SILA CARI DI SINI!

Google

Saturday, August 24, 2013

MENANTI HALAMAN KEDUA ANAS

 "Saya yakin, yakin. Satu rupiah saja Anas korupsi di Hambalang, gantung Anas di Monas!
(ANAS URBANINGRUM)
"KALAU SEMUA PENJAHAT MENGAKUI KESALAHANNYA, MAKA PENUHLAH SEMUA PENJARA"
(ABRAHAM SAMAD)
Buku ini nampaknya membentangkan tentang Anas pasca ditetapkan tersangka oleh KPK (Pebruari 2013). setlah ditetapkan tersangka Ans menyatakan mengundurkan sebagai Nahkoda Partai Demokrat. Saat pengunduran diri itulah Anas berstetmen tentang "HALAMAN KEDUA" 
Namun isinya ternyata mengembara kemana-mana. Hampir semua kasus terkait dengan perilaku menyimpang "Korupsi" disentuh buku ini seperti:
  • Kasus Bank Centuri yang (Masih) jadi meisteri (halaman 19)
  • Berkubang di Wisma Atlet dan Hambalang (halaman 39)
  • Jalan Berliku Kaus Dispenda Gate (halaman 93)
  • Korupsi Sapi dan Mesin Jahit Depsos (halaman 107)
  • Mark-Up Tanah Sang Walikota (halaman 119)
  • Kenduri Suap Tanjung Api-Api (halaman 133)
  • Potong Kompas Pengadaan Kapal Tanker LCT 180 (halaman 139)
Buku ini hasil kreasi cermat Iswan N.Raditya & M.Arief Rahmat. Penerbit Media Presindo.

(catatan belum terbaca tuntas buku ini, kini sudah lahir buku baru tentang ANAS, judulnya TUMBAL CIKEAS)

Thursday, August 22, 2013

GUS DUR KU, GUS DUR ANDA, GUS DUR KITA

Buku ini karya Muhammad AS Hikam, sebuah kreasi imaginasi karena kangennya kepada Gus Dur, Guyonan Gusdurian, kembali di munculkan, Kendati dipaket untuk sebuah kenangan, buku ini bisa melihat secara cermat, bahwa mantan Presiden RI ini kuat di wilayah sense of humor. Kecerdasan bisa membuat apa saja yang rumitmenjadi hal yang biasa saja, jika kita yakin bahwa masalah itu memang untuk diurai dan bhukan untuk dihindari.
       Buku ini menjadi menarik ketika Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, SJ meramaikan melalui kata pengantar. Romo Franz membandingkan antara Gus Dur dan Bung Karno, yang sama sama memiliki rasa kesadaran berbangsa sangat tinggi. Gus Dur tidak ingin ada sekat-sekat bahkan menghargai minoritas yang berpendap berbeda dengan yang mayoritas harus dihargai. Logikanya ringan saja, yang besar melindungi yang kecil, bukan yang besar memakan dan memaki yang kecil.
       Bung Karno yang selalu berpakaian perlente, namun Gus Dur berpakaian sederhana, namun keduanya punya etika cerdas dalam berbangsa dan Bernegara. Menjunjung derajat rakyat kebanyakkan adalah suatu kewajiban.
AS Hikam sangat piawai meramu buku ini, sehingga dengan relaksasi, namun mampu mendekatkan kembali Gus Dur. Klarifikasi yang terkait dengan pemikiran Gus Dur yang sok kontroversi dipapar dan disederhanakan, sehingga banyak orang menjadi paham. 
Karena penyajiaan buku ini kental dengan terminologi dan kosakata Jawa, maka di lembar belakang buku ini disertakan Glosarium Jawa-Indonesia.
Berikut komentar sampul belakang:
Membaca bukun ini tersa bertemu dengan Gus Dur, isinya khas Gus Dur, bahasanya lancar, enak dibaca dimulai bagian manapun
(Prof. Dr. MAhfud MD- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI dan Menteri Pertahanan era Pemerintahan Gus Dur)
[]
Membaca tulisan ini, saya merasa terbang bersama Gus Dur kedimensi keabadian, untuk berbagai keluasan hati seperti telah dilakukan oleh Hikam, seorang pendidik, saintis, terlebih lagi seorang manusia sejati
(Anand Krishna-Pejuang HAM, Spritualis)
[]

Tuesday, August 6, 2013

SULUK GUS DUR

Bilik-bilik Spiritual Sang Guru Bangsa, sebuah ajaran kebijakan Gus Dur yang dironce dengan cantik dan berhati-hati oleh Nur Khalik Ridwan. Adalah buku yang hadir tepat waktu, karena buku ini terlahir bulan Rhamadan. sepertinya mendapatkan nasihat secara langsung dari Gus Dur. Setelah membaca rasanya diri ini menjadi kecil, sebagai hamba merasa kurang menghamba, sebagai manusia kurang manusiawi. Buku ini mendera bathin kita yang kurang ikhlas dalam hidup, kurang pasrah dan miskin amanah. Memang pantas jika duiberi tajuk "SULUK GUS DUR", karena ajaran daam buku ini memelekan hati manusia untuk menujul pangkal qulbu kebaikkan.
      Tulisan demi tulisan memaksa kita untuk cermat melangkah, dan harus selalu mengedepankan "love of wisdom", cinta akan kebijakan.  Kita tak boleh sembrono dalam berbangsa yang kuat dengan citarasa kemajemukan, kita tak boleh gegabah dalam bertindak dengan melepaskan ego nakal kita.
Suluk Gus Dur punya kredibelitas mengajarkan kepada manusia, bahwa cinta kasih itu selalau menjadi modal dalam bergaul dan bergumul. Bersanding dengan sesama adalah kemuliaan, dan memasang aku adalah kecokakan yang dangkal.
Suluk Gus Dur juga menyoal manusis yang sering memvonis sesamanya, Gus Dur melihar yang berhak menilai itu Allah SWT, bukan manusia yang sedang menilai soal-soal ulangan disekolah. Tuhan merupakan jembatan kasih yang tak pilih kasih.
    Lalu buku ini apa saja isinya ? Sulu GuS Dur beruikan tulisan-tulisan pendek yang bersegmen pembelajaran budi kita, antara lain:
  • Bertauhid
  • Wahdat al-Wujud
  • Pengosongan Diri
  • Munajat Taubat
  • Para Guru
  • Shalat Malam
  • Dzikir LAnggeng
  • Mencintai Sang Nabi
  • Pelayanan
  • Ziarah Makam
  • Keikhlasan
  • Sabar dan Syukur
  • Memaafkan
  • Tawakkal dan Qana'ah
  • Cinta dan Kasih Sayang
  • Prawira
  • Kewalian
  • Kemuliaan
  • Para Murid
  • Wafat dan Mengalap Berkah
DATA BUKU:
JUDUL : Suluk Gus Dur - Bilik-Bilik  Spiritual Sang Guru Bangsa
PENULIS: Nur Khalik Ridwan
PENERBITAR-Ruzz Media. Jl. Anggrek 126 Sambilegi, Manguwoharjo Depok Sleman, Jogjakarta 55282.
ISBN: 978-602-7874-35-0


Sunday, August 4, 2013

URIP [KOK] MUNG MAMPIR NYOBLOS

Kinginan PK (Pergerakan Kebangsaan) untuk membuat "melek politik" rakyatnya harus diapresiasi. Sejatinya rakyat itu butuh pendidkan politik, butuh kesadaran politik dan perlu disuntikan pemahaman bernegara, dan bukan pasrah "bongkokan". Telah lama PK sadar dan mengeratui adanya kebutuhan itu, maka mulai dironce keinginan itu untuk memberikan wawasan melalui bacaan-bacaan ringan. Hasil roncean itu disaji dalam buku saku, dengan bahasa Jawa ngoko (pasaran) sehingga mudah cerna dan mudah dibawa. "URIP [KOK] MUNG MAMPIR NYOBLOS", adalah judul yang dipatok dalam Seri Lambe Gatel. Buku ini membahas tema demokrasi dengan sub bab bahasan antara lain:
  • Mawas diri (sebagai pengantar)
  • Urip [Kok] Mung Mampir Nyoblos
  • Semokrasi Kuwi Ora Ngapusi
  • Demokrasi Politik-Demokeasi Ekonomi
  • Sinau Soko Sosok 'Jenderal Rakyat"
  • Salah Kacamata
  • Lapisan Sosial Baru
  • Abad Pasifik
  • Sinau Bareng Karo Bung Karno
  • Sindrom Miayabi
  • Republik TWDT
Lumayan kalau buku dicerna oleh semua lapisan bangsa ini, sehingga dalam bernegara tidak hanya "nglundung" namun lebih  kearah bagaimana manusia Indonesia itu dibekali untuk bebrbuat kritis dan tak apatis