untuk mendekatkan capaian yang optimal, maka buku ini dilengkapi kusioner sikap. Setiap bahasan profil kader yang diharapkan selalu diikuti evaluasi melalui skala sikap.
Kemudian untuk mengembangkan citra dan memotivasi kader, buku ini menyertakan pula 'kata-kata bijak', dan kata-kata itu untuk diacu sebagai sumber inspirasi bagi kader.
Dipersiapkan sebagai buku sejak tahun 2004 dengan harapkan memilki waktu yang cukup guna menyosong sukses pemilu 2009.

DINAMIKA DEMOKRASI & POLITIK NASIONAL PASCA ORDE BARU

Demokrasi selalu menjadi impian dalam penyelenggaraan negara, kehadirannya dinanti-nantikan. Banyak orang mengaguminya, bahkan negaran Amerika serikat Abraham Lincoln memberikan terminologi sekaligus menjadi makna, 'dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat', memang demokrasi itu adalah doktrin yang agung, manusiawi, alamiah, bahkan simbul peradaban yang tinggi.
Buku ini membentangkan perjalanan menegara dengan teropong demokrasi untuk kurun waktu pasca demokrasi. Masalah yang terkait dengan Mahkamah Konstitusi mendominasi pembahasan, maklum MK di bumi pertiwi ini dianggap sesuatu yang baru. Karena mendominasi pembentangan, maka pengantar buku ini diberikan oleh Prof.Dr. Jimly Asshiddiqie, SH.
Dalam pengantar dikatakan bahwa harus ada kesejajaran atau posisi sederajat antara pengertian demokrasi dalam pengertian politik dan demokrasi dengan pengertian hukum.Karena menurut Jimly demokrasi seringkali hanya disoroti dari aspek politik saja.
Buku ini membagi tiga bahasan antara lain:
  1. Snapshot Politik Dalam Negeri, terdiri dari 21 artikel
  2. Dinamika Konstitusi dan Ketatanegaraan, terdiri dari 16 artikel
  3. Isu Politik Lokal, terdiri 7 artikel
HAROLD CROUCH INDONESIAN SULIT MENEBAK:
....Ketika musim tuntutan reformasi bersemi di Indonesia beberapa tahun yang lalu, muncul klaim oposisi biner melalui ungkapan "kami reformis, mereka status quo", "kami progresif, mereka konservatif", dan sebagainya. Namun, pada saat ini kita menjadi binggung untuk memastikan yang mana reformis dan progresif serta yang mana yang status quo dan konservatif karena persepsi, pendapat, dan perilaku banyak orang telah bercampur baur. Contoh lainnya, ketika pemilu 1999 dilontarkan isu bahwa jika Golkar menang maka pemilu curang, namun dalam kenyataannya hampir semua partai peserta pemilu melakukan kecurangan.
Adanya relativisme semacam inilah yang harus didasari betul ketika menilai politik empirik Indonesia. Itulah mengapa sungguh tepat ketika Indonesian Harold Crouch pernah mengakui bahwa politik di Indonesia sulit ditebak.
SBY TERCATAT AROGAN:
Buku ini menganjurkan pejabat negeri ini meniru Vaclav Havel, mantan Presiden Republik Cheko yang diakui sebagai negarawan dan tokoh legendaris dunia.
.......Berdasarkan pengalaman panjang terjun dalam kancah politik san pemerintahan, Havel sampai pada kesadaran tentang pentingnya seorang pejabat negara dan politisi menjaga kata-kata. Havel mengingatkan :"the 'sine qua non' of a politicisn is not the ability to lei; he needs only be sensitive and know when, what, to whom, and how to say what he has to say". Lebih lanjut Havel menegaskan: "how to say something politely that your opposite number may not want to hear; how to say, always, waht is most significant at a given moment, and not to speak of what is not important or relevant". Jika pesan Havel ini dicamkan, mungkin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Menteri Koordinator Perekonomian Aburizal Bakrie akan berhati-hati melontarkan kata-kata yang dapat memantik impresi publik ada arogansi kekuasaan pada kata-kata itu
.......Ketika banyak orang dan pers menilai periode 100 hari pemerintahannya tidak menorehkan jejak kinerja spektakuler seperti yang dijanjikan dalam kampanyenya, yang berakibat popularitasnya menyusut, Susilo Bambang Yudhoyono berkomentar: "I don't care with my popularity".
Pernyataan beraroma arogansi kekuasaan seperti itu terasa lebih menusuk lagi melalui pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ketika rencana pemerintah ingin menaikkan harga bahan bakar minyak [BBM] ditentang banyak pihak, Jusuf Kalla berkomentar: "Jika keputusan pemerintah dianggap salah maka jangan pilih mereka pada pemilihan umum berikiutnya" Pernyataan serupa dilontarkan kembali oleh Jusuf Kalla menanggapi hasil jejak pendapat Lembaga Survey Indonesia bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah menurun sebesar 17 % pada September 2005. Katanya:"pemerintah tidak berjalan dengan hanya hanya jejak pendapat 1.300 orang, kita tidak terpengaruh hanya dengan 1.300 orang itu, tapi kita bekerja berdasarkan program rencana".
Pernyataan setali tiga uang pernah dilotarkan oleh Aburizal Bakrie beberapa waktu yang lalu. Menanggapi keluhan publik dan pemberitaan pers tentang naikknya harga gas elpiji, Aburizal Nakrie berkomentar: "jika tidak mampu beli gas, pakai minyak tanah saja". Tragisnya, pemerintah menaikkan harga minyak tanah hingga 185 %. Akibatnya, rakyat miskin terpaksa harus menggunkan kayu bakar, yang diperoleh dari sembarang tempat, untuk memasak.
ARTIKEL MENARIK
.......Masih banuak artikel yang menarik antara lain:
  • Koalisi Kebangsaan
  • Koalisi Kebangsaan VS SBY
  • Perselisihan Hasil Pilpres
  • Putusan MK Soal Gugatan Wiranto
  • dll
Data buku
JUDUL: Dinamika Deokrasi Dan Politik Nasional Pasca Orde Baru
PENULIS: Munafrizal Manan
PENERBIT: Pustaka Jaya abadi Perum Gedongkuning Gg Kartika III No. 902. Jl. Kusumanegra Timur Yogyakarta. Phone; 0274-7005905
ISBN: 979-25-2761-3
CETAKAN: Februari 2008 [I]
TEBAL:ix + 231 halaman

Monday, April 13, 2009

MERENTAS JALAN UNTUK BERKUASA SUNARDIAN WIRODONO

SW-Sunardian Wirodono penulis produktif, kali ini membentangkan persoalan-persoalan yang terkait dengan suatu upaya mencapai kekuasaan. Jika seorang-orang punya niatan Jadi pejabat, mulai dari Presiden, Gubernur, Hingga Kades atau Kasun, membaca buku ini harus di mamah sebagai pengganti sarapan pagi. Karena di buku ini dibentangkan renik-renik yang harus dialami oleh siapa saja yang ingin meretas untuk berkuasa.
Positioning buku ini tidak berlaku memandu orang, namun memberikan sinyal-sinyal khusus, sehingga jika orang sudah menancapkan niatnya untuk merengkuh kekuasan sejak dini telah cermat dengan rambu-rambul peringatan, larangan atau anjuran. maaf belum tuntas.
Ada semacam kata yang provokatif atau mungkin kata memotivasi diketemukan di buku ini. Katanya, ‘If there is a will there is away! Disitu ada kemauan di situ ada jalan.
Inilah yang membuat kita untuk tetap dijalan kuat ketika ingin meretas keinginan.
RAMBU-RAMBU BUKU INI
  • Bagaimana menentukan kendaraan politik,
  • Bagaimana mencitrakan diri, dan mencitrakan konstituen
  • Bagaimana meninggalkan perilaku yang acapkali justru tidak populis

Bagaimana mendesain kerja sama
Data buku
JUDUL: Meretas Jalan Untuk Bekuasa
PENULIS: Sunardian Wirodono
PENERBIT:Alfamedia. Jl. Monumen Yogya Kembali. Telp/Fax: 584780, Yogyakarta.
E-mail: gagasalfa@yahoo.com
CETAKAN: 1 Januari 2009-04-14
ISBN: 978-979-19274-0-6
TEBAL: 144 halaman
Catatan:
Buku ini mengingatkan:


KITA TIDAK SEDANG BERPOSE
Berpose di Depan Rakyat Saat ini Benar-benar tindakan bodoh. Kenapa bodoh? Karena apatisme [ketidaksemangatan] dan resistensi [penolakan] rakyat yang tinggi atas hal itu. Kenapa rakyat apatis dan resistensi? Karena politik sama sekali tidak memberikan dampak apa pun dalam peri-kehidupan mereka keseharian.
Kita tidak sedang membicarakan apakah para pemimpin, penguasa telah menipu dan membohongi rakyat. Kita hanya mengatakan, bahwa politik ternyata sama sekali ”tidak berguna” sebagai jalan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Padahal, kesejahteraan rakyat itulah keingnan terbesar dari rakyat
.

Saturday, April 11, 2009

INDAHNYA KEGAGALAN

Kendati tidak dirancang khusus untuk para polikus, yang sedang dirundung gundah gulana karena harapan mendapat kursi malah mendapat caci maki suami/isteri, buku ini menasehati.
Kegagalan, kekuatan mencapai kemenangan
BUKU INI MENASIHATI POLITISI TAK DAPAT KURSI.
….adalah buku yang menginspirasi seorang-orang dengan mengulas, dan menyentuhkan makna kegagalan. Siapa saja tak perduli tua muda, miskin kaya, yang tanpan dan yang tak jelita, jika membaca buku ini akan mudah menghalau sebuah kegagalan.
UNTUK SIAPA BUKU INI DIPERSEMBAHKAN:
Buat seorang-orang yang pernah mengalami kegagalan tapi dengan santai, penuh senyuman dan sedikit tertawa mengatakan : Ah…itu mah biasa, saya bersyukur karena pernah mengalami kegagalan. Karena dengannya karakter saya ditempa dan dibentuk. Dengan kegagalan pulalah saya bertambah ahli meliuk-liuk tubuh dalam indahnya gelombang kehidupan.”
SANGAT TEPAT UNTUK SIAPA BUKU INI:
Seorang-orang yang ingin menjadi selebritis sejati, yakni orang-orang yang selalu merayakan kehidupannya baik di kala senang maupun susah, di kala terang maupun gelap, di kala kutub dualisme tak lagi mempengaruhi ke-diri-annya,
….lembaran awal buku ini menceriterakam composer termasyur Ludwig Van Beethoven, yang dalam hidupnya selalau digenangi oleh kegagalan. Kegagalan demi kegagalan selalu menjadi santapan keseharian, namun justru membangunkan dirinya. Harus ditinggal oleh kekasihnya Giuletta, itu pun tak cukup, kemudian kekasih barunya juga kabur.Namun Beethoven tetap berjaya, takterusik sedikitpun oleh pahitnya kegagalan. Komposer yang tuli ini, mengajari kita semua.


KEGAGALAN MASIH MEMBERI SUMBANGSIH
Apa sumbangsih kegagalan terhadap anda?
Hampir setiap manusia tidak menyukai kegagalan.”Kegagalan harus dilenyapkan; kegagalan harus dihindari; saya tidak ingin gagal, “inilah sebagian kata-kata yang terkadang tanpa sadar meluncur dari mulut kita”. Padahala kalau disadari dengan benar, Kita pasti mengatakan sebaliknya, “Yes, saya gagal”. Kalau kita benar-benar sadar, maka akan gembira pada saat kegagalan menghampiri anda. Kegembiraan Anda mungkin sama pada saat kita memperoleh sukses.
Kegalan yang menimpa kita bisa menjadi hal baik dan rahmat bagi kita. Jangan takut pada kegagalan. Jangan menghindarinya.
Kemudian apa yang disumbangkan kegagalan pada kita?

  1. Kegagalan mengilhami penemuan
  2. Kegagalan akan menambah dan memperkaya pengetehuan kita sebelumnya
  3. Kegagalan dapat menunjukkan seberapa besar kualitas keyakinan kita
  4. Kegagalan adalah alat untuk memperkuat otot mental kita
  5. Kegagalan akan memberikan perspektif yang lebih luas

MITOS KEGAGALAN YANG MENYESATKAN
Ada mitos yang berkembang, dan mitos ini perlu untuk diwaspadai, karena mitos ini akan melemahkan seorang-orang ketika tertimpa kegagalan, bahkan mitos ini akan menggandakan sebuah kegagalan. Buku ini menggali beberapa mitos yang acapkali mampir pada seorang-orang yang sedang gundah gulana ketika kegagalan menimpa. Mitos itu antara lain:

  1. Orang menganggap gagal itu menunjukkan kelemahan padahal dengan kegagalan kita bertambah kuat
  2. Orang menggap gagal itu menyerang orang teertentu padahal gagal itu menyerang semua orang
  3. Orang menganggap gagal itu menutup pintu kesempatan-padahal kegagalan akan menciptakan kesempatan lainnya
  4. Orang menganggap gagal; itu akhir dari segalanya padahal kegagalan adalah sebuah permulaan dari segala-galanya
  5. Orang menganggap gagal itu adalah sebuah kesalahan padahal kegagalan adalah sebuah proses pembelajaran

DAYA BANGKIT
Buku ini difungsikan daya bangkit dari sebuah kegagalan, isinya memicu energi kita, ternyata tak hanya menasihati, namun lebih dai itu, memberi solusi dan mencitrakan pribadi yang berani. Melalui buku ini juga disuntikkan puluhan kata-kata bijak, harapanya adalah sebuah pastian bahwa kegagalan adalah penyubur tumbuh kembangnya bunga kesuksesan.
Data buku
JUDUL: Indahnya Kegagalan
PENULIS: Yusron Pora
PENERBIT : Inteprebook. Kelompok Penerbit Pinus [KPP]. Jl. Tegal Melati No. 118 C Jongkang [Belakang Monjali] Sleman, Yogyakarta 55582. Telp: 0274-867646. E-mail: rumahpinus@yahoo.com
ISBN: 978-979-182883-8
TEBAL: 171 halaman; 14 21 cm
CETAKAN: I November 2008

JANGAN PERCAYA POLITIKUS! Firman R Mazayasyah

" Panggung politik di negeri ini, ibarat sebuah sandiwara. Di mana, masing-masing tokohnya memainkan peran yang memang sangat cocok dengan karakter aslinya
Panggung politik juga ibarat sebuah gerbong lokomotif, yang bisa melaju dengan cepat, tapi tetap meninggalkan kepul asap hitam di sepanjang perjalanan yang dilaluinya"
Firman R Mazayasyah adalah penulis produktif bagaikan ayam petelor yang tak kenal berhenti menelor. Bukunya berjibun, kini pikiran liarnya menggoda, dengan nakal "uneg-uneg" ditumpahkan dalam buku dengan tajuk yang cukup provokatif, 'Jangan Percaya Politikus'. Virus tidak mempercayai politikus sudah lama mampir di benaknya. Ketika masih belia orang tuanya sudah membentengi agar tidak berpolitik, kendati sang ayah adalah seorang-orang politikus. Ternyata virus itu berlanjut pula ketika duduk di perguruan tinggi, sang dosen pun ikut memprovokasi, dan mengatakan jangan sampai terjun dalam dunia politik, diceriterakan pula bagaimana para politkus yang sering menyikut, menyikat dan terkadang menginjak-nginjak orang orang di dalam parpolnya sendiri.
Pada kesempatan lain, seorang ustadz juga menyampaikan pokok pikirannya yang tidak sejalan dengan politikus. Menurut sang ustadz aktivitas dunia politik itu banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Inilah rupanya latar yang kuat sehingga Firman menuliskan uneg-unegnya.
Pikiran nakalnya yang sudah menjadi buku ini, diharapkan mampu membelajarkan siapa saja, utamanya jika melihat sepak terjang politikus, ternyata dalam buku ini politikus acapkali digambar seorang-orang yang menyebarang jebatan, ketika di pangkal jebatan menebar simpati, bermuka manis, dan sederetan pesona dan populis, namun ketika sampai diujung jembatan lain seakan melupakan semuanya.
Buku ini menyajikan tulisan-tulisan seperti esai yang setiap artikel menggambarkan carut marut, rentang perentang di ranah politik. Banyak keputusan politik yang lahir tanpa bersinggungan dengan manusia yang seharunya menikmati keputusan politik. Digambarkan di buku ini, bahwa seorang politikus cenderung berpikir dirinya sendiri. Ketika berada dipapan catur kehidupan, dengan dekapan kursi dewan polikus cenderung disibukkan mencari celah untuk bisa menggapai keuntungan. Atas nama rakyat, mereka 'memaksa', 'menekan' dan 'menguras habis kekayaan negeri ini untuk memperkaya diri.
Pikiran liar penulis buku ini, bahkan sudah masuk wilayah 'sakral', ide mendorong melahirkan artikel dengan judul, 'Seandainya Jadi Presiden'.
APA YANG DILAKUKAN SEANDAINYA JADI PRESIDEN:
Pertama, akan sowan terlebih dahulu pada tokoh-tokoh reformasi. Dan akan memaparkan berbagai konsep atau rencana gerakan reformasi yang akan digelar
Kedua, atas seijin tokoh-tokoh reformasi itu, akan memangkas 'musuh-musuh' atau rival politik yang tidak mendukung kebijakan
Ketiga, akan 'memerdekakan' orang-orang yang selama ini masih belum merdeka. Baik secara ekonomi maupun politik. Akan memberikan subsidi dan membebaskan semua lembaga pendidikan agar masyarakat bisa lebih leluasa untuk menimba ilmu.
Keempat, akan mengurung para'penjilat' yang selama ini selalu membuat laporan asal bapak senang alias ABS. Kemudian mereka akan dihukum secara terbuka agar disaksikan rakyat banyak.
Kelima, akan memerintahkan seluruh menteri di setiap departemen untuk menerapkan pola managemen terbuka. Artinya, semua persoalan yang berkaitan dengan masalah orang banyak, harus dipaparkan apa adanya pada rakyat, agar rakyat juga ikut berpikir dan bertanggung jawab untuk memajukan negeri ini
Keenam, akan meminta bantuan pada menteri penerangan membuka kran kontrol press yang selama ini agak seret-untuk memantau pelaksanaan pembangunan di lapangan, agar mudah diketahui manakala ada penyimpangan
Ketujuh, meminta para petinggi di jajaran TNI untuk menata kembali anak buahnya agar tetap berada di jalur rel utamanya. Kepada TNI akan diminta bantuannya agar melindungi rakyat dari segala bentuk penjajahan baru.
Kedelapan, akan minta bantuan pada para tokoh agama yang ada di nusantara ini untuk bersatu dalam membangun umat, negara dan bangsa ini. 'Perseteruan' dan 'pergesekan' yang selama ini sering terjadi di lapangan ketika mereka tengah 'menggarami' umatnya masing-masing, akan dihimbau untuk jangan samapai terjadi lagi
Kesembilan, akan menerbitkan kembali asset kekayaan negara dan kekayaan milik para pejabat, agar jelas mana milik negara, mana milik pribadi
Kesepuluh, akan menggalang kerjasama yang saling menguntungkan dengan negara tetangga. Selanjutnya akan diciptakan kondisi yang kodusif, agar kerjasama tersebut berhasil dengan baik.
Itulah "COLUNG"--'Contekan Langsung' yang diendus dari buku ini. Tentunya masih banyak esai yang unik dan provokatif di buku ini.
Data buku
JUDUL: Jangan Percaya Politikus
PENULIS: Firman/. R. Mazayasyah
PENERBIT: Magma Pustaka. Gombang RT 03/RW 22 Tirtoadi Mlati Sleman-Yogyakarta.
ISBN: 979-97628-3-8
TEBAL: xiv + 200 halaman; 14 x 20 cm
CETAKAN: Pertama 2007

Tuesday, April 7, 2009

KALAU MAU BAHAGIA JANGAN JADI POLITISI

Arvan Pradiansyah
Penulis Best-Seller The 7 Laws of Happiness
Buku ini bukanlah sebuah buku politik. Ini buku mengenai kepemimpinan, kehidupan, dan kebahagiaan. Bahwa penempatkan politik sebagai obyek di buku ini, semata-mata karena politik adalah sebuah gejala kehidupan. Bertapapun alerginya pada politik, kita tidak akan pernah dapat melepaskan diri dari politik.
Menurut buku ini, ketika politik 'diserempetkan' dengan kebahagiaan didapat dua hal, namun pengertian politik yang didapat agak menohok kawan-kawan politikus.
Setidaknya ada dua hal yang tidak membahagiakan bagi politisi, yakni:
Pertama adalah ketika lawan politik mereka mendapatkan kemenangan
Kedua, ketika mereka mendapatkan musibah.
Jadi, rumus kebahagiaan dalam politik adalah:
  • susah kalau melihat lawan politik senang, dan
  • Senang kalau melihat lawan politik susah.

Buku ini ternyata bagian dari ambisi sehat penulisnya, dan tertangkap jelas ambisi itu di kata pengantar. Ambisi sehat itu tertulis lengkap sebagai berikut:

Dengan menulis buku ini, saya berharap akan bisa mempengaruhi paradigma politisi kita, paradigma calon politisi, dan paradigma seluruh masyarakat Indonesia. Ada tiga perubahan paradigma yang ingin saya capai melalui buku ini.

Pertama, mengubah paradigma politik dari memperjuangkan kepentingan diri sendiri dan kelompok menjadi memperjuangkan kemanusiaan.
Kedua, mengubah kesetiaan politisi dari kesetiaan pada kelompok [yang bisa benar, tetapi juga bisa salah] menjadi kesetiaan pada kebenaran
Ketiga, mengubah paradigma politisi yang sangat transaksional [yaitu memberikan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar] menuju paradigma hubungan yang transformasional. Dalam hubungan semacam ini, dasar pemberian kita adalah cinta.

Dalam buku ini juga disuntikkan kata-kata pijak, yang terkait dengan perilaku politik, kurang lebih sekitar 17 kata-kata bijak parkir di buku ini.

Data buku:

JUDUL: Kalau Mau Bahagia, Jangan Jadi Politisi!

PENULIS :Arvan Pradiansyah

PENERBIT: PT Mizan Pustaka. Jl. Cinambo No. 135. [Cisarenten]. Ujungberung, Bandung 40294. E-mail: kronik@mizam.com. http://www.mizan.com/

ISBN: 978-979-433-555-0

CETAKAN: 1-Maret 2009

SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO X BUKAN REFORMASI TAPI RESTORASI

Ada apa tiba-tiba muncul buku ini? adalah pertanyaan yang diprediksi akan muncul. Karena setelah terjadinya 'pasowanan-agung', Sri Sultan mendadak seperti selebriti, mulai dari koran lokal, majalah, hingga koran nasional radio atau TV, seringkali memberitakannya. Memang atmosfir yang terjadi kondisi orang memprediksi, namun sesungguhnya lahirnya buku ini semata-mata bukan untuk sensasi. Buku ini adalah pembentangan tentang jatidiri Sultan, bahkan tidak diupayakan sebagai beladiri atau pun melakukan upaya tangkisan atas sebuah dugaan, 'rerasan' hingga umpatan. Jika ada seorang-orang memblejeti, tentunya dikarenakan belum membaca buku ini. Mulalui buku ini khalayak baca akan melihat sekaligus memahami jati diri bung Sultan....
Sebuah kreasi garapan Sunardian Wirodono dan Bondan Nusantara ini, setidaknya akan menjadi referensi warga bangsa untuk mengetahui jatidiri sebenarnya.
Memang orang tidak menyangka, jika Sri Sultan yang polos ini ternyata telah merespon dengan cepat kehendak masyarakatnya, serta merta telah bertekad diri bersedia mencalonkan sebagai pemimpin negeri ini. Kehadirannya seakan merobek peta politik Indonesia yang sedang berjalan secara datar, kini berubah, dan memang perlu berubah, dan buku ini dapat dipresepsikan modal untuk perubahan. Pencitraan diri sang Sultan dalam buku ini sangat kental, bahkan sempat pula membuat orang terpana karena terlanjur memberi stigma buruk ternyata. Misalnya stigma yang berkembang sekarang, yang mengatakan bahwa Sultan adalah seorang-orang feodalis, ternyata stigma keliru, buku ini meluruskan. Banyak tuduhan, banyak celaan, semuanya diralat buku ini.
Data buku
JUDUL:Sri Sultan Hamengku Buwono X. Bukan Reformasi Tapi Restorasi
PENULIS: Sunardin Wirodono + Bondan Nusantara
PENEBIT:Merti Nusantara Pustaka Utama. Jl. mangkuyudan No. X Yogyakarta
ISBN: 978-979-97816-7-3
CETAKAN: I- Maret 2009.
TEBAL: xxviii+362 halaman; 14 x 20 cm
BAB YANG DIBAHAS:
  1. Salah Paham Mengenai Sultan
  2. Latar Belakang Sejarah
  3. Yogyakarta Sebagai Sebuah Uji Coba
  4. Kepemimpinan Transformatif dan Restoratif
  5. Penikiran Sultan Hamengku Buwono Dlam Modernisasi
  6. Dari Kandang Menjangan Ke Bangsal Witana
  7. Empat Syarat Perubahan
  8. Restorasi Kebudayaan Sebagai Dasar
  9. Indonesia Masa Depan Sebuah Negara Bangsa
  10. Sultan Hamengku Bwono Dan Pencapresan 2009

BANGSA GAGAL-MENCARI IDENTITAS KEBANGSAAN

Sebuah kecermatan dilakukan oleh HM.Nasruddin Anshoriy CH dalam memilah-milah berbagai dokumen yang berserakan untuk meneropong perjalanan bangsa terkait dengan jati dirinya.Ternyata ide membangkitan bangsa telah berada didalam benak bangsa ini sejak jaman dulu kala, dari sepihan pikiran dan tindakan itu dikuak habis oleh buku ini. Rupanya kegigihan bangsa untuk mengedepankan cita cita berbangsa telah terpatri sejak lama. Kendati buku ini diberi judul "Bangsa Gagal" ternyata tidak serta menggambarkan sebuah kegagalan, justru isinya merupakan sebuah energi yang dimiliki bangsa untuk mempertahankan jatidirinya. Mulai dari Zaman Kejayaan Majapahit sudah nampak indikasi itu, Sultan Agung, hingga Trunojoyo berbagai pikiran-pikiran sehat itu, tak sedikitpun larut dan beringsut, bahkan secara ekstrem dapat dikatakan tak lapuk dari putaran tahun.
Buku ini merupakan Seri Satu Abad Kebangkitan Nasional, untuk menyambut peringatan 100 tahun kebangkitan nasional. Oleh karenanya lahirnya buku ini memiliki maksud terpuji, yakni menyegarkan kembali ingatan kita dengan wanaha memutar kembali lintasan sejarah bangsa. Tentunya dampak yang diperoleh adalah terbentuknya warga bangsa yang paham akan sejarah bangsa, dan akibat akhir adalah terbentuknya nasionalisme yang sarat dengan nilai-nilai kepatutan. Menurut buku ini romantika perjalanan sejarah dalam ranah pencarian identitas kebangsaan ini, tidak lahir dengan mudah, namun lebih banyak diapresiasikan sebagai 'tantangan'. Karena tujuan lain buku ini ingin membelajarkan warga bangsa, maka bku ini disajikan dengan gaya penulian kekinian sehingga khalayak baca mudah mencerna.,
Data buku:
JUDUL: Bangsa Gagal - Mencari Identitas Kebangsaan
PENULIS: HM.Nasruddin Anshoriy Ch
PENERBIT: LKIS Yogyakarta . Salakan Baru No. 1 Sewon Bantul. Jl. Parang Tritis Km. 44 yogyakarta. Telp: 0274-387194. http://www.lkis.co.id/. E-mail: lkis@co.id
CETAKAN I: Mei 2008
ISBN: 978-979-1283-656
TEBAL: xiv + 196 halaman. 21 x 14,5m
BAB YANG DIBAHAS
  • Sejarah Ekonomi Dan Politik Indonesia
  • Kontak Dengan Bangsa Asing
  • Identitas Politik Lokal
  • Cita-cita Nasionalisme
  • Kesadaran Tentang Harga Diri Bangsa
  • Usaha Membangun Martabat Rakyat
  • Keteladanan Para Pemimpin Agama
  • Membangkitkan Semangat Patriotisme
  • Munculnya Politik Etis
  • Pergerakan Poltik Indonesia
  • Perubahan Peta Politik Dunia
  • Membentuk Negara Kesatuan
  • Merintis Jalan Demokrasi
  • Kesadaran Hidup Berkonstitusi
  • Pengokoh Ideologi Nasional
Catatan: Sajian buku ini cenderung ke penulisan populer, dan sangat bermakna untuk membelajarkan warga bangsa agar memiliki jiwa nasionalis, tanpa membeda-bedakan asal usul atau golongan. Sangat cocok untuk pembekalan bagi generasi muda atau organisasi kepemudaan. Bahkan sangat covok sebagai literatur pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

Friday, April 3, 2009

PERANG PANGLIMA-SIAPA MENGKHINATI SIAPA?

Tergolong buku paling dicari, dipasaran kadang menghilang, banyak orang tertarik mulai dari wong cilik penggemar keripik, hingga orang politik yang punyai siasat licik. Buku ini rupanya sangat asyik dinikmati di suasana polemik. Setelah picuan buku yang membentangkan Pak Sintong Panjaitan menggema, dan sempat cetak ulang karena dipasaran menghilang, maka buku yang telah duduk manis di rak buku, kembali diburu.
Pada awal lahirnya buku ini sempat berada diwilayah "laris manis" alias bestseller, kemudian lemah di pasar, namun setelah munculnya kontroversia, apa lagi sang aktor yang diceritakan di buku ini sedang mengerek reputasi, buku ini bak kacang goreng.
Melihat tulisan di sampul belakang saja orang bisa meregang dan terpanggang, untuk membaca habis buku ini. Tulisa itu/.....
"Wiranto dan Prabowo tak pernah akur. Mereka telah lama berusaha saling menyingkirkan. Wiranto menggunkan cara-cara halus, berkerudung konstitusi, untuk meredupkan sinar yuniornya. Sebaliknya, Prabowo kerap dituding berada di balik gerakan-gerakan siluman untuk merampas wibawa panglima. Jadilah, Panglima Kostrad dan Panglima ABRI beradu strategi. Keduanya saling menganggap musuh. Mei 1998 masih menyimpan misteri perang dua Panglima itu. Juga, masih tersaput kabut, bilakah kelak dua panglima ini kembali ke arena laga?
Data buku
JUDUL: Perang Panglima Siapa Mengkhianati Siapa?
PENULIS: Femi Adi Soempeno & AA Kunto A
PENERBIT: Galangpress. Jl. Anggrek 3/34 Baciro Baru Yogyakarta 55225. Telp: 0274-554985. E-mail: glgpress@indosat.net-id http://www.galangpress.com
ISBN: 979-13-9908-9
CETAKAN: II-2007
TEBAL: 248 halaman. 130 x 200 mm

KONTROVERSI 'kudeta" PRABOWO

HANYA LEWAT
Centang perentang, yang terjadi ketika reformasi sedang berproses, akhirnya menui sebuah situasi yang carut marut, bahkan level kepercayaan antar manusia turun pada derajat paling rendah, bahkan terjadi "Zero Trust" [nir kepercayaan]. Saling curiga, bahkan saling tuding menggelinding tiada banding. Sebuah kontroversi akhir lahir ketika level kepercayaan berada pada titik terendah. Akhirnya kondisi ini dipotret dengan narasi bagus, cerdas dan indah oleh A. Pambudi, selanjutnya dihimpun dan jadilah buku dengan judul: Kontroversi "kudeta" Prabowo.
Bagaikan polemik yang terhimpun, seperti dialog atau tanya jawab bahkan terindikansi saling mengklarifikasi. Aktor yang terlibat dalam percaturan berargumen seraya menunjukkan dukungan rasional, atau empirik. Kalau dijadikan sebuah lakon, tentunya buku ini akan mengetengahkan lakon, "Benarkah Kudeta Itu?"
Setidaknya buku ini akan menjawab sebuah pertanyaan:
Benarkah ada rivalitas tajam antara Jendral Wiranto dan Letjen Prabowo?
Benarkah rumor Letjen Prabowo mengerahkan pasukan untuk mengepung kediaman Presiden Habibie dan obyek-obyek vital pemerintah?
Adakah peran perwira-perwira tinggi group Benny Moerdani?
Benarkah Soeharto mengira Habibie dan Letjen Prabowo berniat menjatuhkan dirinya
Data buku:
JUDUL: Kontroversi Kudeta Parbowo
PENULIS: A.PAmbudi
PENERBIT:MedPress. Jl. Irian Jya D-24, Perum Nogotirto II Yogyakarta. Telp. 0274-7103084
ISBN: 979-222-172-7
TEBAL: 104 halaman, 14 cm
CETAKAN : VI 2007/.
BAB YANG DIBAHAS:
  1. Cerita di Balik Lengser-Nya Soeharto
  2. "Perang Dingin" Soeharto Habibie
  3. Benarkah Ada Kudeta?
  4. Wiranto Menjawab
  5. Tradisi dan Konflik Internal TNI AD

PRABOWO DARI CIJANTUNG BERGERAK KE ISTANA

"Saya penganut falsafah Jawa sing becik ketitik, sing olo ketoro artinya yang baik akan ketahun dan yang buruk juga terlihat."
Prabowo Subianto
[Saat menepis tuduhan Letjen (Purn) Sintong Panjaitan]
Adalah buku yang lahir kembali, artinya buku ini pernah lahir dengan judul "Prabowo Titisan Soeharto" kini dilahirkan dengan perwajahan baru dengan judul "Prabowo, Dari Cijantung Bergerak Ke Istana. Tentunya sangat istiwa kehadiran buku ini, dilihat dari kacamata penerbit dan marketing buku ini paling tidak akan laris manis dan cebat habis seperti buku yang berkisah tetang Jendral Sintong Panjaitan-Para Komando. Dari sisi iklim polemik buku ini juga cukupmenarik, dan dari sisi para pemain politik dapat difungsikan sebagai bahan mengritik,atau pun mengintrik.
Kehadiran buku ini seakan melakukan upaya cantik dalam mengadvokasi atau juga bisa dikatakan upaya klarifikasi. Lebih jauh buku ini juga seakan menegasi buku-buku yang bernada minir terhadap pribadi Prabowo.
Femi Adi Soempeno, adalah penulis buku yang kerapkali membentangkan pribadi Prabowo, dan memiliki harapan atas kehadiran buku ini, agar pembaca dapat menyimak dan mereview kembali perjalanan "The Rising Star" dari Cijantung. Femi tampaknya memeliki referensi banyak tentang Prabowo oleh karenanya ketika menulis buku berjudul "Perang Panglima", buku ini terkategori 'bestseller'
Selajutnya ingin mengajak khalayak baca agar lebih seksama merasakan pergulatan bati, seklaigus menyelami konflik dan prahara yang pernah Prabowo alami. Tentunya pembaca maklum jika buku ini kemiringan bobot terarah pada Prabowo.
CERDAS DAN DOYAN BUKU
Prabowo dikenal sebagai anak yang paling doyan memamah buku. Dari koleksi di perpustakaan milik pribadi di kantor maupun di rumahnya, Prabowo paling menyukai buku tentang sejarah dan militer. Konon ia selalu belanja banyak buku jika bepergian keluar negeri. Itu sebabnya, buku dalam bahasa asing pun ia lumat.
Prabowo memang tak menolak buku-buku berbahasa asing, di antara prajurit seusianya, penguasaan bahasa Asing terbilang oke. Selain bahasa Inggris, ia menguasai bahasa Perancis. Jerman, dan Belanda. Wajar saja. Masa kecilnya dihabiskan di luar negeri, seperti Singapura tiga tahun, Malaysia dua tahun, Hong Kong dua tahun, Swis dua tahun, dan Inggris dua tahun. Ia mengikuti ayahnya yang berpindah-pindah dalam masa pengasingan. Tak heran, sikapnya pun kebarat-baratan dan cenderung "arogan". Sikap arogan inilah kadang diintepretasikan lain, bahkan sebagai bahan baku pendiskriditan. Nampaknya cercaan yang berbobot menuduh sekarang dengan masif, diamini banyak orang, bahwa Prabowo adalah seorang-orang yang mengarsiteki kudeta. Buku ini mengklarivikasi.
TUDAHAN KUDETA 22 MEI
Tepatnya di halam 143 buku ini, terungkap bahwa tuduhan kudeta pada Prabowo sangat kental.
......Bila tuduhan 'kudeta' lengket di tubuh Soeharto saat menggulingkan Soekarno melalui Supersemar pada tahun 1966, isu serupa juga terjadi sama pada Prabowo yang dituduh berniat menggulingkan BJ. Habibie pada tahu 1998.
Dalam sebuah pidato di depan peserta Forum Editor Asia Jerman II di Istana Merdeka, Habibie membeberkan soal 'kudeta' yang diupayakan Prabowo.
Habibie mengatakan, sehari setelah pelantikannya sebagai presiden, 22 Mei 1998, ia bertemu Jendral Wiranto. "Dia mengatakan pada saya bahwa pasukan di bawah komando seseorang yang namanya tidak disembunyikan lagi, Jendral Prabowo, sedang mengonsentrasikan di beberapa tempat, termasuk di rumah saya. Kemudian sebagai Panglima Tertinggi, saya perintahkan tarik pasukan ke barak. Saya tanya Wiranto, apakah perintah saya baik. Ya, itu baik, Pak jawab Wiranto."
Beberapa kali Habibie melukiskan suasana tersebut. "Tidak usah ditutup-tutupi, kita tahulah yang memimpin konsentrasi pasukan itu, orangnya Prabowo Subianto," kata Habibie berapi-api ...Pidato ini kontan menyulut kontroversi. Bantahan egera datang dari Prabowo, yang saat itu masih berada di Amman, Yordania. Melalui kawan-kawanya, Farid Prawiranegara, Fadli Zon, dan Ahmad Soemargono, ia menyampaikan surat yang dibeberkan dalam konferensi pers di Hotel Regent.
Surat itu isinya menyatakan bahwa pengerahan pasukan yang berda di bawah komandonya pada 12-22 Mei 1998 dilaksanakan sesuai prosedur."Semua itu dilaksanakan sepenuhnya di bawah Panglima Komando Opereasi Jaya, yaitu Pandam Jaya. Dan semua pengerahan pasukanpun dilaporkan kepada komando atas"
Prabowo menjelaskan, pada rapat malam hari di Mako Garnizun Ibu Kota, 14 Mei 1998, Wiranto memerintahkan Panglima Kostrad membantu mengamankan obyek-obyek vital di Ibu Kota. Sementara, Komandan Korp Marinir membantu mengamankan kedutaan asing, serta Danjen Kopassusu membantu mengamankan presiden dan wakil presiden
Dalam suratnya, Prabowo menantang,"....mungkin perlu dilakukan pengecekan langsung pada puluhan perwira dan ratusan prajurit yang ditempatkan di Ibu Kota, terutama yang mengamankan presiden dan wakil presiden...apa perintah yang telah mereka terima, siapa yang memberikannya, dan sebagainya."
......Terang-terangan Prabowo menyatakan bahwa Wiranto mengetahui, bahkan memerintahkan seluruh gerakan pasukan, termasuk ke rumah Habibie. [catatan: Itulah yang tertulis di buku ini. Untuk mengetahui sekaligus melengkapi atau pun melacak kontroversi bisa dibaca buku:
Perang Panglima - Siapa Mengkhianati Siapa? (Femi Adi Soepeno+ AA Kunto A]
Kontroversia "kudeta" Prabowo (A.Pambudi)]
Data buku
JUDUL: Prabowo Dari Cijantung Bergerak Ke Istana
PENULIS: Femi Adi Soempeno
PENERBIT: Galangpress. Jl. Anggrek 3/34 Baciro Abru Yogyakarta 55225. Telp: 0274-554985. E-mail: galangpress@jmn.net.id http://www.galangpress.com/
ISBN: 978-602-8174-18-3
CETAKAN; I-2009
TEBAL: 263 halaman. 150 x 230 mm
BAB YANG DIBAHAS:
  1. Bayang-Bayang Soeharto
  2. Prabowo, Sebuah Mozaik
  3. Prabowo Fecelift
  4. Mencari Pemimpin di Musim Paceklik
Catatan, Bila ingin mencermati terkait dengan "Prabowo For President", terbahas tuntas di bab Prabowo Facelift, halaman 196.]