SILA CARI DI SINI!

Google

Tuesday, May 26, 2009

"OBAMA-OBAMA" INDONESIA Yang muda, Inspirasi Perubahan

Jika kita putar rekaman ulang sejarah kepemimpinan di Indonesia itu, sangat mengagumkan. Saat ini kita seakan mengalami kemunduran, betapa tidak dulu para founding fathers, rata-rata didominasi oleh orang-orang muda. Dan tak terbayangkan jika usia merekan masih dikisaran dua puluhan. Sekaran ini justru sebaliknya para pemimpin negeri ini dikisaran yang sudah berada di level "STW", alias setengah tuwa. Jika kita membandingkan dengan usia presiden Amerikan Serikat, Barack Obama, tentunya republik ini jauh dari kesetaraan.
Namun kita harus maklum, Indonesia itu bukan Amerika Serikat, bahkan pameo yang mengatakan "buah kelapa itu makin tua, makin banyak santanya", semoga tidak di "plesetkan" "makin tua makin kuat asam uratnya".
Bangga dengan bangsa dan negara tentunya harus ditumbuh kembangkan, ternyata bangsa ini juga memiliki potensi istimewa terkait dengan kader bangsa yang masih muda. Mereka terkategori sebagai orang muda yang bisa dilevelkan dengan yang mulia Barack Obama, mulai dari pikiran, filosofi juang hingga perspektif kedepan.
Sederetan nama generasi muda ini tentunya juga memilki kesungguhan terhadap negerinya, dan bukan hanya menemitasi pokok pikiran Obama, lebih dari itu mereka ingin mengepakan saya Indonesia. Bagaikan burung Garuda yang melalang buana, merefleksikan segenap pikirnya untuk mencapai kedigdayan Nusantara.
Buku yang merupakan kerja bareng Muhammad Ja'far dan Didi ahmadi ini, membentangkan sebuah kenyaataan, yakni berupa kompilasi orang-orang muda yang akan menginspirasi perubahan. Para "Obama-Obama" ini secara masif telah melibatkan diri ke dalam proses instutisionalisasi p[olitik, bahkan mengawalnya hingga pada proses konsolidasi demokrasi. Keikutsertaannya dalam merubah paradigma yang cenderung amatir ke ranah profesional telah dilakukan. Bahkan jiwa kerakyatan yang mengalir di tubuhnya membuat instudi parlemen sebagai rumah bagi rakyat.
Data buku
JUDUL: "Obama-Obama" Indonesia- Yang Muda, Inspirasi Perubahan
PENULIS: Muhammad Ja'far dan Didi Ahmadi
PENERBIT: RMBOOKS. PT Wahana Smesta Intermedia. Graha Pene Jakarta Lt.8. Jl. Kebayoran Lama No. 12 Jakarta Selatan 12210. Telp: 021-53699507.
ISBN: 978-602-8075-18-3
CETAKAN : Oktober 2008.
TEBAL: xii + 220 halama
Generasi muda itu,
YUDDY CHRISNANDI
[Ingin Memberantas 5 K, dan Ingin mewujudkan Bangsa Mandiri dan Sejkahtera]
)[](
PRAMONO ANUNG
[Pengadian dirinya: Totalitas Pramono Anung Bagi PDI_P]
)[](
ANAS URBANINGRUM
[Mengabdikan dirinya "Hidup untuk Politik"]
)[](
ZULKIFLI HASAN
[Pionir Tata Kelola Partai Politik Secara Profeional]
)[](
PRIYO BUDI SANTOSO
[Memposisikan pandangan untuk: "Ojo kagetan, Ojo gumunan, Ojo nggege mongso]
)[](
METAMORFOSA
BUDIMAN SUDJATMIKO
[Mereaih Panca Kedaulatan untuk Indonesia]
)[](
ANGELINA SONDAKH
[Ingin: Membuka Jendela Pariwisata Indonesia]
)[](
MUHAIMIN ISKANDAR
[Sebuah Visi Kepemipionan Untuk Indonesia]
)[](
TIFATUL SEMBIRING
Mewujudkan Keadilan, Kesejahteraan, dan Martabat Bangsa Lewat Pemimpin Muda]
)[](
LUKMAN HAKIM SAFUDDIN
[Mewujudkan Idealitas Politik Melalui Pendidikan Politik
)[](
JEFFRY YOHANES MASSIE
[Legowo dan Percaya, Kunci Regenerasi Politik]

Monday, May 25, 2009

SELEBRITIS RAMAI-RAMAI MEMBIDIK SENAYAN

Selebritis juga manusia, selebritis juga warga negara, yang kebetulan memiliki warna sebagai artis yang jadi pesohor. Namun ketika memanfaatkan hak cemoohan hadir secara tiba-tiba. Ada kata yang memerahkan telinga, masuknya para artis kedunia politik berbuah intrik. Dikatakan hanya bermodal ketenaran melaju ke Senayan.
Kenyataan menunjukkan pada dunia, bahwa untuk Pemilu 2009 ini sedikitnya 63 selebritis bertarung untuk duduk di singgasana Senayan. Memang dulu para artis hanya berbaris dan duduk manis bertegger sebagai vote getter, hanya pemanis berfungsi pencari 'penglaris'.
Kini zaman yang telah berubah, para artis bukan lagi vote getter, kini berubah kampanye dengan berbagai cara dilakukan, kendati mereka sudah memiliki investasi dan modal sosial berupa popularitas yang tidak sedikit dibangun dengan susah payah berdarah darah, keringat hingga air mata.
Para selebritis kali ini sudah memiliki lebel percaya diri, dan punya anggapan bahwa pemilih atau konstituen saat ini lebih cerdas, dan sangat cerdas. Menurut buku ini, jika masih ada yang menganggap hanya sekedar vote getter, pendapat ini sangat terbuka untuk diperdebatkan.
Dalam buku ini tidak semua artis yang sedang berbaris menuju ranah politis, termuat habis, hanya sekitar 20 selebritis, mereka adalah para artis yang usia masih dikawasan "mak nyus" [di bawah usia 50 tahun ]. Buku ini membentangkan sosok, pandangan ke depan, cita-cita/impian, dan daya juang para artis.
Lahirnya buku ini ingin membedah pola yang cenderung linier, dan membuka pemikiran kita yang cenderung membatu. Cakrawala dibuka bahwa politikus tidah harus menjadi monopoli orang-orang khusus, bahkan saat ini sudah masuk wilayah terbuka. Siapa saja boleh masuk ke ranah ini, tak perduli direktur atau tukang cukur, tak peduli mantan masinis ataupun artis. Siapa saja yang punya kelebihan dan penuh dengan kearifan boleh di wilayah ini.
Berangkat dari ide Dede Azwar, akhirnya buku ini mampu terbit dan berlayar.
Data buku:
JUDUL: Selebritis - Ramai-ramai membidik Senayan
PENULIS/EDITOR: Yayat Ruhiyat
PENERBIT: Madia Publisher. Jl. Batu I No. 31, Pejaten Timur, Pasar Minggu. Jakarta Selatan. 12510. Telp: 021 7986562. E-mail: madia.publisher@yahoo.com dan madia.publisher@gmail.com dan penerbit.madia@yahoo.com
ISBN: 978-979-18193-4-3
TEBAL: x + 140 halaman : 14 x 195 cm
CETAKAN: Pertama Februari 2009
Yang Dibahas:
20 artis yang dibahas buku ini
  • Anggelina Sondakh MSi [Partai Demokrat]
  • Eko Patrio [Partai Amanat Nasional]
  • Ikang Fawzi [Partai Amanat Nasional]
  • Ingrid Kansil [Partai Demokrat]
  • Jane Shalimar [Partai Demokrat]
  • Marissa Hoque [Partai Persatuan Pembangunan]
  • Metutya Hafid [Partai Golongan karya]
  • Nova Riyanti Yusuf [Partai Demokrat]
  • Nurul Arifin [Partai Golkar]
  • Rachel Maryam [Partai Gerindra]
  • Ratih Sanggarwati [Partai Persatuan Pembangunan]
  • Roy Suryo [Partai Demokrat]
  • Sandi Nayoan [Partai kebangkitan Bangsa]
  • Tamara Geraldine [Partai Damai Sejahtera]
  • Tantowi Yahya [Partai Golkar]
  • Tere Pardede [Partai Demokrat]
  • Tessa Mariska [Partai Gerindra]
  • Wanda Hamidah [Partai Amanat Nasional]
  • Yasmin Mumtaz [Partai Amanat Nasional]

[catatan, kita baca buku ini untuk dokumentasi menaggih janji]

Wednesday, May 20, 2009

MENUJU PRESIDEN RI 2004

Sengaja daur ulang alias memutar rekaman lama, warung buku menghadirkan kembali buku-buku kisaran tahun 2004, utamanya yang bersangkut paut dengan Pemilihan Presiden saat itu. Seperti Buku yang digarap secara kolaborasi antara Kholid. O. Santosa dan Chaerul Salam. Buku ini berkisah tentang pertarungan sengit yang penuh startegi dan trik-trik koalisi. Bahkan beberapa pasangan melakukan kompromi-kompromi khusus guna meraih kursi RI satu ketika itu. Buku ini disajikan untuk tidak untuk mempengaruhi pilihan, namun lebih cenderung memberikan plus minus diskripsi jati diri para kandidit. Semuanya dicandra oleh buku ini dari berbagai sisi, sepertinya seperti analisis SWOT kandidat. Bagaimana Kelebihannya [strong], Kelemahannya [weakness], peluangnya [opportunity] dan Ancaman [threat].
Adapun personal yang dicandra di buku ini antara lain:
Megawati Soekarnoputri [Membawa Kharisma Bung Karno]
M.Amien Rais [Komitmen Kebangsaannya Tidak Diragukan]
Susilo Bambang Yudhoyono [Lompatannya Mencengangkan Semua Pihak]
Hamzah Haz [Melangkah ke Kursi Nomor satu]
Abdurrahman Wahid [Gagal mencoba untuk Kedua Kali]
Akbar Tanjung [Politisi Tiga Zaman Yang Kandas di Konvensi]
Adi Sasono [Membuat Kebijakan Populis]
Abdullah Gymnastiar [Menampilkan Sosok Satria Piningit]
Nurcholish Madjid [Memilih Menjadi Guru Bangsa]
Yusril Ihza Mahendra [Tetap mengutamakan Pengabdian]
Prabowo Subianto [Cita-citanya Masih Tertunda]
Sitti Hardiyanti Rukmana [Mencoba Menebus Kekecewaan rakyat]
Data buku
JUDUL: Menuju Presiden RI 2004 [Pertarungan Strategi, Koalisi dan Kompromi]
PENULIS: Kholid O.S. dan Chaerul Salam
PENERBIT: Sega Arsy. Jl. Asri Raya No. 01. Soekarno Hatta, Bandung Telp: 022 7808939
CETAKAN : Pertama - 2004
ISBN: 979-98365-1-4
TEBAL: 256 halaman : 14 x 21 cm

PRABOWO SANG KONTROVERSIAL


KISAH PENCULIKAN ISU KUDETA
&
TUMBANGNYA SEORANG BINTANG
["Saya cinta negeri ini. Saya orang yang menghargai kemanusiaan. Demi Allah, saya tidak serendah itu...Sesuai prosedur semua sudah saya laporkan pada atasan"]
Prabowo Subianto
Erros Djarot dan kawan-kawan bermaksud mengurai kisah penculikan, isu kudeta, dan tumbangnya seorang Prabowo dalam berbagai sisi. Buku ini menyingkap posisi Prabowo, yang selalu dituding sebagi tokoh sentral dalam peristiwa penculikan aktivis. Dari tudingan itu menjadi suara yang membahana bahkan berakhir dengan rotoknya yang bintang dari ladang juang. Ya, kasus ini mengakhiri karir cemerlang sebagai pengawal kadigdayaan Nusantara tercinta. Isu seputar rivalitas Prabowo dan Wiranto juga dibentangkan oleh buku ini. Lebih dari itu kabar angin yang membelah jagad perpolitikan terdengar keras., muncul isu kudeta.
Data buku
JUDUL: Prabowo Sang Kontroversi - Kisah penculikan, Isu Kudeta, dan Tumbangnya Seorang Bintang
PENULIS: Eros Jarot
ISBN: 979-794-036-5
TEBAL: vii + 192 halaman, 23 cm
CETAKAN: Ketiga 2007
PENERBIT: Media Kita. Jl. Haji Montong No. 57 Jakarta Selatan 12630. Telp: 021-78883030. Ext. 213, 214 dan 216. E-mail: redaksi@mediakita.com Website : http://www.mediakita.com/
Yang di bahas:
[KASUS PENCULIKAN]
Mrncari Dalangnya Dalang
Yang Hilang Muncul Yang Dijaring Menghilang
Demi Allah, Saya Tak Serendah itu
Kilas Balik Politisi Kopassus
Kalau Saya Prabowo, Akan Saya Beberkan Semuanya
Prabowo Hanya Operator
Faisal Tanjung Harus Diperiksa
Seharusnya Minta Maaf atau Mundur
Ini Bukan Salh prosedur, tapi Presedur Standar
Penculikan Andi Arif: saksi Mata akan Dibayar 25 Juta
Kalaupun Salah Prosedur, Komandan Pasti Tahu
Tanjung atau Prabowo yang Diorder Soeharto?
Yang Terlibat Satu Kesatuan
Mereka Menjalankan Perintah
Tidak Selalu Ujungnya Ke Pangab
Feisal Tanjung Tak Ada Waktu Bicara
[DEWAN KEHORMATAN PERWIRA]
Perwira Sejati dan Perwira Tikus
Memeriksa Kehormatan Perwira
Bawa ke Sidang Umum MPR
Masyarakat Tidak Perlu Curiga
Bukan Pangab dan Pangti, Lalu Siapa?
Dari Hartono Hingga Subagyo
Prabowo Mengaku Bersalah
Harus BKO dari Pangab
Hartono-Prabowo-Tutut itu satu Group
Sejarah Potong Kompas di ABRI
Kalau untuk Kepentingan Pribadi, Nanti Dulu
Sepenggal Kisah Jl. Suwityo
Masalah Beda Pandangan
CPDS Dulu Dekat Dengan ABRI
SEandaninya Parbowo Menang
Selama Masih Ada Pangab, Ya Pangab
Ini Operasi Yang Permanen
SIAPA DALANG SESUNGGUHNYA
Prabowo Bukan Pemain Jazz
Berpacu Nasib di Genggamam Prabowo
ADA KALIMAT YANG BIKIN TERPERANJAT
" Disni dibutuhkan kejujuran. Siapa yang memerintah dia?. Tujuan oprasi itu apa? Berarti harus ada orang di belakang dia"
[Mayjen TNI (Purn) Syamsiar Siregar, mantan Kepala BIA]
()
"Saya sedih. Saya tahu Bowo......Dia itu kan hanya menjalankan perintah. Sebagai militer, sulit saya untuk sepenuhnya menyalahkan dia. Kalau dia seorang sipil, jelas dia telah menggar hak asasi manusia "
[Sumitro Djojoadikusumo, Ayah Prabowo]
()
"Pengakuan Prabowo melalui DKP membuktikan bahwa Prabowo memang terlibat dalam penculikan para aktivis. Bahwa dia dijadikan kambing hitam atas keterlibatan pihak lain, saya kira kemungkinan ke arah itu masih ada"
[Adam Schwarz, penulis buku Anation in waiting: indonesia in The 1990s]

Tuesday, May 19, 2009

KOPI MERAH PUTI-Obrolan pahit manis indonesia

Kreasi yang tidak henti diperbukuan kita melahirkan macam-macam jenis buku, gaya sajian hingga substansi bahasan. Kini lahir buku dengan sajian santai yang membicarakan tentang persoalan-persoalan yang terjadi di negeri ini. Bertajuk Kopi Merah Putih mengesankan sebuah dailaog penggemar kopi di sebuah warung bersuasana santai. Yang tersaji layaknya obrolan yang bernuasa dialogis tanpa mengedepankan instruksi, namun lebih ke arah pencerahan. Seprti bincang santai sambil ngopi ini, mengajak para pembaca untuk melihat dengan cermat disetiap sudut kejadian, dan kemudian diajak melakukan perenungan, berfikir reflektif, bahkan diharapkan mampu mengundang kekritisan otak.
Sekitar dua puluh satu mata obrolan yang terekam di buku ini, semuanya bermaksud agar khalayak baca mampu keluar dari masalah dan berbenah. Tentunya maksud untuk membairkan otak kita mengkritisi, diberi jalan luas oleh buku ini.
Data buku
JUDUL: Kopi Merah Putih- obrolan pahit manis indonesia
PENYUNTING Isman H. Suryaman
PENERBIT: PT Gramedia Pustaka Utama-Kompas Gramedia Building Blog I Lt 4-5 Jl. Palmerah Barat 29 - 37 Jakarta 10270
ISBN:978-979-22-4529-5
CETAKAN:Pertama -2009
TEBAL: xi + 181
Yang Didialogkan:
Kita dan Listrik
Kita, uang, dan Pendidikan
Kita dan Insinyur
Kita dan Demokrasi
Kita dan Subsidi
Kita dan Kartu Kredit
Kita dan Bajaj
Kita, Jas, dan Dasi
Kita, Sampah, dan Daur Ulang
Kita dan Suap
Kita, Pedagang Asongan, dan Harga Diri
Kita dan Pisang
Kita dan Toko Kecil
Kita, Demokrasi, dan Masa Depan
Kita dan Efek samping Demokrasi
Kita dan Wiraswasta
Kita, Sekolah, dan Kesempatan Kerja
Kita, HIV/AIDS, dan Narkoba
Kita dan Reformasi
Kita dan Bulutangkis
Kita dan Sinetron

Monday, May 18, 2009

PRABOWO "Saya Tak Pernah Berkhianat"

Ada kelompok tertentu yang menginginkan saya m,enjadi kambing hitam, mungkin untuk menyembunyikan keterlibatan mereka
(PRABOWO SUBIANTO, mantan Pangkostrad)
Banyak tulisan dari berbagai media, baik dari dalam dan luar negeri menuansai buku ini. Dari berbagai tulisan yang terhimpun ini berisikan penjelasan sekaligus merupakan tangkisan serta bela diri Prabowo. Kita menyadari, bahwa manusia itu punya hak mempertahankan diri, dan bertahan diri, sepertinya mekanistis. Orang secara otomatis akan membela diri, apalaggi ada kebenaran yang ada apada dirinya.
Buku ini mengungkap bagian demi bagian tentang kejadian-kejadian pasca Soeharto lengser, bahkan merasa dirinya tidak memperoleh respon positif ketika bertindak, justru sebaiknya mendapat makian dan berakhir dengan pencopotan.
Buku ini juga memaparkan ketika Prabowo mendapat tudingan pengkhianat yang datangnya dari puteri bungsu Soeharto-Mamiek. Sebagaimana yang terpapar pada halaman 38-39,
........Di ruang keluarga, kata Prabowo, duduklah keluarga Suharto dengan Wiranto. Yang pertama berdiri adalah Siti Hutami Endang Adiningsih, putri bungsu Suharto. Prabowo mencoba mengingat kembali: "Mamiek menatap saya, lalu menudingkan jarinya seinci dari hiduing saya dan berkata: "Kamu Pengkhianat", dan kemudian : 'Jangan injakan kakimu di rumah saya lagi!' Akhirnya saya keluar. Saya menunggu. Saya ingin masuk. Saya bilang bahwa saya butuh penjelasan, Namun istri saya hanya menangis."
Tentunya masih banyak yang terpapar di buku ini, mulai dari sahabat terdekatnya yang dicopot, hingga dirinya yang juga mendapatkan perlakuan yang kurang istimewa. Prabowo mengklarifikasi, bahwa dirinya bukanlah seorang pengkhianat.
Data buku
JUDUL: Prabowo "Saya Tak Pernah Berkhianat"!!
PENYUSUN: Marco Salampessy
PENERBIT: Milestone
CETAKAN: Pertama Februari 2009
ISBN: 979-9703-36-0
TEBAL: 71
Yang dibahas:
(Jendral Prabowo Mencalonkan Diri Sebagai Presiden [Sahil K.Mahtani])
(Prabowo: "saya Tak Pernah Berkhianat)
Rangkaian Kejadian
Kerusuhan
Pengunduran Diri
Perubahan Besar
Dalang
Kudeta
Penculikan-penculikan
Orang luar yang menjadi tumbal

MEGAWATI SOEKARNO PUTERI : Di Tengah Rivalitas Sengit Calon-calon Presiden 2004

Seperti memutar ulang sebuah hasil rekaman, kali ini warung buku mengunggah buku-buku yang terbit tahun 2004, diunggah karena momentumnya tepat. Persisnya mementum saat ini sedang berada di awan Pilpres, maka buku-buku yang terkait dengan Pilpres sangat laik untuk ditayang kembali.
Sidarta Gautama penulis buku ini melakukan analisa-analisa terkait majunya Megawati sebagai Capres 2004. Prawacana buku mengatakan bahwa Pilpres 2004 ini dapat dijadikan sebuah indikator semua capres dan cawapres sejati, karena Pilpres 2004 adalah tonggak baru dalam pemilihan dengan melibatkan rakyat sebagai pemilih. Buku ini mengatakan Megawati harus melewati ujian berat ini.
Penulis buku mengatakan bahwa karyanya hanyalah analisis sederhana, koreksi dan masukan [input] dari orang yang berada di luar partai, yang tentu saja, tanpa adanya pretensi keberpihakan. Oleh karenanya tidak banyak yang terekam mengenai hal-ihwal strategi politik untuk pemenangan pemilihan presiden. Menurut penulisnya tulisan ini masih jauh dari memadai sebagai bahan rujukkan.
STRATEGI YANG HARUS DILAKUKAN
Ketika itu strategi yang harus ditempuh menurut buku ini adalah, strategi personal image building dan personal branding melalui penguasaan media massa, "kampanye terselubung" lewat iklan-iklan layanan masyarakat (public service announcement), ajang public action seperti seminar, diskusi dan sebagainya, memang efektif dalam membangun citra dimasyarakat.
Data buku
JUDUL: Megawati Soekarnoputri-Di Tengah Rivalitas Calon-calon Presiden 2004
PENULIS: Sidarta gautama
PENEBIT: PT Rineka Cipta, jakarta. Jl. Jend. Sudirman Kav. 36-A Blok-B No.5 Jakarta 10210
Telepon [021] 5736640
ISBN: 979-518-891-7
CETAKAN: Februari 2004

Friday, May 15, 2009

ERA BARU PEMIMPIN BARU

Buku yang diberi pengantar H. Mohammad Sobary ini muncul ketika SBY sedang mencalonkan presiden tahun 2004 yang lalu. Namun warung ingin menghidangkan saat SBY mencalonkan kembali untuk tahun 2009. Buku ini dihadirkan bagaikan "obat perangsang" ketika itu, maklum saat itu pamor SBY belum "pasang" seperti saat. Barangkali melalui buku ini sangat cocok untuk memulai penelitian, tentang perbedaan strategi kampanye SBY di tahun 2004 dan Tahun 2009. Ketika itu buku tentang SBY sangat banjir, dsan banyak tulisan-tulisannya yang menggambarkan visinya jika nanti terpilih. Apakah metode kampanye yang pernah dilakukan akan di ulang ketika mencalonkan kembali di tahun 2009, dan dari hasil strategi menyebarkan informasi melalui buku [ala SBY] itu, secara signifikan telah direguk manfaatnya.
Buku ini isinya tentang jatidiri SBY, detik perdetik kegiatan dan torehan prestasi dibentang, mulai dai baca puisi hingga hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan kenegaraan tak ketinggalan.
Secara sepintas buku ini menggugah orang dengan labeling yang strategis, pertama ingin menggmbarkan sosok SBY adalah "satriya paningit", yang sebuah mitos Jawa yang menunggu datangnya sosok pemipin, ratu atau raja yang arif bijaksana. Satriya paningit itu di metaforakan sebagai pribadi SBY. Dan dengan menariknya buku ini diberi judul Era Baru Pemimpin Baru - "Datangnya Sang Tunjung Putih"
Data buku
JUDUL: Era Baru Pemipin Baru. Tahun 2004: datangnya Sang Tunjung Putih
PENULIS: Ramli HM Yusuf & H. Oyong A Ma'ruf
PENERBIT: Lembaga Studi Pembangunan Indonersia [LASPI]. Komp. Perum Sunter Garden Podomoro DV No. 32 Jakarta Utara 14350. Telp: 021-6413560. http://www.laspi.com/. E-mail: laspi@laspi.com
CETAKAN: Pertama 1 Juni 2004
TEBAL: 97 halaman
Bab yang dibahas:
BAB I
Datangnya Sang Tunjung Putih
()
BAB II
KRISIS INDONESIA
Pandangan Futuris Jawa Kuno
()
BAB III
KRISIS INDONESIA
Ulah Para Pemimpin Yang Lupa Diri
()
BAB IV
KAPAN KRISIS INDONESIA BERAKHIR
Jalan Penyelesaian Krisis
()
BAB V
SANG PENYELAMAT
Prasyarat Pemimpin Baru Tahun 2004
()
BAB VI
LANDASAN PEMIMPIN YANG MANAH UNTUK MENJAWAB KRISIS NASIONAL
Bercermain Pada Agama

Thursday, May 14, 2009

PRESIDEN DUR YANG GUS ITU - Anehdot-anehdot KH.Abdurrahman Wahid

Kendati buku ini tergolong sudah tua, namun bila dinikmati di alam yang cuacanya penuh aroma politik, apalagi kental dengan cita rasa "koalisi", rasa semakin enak dan mak nyus. Buku ini terbit sepuluh tahun yang lalu, isinya tak termakan tahun, dan rupanya juga tidak akan usang. Buktinya lembar-demi lembar buku ini selalu dan selalu mengundang gelak tawa.
Buku yang dieditori oleh M. MAs'ud Adnan, dan di pengantari Mohammad Sobary ini, isinya selalu nyerempet masalah politik, misalnya ketika rame-ramenya pencalonan pilpres.
Pengantar Mohhamad Sobary rupanya memberi angin pada buku ini, nampaknya Sobary mengerti bahwa bangsa ini perlu tertawa dan butuh konsumsi jenaka.
Menurutnya kejenakaan berguna bagi kesehatan. Termasuk kesehatan jiwa kita. Saat mendengar lelucon, kita ketawa dan otot-otot mengendor nan rileks. Kemudian jiwa secara pelahan berubah ibarat tanaman layu lalu disiram air bersih. Rasa nyaman, gembira segar, dan optimis, meliputi jiwa kita. Dalam suasana kejiawaan macam itu, hidup pun menjadi lebih indah, lebih menggairahkan.
Masih menurut Mohhamad Sobary, hidup itu memerlukan humor seperti tatanan dunia yang memerlukan demokrasi. Watak jenaka dan ketrampilan melahirkan humor merupakan elemen pembentuk kearifan...........Itu semua tersedia di buku ini.
Keadaan sekarang kita semua membutuhkan, persoalan politik sedang melilit dengan sengit, perilaku elit politik semakin tak cantik dan tidak menarik. Mereka berbondong-bondong membangun koalisi serba bohong, terakses selalu yes, tak kebagian selalu mengancam.
Realitas ini membuat orang menjadi stres dan memerlukan almari es, dalam bentuk cita rasa kejenakaan. Sengaja warung ini menghidangkan, agar pikiran payah bisa segera sirna.
Data buku
JUDUL: Presiden Dur yang Gus/Pengantar: Mohammad Sobary
EDITOR: M.Mas'ud Adnan
PENERBIT: Risalah Gusti. Jl. Ikan Mungsing XIII/1. Surabaya 60177. Telepon. 3539440
ISBN: 979-556-025-5
CETAKAN: Kedua April 2000
Telusur: Buku ini dikais dari komunitas buku lawas Malang Jl. Sriwijaya Depan Stasiun KA Malang, yang sekarang sedang 'migrasi' ke Veloodrom Sawojajar.

Sunday, May 10, 2009

INDONESIA 2009

Kendati bukan paranormal atau pun seorang futurtolog, Ahmad Bahar mengklaim bahwa dirinya piawai melihat apa yang bakal terjadi, buktinya seperti yang tertulis di sampul depan buku karyanya. Pernah seorang-orang yang ditulis oleh Ahmad Bahar menjadi tokoh republik ini. Tiga tokoh yang ditulis, dua jadi presiden yang satu MPR. Gus Dur dan Mega adalah seorang orang dan M Amien Rais jadi ketua MPR.
Tulisan yang dimaksud adalah:
  1. Biografi Politik Megawati soekarno Putri
  2. Biografi Kyai Politik Abdurrahman Wahid
  3. Amien Rais Berjuanga Menuntut Perubahan
Kali ini punya prediksi lagi, dan telah menulis dua biografi, tentunya yang diharapkan mencuat seperti pemilu yang lalu..Yang ditulis kali ini adalah. M. Jusuf Kalla dan Sultan Hamengku Bowono X.
Data Buku
JUDUL: Indonesia 2009
PENULIS: Ahmad Bahar
PENERBIT: Pena Multi Media. Komplek Bukit Cengkeh II Blok B-6/17 Cimanggis-Depok Telp: 021 98906319.
ISBN: 978-979-1800-27-3
TEBAL : iv + 148 halaman : 14 x 20,5 xm
CETAKAN : Pertama 2009.

PERANG SEJARAH PARA JENDRAL

Dinamika di tubuh organisasi tentara kita mengalami pasang surut, kendati demikian, organisasi tentara kita dapat dikata paling bagus. Setiap persoalan selalu berakhir dengan kristalisasi sekaligu terbangun pendewasaan organisasi.
Buku ini menceritakan dengan jelas, perkembangan demi perkembangan, bahkan sejak awalnya tentara kita berdiri.
Ketika negeri ini sedang merajut organisasi ketentaraan ternyata harus menyatukan beberapa cara pandang, perbadaan pendapat yang tajam pernah terjadi adalah karena kuatnya solidaritas korp ketika itu. Soekarno akhirnya memberikan himbauan agar seluruh bekas kesatuan ketentaraan seperti KNIL, PETA, Heiho, maupun Keibodan bergabung kedalam BKR-Badan Keamanan Rakyat
ANTARA KNIL DAN PETA
Setelah pengakuan Belanda atas kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949, kembali muncul konflik dalam tubuh militer Indonesia. Salah satuhasil keputusan KMB adalan tentara KNIL (Tentara Belanda dari masyarakat Indonesia) akan dibubarkan dan anggotanya akan dilebur ke dalam angkatan Perang Republik Indonesia Serikat [APRIS]. Peleburan bekas tentara KNIL ke dalam APRIS menimbulkan kekecewaan pada perwira militer yang berasal dari PETA. Hal ini dikarenakan para perwira lulusan KNIL dianggap pengkhianat sehingga tidak layak memasuki APRIS.
NASUTION VERSUS BAMBANG SUPENO
Ternyata pertikaian pikir dalam tubuh tentara sering terjadi, misalnya ketika Kolenel Nasution menginginkan adanya perubahan paradigma darti tentara konvesional menjadi tentara modern, serta berusaha merampingkan jumlah tentara dari 500.000 menjadi 200.000, ditentang oleh Kolonel Bambang Supeno. Dan ternyata Kolonel Nasution ketika itu tidak disukai oleh para perwiran bekas PETA. Akhirnya sebuah pertemuan khusus para perwira senior di gelar, ketika itu diketuai oleh Kolonel Gatot Sebroto [12 Juli 1952]. Pertemuan menghasilkan sebuah keputusan mencela tindakan Bambang Soepeno yang dianggap melakukan penentangan. Selanjutnya berakhir dengan pemecatan Kolonel Bambang soepeno. Pemecatan ini justru memancing polarisasi bahkan menimbulkan ketegangan baru anatara Presiden Sukarno dengan KASAP Mayjen Simatupang dan Kolonel Nasution.
PERISTIWA 17 Oktober 1952.
Pecat memecat acapkali terjadi ditubuh tentara kita, seperti yang dilakukan Perdan Menteriu Wilopo menskors Kolonel Nasution, Letkol S.Parman, dan Soetoko. Selanjutnya Nasution mengundurkan diri dari jabatan KASAD.
PERTIKAIN PASCA ORLA, HINGGA ORDE BARU
Dari buku ini dapat disimak, bahwa dinamika yang berlangsung di tubuh tentara itu, nampaknya seperti permanen, karena setiap saat selalu hadir dalam cenderung melibatkan para pembesar. Adapun perang pikir selanjutnya dibentang buku ini misalnya:
'Perang Dingin' Ali Murtopo-Soemitro
LB. Moerdani kontra M. Jususf
Prabowo-Wiranto
Data Buku
JUDUL: Perang Sejarah Para Jendral-Kesaksian Para Jendral Atas Prahara MEI 1998 dan isu "kudeta"
PENULIS: Dian Andika Winda dan Efanto Febriana
PENERBIT: Puswtaka Timur 2009 Ngeplak RT/RW: 10/18 Nogotirto, Yogyakarta 55292
ISBN: 978-979-3837-34-5
TEBAL: vi + 192 halaman 14,5 x 21 cm
CETAKAN: I-2009
Yang Bahas:
SATU: PERANG SEJARAH SWEBUAH PENGANTAR
DUA: AKHIR ORDE BARU DAN PRAHARA MEI 1998
  • Peristiwa Berdarah: jelang dan Pasca Pemilu
  • Mahasiswa Bergerak dam Berbagai Gejolak
  • Tragedi Trisakti
TIGA: DARI SOEHARTO KE BHABIBIE
  • Terjungkal dari singgasana
  • Pemerintahan Transisi Habibie
EMPAT: PERANG SEJARAH: KESAKSIAN PARA JENDRAL
(Isu kudeta dalam Sejarah Militer Indonesia)
  • Peristiwa 3 Juli 1946
  • Peirstiwa 17 Oktober 1952
  • Peristiwa 30 September 1965

(Perang Jendral Masa Orde Baru)

  • 'Perang dingin' Soemitro Ali Murtopo
  • M.Jusuf Kontra LB. Moerdani
  • Rivalitas Wiranto-Prabowo
  • Wiranto
  • Prabowo Subianto

(Dari Peristiwa 1998 hingga Pemilu 1999-93)

  • Aksi-aksi Penculikan
  • Tim Mawar
  • Ibu Kota Mencekam
  • Ibu Kota Tanpa Perlindungan
  • Prabowo Melakukan Coup d'Etat?
  • Penolakan SI MPR 1998
  • Pam swakarsa dan Semanggi I
  • Aksi Penolakan UU PKB dan Semanggi II
  • Pemilu 1999 dan Sidang Umum MPR 1999

(Membandingkan Aksi Sarwo Edhie Wibowo dengan Prabowo Subianto)

LIMA: SIS GELAP REFORMASI
(Disintegrasi dan Gejolak )
  • Timor-Timur
  • Benih-Benih Disintegrasi

(Pelanggaran HAM dalam Prahara Mei 1998)

  • Tragedi Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II
  • Kerusuhan Mei 1998
  • Pemerkosaan

Thursday, May 7, 2009

PRESIDENT IDOLS [Pertarungan Sengit 10 Capres Menuju RI-1]

Tak perlu terkejut, jika kita memperoleh info, bahwa pemilu itu menyodot anggaran yang luar biasa. Ketika pemilu 1999, kocek negara "dirogoh" sebesar Rp. 1,6 triliun, nominal lengkapnya Rp. 1.625.744.900, itu pun berlum termasuk kucurun dana dari lembaga asing.
Berlanjut pada pemilu tahun 2004, sekitar Rp. 4,4 triun, masih pula ditambah dari dana bantuan donor sebesar 32,367 sdollar AS.
Kemudian Pemilu tahun ini (2009), akan dikucurkan sebesar 13,5 triliun didalamnya terdapat anggaran Pilpres, itulah yang terbaca pada kata pengantar buku ini.
Kalkulasi-kalkulasi ini akan memilki manfaat jika Pemilu terselenggra sesuai harapan, serta mampu mengurangi tiga nir yakni, nir koplain (zero complaint), nir kecelakaan (zero accident), dan nir kecacatan (zero defect). Berangkat dari pemikiran untuk menghindari tiga nir inilah buku ini terlahir.
Maksud terdalamnya di fokuskan pada pemilihan presiden, dan agar dana yang telah dikeluarkan itu bermanfaat tentunya bangsa ini tidak hanya melakukan pesta demokrasi semu. Tidak boleh ada pemilihan yang bermetafora "beli kucing di dalam karung", atau " Politik dagang sapi", apalagi selalu mencari kambing hitam".
Maksud baik inilah diwujudkan dalam buku dengan membentangkan daftar riwayat hidup kandidikat presiden, serta tulisan singkat dari masing-masing kandidat.
Mulai dari sepak terjang, keunggulan diri adri berbagai prestasi, dan dayabeberapa pembeda.
Buku ini memiliki menetapkan sepuluh kader bangsa sebagai kandidat presiden (Versi buku ini), antara lain:
  1. Susilo Bambang Yudhoyono
  2. Megawati Seokarnoputri
  3. Wiranto
  4. Jusuf Kalla
  5. Prabowo Subianto
  6. Sri Sultan Hamengku Bowono X
  7. M. Hidayat Nur Wahid
  8. M.Amien Rais
  9. Sutiyoso
  10. M.Din Samsudin
Data buku:
JUDUL : Presiden Idols - Pertarungan Sengit 10 Capres Menuju RI - 1
PENULIS: Deny Suito & Samsul Muarif
PENERBIT: Grafindo Khazanah Ilmu. Jl. siaga Raya No. 51 A, Pejaten Barat. Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Telp: 021 - 7941042. E-mail: http://www.grafindopress.com/. E-mail: grafindo@yahoo.com.sg
TEBAL: 200 halaman: 14 x 21
ISBN: 978-979-3858-56-2
CETAKAN: I - Januari 2009
....Buku ini juga membentangkan masalah Survey Politik, karena saat ini survey politik merupakan piranti penting yang mampu memberikan informasi secara dini, namun juga harus diketahui bahwa survey kadang kala juga dijadikan tameng politik, karena hasil survey merupakan hasil pesanan. Dalam buku ini juga mengungkan fenomena survey politik dari dimensi plus dan minusnya.
Pada zaman Orde Baru pernah terjadi peristiwa yang menggelikan, survey politik dicurigai sebagai kegiatan mata-mata..
PT. Suburi pada tahun 1972 di Semarang Jawa Tengah,misalnya, menjadi contoh paling tragis yang menandai awal ketian jajak pendapat pada masa Orde Baru. Didalam kuesionernya nama Soeharto ditempatkan pada posisi nomor tiga dari sepuluh nama pemimpian lainnya. Hal ini menyulut kemarahan intelijen dari Satuan Intelijen Kodam Diponegoro. Survey PT Suburi tersebut dianggap bagian dati kegiatan spionase.

Wednesday, May 6, 2009

63 AYAT DASAR SEANDAINYA SAYA JADI PRESIDEN

Senyampang mimpi, menggali ide, menungan gagasan atau sejenisnya masih gratis, maka sangat rugi jika kita tidak melakukannya.
Dr. Todung Lumban Toruan, adalah seorang-orang yang saat ini menjabat Direktur Lembaga Pendidikan Kursus Manajemen "Citra Budaya Nasional-CBN", memanfaatkan peluang gratis itu. Kini memutahkan sebuah ide yang super dahsyat, disamping isinya yang membawa misi patriotik nan nasionalistik, hadir tepat waktu. Seperti ide Todung Lumban Toruan ini bagaikan mendapatkan undangan khusus, karena hadir ketika bangsa ini membutuhkan inspirasi cantik. Ide yang dikemas dalam buku ini bergerak secara cepat akan membelajar bangsa yang mendiami beribu pulau ini, karena buku ini dapat dijadikan acuan dalam memutuskan pilihan. Utamanya ketika bangsa ini akan memilih presidenya.
Kumpulan ide cerdas ini dibukukan dengan memilih judul "63 Ayat Dasar Seandainya saya Jadi Presiden". Judul Seandainya Saya Jadi Presiden ini sangat strategis, sekaligus cerdik, karena akan menarik siapapun untuk membacanya. Kemungkinan besar ini adalah strategi penulis, sekaligus membuat daya pembeda agar orang menkonsumsinya.
Jika kita cermat memperhatikan, sebenarnya penulis ini berkeinginan menawarkan ide kepada siapa saja, agar NKRI ini tetap utuh, kemudian nafsu ber -KKN dapat dieliminasi, ruang keberpihakan pada rakyat kecil makin membuana, dan terciptanya percepatan pembangunan dapat terlaksana. Buku ini juga mempunyai hajat yang suci, yakni adanya aliran keadilan dalam pembangunan, teristimewa untuk wilayah Indonesia bagian Timur
Data buku
JUDUL: 63 Ayat Dasar Seandainya Saya Jadi Presiden
PENULIS: Dr. Todung Lumban Toruan
PENERBIT: Pustaka Mina Jakarta
ISBN: 978-979-3756-35-6
CETAKAN: 2008 - Pertama
TEBAL: 236 halaman
APA YANG DILAKUKAN TODUNG LUMBAN TORUAN JIKA MENJADI PRESIDEN ?
Ayat: 1
Wajib Mempertahankan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI]
Ayat: 2
Wajib Mempertahankan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan Sumpah Pemuda
Ayat: 3
Menjadikan Negara Indonesia Negara Besar Merupakan Cita-Cita Luhur
Ayat: 4
Hapuskan Diskrimansi dan Monopoli
Ayat: 5
Presiden Berkantor Di Semua Istana Negara dan Istana Presiden
Ayat: 6
Kabinet, Duta Besar, Direktur Jendral dan Direktur Dipilih yang Ahli di Bidangnya
Ayat: 7
Gubernur, Bupati dan Walikota Magang di Luar Negeri
Ayat: 8
Kembangkan Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota Kecamatan, Kelurahan dan Desa
Ayat: 9
Kota Besar, Perkotaan, Kota Kecil, Desa Ditata
Ayat 10:
Partai di Indonesia Cukup Dua Hingga Tiga
Ayat 11:
Kembalikan Status MPR, DPR dan DPD Sebagai Wakil Rakyat
Ayat 12:
Kembalikan Independensi Badan Yudikatif, Mahkamah Agung dan Peradilan
Ayat 13:
Tingkatkan Patriotisme Masyarakat
Ayat 14:
Tingkatkan Profesionalisme Kepolisian Negara, Tentara Nasional Indonesia dan Badan Inteljen Negara
Ayat 15:
Lestarikan Budaya Indonesia dan Budaya Daerah
Ayat 16:
Pelihara Hubungan Luar Negeri dan Lembaga Internasional
Ayat 17:
Tingkatkan Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal dan Pendidikan Informal
Ayat 18:
Tekan dan Hapuskan Pengangguran
Ayat 19:
Lunasi Hutang Negra Ke Luar Negeri
Ayat 20:
Samakan Kurs Ruapiah dan Kurs Mata Uang Internasional
Ayat 21:
Siapkan Dana Cadangan Nasional dan Dana Cadangan Daerah
Ayat 22:
Berantas Praktik Korupsi, Kolusi, Nepotisme [Pencuri Uang Negara]
Ayat 23:
Berantas Praktik Judi Pekerja Sex Komersial, Napza dan HIV/Aids
Ayat 24:
Basmi Teroris, Kekeran dan Premanisme
Ayat 25:
Sepakati Perjanjian Diplomatik dengan Banyak Negara
Ayat 26:
Kembangkan Keimigrasian
Ayat 27:
Mantapkan Kerja Sama dengan Organisasi Global Baik Regional Maupun Internasional
Ayat 28:
Tanggulangi Segera Setiap Bencana Alam yang Terjadi
Ayat 29:
Bangun Perhubungan Besar Lintas Nasional
Ayat 30:
Berdayakan Satelit dengan Efektif
Ayat 31:
Tingkatan Media Indonesia Pada Tingkat Nasional an Internasional
Ayat 32:
Kembangkan Riset, TYerknologi Nasional dan Internasional
Ayat 33:
Utamakan Pembangunan Pertanian dan Kelautan
Ayat 34:
......maaf belum tuntas

Tuesday, May 5, 2009

WHO WANTS TO BE NEXT PRESIDENT?J.Kristiadi, dkk.

A-Z INFORMASI POLITIK DASAR & PEMILU 2009
J. Kristiadi ketika membentangkan tulisan politik, dapat ditengari selalu menghadirkan kritik, namun citarasa akademik tetap terjaga terdepan tanpa berhenti sedetik. Kendati kental dengan guratan akademik, karyanya selalu dibungkus dengan sajian ringan, membuat orang mencerna tanpa bosan.
Kali ini diunggah sebuah karya yang digarap secara kolaboratif, motornya tetap J.Kriatiadi, dua yunior lainnya adalah Gugun El-Guyanie dan Ranggabumi Nuswantoro.
Ceritera awal yang dituangkan buku ini berkisah tentang, cara arif memilih pemimpin, banyak pola pikir asing yang dipinjam buku ini untuk memotret sebuah kriteria, mulai dari pemikiran Ordway Tead, Bogardus (1950), Betrand Russel (1973), JamesMac Gregor, hingga beberapa paham mengenai kepempiminan diadp sebagai rentang penetapan kriteria pemimpin yang dinginkan. Tulisan-tulisan tersebut, mewakili penjelasan kreteria pemipinan.
Ternyata persoalan terkait dengan Bangsa negara , Pemerintahan, Aktivitas Politik, HAM hingga Demokrasi terkupas tuntas, sehingga segenap informasi yang pada buku ini dapat digunakan sebagai rujukkan pendidikan kewarganegaraan.
Keistimewaan buku ini adalah memberikan suguhan yang menggambarkan plus-minus kandidat presiden. Bagaikan analisis SWOT, buku ini mencandra seorang-orang kandidat dari keunggulan, kelemahan dan peluangnya. Kemudian yang dicandra oleh buku ini adalah:
Megawati Soekarnoputeri
Wiranto
Susilo Bambang Yudhoyono
Mohammad Jusuf Kalla.
Selanjutnya juga dipaparkan daftar riwayat hidup dari masing-masing kandidat versi buku ini. Khalayak baca rupanya juga mendapatkan kenikmatan plus, karena buku ini menyertakan Joke Politik.
Data Buku
JUDUL: Who Wants To Be The Next President?
PENULIS: J.Kristiadi. dkk
PENERBIT: Kanisius. Jl. Cempaka. No. 9 Deresan Yogyakarta 55281, Indonesia. Kotak Pos 1125/YK. Yogyakarta 55011 Indoensia. Telepon: 0274-563349. E-mail: office@kanisiusmedia.com
ISBN: 978-979-21-2244-2
CETAKAN : 1 -2009
TEBAL: 117 halaman
PENCANDRAAN
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Aspek yang menonjol:
  • Konvensional
  • Menjunjung dan mengandalkan otoritas formal di atas kehendak bebas individual
  • Menjujung tinggi kehormatan, mengutamakan moralitas yang diyakini, norma-norma tradisional, dan sopan santun mengingat dan menggunkan informasi dengan cepat
Kekuatan:
  • Memelihara dan menjaga hal-hal yang baik
  • Bekerja dengan dasar yang jelas dan selalu terdorong untuk menghindari tuduhan kesalahan
  • Menjaga tingkah laku dan menghindari perilaku menyimpang
  • Cepat menguasai materi dan situasi
  • Berusaha membentuk Tim yang kuat,kontrol yang kuat, dan memiliki pengaruh besar terhadap bawahan
  • Cermat dan hati-hati melaksanakan tugas serta berusaha untuk memperoleh hasil lebih baik
  • Memahami dan membutuhkan pentingnya komunikasi yang intensif
Kelemahan:
  • Tidak mudah menerima perubahan apalagi yang dratis
  • Melempar tanggung jawab pada otoritas atau aturan formal, menghindari tanggung jawab pribadi
  • Konservatif dan tidak Fleksibel
  • Menampilkan kesan superior yang menuntut untuk terus dituruti
  • Kurang memberi ruang kepada bawahan untuk mengambil inisiatif
  • Membuat orang lain berhati-hati ketika berhadapan dengannya
  • Dapat mudah tersinggung pada orang yang baru dikenal terkesan membatasi diri [dingin]
WIRANTO
Aspek yang Menonjol
  • Konvensional
  • Mengandalkan data indrawi
  • Menjujung dan mengandalkan otoritas formal di atas kehendak bebas individual
  • Menjunjung tinggi kehormatan, utamakan moralitas dan norma tradisional
  • Waspada dan tanggap terhadap situasi
  • Pentingkan tampilan fisik
  • Kebutuhan kekuasaan
Kekuatan:
  • Memilihara dan menjaga hal-hal yang dianggap baik
  • Obyektif & akurat
  • Mampu menjaga stabilitas politik & selalu terdorong untuk menghindari penyimpangan
  • Dapat diandalkan untuk laksanakan tugas, penolong serta menjaga kehormatan korps, atasan, dan kerabat
  • Kerjakan tugas dengan tepat waktu, jelas efisien dalam mebuat program
  • Menjaga tingkah laku dan hindari penyimpangan yang ia yakini
  • Pengetahuan luas dan mendalam, selalu ingin melaksanakan tugas sebaik-baiknya
  • Tegas dalam tegakkan hukum dan aturan
  • Cepat temukan adanya kemungkinan bahaya
  • Disegani, dituruti, dan mampu menjadi teladan
  • Mampu bentuk tim yang efisien dan kuat,kontrol yang kuat, dan mempunyai pengaruh besar terhadap bawahan
Kelemahan:
  • Sulit menerima perubahan apalagi dratis
  • Kaku, terpaku pada detail dan sulit terima pendapat subyektif
  • Gunakan pendekatan keamanan dan stabilitas yang sangat mungkin hambat perubahan
  • Lempar tanggung jawab pada otoritas atau aturan formal, hindari tanggung jawab pribadi
  • Cederung tak cermat terhadap kemungkinan penyimpangan dan kesalahan pada pihak yang disetiai
  • Kaku dalam menerima perubahan, kurang mampu improvisasi
  • Konservatif
  • Kurang toleran terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan norma yang ia yakini
  • Tampilkan kesan superior yang mungkin timbulkan rasa rendah diri bawahan
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO:
Aspek Menonjol:
  • Sifat moderat, mau berubah dengan alasan yang emadai,realistis, menilai tinggi moralitas, memandang manusia setara
  • Mementingkan intelektualitas
  • Keterbukaan pikiran
  • Pola penalaran sistematik
  • Kebutuhan Prestasi
  • Kebutuhan afiliasi
  • Penampilan yang selalu terjaga, berwibawa, dan dapat diandalkan
Kekuatan:
  • Mampu menerima kritik dengan argumentasi, amu melakukan perbaikan yang realistis, dan menempatkan setiap orang setara
  • Mementingkan intelektualitas
  • Mampu menyerap dan memahami hal-hal yang berbeda, sebetulnya dapat menggunkan berbagai sudut pandang dalam menyelesaikan masalah
  • Pemahaman masalah secara menyeluruh, pekerja keras, selalu berusaha mendapatkan yang diinginkan, dan selalu ingin hasil yang terbaik
  • Mau mendengar, berusaha memberikan empati, dan senang berdialog
  • Disegani, dituruti dan mampu menjadi teladan
Kelemahan:
  • Kurang gigih dalam memperjuangkan ide-idenya
  • Terlalu banyak pertimbangan sehingga lambat mengambil keputusan
  • Terkesan ragu-ragu karena menunggu banyak masukkan dari pihak lain sebelum membuat keputusan
  • Lambat membuat putusan
  • Datar secara emosional dan emosi tidak lepas
  • Kurang tegas dan kurang kontrol terhadap orang
  • Dapat menimbulkan kesan berpura-pura dan tidak menampilkan sebenarnya
MUHAMMAD JUSUF KALLA
Aspek menonjol:
  • Moderat mau berubah, realistis, dan memanfaatkan kesempatan
  • Percaya pada ilmu pengetahuan
  • Penalaran sistematik
  • Kebutuhan prestasi

Kekuatan:

  • Mampu menerima kritik dengan argumentasi, mau melakukan perbaikan yang realistis, menempatkan setiap orang setara
  • Mementingkan kemajuan, perbaikan konkrit, dan realistis
  • Dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan menemukan solusi dalam penyelesaian masalah
  • Pekerja keras, selalu berusaha mendapatkan apa yang diinginkan, dan selalu ingin hasil yang lebih baik
Kelemahan:
  • Cenderung pragmatis
  • Mengabaikan visi jauh ke depan dan berorientasi pada yang sekarang dan di sini, cenderung hanya bergantung dari pengalaman sendiri
  • Cenderung kompromis dan dapat tidak setia pada kelompok
  • Kurang memilki pengaruh terhadap orang, terlalu datar secara emosional, dan terkesan kurang memberi empati.
[Catatan: buku ini berapologi, dan menyatakan bahwa kajian di atas bukan harga mati, dapat saja berubah manakala pengalaman mengajarinya]

Monday, May 4, 2009

MERETAS JALAN BARU EKONOMI INDONESIA-WIRANTO

Banyak orang memberikan stigma negatif, karena tidak mendapatkan informasi yang utuh, juga banyak orang menafikkan dan kadang berperilaku super apriopri dengan alasana karena kurang mengenali. Tentunya tabir akan tertutup, jika seorang-orang tidak membukanya. Harus ada pintu yang membuka sebagai wahan. Buku adalah wahana yang tepat untuk mebuka pintu isolasi, dan sarana tepat untuk merubah orang menjadi mengerti dan mencitai. Kini H. Wiranto, SH, membuka diri dengan menoreh karya bersegmen ekonomi, adalah karya yang dahsyat untuk mengenalkan diri sembari memberi informasi. Kita tahu buku orang akan mengetahui siapa, dan bagaimana orang itu. Kini dilakukan Wiranto.
Inspirasi kuat yang mendorong niatan luhurnya untuk membeuat buku ini, adalah pengamatannya ketika masa bertugas, tentunya jabatan demi jabatan yang dilaluinya banyak bersinggungan dengan ekonomi. Apalagi pencermatan ekonomi dipandang Wiranto sangat urgen, bangunan ekonomi yang kuat, akan berkontribusi dengan berbagai sektor. Kata akhirnya ekonomi yang terperhatikan membuat kepastian hidup dan kesejahateraan. Rupanya ikon "hati nurani" tidak beringsut dari pemikiran Wiranto, hal ini diwujudkan dalam anganannya dan dibentuk dalam agenda-agenda tertentu.
Menurut buku ini dalam "Meretas Jalan Baru Ekonomi Indonesia", sama dengan menggagas pembangunan ekonomi Infdonesia ke depan, berdasarkan visi "Kedaulatan dan Kemandirian Ekonomi Menuju Bangsa yang Bermartabat". Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang dikembangkan bertumpu pada integritas dan sinergi dari beberapa pilar, antara lain:
  1. Merekonstruksi asas perorangan dengan paradigma inividualisme dan liberlisme menjadi asas kebersamaan dan kekeluargaan berdasarkan paham kerakyatan [demokrasi ekonomi] dan sosio nasionalisme, di mana kepentingan masyarakat lebih utama dari kepentingan orang per orang [tanpa mengabaikan hak orang perorang]
  2. Mengembangkan pendekatan pembangunan yang bertumpu pada pemenuhan kebutuhan rakyat [people centered development] dan pembangunan individu manusia Indonesia
  3. Pertumbuhan ekonomi berkualitas yang bukan sekadar menampilkan indikator-indikator yang berpotensi menimbulkan bias fakta-fakta ekonomi, melainkan pertumbuhan yang mempunyai manfaat besar terhadap peningkatan kesejahteraan seluruh anggota masyarakat dan ampu mengurangi disparitas kesejahteraan; mendorong peningkatan investasi dan produktivitas di sektor riil, terutama sektor manufaktur dan pertanian yang menyerap banyak tenaga kerja dan mengarahkan bangsa ini menjadi bangsa produsen
  4. Mengarahkan perekonomian Indonesia untuk menjadi resources-based economy atas dasar Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945
  5. Mewujudkan negara sebagai agent of developmen dan agent of reformation dalam mengatasi berbagai ketimpangan
  6. Menyikapi globalisasi dan Pasar Bebas dengan kebijakan-kebijakan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat
  7. Menciptakan kebijakan anggaran yang berdaulat, mandiri, dan lepas dari ketergantungan
Data buku
JUDUL: Meretas Jalan Baru Ekonomi Indonesia
PENULIS: H. Wiranto, SH.
PENERBIT: Institute for Democracy of Indonesia. Jl. Kotabumi 15 Jakarta Pusat 10230. Telp: [021]-3917271. E-mail: ideindonesia@cbn.net.id
ISBN: 979-97721-4-1
CETAKAN: Pertama, Maret 2009
TEBAL: vi + 174

Saturday, May 2, 2009

MELURUSKAN DEMOKRASI-WIRANTO

Wiranto mengatakan, bahwa buku ini bukan merupakan cerita tentang diri, atau buku yang berkisah tentang kehidupan Wiranto, namun merupakan gagasan yang dituang sebagai risalah singkat untuk meluruskan sesuatu yang karut marut dan centang perentang. Risalah ini bukanlah gumanan untuk diri sendiri. Risalah ini merupakan ekspresi keprihatinan sekaligus ajakan memperbaikinya. Risalah ini bukan pula ratapan tentang keadaan, tetapi agenda kerja.
Dicipta dari endusan empiri, sebuah rangkai pengalaman diri, dari perenungannya Wiranto berusaha untuk menegaskan tiga hal, yakni:
Pertama: jalan demokrasi adalah jalan yang tepat dan selayaknya diambil. Dengan demikian menjalankan demokratisasi selama sepuluh tahun lalu, sesungguhnya sudah berada di jalan yang benar
Kedua, setelah berjalan selama lebih dari satu dasa warsa, demokratisasi itu belum berhasil membangun demokrasi yang kuat dan mensejahterakan. Maka, setelah berusaha membeberkan apa saja yang sudah dicapai dan apa saja yang masih terabaikan serta memaparkan persoalan-persoalan mendasar dalam demokrasi kita. Dipaparkan apa saja yang mendesak dilakukan untuk memperkuat demokrasi, sekaligus membuat demokrasi mampu menghasilkan kesejahteraan
Ketiga, ditegaskan oleh Wiranto atas keyakinannya aryi penting "hati nurani" sebagai modal dasar bagi perbaikan praktik demokrasi. menurutnya, akan ditunjukkan bahwa keyakinan itu bukan hanya didasarkan pad keyakinan religius berbasis agama, melainkan juga keyakinan politik yang sesungguhnya sudah teruji dalam praktik demokratisasi di vanyak tempat atau negara lain.
Pembentangkan buku ini terdiri dari sejumlah topik atau persoalan, yang tersaji sebagai berikut:
Bab 1 [Pendahluan], Berbicara masalah latar belakang sejarah, hingga perjalanan demokrasi selama ini, persolan-persoalan demokrasi kita. Dari realitas tersebut dapat diinisiasi beberapa agenda yang digarap terkait serta solusi alternatifnya.
Bab 2 [ Apa yang Sudah Dicapai, dan Yang Belum], dijabarkan apa yang sudah tercapai dan apa yang terabaikan dalam pembentukan dan pengembangan demokrasi kita.
Dengan bentangan ini diharapkan dapat memperjelas apa saja yang menjadi agenda kerja untuk mematangkan atau mengkonsulidasikan demokrasi kita
Bab 3 [Melihat ke belakang Melangkah ke depan], Berusaha memposisikan masa lalu dan masa depan kerangka kerja pelurusan kembali jalan demokrasi kita. Olehkarenanya bab ini berisi ajakan untuk menjadikan sejarah perkembangan demokrasi kita sebagai modal untuk memperjuangakn kehidupan yang lebih baik di masa depan. Untuk itulah paparan tentang wujud masa depan perlu dipaparkan
Bab 4 [Tawaran Model Demokrasi Untuk Indonesia], berisi tawaran alternatif model demokrasi. Di dalamnya ditunjukkan aspek-aspek, dan bagaimana menatanya
Bab 5 [ Menyandingkan Demokrasi dan Kesejahteraan] memuat gagasan-gagasan dasar mengenai penyandingan demokrasi dan kesejahteraan. Di sini terpapar sebuah tawaran mengatasi dilema, antara membangun demokrasi di satu sisi, dengan mencapai kesejahteraan rakyat di sisi lain. Menurut Wiranto penulis buku ini, model alternatif akan berguna manakala demokrasi mampu mengeluarkan kita dari dilema itu
Bab 6 [Kepemimpinan Demokratis yang Kuat],Memaparkan pikiran-pikiran Wiranto mengenai penting dan sangat menetukannya kepemimpinan yang kuat untuk meluruskan kembali jalan demokrasi. Bahwa kepemimpinan yang lemah akan makin melemahkan demokrasi dan membuat kita berjalan di tempat.
Bab 7 [Simpulan Meluruskan Kembali Jalan Demokrasi], berisi simpulan dan intisari pemikiran mengenai demokrasi dan pelurusan jalan demokrasi. Di sini juga ditunjukkanna betapa hati nurani mengambil tempat yang strategis, penting dan menentukan
Data buku
JUDUL: Meluruskan Jalan Demokrasi
PENULIS: H.Wiranto SH
PENERBIT: Institute for Demokracy of Indonesia. Jl. Kotabumi 15 Jakarta Pusat 10230. Telp: 021-3917271. E-mail: ideindonesia@cbn.net.id
ISBN: 979-97721-3-3
CETAKAN: Februari 2009
TEBAL: : viii + 112 halaman