SILA CARI DI SINI!

Google

Friday, May 27, 2011

SBY MUNDUR


Ada buku judulnya aneh-eneh, SBY Mundur. Buku ini dikreasi oleh Petisi 28, yang jelas bernada minir terhadap SBY. Dikemas sebagai bentuk pertanggungjawaban para generasi muda. Dari buku ini dapat diketahui, bahwa terdapat kelompok generasi muda yang mengritisi perjalanan bangsa. Perjalanan bangsa dinilai agak terseok-seok pasca orde reformasi, bahkan orde reformasi tidak memiliki iuran yang jelas terhadap negeri yang multi etnis ini. Dalam pemaparan buku ini membentangkan pola perjalanan bangsa, dibuka dengan gambaran sejarah berupa komitmen para pemuda kala itu, lewat sumpah pemuda, hingga pentingnya bangsa mempertahankan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Pancasila tetap sebagai perjanjian luhur bangsa yang senantiasa menjadi bintang pengarah.
Data buku
JUDUL : SBY Mundur-Pertanggungjawaban Politik Pemuda Indonesia
PENULIS: Petisi 28
PENERBIT: Doekoen Coffe. Graha Permata Pancoran Blok A-1. Jl Raya Pasar Minggu Kav.32 Pancoran Jakarta. Indonesia 12780. Telpon (021) 7948867. Fax. (021)7945216
E-mail: kepemimpinan-pemuda@gmail.com
petisi-28@yahoo.com
Website: www.petisi28.com
ISBN: 978-602-96330-1-6
CETAKAN : pertama Oktober 2010, kedua April 2011
TEBAL: xxxiv + 124 halaman.
ISI BUKU:
Bab I: Pandangan Pembukaan. Pancasila sebagai dasar Piagam yang Universal untuk Kesejahteraan Umat Manusia. Oleh Ir. Soekarno
Bab II: Petisi Pemuda Indonesia
Bab III. Kegagalan Mendasar Presiden SBY Memimpin Bangsa dan Negara
Bab IV. Reformasi 1998: Bukan Sekedar Salah Arah, Tapi Sebuah Pengkhianatan
Bab V: Pertanggungjawaban Pemuda Indonesia: Revolusi menuntut Presiden SBY Mundur serta Menegakan Kembali Pancasila dan UUD 1945
Bab VI: Prinsip Dasar Menata Ulang Indonesia: Pelembagaan Negara Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
Bab VII: Menegakan Kembali Way of Live Bangsa Indonesia
Bab: VIII: Gerhana Kegelapan Melanda Dunia: Membangun Kembali Dunia Baru Yang Bebas dari Neokolonialisme dan Imperialisme
Bab IX: Pandangan Penutup. Pemuda Indonesia dan Politik oleh Drs. Mohammad Hatta

No comments: