SILA CARI DI SINI!

Google

Thursday, July 31, 2008

POLITIKUS BUSUK

Andai saja buku ini diterbitkan ditahun 2008, buku ini semakin tebal, karena antara tahun terbit buku yakni tahun 2004-2008, banyak catatan yang terkait dengan judul buku ini. Tentu saja catatan yang terkait dengan perilaku busuk seorang-orang politikus.
Buku yang dikreasi Dr. Zainuddin Maliki ini, disamping mengendus secara empiric perilaku politikus selepas terbukanya gerbang reformasi, memiliki kajian terdalam terkait dengan system politik yang sedang berada dalam pusaran hura-hara.
Juga bisa dikatakan buku ini memiliki energi futurology dalam memprediksi kejadian yang akan datang, sebagai bukti selepas buku ini terbit kebusukan-kebusukan yang dilakukan oleh para politisi semakin menjadi-jadi. Mungkin tidak berlebihan kalau buku Kang Mas Zainuddin Maliki ini, hampir sama dengan buku berjudul 1984 karya George Orwell. Karya Orwell itu adalah buku yang memprediksi sebuah kejadian di masa datang, kendati kejadiannya tidak selalu sama, runtut pikirannya memberikan kesan bahwa sebagaian tulisan itu mendekatkan manusia untuk melakukan antisipasi.
Tentunya ini juga berlaku bagi buku Dr. Zainuddin Maliki, barangkali buku ini juga memberikan warning pada kita, bahwa saat ini “bahaya laten politik busuk”, sudah masuk kedinding-dinding Sanayan. Tentunya bukan termasuk pemblejetan vulgar, tetapi dapat dianggap sebagai peringatan, dan bukan sesuatu yang merugikan.
Detil Buku :
JUDUL: Politikus Busuk.
PENULIS: Dr. Zainuddin Maliki
PENERBIT : Galang Perss. Jl. Anggrek 3/34 Baciro Baru Yogyakarta 55255. Tel [0274] 554985, 554986. E-mail; glgpress@indosat.net.id http://www.galangpress.com/
ISBN: 979-9341-97-3
CETAKAN : I—Februari 2004
HALAMAN: xxxiii + 273: 110 x 180 mm

Menangkap dengan cermat, keinginan atau penulis tentunya tidak mudah, namun dilihat dari tulisan yang berada di halaman terdepan buku ini, rupanya buku diprunjtukkan:

  1. Kepada Rakyat yang tergurusur, yang tengah memendam kekecewaan dalam ketidak berdayaan,
  2. Elite, tapi punya empati serta darmawan
  3. Kepada kekuatan Counter elite yang arif dan berani mengkritisi setiap kebusukan dan kebohongan
  4. Para aktivis gerakan serta siapa saja yang anti politikus busuk.

Dalam mendifinisikan siapa politikus busuk itu, sedikitnya ada dua orang yang dijadikan sebagai sumber untuk diacu.
Pertama Arief Budiman, tokoh yang dikenal orang pernah membuat gerakan Golpu pada tahun 1970-an ini dimasud adalah politikus yang pernah terlibat dalam kasus korupsi, pelanggaran hak azasi manusia, juga pelanggaran moral. Lalu juga mengutip pernyataan Ketua Kontras, Munir, politikus busuk termasuk “politikus berdarah”untuk mereka yang pernah terlibat dalam urusan pemakaian kekerasan berdarah
Kedua: Antonius Sujata, Ketua Komisi Ombudsman, menyubang pemikiran tentang apa criteria seseorang bila dikategorikan politikus busuk. Ia mencatat, berdasar akal sehat, mereka yang dapat dimasukkan dalam politikus busuk antara lain yang terlibat money politics, tersangkut tindak pidana korupsi atau tindak pidana lainnya, pencandu narkoba, sering mangkir mengahadiri siding [diparlemen/Dewan Perwakilan Rakyat], selingkuh, membuat kebijakan atau peraturan yang menguntungkan diri pribadi dengan membebani masyarakat, tidak melaporkan secara benar kekayaan yang dimiliki, tidak melaksanakan kewajiban hokum dan suka berfoya-foya.

Money Politic.
Saat ini masyarakat juga diperkaya dengan kosa kata baru, alat untuk mendifinisikan sebuah proses perburuan kekuasaan, yaitu “gizi”. Istilah yang biasa dipakai oleh komunitas medis ini diambil sejumlah “the power hunter”—pemburu kekuasaan, untuk mengganti dan menyamarkan istilah “money politics”. Sehingga tanpa “gizi”,artinya tanpa “money Politics”—jangan harap bakal memperoleh sukungan dalam meraih jabatan……[hlm 132]

Metafora tanah

Kekuasaan tampak masih dipahami dengan menggunakan metaphor tanah. Tanah adalah sebuah komoditas atau barang yang tidak bisa diperluas—un-expandable goods. Seperti yang pernah dicatat Kuntowijoyo [2001] pemahaman dengan metapor tanah itu mengaplikasikan setiap usaha memperluas kekuasaan, hanya berarti mengurangi kekuasaan orang lain. …[hlm. 133]

Wednesday, July 30, 2008

NASIONALISME KIAI

Buku dengan Judul Nasionalisme Kiai ini diangkat dari disertasi Dr. Ali Maschan Moesa, yang saat itu sebagai Pimpinan wilayah NU Jawa Timur. Warung tertarik untuk membahas karena sangat berkaitan dengan gaung HUT kemerdekaan RI ke 63, sekaligus sebagai bahan perenungan kita, bahwa para kiai itu pada zamannya telah memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gagasan cerdas para kiai itu telah mengikat erat komitmennya, sehingga sampai saat ini dengan tegas mengatakan bahwa NKRI--Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah final. Juga dapat dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi para kiai adalah harga mati.
Menarik buku ini untuk dicermati, karena para kiai dalam buku ini digambarkan sebagai lokomotif dalam membumikan Negara yang pluralis ini, menjadi kesatuan yang kuat.
Pemicu pikir seorang Ali Maschan dalam melahirakan disertasinya, ditengarai dari pemahaman sejarah pergerakan bangsa ini, melalui tonggak persiapan kemerdekaan. BPUPKI yang ketika itu beranggotakan 60 orang, dan ketika itu mengerucut dalam panitia kecil yang terdiri dari sembilan orang, sepakat menjadikan Negara ini sebagai Negara Kesatuan, bukan Negara Islam. Padahal bila dilihat ketika itu yang non muslim hanyalah seorang yakni, “AA Maramis”, tapi mengapa justru yang mayoritas ketika itu sangat akomodatif. Inilah yang menjadi percikan pemikiran sekaligus daya dorong buku ini lahir.
Detil Buku
JUDUL : Nasionalisme Kiai—Konstrusi Sosial Berbasi Agama
PENULIS: Ali Maschan Moesa
PENERBIT: LKIS Yigyakarta. Salakan Baru No. 1 Sewon Bantul. Jl. Parang TRitis Km 4,4 Yogyakarta. Telp. [0274] 387194, 7472110. E-mail.: elkis@!indosat.net.id
elkispelangi@yahoo.com bekerja sama dengan IAIN Sunan ampel Surabaya Jl. A. Yani 117 Surabaya
CETAKAN : I November 2007
ISBN: 979-1283-27-3
HALAMAN : xxii + 358 hlm ; 14,5 x 21 cm

Buku ini membentangkan bahwa kita telah memberikan kontribusi yang nyata terhadap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, bukti terpapar dari disertasi karya pikir seorang-orang akademikus yang juga seorang Kiai, ia adalah Dr. KH. Ali Maschan Moesa.
Kontribusi itu terpapar pada halaman 119, dengan judul sub bab “Kiai, Pancasila dan Asas Tunggal:
Menurut buku ini, sebuah Negara bangsa [nation-state) akan berdiri kokoh jika memiliki alandasan yang kuat, yaitu ideology yang merupakan pemersatu, perekat, dan pengikat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara.
Para pendiri Republik Indonesia telah berhasil meletakkan dasar Negara yang kuat dan kokoh, yaitu Pancasila.
Pancasila dipersiapkan oleh Badan Penyelidik Usaha kemerdekaan Indonesia [BPUPKI] yang mempunyai 60 orang anggota. Akan atetapi, hanya sembila orang dari mereka yang dijadikan Panitia Kecil untuk merumuskan Pancasila sebagai perwujudan dari tujuan dan maksud didirikannya Indonesia merdeka. Kesembilan orang tersebut adalah: Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Ahmad Soebardjo, AA.Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Abdul Wahid Hasyim, Aguis Salim, dan Abikusno Tjokro Sujoso.
Dalam Panitia Sembilan tersebut, paling tidak ada tiga kiai yang mempunyai andil besar dalam menyusun Pancasila. Oleh karena itu tidak mengherankan jika terdapat delapan kosa-kata dari khasanah Islam yang masuk dalam Pancasila, yaitu : adil, beradab, kerakyatan, hikmat, permusyawaratan, perwakilan; dan terulang kosa-kata “adil dan rakyat” dalam sila kelima dari Pancasila.
ASAS TUNGGAL :
Dalam Munas (musyawarah Nasional) alim ulama NU tahun 1983, dengan mulus diputuskan penerimaan Pancasila sebagai asas organisasi dan mengembalikan NU sebagai organisasi keagamaan [jami’iyyah diniyah], sesuai dengan kittah 1926. MUNAS tersebut juga brehasil mendeklarasikan hubungan antara Islam dan Pancasila:
  1. Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesia bukanlah agama, dan tidak dapat menggantikan agama, dan tidak dapat dipergunakan untuk menggantikan kedudukan agama
  2. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara Indonesia menurut pasal 29 ayat 1 UUD 1945, yang menjiwai sila-sila yang lain mencerminkan tauhid menurut pengertian keimanan dalam Islam

KH. AKHMAD SIDDIQ ADALAH ARSITEKNYA:
Dalam kontesk ini, yang paling berperan dalam merumuskan Asas Tunggal adalah KH. Ahmad Siddiq. Bahkan, dengan sangat meyakinkan ia mampu “membujuk” para kiai untuk menerima Pancasila dengan rumusan yang sesuai dengan paham ASWAJA yang dianut oleh mereka.
Lebih lanjut KH.Admad Siddiq mengingatkan bahwa umat Islam harus mengembangkan rasa persaudaraan [ukhuwwah]. Hal ini didasarkanpada intepretasi atas kosa-kata umat. Baginya, sepanjang zaman kenabian, kosa-kata umat memuat sekaligus tiga pengertian yaitu persaudaraan seagama yang merujuk pada cita-cita terjalinnya hubungan yang harmonis dan saling menghormati diantara kelompok umat islam [ukhuwwah Islamiyah], persaudaraan kebangsaan [ukhuwwah wathaniyyah], dan persaudaraan sesama manusia [ukhuwwah basyariyyah]

Tuesday, July 29, 2008

GUS MUS TENTANG GUS DUR

Buku ini kumpulan tulisan Gus Mus, tentang Gus Dur dan PKB. Pembaca pasti lekat dan terpikat , karena paham penulisnya. Gus Mus seorang-orang kiai yang lumayan hebatnya, hampir semuanya ya. Ya bisa nulis karena dia seorang kolumnis, apalagi di KTP sang kiai perkerjaan ditulis sebagai “Penulis”, ya pelukis karena guratan kuat seni sering menebar di kanvas grafis, ya penyair dengan karya yang terus mengalir.
Ternyata Gus Mus itu sangat dekat dengan Gus Dur, pernah sama-sama kuliah di Mesir. Gus Mus dan Gus Dur, sama-sama memiliki bakat yang kuat, keduanya piawai menulis, konsumsi bacanya tidak bisa ditakar, dan darah seni juga mengalir di badan kedua maestro ini. Oleh karenanya ketika Gus Mus menulis tentang Gus Dur, seakan mendapatkan informasi yang utuh dari detail yang amat kecil dan terpencil.
Terkait dengan karut marutnya Partai Kebangkitan Bangsa, tentunya semua perhatian akan mengarah pada partai ini. Bahkan nuansa perhatian banyak tersedot pada partai yang satu ini. Bagaikan gayung bersambut tiba-tiba penerbit Mata Air dari kota Surabaya, memaparkan berberapa tulisan KH. A.Mustofa Bisri, menyangkut Gus Dur.
Pemberian judul buku relevan dengan situasi saat ini, apalagi terdapat gambar Bumi yang dikelilingi dengan bintang sembilan, serta berlatar gambar Gus Dur, membuat pembaca tergiur.
Detil Buku :
JUDUL :Gus Dur Garis Miring PKB [Kumpulan Tulisan Khusus Gus Dur dan PKB]
PENULIS : A.Mustofa Bisri
PENERBIT: MataAir Publishing Surabaya. Jl. Jemur Andayani 50 C-3 Surabaya. E-Mail: mataairsby@yahoo.com.co.id. http://www.mataairsurabaya.blogspot.com/
http://www.gusmus.net/
CETAKAN : I Mei 2008
ISBN: 978-979-25-1538-1
HALAMAN :xvi + 137
buku ini membentangkan pola sikap dan pola laku Gus Dur, tentunya terkait dengan PKB. Ketika berbicara pola sikap, maka orang akan melihat cermat bagaimana sang Gus itu?. Boleh jadi orang Indonesia sepakat tentang Gus Dur hanya dalam satu hala, yaitu adalah tokoh controversial tulan. Seorang-orang boleh menjulukinya apa saja, mulai dari yang baik hingga yang buruk-buruk. Toh, Selama ini Gus Dur Cuek saja.
Dalam buku ini juga dipertanyakan apakah ada orang yang bisa menandingi Gus Dur dalam mengumpulkan banyaknya julukan.
Mereka yang melihat betapa Gus Dur begitu “fanatic” dan gigihnya menyesuaikan sikapnya dengan firman Allah “ Walaqadkarramnaa banii Adama,… (Q. 17:70), mungkin akan menjulukinya Humanis. Mereka yang melihat begitu “taat” dan gigih mengikuti jejak orangtua dan kakeknya dalam mencintai tanah air, mungkin akan menjuluki Nasionalis. Mereka yang melihat kiprahnya di bidang kesenian dan budaya, menjulukinya budayawan dan seniman. Mereka yang menyaksikan sering mengisi acara dalam seminar-seminar dan menuliskan pemeikirannya, menjulukinya cendekiawan dan pemikir.
Sedangkanmereka yang tidak suka pun dengan bebas menjulukinya dengan julukan yang buruk-buruk . Bahkan serungkali satu sikap yang sama dari Gus Dur dipandang berbeda oleh dua pihak yang berlawanan. Yang suka memandangnya sebagai hal positif dan yang tidak suka tentunya saja memandang negative, Maka jangan heran bila suatu ketika Gus Dur dicap plin-plan. Melihat kenyelenehan Gus Dur, satu pihak menganggap gila, satu pihak yang lain menganggapnya wali.

PKB, Partai Khusus Berkelahi.
Gus Mus melihat cermat dari berangkatnya partai ini. Menegarahi, bahwa partai ini identik dengan Gus Dur, atau diikonkan PKB garis miring Gus Dur.
Kalau dinyatakan partai ini khusu kelai, sudah nampak ketika akan lahir, dalam buku ini dibentangkan sebagai berikut:
Pada waktu memilih ketua umum Tanfidz [Struktur PKB tentu dengan pertimbangan politis, sengaja dibuat seperti NU; ada Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz), hampir semua orang termasuk para kiai tidak setuju dengan pilihan Gus Dur yang ketika itu sudah merupakan “lembaga” tersendiri [di samping NU dan PKB] ngotot dengan pilihannya, yaitu Mathori Abd. Djalil [almh. Mantan Menhan]. Bahkan sikapnya yang “tegas” bernada menantang, membuat semua tidak berkutik. Jika PBNU tidak setuju, dia akan membuat partai sendiri dengan Mathori! Konon Mathori memang sudah sejak lama dipersiapkan.
Dari sinilah—jadi sejak sangat awal—benihbenih kekecewaan sudah tumbuh. Gus Dur cs dari PBNU yang sebenarnya hanya diminta “memfasilitasi, ternyata menunjukkan kekuasaan dan wewwenangnya yang mutlak. Palagi kemudian personalia penguruspun pun boleh dikata Gus Dur dan cs-nya sendiri yang menyusun. [hlm:60-61]

Pecat-memecat:
Buku ini juga mengungkap malah pecat memecat. Misalnya nasib yang dialami oleh Mathori. Setelah dipilih menjadi ketua PBNU, juga atas desakan Gus Dur, ternyata mengalami nasib tragis, Gus Durlah yang kemudian memecatnya karena dianggap tidak displin. Mathori tidak terima dan membawa persoalan pemecatannya ke pengadilan. Dan seperti kita ketahui masalahnya pun berkepanjangan. [hlm: 78]
Dan kita dengar lagi hal yang hamper sama. Saifullah Yusuf yang dipilih dalam Muktamar Luar Biasa di Yogyakarta sebagai , sekjen, dipecat—dihaluskan bahasanya dengan;direposisikan—Dewan Syura melalui voting.
Bedanya, Saifullah dipecat tanpa kesalahan yang diketahui oleh khlayak, termasuk oleh para kiai. Tim 3 yang ditugasi untuk melakukan verifikasi atas laporan adanya kesalahan Saifullah pun konon tidak mendapatkan bukti-bukti. [hlm:79]

Saturday, July 26, 2008

SIAPA ITU GUS IPUL ?

Pemilihan Gubernur Propinsi Jawa Timur telah selesai, namun karena tidak ada pasangan calon yang memenuhi batas minimal, sebesar 30%, maka harus dilakukan pilihan putara kedua. Terdapat lima pasang calon, menurut perhitungan sementara (quick count), hingga saat ini pasangan nomor lima berinisial “karsa” Soerkarwa—Gus Ipul menempati rangking pertama.
Menurut evaluasi para pakar, ternyata keberhasilan pasangan sangat ditentukan olah dua dimensi, yakni dimensi “figure” dan “hebatnya mesin politik”.
Soekarwa, salah satu Cagub yang berpasangan dengan Gus Ipul dalam wawancara pernah mengatakan, bahwa dia sangat optimis, dan ketika dikejar wartawan terkait sikapnya yang optimis, mengatakan, karena berpasangan dengan Gus Ipul—Saifullah Jusuf.
Warung memiliki buku yang membentangkan “Siapakah Gus Ipul itu?”
Detil Buku
JUDUL: Jejak Setapak—Saifullah Yusuf
PENULIS: Munawar Fuad Noeh [Editor]
PENERBIT: INPROM—Indoensia Profesional Management Jl . Cem,paka Putih Tengah No. 34A/3 Jakarta Pusat. Telp. [021]4211527. E-mail: fuadnoeh@rad.net.id
CETAKAN: I
HALAMAN:xxi + 113
Buku ini Spesial mencandra sepak terjang Gus Ipul ketika menjadi Ketua Gerakan Pemuda Ansor. Kata pengantarnya menceriterakan bahwa Ipul adalah sosok seorang pimpinan Generasi muda yang memiliki perhatian besar terhadap Negara. Saifullah sadar akan jatidiri negaranya, yang sangat varian. Perhatiannya pada keadilan sangat tajam, kerja-kerja untuk demokrasi sering ditebarkan, bahkan merimntis hadirnya LSM GANDI—Gerakan Anti Deskriminasi.
Terdapat beberapa kesan public untuk Saifullah Yusuf, yakni:
Pertama: tingkat kecepatan dan kecerdasan merespon masalah-masalah yang tengah berkembang
Kedua : terpercaya dalam melakukan peran media, penghubung pelbagai tokoh penting di negeri
ini

Dunia Pendidikan Gus Ipul:
Dunia pendidikan dimulai Saifullah di Madrasah Ibtidaiyah Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, Jawa Timur. Selepas pendidikan di SMPP [Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan], ia dikirim ibunya, Shaliehati Yusuf ke Jakarta. Dijakarta ia ditampung saudara sepupu ibunya di Giganjur, KH Abdurrahman Wahid, Masuk di Universitas Nasional Jakarta.

Ternyata Gus Ipul mantan Anggota Legislatif PDI
Saifullah adalah aktifis Partai Demokarsi Indonesia Perjuangan [PDI-P] dan ketika itu adalah calon nomor lima wakil dari DKI Jakarta.
Penganut aliran filsafat “nglundung semprong” [menggelinding seperti semprong].
Katanya,…asal ngglinding saja, e…tahu-tahu saya diminta jadi anggota legislative oleh PDI perjuangan,”

MAMI ROSE : DIRJEN, SAMPAI MENTERI BERLANGGANAN

Akhirnya terpidana mati, Sumiasih—pembunuh Letkol Marinir Purwanto berserta keluarga itu menjalani eksekusi mati.
…….Tanah masih basah, dan memang kurang dari 7 hari pemakaman jasad Sumiasih, buku yang berkisah tentang dirinya sudah nongkrong di toko-toko, tangan cantik, pikiran cerdas serta balutan naluri bisnis yang piawai membantu kehadiran buku bersampul hitam kelam ini.
Putaran ulang peristiwa yang menyayat kembali dibuka, kisah pertarungan berlatar bisnis esek-esek di situs Dolly ini, yang akhirnya diputus eksekusi mati, membuat orang menjadi paham betapa sulitnya berkehidupan.
Mami Rose, adalah judul yang dipilih, karena kosakata mami dirasa tepat dan mewakili ikon Dolly. Mami adalah panggilan direktris “perlontean”, alias “GM—germo “, Rose merupakan signifikansi paras cantik dan body “semlohe”nya almarhum Sumiasih.
Melalui tangan kepiawaian penulis, kisah seorang-orang yang berada pada titik abu-abu ini, mudah cerna. Barangkali karena penulis dan yang ditulis adalah seorang wanita, maka resonansi emosional mudah tersambung, dan akhirnya semua informasi serasa tidak ada yang tertinggal.
Kisah tentang kehidupan seorang terpidana ini, ternyata diawali dengan siklus kehidupan yang penuh romantika, “mulai dari jual diri, ke mucikari sampai eksekusi mati”. Jaminan mutu buku, diindikasikan jika seorang-orang bernama Dahlan Iskan, CEO/Chaiman Jawa Pos Group, bersedia memberikan pengantar,
Detil Buku.
JUDUL : Mami Rose, “mulai dari jual diri, ke mucikari sampai eksekusi mati”
PENULIS : Ita Siti Nasyi’ah
PENERBIT: JP BOOKS. Jl. Karah Agung 45 Surabaya. Telp. 031-8289999 ext 156
ISBN: 978-979-1490-19-1
HALAMAN: xii + 180
CETAKAN : 2008

BAPAK PEJABAT, DIRJEN SAMPAI MENTERI
Sumiasih lahir telah diberkati Tuhan dengan paras cantik, ketika usia remaja banyak yang simpatik, tak hanya anak muda, orang yang telah berkeluarga ikut tergoda.
Di usia yang belia, sekitar 13 tahun telah berkeluarga. Kehidupan yang sarwa miskin itulah yang sering diratapi, tentunya ingin membalik keadaan itu. Perceraian dengan suaminya tak dapat dihindari. Inspirasi untuk mengadu nasib ke kota dijadikan rujukkan, apalagi ketika teman sedesanya banyak yang telah berhasil. Jakarta menjadi tempat mengadu untung, akhirnya harus terjerembat di dunia yang tentunya bukan pilihan sesungguhnya. Parasnya yang cantik, seakan membimbingnya menjadi seorang hostes, yang memberikan kenikmatan birahi pada lelaki. Tak hanya seorang perwira menengah yang dilayani, pejabat di Jakarta, mulai dari Dirjen, sampai Menteri.
Menjadi isteri simpanan juga telah dilakukan, bahkan membuka salon kecantikan yang sekaligus sebagai wahana transaksi birahi.
Ketika menjadi isteri simpanan, lahirlah jabang bayi yang akhirnya dititipkan ke orang tuanya di desa. Kelak sang jabang bayi ketika beranjak dewasa diperisteri oleh bintara polisi. Dan sang menantu pula yang turut serta dalam drama pembunuhan keji, berbuntut eksekusi.

CEKCOK BISNIS ESEK-ESEK, BERAKHIR DENGAN PEMBUNUHAN KEJI
Pengalaman mencari uang, di Jakarta akhirnya dilabuhkan di situs “perlontean atau perbalonan” Surabaya. Tepatnya di wilayah Jarak, merupakan wilayah hitam tempat “jamboree-nya” lelaki hidung belang.
Berdirilah wisma yang berinisial “HH” alias Happy Home, dihuni wanita muda pilihan yang masih “mak nyus”, barangkali pengalaman di Jakarta, bisa memberikan sensasi khusus, sehingga wisma “HH” laris manis.
Pelanggan setianya antara lain adalah seorang serdadu berpangkat Letnan Kolonel, yang kemudian diajak kerjasama mengkresai bisnis sejenis. Wisma “SR” kepanjangan dari Sri Rejeki, adalah wujud kerjasama antara Sumiasih “sang mami rose” dan Letkol Purwanto.
Berawal dari konflik bisnis, setoran hutang yang acapkali terlambat, dan berbuah ancaman makian, hingga popor pistol ikut bicara, akhirnya pembunuhan direncenakan.
Keluarga Letkol Purwanto akhirnya tumpas lunas, isteri, dua anak, dan satu saudaranya secara bergantian menerima pukulan besi. Mensiasati agar tidak ada kesan pembunuhan, jenasah keluarga Purwanto, dibuang ke jurang.
Kepiawaian intelejen, memberi isyarat, bahwa Mami Rose adalah otaknya.
[Wusana kata : Buku ini cocok dibaca para isteri Pejabat. Agar berjaga-jaga ketika sang suami bertugas sendirian tanpa pengawan sang isteri. Menurut buku ini kelakuan sebagian pejabat itu sejak dulu senang "mbalonan" atau "nglonte", utamanya ketika bertugas ke daerah. Terminologi warung: “lonte” atau “balon” adalah istilah di Jawa Timur artinya Pelacur/WTS; “semlohe” adalah bentuk tubuh wanita yang ideal rada sensual.]

Friday, July 25, 2008

KALAHNYA AA GYM Oleh INUL?

Buku teladan Dakwah & bisnis karya Yudi Pamuko, sempat menangkap fenomena Inul dengan jeli, terbukti memberi judul bukunya dengan mengkaitkan nama “Inul”, memang saat itu Inul menjadi bahan baku pemberitaan di tanah air. Barangkali dengan judul yang mengkaitkan Aa Gym dengan Inul, membuat karyanya jadi laris manis terjual habis. Kita jadi maklum, karena dunia bisnis itu sering menempati wilayah atratif dan penuh inovatif, campuran kedaunya menjadi adonan yang disebut kreatif. Yudi sangat kreatif dalam sesi ini.
Detil buku
JUDUL : kalahnya Aa Gym oleh Inul?
PENULIS: Yudi Pramuko
PENERBIT: Taj Mahal. Devisi Buku Populer. Alamat: Jl. Sukun No. 36, Rt 03/06. Kmp. Utan Ciputat 15412. Telp. 021-9226223. E-mail : yuditops@yahoo.com
CETAKAN : Rabiul Awal/juni 2003
ISBN:
HALAMAN: 127

Lalu kekalahan apa yang disandang Aa Gym?, ternyata secara tidak langsung Aa, memberikan daya lejit pada sang pengebor, dapat dibayangkan seorang Ustad sedang berada di kota Jeddah, sempat-sempatnya bicara langsung dengan Inul di stasion TV Indonesia, Indosiar Sekitar 3 menit. Sebuah durasi yang lumayan cukup.
Bersedianya Aa Gym, meluangkan waktu dari bumi Rasulullah, dari Tanah Hejaz, ribuan kilometer sejauh dari negerinya sendiri Indonesia, hanya untuk bercakap-cakap dengan penyanyi controversial Inul, merupakan langkah besar yang berani dari seorang Aa Gym
[Apakah karena dialog di Tanah Rasulullah ini Aa kalah?, kok tidak, barangkali karena dialog ini akhir mbak Inul terpanggil berangkat Umrah]

TUHAN diantara INUL & gang DOLLY

Inul pun menginspirasi ranah sufi, sebuah bukti lahirnya buku tentang Esai-Esai Sufi M,Luqman Hakiem. Buku ini menyajikan sisi lain tentang kemunafikan, kebohongan, kriminal, cercaan, makian, dan hujatan yang sering disuarakan manusia. Dengan tangan piawai seorang editor bernama Khoirul Anwar, buku ini tertebar binar di altar pemikiran, yang “berhati”. Buku ini sangat cocok untuk memberikan konsumsi qolbu, karena di dalamnya bermuara berbagai keagungan pikiran dan kearifan tindakan. Bila cermat membacanya manusia menjadi sadar, karena didalam dirinya selalu berbalut kemunafikan. Seperti munculnya Inul yang kerapkali diratapi sebagai gambaran azab, namun buku ini seakan memberikan pencerahan di dimensi sufi. Memandang sesuatu haruslah secara utuh [holistic] bukan bagian perbagian [ atomistic]. Buku ini memuat 37 artikel, dan yang bersinggungan langsung dengan fenomena Inul, 2 artikael, yakni:


  • Inul dan Kekasih Alllah
  • Gus Mus dan Inul

Detil Buku:
JUDUL : TUHAN diantara INUL & gang DOLLY
PENULIS : M,Luqman Hakiem [Editor-- Khoirul Anwar]
PENERBIT:Bayumedia Publsihing. E-mail : Bayumedia@telkom.net
CETAKAN: pertama Mei 2003
ISBN: 979-3323-46-9
HALAMAN: xiii+ 128

Inul dan Kekasih Allah:
Ainur Rokhimah, gadis Pasuruan, Jawa Timur, itu telah mengebor goyangnya sampai ke ubun-ubun kebudayaan. Lalu, limbah banjir dari aliran sungai seni bangsa kita mengeliat dengan bau anyir antara protes, keluhan, simpati, dan kebutuhan menikmati.
Mengapa Inul muncul di permukaan sekarang ketika para pemimpin kita sudah tidak waras lagi, para ulama dan ustadnya sudah terselubung duniawi, dan kesenian kita kehilangan hakikat keindahannya? Apakah Inul bagian dari setan atau justru sebalimnya? Apakah iInul memang diturunkan Tuhan untuk mengoyak kelelapan para tokoh, kealpaan para ulama, kesetanan para ahli KKN, atau kemunafikan para pemimpin kita?

Karena itu, Inul adalah sinisme terhadap keseharian kita, kesenian kita, politik kita, dan turut mewakili daya dorong atas kriminalitas kita, sekaligus penyimpangan yang sudah lama berkedok atas keindahan kita. Lalu kemunafikan kita dalam dua mata, satu tertutup untuk memprotes hadirnya tarikat syahwat Inul. Sementara satu mata kita menikmatinya sampai kita berani melawan instrument Tuhan yang sesungguhnya…[hlm:30]

Gus Mus dan Inul:
Kontroversi Inul tidak hanya sekadar jadi kiblat dangdut saat ini. Tapi juga telah melahirkan sebuah mahakarya seorang ulama besar di negeri ini, KH Mustofa Bisri [Gus Mus]. Gus Mus yang terkenal sebagai kiai dan budayawan, seniman serba bisa, telah mendapatkan ilham besar dengan menggoreskan lukisan Inul di atas kanvas….

Dalam lukisan mahakarya Gus Mus, Inul sedang menari, meliuk-liuk, sementara dalam goyangnya itu, ia dikelilingi para kiai yang sedang berdzikir. Sungguh luar biasa, bagaimana kritik Gus Mus terhadap dunia ulama mutakhir Indonesia. Khususnya pada MUI yang paling punya hobi berteriak; haram!haram! haram! Layaknya seorang pesilat yang baru saja belajar beberapa jurus, sudah petantang petenteng kaya ayam jago yang menantang siapa saja dengan kokoknya.
Justru kalau meyimak karya Gus Mus itu, mestinya para ulama menangisi dirinya sendiri. Bagaimana seharusnya mereka tafakkur dan tadzakkur, taqarrub dan mujadah di hadapan Allah, memohon ampun, dan ridho-Nya [hlm:34]

Beda dan persamaan Inul dan Gus Mus
Persamaan:
Sama-sama controversial, sama-sama NU-nya, sama-sama seniman, sama-sama amemilki kemampuan mengoyang, sama-sama hobi berdzikir (Ah, Anda kan tidak tahu bagaimana gemuruh hati Inul dalam taqarrub di hadapan Allah? Yang Anda tahu hanya pantatnya bukan? )
Perbedaannya:
Bedanya hanya tipis antara Gus Mus dan Inul. Gus Mus adalah sosok yang dating mewakili gugusan cahaya keindahan dan keagungan Illahi untuk merobek kemunafikan budaya keagamaan, sementara Inul dating juga membeberkan sebuah landscape budaya yang menunjukkan betapa munafiknya mereka yang sok mengharamkan Inul. ..[hlm: 35]

INUL….GOYANGNYA DI ILMIAHKAN Dr. KEBAMOTO

Inul daya tariknya luar biasa, buktinya para kolumnis media massa tersedot pikiraannya, tidak kurang dari 26 artikel telah dihimpun. Tangan dingin Bonari Nabonenar seorang-orang Alumnus Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Surabaya [kini Unesa]. Artikel yang berserakan di media massa, dan bercitarasa “ Inul” dipungut, dan dikemas menjadi buku, dan diberi judul sangat sederhana, “Inul”, sampul depan juga di kesankan sederhana hanya dipajangi gambar “bor” manual. Terserah khalayak baca yang mengartikannya.
Isi buku itu, menggambarkan gonjang-ganjing pikiran setelah melihat goyang ngebor yang fenomental, tentunya daya tarik tetap berkisar pada pro dan kontra.
Kontroversi kehadiran inul Daratista membuktikan adanya keterbelahan masyarakat terhadap sensualitas dan erotisme,
Terkait dengan fenomena Inul, Dhiman Abror, Direktur Eksekutif Jawa Pos Radar Timur, serta merta memberikan penilaian terhadap ketenaran seorang Inul. Mengadopsi uangkapan Andy Warholl, “Fifteen minutes of fame” [lima belas menit kesohoran], ungkapan ini menuai bukti pada Inul Daratista. Dalam tempo semalam, namanya yang sebelumnya sama sekali tidak dikenal tiba-tiba menjadi sebutan setiap orang. Setiap ahari ia muncul di televisi. Setiap stasiun berebut untuk menampilkan Inul. Inul menjadi fenomena baru dalam musik dangdut. Ia lahir dari bawah. Lalu meroket ke puncak dan merevolusi dunia musik dangdut. Ini pula yang membuat bara gonjang-ganjing.
Detil buku
JUDUL: INUL !
PENULIS: Bonari Nabonenar
PENERBIT: Bentang Budaya. Jl. Pendega marta 167C. Telp/Faks. 0274-544862 . Yogyakarta 55284—Indonesia. E-mail: bentangbudaya@hotmail.com
CETAKAN: Pertama Juni 2003
ISBN:979-3062-94-0
HALAMAN: xi-162 halaman

Belajar Teori Chaos Lewat Goyang Inul:
[Artikel Dr. Kebamoto, S3 Fakultas Kimia, Technice Universitaet Muenchen Jerman]
Ternyata sebuah goyangan itu, mampu diilmiahkan, pencermatan fisika mampu mengungkap, bahwa goyang ngebor Inul itu, sesungguhnya menggambarkan suatu pola fisika (alam=kodrat) yang dikenal dengan fenomena chaos.
……Maaf dalam buku ini kita dipaksa untuk mengamati tittik di pantat mbak Inul. Pada gerakan memutar, titik tersebut tidak akan menjalani lintasan orbit yang sama lagi pada setiap gerakan berikutnya. Jadi, lintasan orbitnya membentuk lingkaran yang makin lama semakin kecil serta tidak konsentris.
Dengan kata lain , gerakan ratu ngebor Inul Daratista memunculkan suatu pola yang disebut Chaotic. Kata “Chaos” tidak serta merta bisa diartikan sebagai kacau atau tidak karuan. Sebagaimana fsifat system yang chaotic, di dalam ketidakaturan terdapat keteraturan.
Dengan demikian, bukanlah gerakan chaos dari Inul yang menghasilkan lukisan indah di bawah sadar tersebut bisa di kategorikan seni.
……[ Kon pinter yang Pak Doktor kita,……Goyang pantatpun bila ilmiah—warung ..he-he]

Thursday, July 24, 2008

INUL, CEKAL NGEBOR, DI JOHOR

Negara tetanggapun ikut mencekal si goyang ngerbor, Inul adalah manusia fenomenal, tidak hanya goyangnya saja, yang membuat orang ikut-ikutan bergerak, namun pemberitaan tentang Inul juga dapat menggerakan naiknya rating sebuah stasion teve, bahkan majalah menambah oplah, koran menambah jumlah lembaran. Inul menjadi simbul perlawanan. Rupanya Tanggal 18 Juli 2008 adalah hari naasnya, sial tidak bisa dihindari, penghelatan di tanah datuk “Johor-Baru” harus ditunda, yang bisa dilakukan Inul hanyalah menagis sejadi-jadinya. Rupanya sisa-sisa keberuntungan agak memihak, kekecewaan akan tergantikan di Kuala Lumpur.
Warung menkais-kais buku tentang Inul, ternyata Inul itu seperti “martabak”, semakin sering dibanting, semakin besar. Bukti telah menujukkan, ketika didera, banyak orang membelanya. Titiek Puspa penyanyi legendaries, pasang badan untuknya, bahkan polemic dalam koran harian sulit dihentikan.
Detil buku itu:
JUDUL : Inul Goyang Ngebor Goyang Pemilu 2004
PENULIS : M.Darmenan
PENERBIT: Buku Populer “Totalitas” Tangerang
CETAKAN : 2004
HALAMAN :78 halaman
Buku ini membentangkan tentang Inul, memuat ceritera detil dan perjalananya, yang marik buku ini adalah kekuatan daya promosinya, hamper semus stasion teve meliriknya.
Buku ini dikreasi dengan mencuplik pemberitaan teve, koran, situs internet dan majalah. Ada artikel yang manarik menurut warung, yakni pada halaman 55, tentang Goyang Ngebor Goyang Pemilu 2004, artikel ini menggelikan.
…Politik, akankah menjerat Inul di puncak karirnya?
Move-move yang dilakukan beberapa parpol telah menunjukkan kea rah itu. Taufiq Kiemas berfoto dambil memeluk Inul. Gebrakan PDIP? Komentar plus-minuspun bermunculan. Sementara parpol lain terang-terangan menyatakan keinginannya “bekerjasama’ dengan Inul pada masa kampanye tahun 2004.
Lepas dari semua itu, konon—menurut najalah Gatra—Inul pernah punya mimpi yang cukup aneh. Ia naik balon udara bersama Megawati Soekarno, membubung menembus awan. Jauh di bawah, ayah Mega, Soekarno, melambaikan tangan. Sang Proklamator seakan melepas kepergian balon itu. Sayang, mimpi itu tidak tuntas. Inul keburu terjaga dan menangis.
[……oh Nul kok ada-ada saja sampeyan itu . warung]

SISWONO YUDO HUSODO : Bijak Bertindak Indonesiaku


Keprihatinan seorang Siswono Yudo Husodo tentang tanah airnya perlu mendapatkan respon semua warga bangsa. Siswono tidak menafikkan sebuah Negara memiliki utang kepada Negara yang lain. Menurutnya, sebagai suatu Negara, membuat utang bukanlah hal yang salah, tetapi menjadikan Negara yang tergantung pada utang luar negeri adalah menjerumuskan masa depan bangsa.
Keprihatinannya terhadap negeri ini sangat tinggi, hal ini dibentangkan melalui pidato politik yang telah dibukukan, judul pidato itu adalah, “Bijak Bertindak Indonesiaku’
Pidato politik ini merupakan suatu bentuk tekadnya untuk turut serta dalam kancah perpolitikan, yakni suatu kesungguhan untuk mencalonkankan diri sebagai pemimpin nasional. Dalam paparannya terkuak suatu potensi yang dimiliki oleh tanah air yang bersabuk equator ini. Namun hanya orang yang bernaluri bijak akan mampu membawa kesejahteraan. Negara yang cukup potensial, namun membawa kenyataan yang berbeda, adalah pendorongnya untuk maju mencalonkan diri.
Kendati buku ini dikreasi pada tahun 2004, namun sangat relewan diputar ulang, ketika pemilihan Presiden telah berada di bibir pintu pelaksaan.
Adapula yang menarik diungkapkan, bahwa nilai tambah produk yang seharusnya milik bangsa Indonesia justru dinimati bangsa lain. Starbuck merupakan café yang saat ini berderet-derat di seluruh kota yang ada di tanah air ini, sangat membanggakan Java Coffe. Starbuck membeli Java Coffe dari dari Eropa berupa bahan setengah jadi yang dipilih dari bahan baku yang diimpor Eropa dari Indonesia. Demikian pula dengan jambu mente. Industri makanan “Heinz”, milik keluarga kandidat Presiden dari Partai Demokrat ketika itu, dia adalah Senator Jhon Forbes Kerry dari Massachusets; yang memproduksi aneka makanan dari tomato catchup sampai dengan makakan bayi membeli bahan-bahan baku asli Indoensia semisal lada, puli, coklat dari Eropa. Mengap harus dari Eropa? Dan tidak langsung dari Indoensia?
Rekaman utang:
Menurut pidatonya, diakhir pemerintahan Presiden Soekarno tahun 1966, utang luar negeri Pemerintah RI baru 2,5 miliar AD. Diakhir Pemerintahan Presiden Soeharto di bulan mei 1998, utang luar negeri Pemerintah RI telah mencapai 54 miliar dolar AS dan akhir tahun 2003 yang baru lalu, utang luar negeri Pemerintah RI telah mencapai 75,4 miliar dolar AS.
Hal inilah yang membangkitkan naluri Siwono Yudo Husodo, agar anak bangsa yang berjumlah ratusan juta tidak terperosok pada lubang utang.
Ungkapan kekuatan negeri ini:
Dalam pidato ini juga diungkap catatan majalah The Economist, sebuah pemaparan tentang “dunia dan angka”. Majalah ini membeberkan angka-angka produksi berbagai,
Produk yang dibutuhkan dunia dari berbagai Negara. Indonesia adalah Negara dengan luas daratan no. 15 di dunia, Negara terluas Rusia; Dengan jumlah penduduk terbanyak no.4, setelah Cina, India dan USA; dengan utang luar negeri no.6 sete;lah Brazil, Rusia, Meksiko, Cina dan Argentina. Indonmesia adalah penghasil biji-bijian terbesar no.6 di dunia; penghasil beras no.3 di dunia; penghasil minyak sawit no.2 di dunia setelah Malaysia; penghasil lada putih dan lada hitam no. 3 di dunia; penghasil puli dari buah pala terbesar di dunia;penghasil karet alam no.2 di dunia setelah Thailand dan penghasil karet sintetik no. 4 di dunia, penghasil tembaga no.3 dunia setelah Cili dan Amerika Serikat; penghasil timah no.2 setelah Cina; penghasil nikel no.6 di dunia; penghasil emas no. 8 di dunia dan penghasil natural gas no. 6 di dunia; serta penghasil batubara no.9 di dunia. Ekspor RI menduduki nomor nomor 29 dunia, merupakan 0,8 ekspor dunia; dan out-put industri kita senilai 72 miliar dolar AS/tahun, nomor 20 dunia.
Melihat angka-angka itu, Siswono sangat menyayangkan, kalau saat ini 26 % rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan.

Monday, July 21, 2008

MENGENAL WIRANTO:


“Saya tak ingin mendapatkan kekuasaan di atas korban dan puing-puing bangsa saya,”

Buku yang mampir di warung ini bisa dikatakan buku lama, karena buku ini dikreasi untuk mengenalkan jatidiri Wiranto, ketika menjadi calon Presiden RI 2004-2009. Namun kehadirannya di warung ini sangat tepat, karena pemilihan presiden sudah dapat dikatakan sudah berada dibibir pintu.
Orang jadi teringat masa lalu, ketika era reformasi baru lahir, kalau roti dapat dikatakan fresh form the oven. Ketika itu Pak Wiranto memiliki peluang besar duduk di singgasana, namun yang terjadi sebaliknya, malah menjauh dari peluang emas yang tinggal sedepa. Sang Jendral anak guru ini, memilih untuk mengamankan jalannya sidang istimewa 1999. Sangat sadar dalam alam pikirnya, bahwa mengurai dan menyelesaikan masalah domistik lebih penting, daripada mengedepankan keinginan diri. Kesadara itu pernah diucap: “Hanya bangsa-bangsa yang berhasil menetralisisr masalah domestiknya yang akan eksis dalam persaingan itu. Sebaliknya bangsa-bangsa yang terus terjebak pada persoalan dalam anegerinya akan terus terpuruk dan kalah tidak mampu bangkit lagi.”
Sebenarnya kewenangan Jendral Wiranto sungguh besar, dan dapat melakukan maneuver untuk menempati jabatan puncak di Indonesia. Namun, ketika Letjen Susilo Bambang Yudhoyono yang menjabat Kassospol saat itu menanyakan kepadanya, “Apakah Panglima akana mengambil alih kekuasaan?”. Dengan tegas dan pasti Jendral Wiranto menjawab, “Tidak, kita akan menghantar pergantian kekuasaan secara konstitusional!”. Inilah yang menmggambarkan bahwa dia lebih mempertimbangkan kepentingan bangsanya daripada menurut ambisinya pribadi.
Detil Buku:
JUDUL : Mengenal Wiranto. Calon Presiden I. 2004-2009
PENULIS :--
PENERBIT: IDe- Indoensia. Jl. Telukbetung No. 42 Jakarta 120002. Telp. 62-21-3911411. Web. http://www.wiranto.com/
HALAMAN: vii + 84 hlm
CETAKAN: II Agustus 2003
Andi Mallarangeng Memuji Jendral Wiranto.
Seorang-orang pengamat politik dari Sulewesi Selatan, yang juga seorang pengamat dan Juru Bicara kepresidenan Bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, ternyata dulu sering memuji Pak Wiranto.
"Setelah pensiun dari dinas TNI, ia tetap memiliki kans yang lebih besar untuk berkiprah dalam pentas politik nasional.
Dalam pandangan saya, Wiranto adalah salah satu tokoh yang harus diperhitungkan dalam peta politik Indonesia"
[Andi Alifian Mallarangeng, Pengamat Politik]---hlm 12

Andi Alifian Mallarangeng simpati:
“Wiranto berusahan menyelamatakan muka pemerintah. Tetapi apa yang terjadi? Keadaan seperti berbalik. Ia malah mendapat cacian ia dianggap sebagai pihak yang memperkeruh susasana oleh sementara pihak” …[Hlm 47]
Inilah komentar Andi Alfian Mallarangeng ketika Wiranto mendapat tuduhan yang beraneka ragam.

Andi Alifian Mallarangeng tak menyangka:
“Sungguh tak dinyana, Wiranto samasekali tidak memanfaatkan situasi yang sebenarnya sudah dalam genggamannya itu. Dalam kamus hidupnya tidak pernah terbersit keinginan untuk kudeta, walaupun keadaan memungkinkan

PENDAPAT BEBERAPA ORANG TENTANG JATI DIRI WIRANTO:

“Wiranto adalah sosok yang amanah, ia bisa menerima proses demokratisasi ini tanpa tergoda untuk berkuasa, walaupun keadaan memungkinkan untuk melakukannya.”
[Hamzah Haz, Mantan Wakil Presiden RI]

“Sebenarnya kalau keadaan normal, Wiranto akan menjadi pemimpin yang sangat dihormati.”
[Prof.Dr.Taufik Abdullah, Sejarawan Senior LIPI]

“Tatkala semua orang Indonesia berbicara tentang Jendral Wiranto, Panglima militer yang tidak berusaha untuk menjadi orang berpengaruh, perbincangan itu berbarengan dengan ketakutan yang mencekam terhadap masa depan pasca Soeharto . Mereka menyembunyikan sedikit maksud untuk mengaguminya.”
[David Jenkin—Editor Asia pada The Sidney Morning Herald, Penulis buku Soeharto and His Generals : Indonesia Military Politics, 1975-1983.

“Secara keseluruhan mereka mencoba memperhatikan rasa simpati pada tuntutan perubahan. Misalnya, Wiranto menahan diri untuk tidak memerintahkan penggunaan kekerasan terhadap demonstran mahasiswa. Khusus ketika krisis memasuki saat-saat terakhir, mereka memberikan signyal dukungan untuk perubahan politik.”
[Ed Aspinall, dalam The Fall of Soeharto, Goeff Forrester & R.J.May (ed), 1988]

“Walaupun situasi Indnesia sejak awal Maret 1998 berada dalam siaga satu, menembaki mahasiswa dengan peluru tajam bukanlah sebuah kebijakan Jendral Wiranto. Wiranto senantiasa memerintahkan aparat keamanan agar sedapat mungkin menghindari penggunaan kekerasan. Selain itu, dia tidak pernah memerintahkan penculikan terhadap aktivis mahasiswa atau pengkritik pemerintah’”
[Ikrar Nusa Bhakti, dalam The Fall Of Soeharto Geoff Forrester & R.J.May (ed), 1998]

“Untuk Jendral ketahui, kekaguman saya kepada Jendral begitu besar karena Jendral telah berhasil menciptakan situasi kondisi dan melaksanakan peralihan kepemimpinan dengan tertib di Indonesia dan dengan cara yang selalu berpijak kepada konstitusi. Padahal, sebulan lalu hanya beberapa orang saja yang berpikiran bahwa Jendral akan mampu melaksanakannya,”
[Petikan Surat dari Joseph W Prueher, Panglima Komando Pasukan AS di kawasan Pasifik, 21 Mei 1998]

“Wiranto telah menunjukkan komitmennya untuk melakukan reformasi internal ABRI, dan melaksanakan doktrin militer ABRI dalam hubungannya dengan tuntutan-tuntutan bagi perubahan politik dan reformasi,”
[Dr.J.Kristiadi, Deputi Direktur Eksekutif CSIS, dalam Post Soeharto Indonesia, Renewal or Chaos? Geoff Foreester (ed), 1999]

The Guardian (Koran terkemuka Inggris), The Herald Sun (Australia), The Washington Post, setelah melakukan peninjauan langsung, menurunkan laporan dengan tajuk “Pembantaian Massal di Tim-Tim Bohong Besar,” ada lagi “ICRC bantah Laporan Pembantaian Massal di Tim-Tim,” selanjutnya, “Indonesia bukan Pembunuh Massal”
[Bukti di Pengadilan Ham ad Hoc Jakarta dalam kasus Tuduhan Pelanggaran HAM Berat di TIM-TIM, 2002]

Saturday, July 19, 2008

WARUNG BERDUKA : “SELAMAT JALAN PUNGKAS TRI BARUNO”

Berduka Cita sedalamnya atas Wafatnya Pungkas Tri Baruno-Pramuka Indonesia, Anggota Tim ekspidisi Tunas Indonesia :

AKU JADI PANDUMU
“Satya ku ku darmakan
Darma ku ku bhaktikan
Agar Jaya Indonesia
Indonesia Tanah Airku
Aku Jadi Pandumu”
[…Petikan Hymne Parmuka ]

Barangkali ini Hymne ini yang menjadikan motivasi kuat sang Pahlawan Pramuka Pungkas Tri Baruno”, untk mengharumkan nama bangsa mengibarkan Sang Dwi Warna Merah Putih, di Gunung McKinley – Amerika Serikat.
Bhakti itu ternyata melengkapai dirinya sebagai patriot sejati, rela berkorban, gugur hingga nyawa ditaruhkan untuk bangsa dan negaranya.
Tim ekspidisi ini telah berhasil, dengan nyali tinggi telah mengibarkan bendera Merah Putih di Gunung Mc Kinley, kendati harus membayar mati.
Adhyaksa Menteri Pemuda dan Olahraga RI memberikan penghormatan terakhir kepada Jenasah seraya berkata,
“almarhum merupakan teladan bagi pemuda Indonesia,……..”

Warung merasa kehilangan, dan masih ingin menjaga motivasi kuat para pemuda Indonesia tidak kenal lelah dan putus asa. Mendaki gunung itu penuh risiko, bersyarat kemampuan dan kemauan, bermodal mental, berbekal moral, bersiap fisik, berdaya stamina cantik nan energik. Gunung Mc Kinley itu merupakan gunung yang berkarakter dingin, maklum apalagi diketinggiannnya yang melebihi 17.400 kaki.
Warung masih punya hati, ingin membangun motivasi dan menjaga nyali, senyampang masih hangat dan terkait dengan gugurnya pramuka pendaki. Buku yang akan dibentangkan tentunya terkait dengan masalah pendakian gunung.
Detil Buku;
JUDUL: Panduan Mendaki Gunung [Dalam] Infografis
PENULIS: Ehwan Kurniawan
PENERBIT : PT Tunas Bola
CETAKAN: Pertama November 2004
HALAMAN: 93



Buku ini memberi kunci kepada pendaki sejati, yakni bertahan hidup, acapkali seorang pendaki mengatakan “SURVIVAL”. Buku ini menjelaskan bahwa survival merupakan keahlian untuk bertahan hidup dalam situasi yang mendesak. Keahlian ini sangat diperlukan oleh setiap pelaku kegiatan alam bebas. Ternyata survival dapat dimaknakan sebagai berikut:
S: Sadari sungguh-sungguh situasimu
U:Untung malang tergantung ketenanganmu
R:Rasa takut, panic, dan putus asa segera kuasai
V:Vakum/kekosongan, isilah segera
I:: Ingat di Mana anda berada
V:Viva/hidup hargailah dia
A:Adat-istiadat setempat harus dihargai
L:Latihan dirimu dan belajarlah.
Buku ini juga memberikan warning kepada para pencita alam yang gemar pendakian, yakni data-data kecelakaan di gunung rentang awaktu antara tahun 1989-2003. Sekitar 14 kejadian dan akan dicuplik tiga kejadian, yang kebetulan terjadi pada bulan Maret

TAHUN 1989
Lokasi : Gunung Agung
Waktu: Pancawalikrama/Maret
Korban: Mario [20 Tahun]
Pekerjaan : Turis Australia
Penyebab: Hilang

TAHUN 1993:
Lokasi : Gunung Slamet
Waktu: Sabtu 6 Maret
Korban: Jumlah 9 Orang [ rata dalam usia 205 Tahun]
Pekerjaan : mahasiswa UNSOED Purwokerto
Penyebab: Kedinginan, dan badai

TAHUN 1996
Lokasi : Gunung Ciremai
Waktu: Sabtu 2 Maret
Korban: Aziz Nur, Mulyono [15 Tahun]
Pekerjaan : Pelajar SMPN 8 Cirebon
Penyebab: Kedinginan dan kelaparan
******

Warung mohon maaf, untuk kali ini ingin mengungkap buku yang tidak lahir dari bumi kita, yakni buku kelahiran London yang di cetak di Singapore. Alasan mengangkat buku ini karena sangat dekat dengan kemungkinan yang diderita almarhum Pungkas Tri Baruno. Karena menurut beberapa pemeberitaan almarhum dimungkinkan terkena Hipotermia.
JUDUL: Survival TIPS [150 Ways To Survive Emergency Situation] [Pocket Guide]
PENULIS: Clive Johnson
PENERBIT : Grange Books Ltd. Kingsnorth Industrial Estate Hoo, Nr Rochester Kent ME3 9 ND. http://www.gragebooks.co.id/
CETAKAN: 2007. Printed In Singapore
HALAMAN: 316
Model buku ini bentuknya buku saku, memberia panduan seorang-orang ketika menghadapi hal-hal yang emergency. Sekitar 150 kiat yang disuguhkan oleh buku ini, namun tidak semua disajikan, tentunya hanya sekelumit, kendati harus menanggung julukan warung pelit. Yang disajikan tentunya terkait persoalan pendakian gunung, utamanya bersinggungan dengan soal Hipotermia.
NAIK GUNUNG DAN NAIK HAJI SAMA-SAMA PUNYA RISIKO
Ada kata-kata semacam humor tapi memiliki makna kewaspadaan. Naik Gunung dan Naik Haji itu penuh risiko.
Jika Naik Haji, kemungkinan jamaah menghadapi suhu yang meningkat tinggi, bahkan hingga mencapai ambang batas kemampuan/daya tahan manusia normal. Kira-kira suhu di atas 40 derajat Celcius [di atas 104 derejat Fahrenheit], maka risiko yang akan diperoleh adalah Hyperthermia [Heatstroke].
Jika Naik Gunung, kemungkinan pendaki menghadapi suhu yang amat dingin, hingga tubuh berada di bawah suhu tubuh normal yakni di bawah 35 derajat Celcius atau di bawah 95 derajat Fahrenheit, maka yang akan diperoleh adalah Hypothermia .
Barangkali Almrahum Pungkas mendapat risiko ini.
APA ITU HYPOTERMIA [HIPOTERMIA] ?
Terminologi:
Hipotermia adalah suatu keadaan saat tubuh berada di bawah suhu normal, yaitu 35 derajat Celcius atau 95 derajat Fahrenheit. Kendatipun penurunan sangat kecil dari tubuh normal, dapat memberikan efek yang berbahaya, hingga berpengaruh pada denyut jantung.
Indikator:
  • Kelelahan, jalan suka tersandung
  • Menggigil, daya ingat kacau, dan mengantuk
  • Malas bergerak, tidak punya keinginan untuk bangkit
  • Bicara ngelantur

    Kondis yang mendukung terjadinya Hipotermia:
  1. Temperatur rendah
  2. Pakaian dan peralatan tidak memadai
  3. Kehujanan dan kelehanan
  4. Kehilangan cairan tubuh [dehidrasi]
  5. Kurang makan


Kondisi Hipotermia berat:

  • Pingsan
  • Dingin
  • Kulit pucat kebiruan
  • Denyut nadi tidak teraba
  • Pernapasan tidak terlihat

Friday, July 18, 2008

BANG AKBAR TANDJUNG SIAP TARUNG, SIAP DEBAT DENGAN BUNG JUSUF KALLA

Ternyata Universitas Janabadra pantas di candra sebagai universitas tempat “Gembong Patria”. Di sini banyak orang yang memiliki naluri cinta negeri, di dalam universitas mengalir pikiran yang berbobot, dalam membangun patriot.
Perguruan tinggi lain sedang konsentrasi membesarkan diri, melakukan promosi, bersiasat kompetisi, namun Janabadra sebagai perguruan tinggi tidak lupa diri kepda bumi pertiwi
Universitas ini melengkapi dirinya dengan lembaga-lembaga yang ingin mengembangkan nasionalisme, seperti berdirinya Badan Pergembangan Kebangsaan. Sangat luar biasa.
Warung memilki apresiasi khusus kepada perguruan tinggi ini, oleh karenanya setiap penerbitan selalu dihadirkan di warung ini.
Kali ini warung akan menghadirkan Buku Seri Dialog Padamu Negeri, sebuah penerbitan dari hasil diskusi. Warung juga pernah mewartakan, hasil penerbitan Universitas ini, yang pertama berkaitan dengan “NKRI Harga Mati”, merupakan produksi dari hasil dialog dengan Sutiyoso, mantan Gubernur DKI. Nah, untuk kali yang kedua akan diangkat hasil dialog dengan Akbar Tandjung, seorang yang luarbisa. Kita mengenal Bang Akbar adalah Mantan Pemimpin GOLKAR. Ketika reformasi, ketika itu pula Golkar langganan maki-makian, kritikan, kutukan, ancaman, bahkan markas Golkar Jawa Timur dibakar dan hancur lebur. Tapi,…..Sang maestro tetap didekati angin kebahagian berkah tiupan sang dewi Fortuna, Golkar tetap tak tergoyah. Ketika pemilu justru Golkar melaju. Resepnya apa Bang?, ternyata terkuak dalam buku ini
JUDUL: Akbar Tandjung [Bersatu, Berdaulat dan Sejahtera]
PENULIS: Eko Prastowo
PENERBIT : Badan Pengembangan Kebangsaan. Yayasan Perguruan Tinggi Janabadra. Gedung Universitas Janabadra. Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 55 Yogyakarta. Telp. : 0274-554566. Website: http://www.kebangsaan.org/ E-mail: info@kebangsaan.org
CETAKAN: I. 2008
ISBN: 978-979-17539-1-3
HALAMAN: 49
Konsestensi Akbar Tandjung ketika menahkodai Partai Beringin, membuahkan hasil. Kendati ketika itu reformasi deras menggunduli, Golkar bergeming, dan menipis isu miring. Dalam tanding ketika itu Golkar tetap “Leading” berada diposisi utama. Ternyata komitmen terhadap program adalah jawabanya.
Tri Sukses adalah program itu, yang akhirnya mampu mendulang suara, sukses itu adalah;
Pertama Pelita, inilah yang dijalankan Bang Akbar. Tanpa pembangunan yang direncankan, tentunya tidak dapat menghasilkan kesejahteraan, dan kesejahteraan adalah mata uang politik yang paling laku di banding janji-janji melulu.
Kedua sukses konsolidari, membuat ikatan yang erat soliditas yang tuntas. Identitas bangsa indonesia adalah keragaman, dalam kesatuan. Soliditas akan merawat keutuhan, dan keutuhan inilah yang mampu menjaga keutuhan Golkar.
Ketiga sukses pemilu, pemilu itu bukan kerja sambil lalu, pemilu adalah konsekuensi logis kerja partai yang sistematis. Setelah pemilu, Golkar tidak tidur dan langsung merayakan kemenangan, namun pada saat pemilu berakhir, ketika itupula benih harus ditebarkan, Dan ketika pemilu berlangsung, maka Golkar dapat dipastikan sedang penen agung.
BANG AKBAR TANDJUNG SIAP TARUNG, SIAP DEBAT DENGAN BUNG JUSUF KALLA
Ditanya mengenai kesiapan Bang Akbar menjadi capres Tahun 2009, jawabannya lugas bersayarat.
Beliau siap kalau seandainya Partai Golkar menyelenggrakan konvensi, saya menyatakan siap. Saya akan siap bertarung dan berdebat dengan calon-calon yang lain, termasuk dengan Jusuf Kalla. Kalau Barrack Obama bisa berdebat dengan Hillary Clinton, masak saya tidak bisa berdebat dengan Jusuf Kalla. Kira-kira Begitu.
Partai Golkar ternyata tidak melakukan konvensi, dan saya tidak bisa memahami alasannya. Nah, oleh karena itu, sebagai orang yang terpanggil untuk terus memberikan pengabdian pada bangsa dan Negara, saya akan mencermati perkembangan politik ke depan dan akan mempelajari peluang-peluang yang ada.[Hlm; 16-17]

Wednesday, July 16, 2008

MENDOBRAK KEDIKTAKTORAN KPUD

Judul buku yang digarap oleh Henny Mono, ini secara spintas seakan mengambarkan sebuah realitas politis yang terjadi saat ini. Karut marut politik yang sedang bergerak menggeliat ke suhu yang menghangat, ternyata mendorong sebuah niat. Yakni niat seorang –orang Henny Mono untuk mengkreasi buku ini. Buku ini bukan mencari kambing hitam dan biangkeladi, namun lebih ingin mengurai sebuah kasadaran. Memang judul buku ini, nampaknya bombastis, namun isinya adalah masalah pembelajaran masalah-masalah politis. Keberanian menempatkan judul yang menggambarkan Komisi Pemilihan Umum Daerah telah bertindak diktaktor, dan perlu upaya untuk mendobraknya, barangkali hanya strategi untuk menarik pemerhati.
Buku ini disusun untuk memberikan pemahaman tentang teknik praktik berperkara dalam hasil pilkada. Oleh karena itu, buku ini sangat praktis bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pilkada langsung, seperti anggota komisi pemilihan umum [KPU] daerah, panitia pengawas pemilu [panwaslu] daerah, tim pemenangan maupun tim advokasi pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daeerah, kalanmgan pengurus partai pendukung, maupun kalangan pengawas pilkada independent dari kelompok masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat [LSM]
Detil Buku
JUDUL: Mendobrak Kediktaktoran KPUD
PENULIS: Henny Mono
PENERBIT: Bayumedia Publishing. Jl. Puncak Yamin No. 20 Malang. Telp. 0341 [580683]. E-mail : Bayumedia@telkom.net
ISBN : 978-979-3323-23-7
CETAKAN : pertama, Juni 2008
HALAMAN : viii + 128 halaman
Catatan:
Buku ini memberikan pembelajaran mengenai sengketa yang terjadi dalam praktik Pemilu seperti Tata Cara Sengketa Pilkada, syarat-syarat berperkara, hingga tata cara menyusun surat keberatan/gugatan.

Tuesday, July 15, 2008

SOEKARNO KOLABORATOR? SEBUAH TUDUHAN YANG MENYAYAT

Munculnya buku ini bukan tanpa sebab, namun jika dicari pemicunya juga sulit. Karena hal ini pernah juga mencuat beberapa tahun yang lalu, orangpun telah berusaha memahami masalah ini, namun kini hangat kembali.
Warung menduga yang turut menghangatkan hadirnya buku ini adalah perdebatan sengit para netters, tatkala millis Indonesia-I melemparkan artikel mengenai Simbolisasi Soekarno. Millis ini secara tidak langsung mengundang petarungan netters, untuk mengangkat daya argumentasinya, dan mengerahkan segenap dukungan rasionalnya.
Sedikitnya tiga netters yang saat itu bergunjing, dan membuat gonjang-ganjingnya pemikiran atas “tuduhan” terhadap Soekarno, yang dianggap kolaborator Jepang. Tiga orang itu adalah Jusfiq Hajar gelar Sutan Ma[ra]jo Lelo, seorang-orang yang sudah lama menetap di Keiden Belnda, selajutnya Seorang sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasojo, dan Kartaprawira dari Laboratorium Studi Sosial Politik Indonesia [LSSPI]—membela Pancasilan dan UUD 1945
Detil Buku
JUDUL : Kotroversi Sang Kolaborator
PENULIS : Hendri F. Isnaeni
PENERBIT: Ombak Perubahan Nogotirto III. Jl. Progo B-15 Yogyakarta 55292. Telp. [0274] 7019945. E-mail: ombak_community@yahoo.com
ISBN: 978-979-3472-93-5
HALAMAN : xvi + 174 hlm + ideks; 15 x 23 cm
CETAKAN : 2008
TUDUHAN ITU?
Kontroversi itu sekitar tuduhan terhadap sang Proklamator, bahwa Soekarno itu adalah seorang-orang kolaborator fasis Jepang. Bahkan terdapat pernyataan dari Letnan Gubernur Jendral Belanda—dalam pelarian di Australia—setelaha mendengar bahwa Bangsa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya, memberi reaksi; “ akh, abaikan saja itu, itu kan buatan Jepang”. Pernyataan inilah yang kemudian disimpulkan bahwa Soekarno melakukan kolaborasi dengan dengan Jepang. Simpulan ini juga diperkuat dengan tuduhan yang begitu menyayat, bahwa Soerkarno telah merelakan ribuan bangsanya mati karena kerja paksa [Romusa], itupun masih ditambah dugaan yang bikin pilu, Soekarno memberikan gadis Indonesia untuk jadi Jagun Lanfu atau Fujingkai sebagai penawar nafsu.

TERNYATA ADALAH STRATEGI:
Dr. Anhar Gonggong, membasuh tuduhan itu, menuliskan pokok-pokok pikiranya sebaia pengantar buku. Menurutnya, Soekarno-Hatta berkolaborasi dengan Jepang—dan itu dilakukan secara sadar bahwa Jepang adalah fasis yang sebenarnya juga sudah ditentang sejak awal—itu tidak lebih dari sebuah strategi untuk mewujudkan kemerdekaan yang selama ini diperjuangkannya.Itupun masih didukung oleh pendapat Kahin—seorang-orang Indonesianis yang menulis disertasinya dengan topic tentang Revolusi Indonesia. Simpulannya adalah, bahwa sikap Soekarno-Hatta yang berkolaborasi dengan Jepang bukanlah kehendak mereka sendiri, melainkan “kehendak bersama” para pejuang terkemuka ketika itu

PERANGNYA PARA NETTERS:
Paranetter yang sedang berhatam piker, di sebuah millis Indonesia I juga diangkat oleh buku ini. Yang namapk menyerang adalah seporang-orang yang saat ini menetap di Leiden Belanda. Ia adalah Jusig Hajar Ma[ra]jo Lelo.

Jusig Hajar Ma[ra]jo Lelo, memberi cap Soekarno = Petain atau Quisling.
….Jepang yang menduduki Indonesia ketika itu adalah Jepang fasis, Jepang biadad, Jepang yang telah melakukan crime against humanity . Kepada fasis Jepang inilah Soekarno menggadaikan segala kehormatannya.
Di Eropa Soekarno disamakan dengan Peatin atau Quisling, manusia yang bersedia untuk bekerja sama dengan fasis Jerman. Mereka itu dianggap sebagai manusia yang nista dan durjana.
Agar kita jangan lupa Soekarno [dan Hatta] itu tidak hanya menggadaikan kehormatan mereka ke fasis Jepang tapi juga seperempat manusia , yaitu nyawa romusa.
Ternyata Imam Prasojo, Sosiolog Universitas Indonesia memberikan Pembelaan kepada Soekarno dengan argumentasinya yang begitu seru.
Kemudian dari sisi lain MD. Kartaprawira memberikan argumentasi lewat terminologi kolaborasi, ia membantahnya kolaborasi, karena keduanya [antara Jepang dan Indnesia] memilki tujuan yang berbeda. Kolaborasi dilakukan jika memilki tujuan yang sama.

Monday, July 14, 2008

KORBAN GUSUR GUS DUR.

Buku ini bukan kumpulan Barisan Mantan Menteri Sakit Hati, namun lebih berat kearah kumpulan manusia yang tergusur. Memang kalau dicermati terdapat titik-titik itu, sebuah titik yang menandakan kekecewaan, menyayangkan, dan keluhan. Sebagian besar menteri yang tergusur sangat memaklumi, dan sadar karena besarnya dan hebatnya kekuatan sang pembisik presiden saat itu. Ada yang perlu dimaklum ketika itu, karena situasi negeri ini, baru terjadi perubahan dari genre satu ke genre yang lain.
Secara kebetulan warung ini menemukan buku ini, di pameran buku murah depan IAIN Sunam Ampel Surabaya.
Detil buku:
JUDUL: Menteri-Menteri Tergusur Korban Gus Dur
PENULIS : Achmad + Nirwanto Ki S. Hendrowinoto
PENERBIT: PT Gria Media Prima, Jakarta
CETAKAN : 2001
ISBN : 979-96404-0-7
HALAMAN : iv + 164 hlm
Dalam buku ini diuraikan bahwa menteri yang tergusur sebagai besar akibat daya pembisik yang kuat, kendati infonya kurang akurat.
Adapun secara keseluruhan, para menteri di Kabinet Persatuan Nasional yang tergusur adalah sebagai berikut:

  1. Hamzah Haz [Menko Kesra-Taskin]
  2. Jendral Wiranto [Menko Polkam]
  3. Jusuf Kalla [Menindag]
  4. Laksaman Sukardi [Menteri Investasi dan Pembinaan]
  5. Hasballah M Saad [Meneg Urusan HAM]
  6. Bambang Sudibyo [Menkeu]
  7. Kwik Kian Gie [Menko Ekuin]
  8. Juwono Sudarsono [Menhankam
  9. Parkosa [Menteri Pertanian]
  10. Bomer Pasaribu [Menteri Tenga Kerja]
  11. Sonny Keraf [Meneg LH]
  12. Hidayat Zaelani [Menegparkes]
  13. Mahadi Sinambela [Mempora]
  14. Roziq B Sutjipto [ Meneg PU]
  15. Freddy Numberi [Meneg PAN]
  16. Anak Agung Gde Agung [Meneg Kemasyarakatan]
  17. Ali Rahman [Sekretaris Negara]

Dalam buku ini terkuak bahwa Gus Dur sangat mudah menelan info pembisik yang kurang akurat. Adapula yang mengatakan keputusan Gus Dur sangat bergantung pada pembisik, muncul juga yang mengatakan “dijerumuskan pembisik”.
KATA HATI SETELAH DI COPOT:


  1. Laksamana Sukardi. …”Soal pencopotan, waktu itu Gus Dur mengatakan sudah bilang ke Mbak Mega. Ketika saya tanyakan pada Mbak Mega, dia justru merasa kecewa dengan pencpotan saya. Dia yang menggaransi saya,” [hlm 58]
  2. Hamzah Has…”Gus Dur banyak tidak mempercayai menterinya. Bagi saya kalau sudah tidak dipercayai, buat apa mempertahankan jabatan? Lebih baik mundur saja,”[hlm 33]
  3. Wiranto…”Saya kini mempunyai waktu untuk merenung apa yang pernah saya alami, dan banyak hikamh yang bisa saya petik. Sebagai prajurit dan pejabat, saya yakin saya punya banyak kesalahan dan kekurangan. DI masa depan saya berharap bisa memperbaiki itu.” [hlm: 43]

Saturday, July 12, 2008

NDerek Dawuh KAKI SEMAR

Zaman ini memungkinkan tertibnya pendokumentasiaan, melalui buku seorang-orang, atau organisasi akan lebih rapi terkait soal dokumentasi.
Sebuah dokumentasi yang amat berharga telah dibuat oleh sebuah Paguyuban Cahya Buana, yakni sebuah paguyuban penghayat kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Buku ini dibuat terkait dengan momenten organisasinya, yakni dalam rangka 1 Dasa Warsa Paguyuban Cahya Buwana. Organisai ini memposisikan dirinya bukan oranisasai politik, dan akan “Nguri-uri Kebudayaan Jawi’ berdasarkan Pieulang dan Dhawuh Kaki Tunggul Sadba Jati Daya Among raga [Kaki-Semar]
Detil Buku:
JUDUL: nDerek Dawun KAKI SEMAR
PENULIS: Tjaroko HP. Teguh Pranomo
PENERBIT:Kuntul Press. Gombang, [Depan Puskemas], Tirtonadi, Mlati Sleman, Yogyakarta. HP. 08175423046
ISBN: 978-979-16502-8-1
CETAKAN: 2008
HALAMAN: Xl+262 hlm; 14x20 cm
[Catatan juga diposting di "Joglo Javaonlogi"]
Buku ini menjelaskan secara detil Jati diri Paguyuban Cahya Buwana, yang memposisikan sebagai organisasi non politik dan meletakkan ranah pengabdiannya dalam memetri nguri-uri naluri tatanan budaya Jawi “.
Seperti kata sambutan yang diberikan oleh salah satu penghayatnya, adalah seorang-orang penghayat yang masih belia, Ade Styawan Teguh Sethyarso, mengatakan,
“Seharusnya hal ini menjadi cambuk bagi generasi muda agar lebih menyadari budaya sendiri, lebih arif dan bijaksana dalam neghargai warisan budaya leluhur yang generasi sebelum kita telah menjaganya secara turun temurun dan dengan susah payah. Apa jadinya bila Kejawen diaku keberadaanya oleh Negara lain …?!?!
Kejawen apa itu?. Menurut buku ini,
Kejawen adalah bukan agama, bukan sekte baru, bukan aliran sesat, tetapi kejawen adalah tatanan kehidupan yang selaras seimbang, baik dengan Tuhan Yang Maha Esa, leluhur, alam dan sesame manusia.
Kejawen adalah salah satu bentuk sederhana dari manusia untuk mengerti dan memahami dari mana manusia itu bersal [sangkan paraning dumadi] dank e mana manusia itu harus menyembah.
Buku ini juga mencantumkan visi, misi dan serta memuat lengkap anggaran dasarnya. Dalam menjalankan aktivitasnya buku ini juga mencatumkan secara lengkap tempat-tempat yang dapat digunakan untuk ritual. Tempat itu menyebar di seluruh Indonesia.
[Diposting agak lengkap di Joglo Javanologi- http://www.javanologi.blogspot.com]

Friday, July 11, 2008

BARACK OBAMA VS McCAIN

Kendati telah lolos dari perebutan sengit di kandang partai Demokrat, Barack Obama, ternyata masih harus melewati sandungan batu tajam yang kadang sulit ditaklukkan. Dia tetap dihadang oleh McCain kandidat Presiden dari Partai Republik. Bukan lawan enteng itulah komentar yang berkembang saat ini.
Warung kali ini akan menukil sebuah buku yang berkisah perlawanan antar dua kandidat presiden, dan akan dikupas terbatas. Sudut yang dicermati adalah, mengenai siapa jati diri lawan kuat Capres berbulu mata lentik dan pernah menginap lama di Menteng Jakarta itu?. Kemudian Warung juga akan membandingkan programnya.
Detil buku
JUDUL: Barack Obama Vs McCain- Duel Politik yang sangat mementukan Perubahan Nasib Amerika dan Dunia
PENULIS: Achmad Munif
PENERBIT: Narasi. Jl. Irian Jaya D-24 Perum Nogotirto Elok II Yogyakarta 55292. Telp. 0274-7103084.
CETAKAN: I 2008
ISBN: 978-979-168-106-3
HALAMAN : 104

Kupasan terbatas:[KUPAT]
JIKA DAN JIKA:
Buku ini berhandai-handai, namun tidak hanya pikiran kososng, melainkan melakukan telaah dari isi kampanye kedua kandidat dan selanjutnya disimpulkan.
JIKA RAKYAT AMERIKA SERIKAT MEMILIH OBAMA, MAKA:
  • Perang Irak berakhir
  • Citra Amerika di mata dunia reelatih membaik, terutama di mata Negara Timur Tengah, termasuk Negara-negara Islam
  • Permusuhan dengan Iran, suriah, Dsb akan segera berakhir
  • Perekonomian Amerika dim,ungkinkan membaik
  • Demikian perekonomian dunia juga relative membaik
  • Demokrasi di Amerika mengalami kemajuan
  • Masalah rasial dan warna kulit di Amerika yang sesungguhnya belum berakhir, akan segera berakhir
  • Nasib para veteran perang seperti belum mengalami perbaikan
  • Angkatan perang Amerika kemungkinan tidak akan mengalami kemajuan besar

JIKA RAKYAT AMERIKA SERIKAT MEMILIH McCAIN, MAKA:

  • Perang Irak tetap berlanjut
  • Wajah Amerika di mata dunia relative belum berubah. Karena McCain disinyalir sebagai kepenjangan tangan Bush
  • Permusuhan dengan Iran, Suriah, dsb masih akan terus berlanjut
  • Perekonomian Amerika relative kurang membaik
  • Demikian perekonomian dunia, juga relative tidak mengalami kemajuan
  • Demokrasi sebetulnya akan membaik, namun tidak jauh lebih baik bila Obama yang memimpin Amerika
  • Masalah rasial dan warna kulit akan tetap berlanjut
  • Para veteran perang akan bernasib lebih baik
  • Angkatan perang Amerika dipastikan akan jauh lebih baik, termasuk kemajuan peralatan tempurnya.

SIAPA McCAIN ?
Jhon McCain semula oleh kalangan Republik—yang terkenal konservatif itu—justru dianggap kurang konservatif. Veteran Perang Vietnam ini “cacat” di mata mereka, karena mendukung kaum imigran agar memperoleh status kewarganegaraan, menentang kebijaksanaan pemotingan pajak yang diajukan Presiden Bush, menolak amandemen konstitusi untuk melarang pernikahan gay, menentang pemanasan global, bahkan bersedia bekerja sama dengan kubu Demokrat.
McCain pernah dituduh selingkuh dengan teman dekatnya, seorang pelobi bernama Vicki Iseman. Skandal perselingkuhan tersebut tampil di permukaan ketika surat kabar New York Times [NYT] mengangkatnya sebagai berita. Tapi McCain, senator dari Negara bagioan Arizona itu buru-buru membantah berita NYT tersebut. McCain menyatakan sangat kecewa terhadap NYT dan mengaku bahwa, Iseman yang berusia 40 tahun itu hanya teman biasa. Ironisnya berita skandal itu kemudian muncul di media-media lainnya seperti The Washington Post dan The Times.
McCian Pahlawan Perang:
McCain dianggap kuat dan tegas karena lelaki usia 71 tahun ini mantan militer yang memiliki pengalaman perang yang panjang dank eras. Bertahun-tahun ia menjadi pilot pesawat tempur Skyhawk. Selama dari 5 tahun ia diterjunkan dalam kancah perang Vietnam. Tahun 1967 pesawat yang ia kemudikan ditembak jatuh Vietcong dan tentara Vietnam Utara. Dalam keadaan kedua kaki patah dan tangan patah, McCain di tawan di Penjara Hoa Loa yang dijuluki “Hanoi Hilton” oleh tentara Amerika yang ditawan Vietnam. Dikenal sebagai “pahlawan perang”, itulah barangkali salah satu factor “kemenangannya” dibanding lawannya.

EMPAT ISU STRATEGIS YANG MEMBEDAKAN DUA KANDIDAT:
Pertama: Soal Perang Irak. Obama berpendapat sekaligus eberjanji bahwa dirinya akan manarik pasukan Amerika 16 bukan masa pemerintahnnya. Sementara McCain justru berpendapat lain, yaitu tetap mempertahankan pasukan Amerika di tanah Irak, sebagai wujud keputusannya dalam mendudukung keijakan Invasi atas Irak
Kedua, mengenai pajak kekayaan. Bila Obama beramaksud mengakhiri kebijakan Bush dalam memotong pajak kekayaan, lalu meningkatan pendapatan pajak Negara, maka McCain justru berniat untuk tetap mempertahankan kebijakan Bush terdahulu, yaitu mempertahankan kebijakan pemotiongan pajak
Ketiga, Obama akan mempertahankan system tenaga kerja serta memperluas peran pemerintah. Kemudian ia juga mendukung layanan kesehatan untuk 47 juta warga Amerika tan harus dikenankan asuransi. Ini berbanding terbalik dengan McCain, yang justru bermaksud menggunkan kredit pajak untuk membantu mengalihkan dari asuransi berbasis pengusaha pada system terbuka, di mana rakyat akan memilih asuransi yang sesuai baginya
Keempat, jika terpilih sebagai presaiden, Obama berniat memotong emisi karbon dioksida menjadi 80 % dibawah level 1990 pada tahun 2050, serta ,emgurangi emisi hingga kemudian setara dengan level 1990 pada tahun 2020 mendatang. Bagaimana dengan McCain? Calon dari Partai Republik ini justru mendukung pendekatan perdagangan karbon. Ia mendukung aturam pada tahun 2007,dimana memotong 30% pada tahun 2050 mendatang.

Thursday, July 10, 2008

MENGETAHUI & MEMAHAMI HAK RAKYAT MISKIN

BUKU YANG BERSERAKAN DI ARENA KONGRES PGRI KE 20 PALEMBANG
Buku ini hadir tidak sendirian tapi bersama satu tabloid milik SBY yang dikenal dengan Tabloit 9949. Buku yang dieditori oleh Sardan Marbun ini mengetengahkan kepeduliannya terhadap rakyat miskin. Mengetahui Hak Rakyat Miskin adalah merupakan Kewajiban Bersama . Inilah yang merupakan Program yang menjadi focus SBY dalam menahkodai republik ini. Buku ini menarik garis tebal pentingnya Program yang Pro Rakyat.
Detil Buku:
JUDUL: Mengetahui dan Memahami Hak Rakyat Miskin [Merupakan Kewajiban Bersama Dalam Menyuseskan Program Pro Rakyat]
PENULIS: Sardan Marbun
PENERBIT: SMS 9949 dan PO Box 9949 Jakarta 10000 Gedung ex Bina Graha lantai 2 Jl. Veteran No. 16 Jakarta Pusat 10110. Telp. [021] 23545001.
CETAKAN: II Mei 2008
Buku ini memilki daya sentuh pada ranah “miskin”, tentunya memberikan solusi tuntas bagaimana rakyat miskin itu bisa tutas dan lunas. Bukah hanya mereduksi, namun terprogram dan didukungan dengan perencanaan yang matang.
Program-program itu antara lain:
  • Program Beras Untuk Rakyat Miskin [Raskin]
  • Program Jaminan Kesehatan Masyarakat [Jamkesmas]
  • Bantuan Operasional Sekolah [BOS]
  • Pemberdayaan Ekonomi Masyatakat Pesisir
  • Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil
  • Program Keluarga Harapan [PKH]

Dan masih banyak lagi program lainnya, tentunya yang disambut bahagia adalah BOS [Bantuan Operasional Sekolah], karena hal ini sangat diharapkan oleh PGRI sebagai organisasi yang terkait langsung dengan sekolah.

Tuesday, July 8, 2008

BANG YOS TIBA-TIBA MUNCUL DI TENGAH KONGRES PGRI KE-20 PALEMBANG

Entah angin apa tiba-tiba Pak Sutiyoso muncul ditengah hiruk pikuk Kongres Corp Oemar Bakri, para peserta yang hadir di Ballroom Novotel Palembang itu, tertegum dan bertanya, ada apakah gerangan? Orang-orang mulai mengkresasi sebuah asumsi, tentunya serba mungkin, ada yang berasumsi mungkin karena Bang Jos adalah salah satu mantan Gubernur yang sukses membawa pendidikan maju dan unggul di wilayahnya. Ada pula yang mengatakan karena beliau adalah putera seorang guru.
Asumsi itu bersifat hipotetik, ternyata Prof. H.M. Surya memberikan verifikasi, Bang Jos adalah salah satu Pembina PB PGRI, disamping salah satu deklarator PAGI--Persatuan Anak Guru Indonesia.
Ketua Umum PB PGRI ketika itu memberi kesempatan Bang Jos untuk berbicara di arena resmi ini, dan bagi Bang Yos adalah kesempatan langka dan tiada tara. Sebuah kesempatan emas karena di forum ini berkumpulan guru-guru seluruh Indonesia. Serta merta Bang Yos dengan cangih dan cerdiknya memanfaatkan acara ini, dan di sinilah Bang Yos melemparkan kalimat-kalimat yang mengambarkan niatan tulusnya untuk maju RI - 1. Hal ini dapat disimpulkan dari kalimat-kalimat yang dilontarkan Bang Jos. “saya sudah mengabdi 29 tahun dan pada posisi sebagai jendral, menjabat Gubernur Ibu Kota dua periode, saya masih sehat seperti ini, lantas apakah saya berhenti dan hanya bersenang-senang dengan keluarga?” Kalimat ini bermakna mengambarkan bahwa dirinya ingin tetap mengabdi pada pertiwi. .
Pada kesempatan itu dengan vulgar Bung Yos menghipnotis seluruh peserta konggres dengan yel-yelnya yang atraktif. Diawali dengan yel para guru, Hidup guru! Dijawab Hidup, Hidup. PGRI! Dijawab hidup. Solidaritas! Dijawab Yes. Dan…..Sutijoso! dijawab Presiden.
Munculnya pula opini kritis, yang menyatakan Ketua PB PGRI, Prof. Dr. H.M Surya, kurang arif dalam masalah ini, karena dianggap meninggalkan “bom” bagi cabinet, Dr. Sulistyo, MPd. Kabinet baru harus mampu menyeimbangkan, artinya melalui kepemimpinannya harus memberikan kesempatan yang sama, bagi siapa saja yang mencalonkan presiden.
Warung sempat mengakis, kais buku yang terkait dengan Bang Yos, ternyata di pasaran terdapat dua buku yang sempat dijumpai. Detail buku itu adalah:

JUDUL: Sutiyoso –NKRI Harga Mati dan Pelaksanaan Otonomi Daerah
PENULIS: Eko Prastowo
PENERBIT : Badan Pengembangan Kebangsaan. Yayasan Perguruan Tinggi Janabadra. Gedung Universitas Janabadra. Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 55 Yogyakarta. Telp. : 0274-554566. Website: http://www.kebangsaan.org/ E-mail: info@kebangsaan.org
CETAKAN: I. 2008
ISBN: 978-979-17539-0-6
HALAMAN: 48
Dari buku ini yang kita cuplik, adalah hal-hal yang terkait dengan perhatian Bang Yos terhadap dunia pendidikan.

BANG YOS DAN APBD UNTUK PENDIDIKAN
…..Saya memandang pendidikan merupakan investasi. Inilah kelemahan kita, rakyatnya banyak tidak berpendidikan. Pendidikan harus dikasih porsi yang banyak, dari awal menjabat sekitar 10 %, pada saat saya tinggal tahun 2007 kemarin sudah 21,2 % dari APBD DKI untuk pendidikan. Karena pendidikan sebuah investasi. Kalau orang bertanya, mana hasilnya?Lho, aku kan tidak bangun jembatan yang bisa langsung dilihat, tetapi itu adalah investasi. Dengan itu kita berani bersaing didalam persaingan global antar bangsa. Lha yang diadu sebenarnya adalah kualitas sumber daya manusi. Tidak berpendidikan pasti tidak berproduktif, jadi logika sederhana kita balik, yang banyak sumber daya berpendidikan maka dia berproduktif, maka makmur bangsa ini, semua orang bisa menghidupi dirinya bahkan menghidupi orang lain, kira-kira seperti itu.
Di Jakarta, guru-guru kita kasih uang kesejahteraan, untuk SD 2,5 juta satu orang satu bulan untuk menambah penghasilannya yang rata-rata 1,5 juta. Bagaimana dia dengan 1,5 juta bisa hidup di Jakarta? Habis ngajar ngojek, yang bonceng muridnya sendiri lagi, kan tidak ada wibawa lagi. Saya tidak mau guru di Jakarta ada cerita seperti itu. Murid-murid diJakarta sekarang kalau masuk kelas, gurunya di depan pintu semua murid menyiumi tangannya, itu sebuah kehormatan, supaya dia wibawa, dia adalah guru saya, orang tua saya, saya harus menghormati dia. Karena saya anak guru jadi mengerti nasib guru itu bagaimana……..
BANG YOS KAGUM PANCASILA

Saya sangat kagum dengan Pancasila, buka kita saja yang begitu kagum tetapi orang luar negeri juga kagum. Founding father kita menyusun Pancasila itu luar biasa, artinya dengan Negara yang sangat plural, sangat heterogen., Pancasila itu pemersatu. Dan salah satu masalah bangsa tadi, ideology Pancasila sudah seperti dilupakan, orang tidak lagi bicara mengenai Pancasila. Pancasila adalah pemersatu, jadi mutlak harus kita pertahankan dan terus dijadika dasar kita, termasuk dalam reformasi.
Bang Yos juga menyediakan kontak lewat E-mail. bangyoscentre@yahoo.co.id


JUDUL: Gubernur Sutiyoso di Mata Ulama
PENULIS: Ahmad Syafi’i Mufid
PENERBIT: Majelis Ulama Indonesia Prov. DKI Jakarta. Jl. Kramat Raya, Koja-Jakarta 14260. Telp. [021] 44835249
CETAKAN: I. 2008
ISBN: 978-979-99114-7-6
HALAMAN: xiv +132


Pada 12 Desember 2006, Gubernur Sutiyoso membuat Keputusan Gubernur tentang Pemberian Tunjangan Peningkatan penghasilan Kesra Kepda Guru Agama. Tak sampai sepekan kemudian, pada 18 Desember 2006, Sutiyoso menerbitkan SK Gubernur tentang pemberian tunjangankesejahteraan bagi Guru Taman Pendidikan Al-Quran.
Total ada 5000 guru yang menerima tunjangan, masing-masing Rp. 400.000 setiap bulan. Total anggaran untuk itu mencapai Rp. 24 milyar setahun. Menurut Dinas Dikdas DKI, dalam tahun 2007, diantara para penerima dana tersebut, terdapat 2.798 guru Madrasah dengan status PNS, 1.762 guru Madrasah Diniyah, dan 440 guruTaman Pendidikan Al-Quran [TPA]
Sutiyoso, tahun 2007, memberikan juga tuunjangan fungsional pada guru Non PNS di Jakarta sebanyak 44.558 guru TK, SD, SMP, SMA dan SLB. Pada tahun 2007, nilai tunjangan tiap guru Rp. 200. ribu perbulan. Selain memberikan tunjangan fungsional, Pemprov DKI juga meberikan subsidi kepada guru untuk melanjutkan pendidikan S1 atau D4 dalam rangka pemenuhan program kualifikasi guru.
Tahun 2007, tercata 4.482 guru yang mendapat subsidi melanjutkan pendidikan tersebut. Syaratnya, memiliki kualifikasi akademik cukup dan telah mengajar 2 tahun, diberikan subsidi Rp. 2.juta pertahun. Sementara untuk meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan guru, Pemprov DKI memberikan beasiswa sebesar Rp. 5 juta kepada 1.871 guru..

Monday, July 7, 2008

REFLEKSI PENGALAMAN KETUA UMUM PB PGRI 1998-2008

BUKU YANG BERSERAKAN DI ARENA KONGRES XX PALEMBANG


Buku ini berkisah tentang Jejak Perjalanan seorang-orang Ketua Umum Pengurus Besar PGRI 1998-2008. Buku yang merupakan kompilasi pengalaman ini, perlu diacu oleh siapa saja yang bergelut dengan dunia organisasi, karena dalam buku ini termuat sederetan pengentasan problem organsasi, utamanya yang menyangkut pola interaksi. Dengan cermat menggambarkan berbagai pernik-pernik interaksi antara pemimpin dengan yang dipimpin, interaksi internal organisasi dan eksternal organisasi.
Prof. Dr. H. Mohammad Surya, adalah sosok yang menjalani pengalaman ini dengan maksud baik ingin membelajarkan pada warga organisasinya dengan mengkaji pengalamannya. Kendati setiap zaman memiliki perbedaan, namun hasil induksi ini sangat bermanfaat sebagai referensi. Ketika mengemban amanah tidak penah sepi dari pujian sekaligus kritikan. HM. Surya akrab dengan kelembutan pikira dan hatinya mengakrabi masalah-masalah itu. Kesabaran adalah sebuah kunci suksesnya, dengan sadar dan percaya, bahwa sebagai pengemban amanah, tentunya tidak pernah steril dari hujatan dan kritikan. Keluh kesah dan kebahagian diramu menjadi sebuah kebanggaan, oleh karenanya pengalaman yang terlewati dijadikan problem solving. Melalui buku ini pula, HM Surya ingin membangun kesadaran beriorganisasi, sekaligus memberikan solusi. Kali ini kebanggan telah dinikmatinya, karena periode masa bhakti telah terlewati. Garis batas lunas, telah terbayar tuntas. Selamat Jalan Pak Ketua Umum.
Detil buku:
JUDUL : Menelusuri Jejak Perjalanan antara Lembang dan Palembang
PENULIS : Drs.H.M. Sudar Siandes, MM [Sebagai Editor]
PENERBIT: Pengurus Besar PGRI. Jalan. Tanah Abang III No. 27 Jakarta Pusat 101160. Telp: [62-21] 384 1121/ 384 9866. E-mail: pb.pgri@yahoo.com Web : http://www.pgri.co.id/
CETAKAN : 2008
HALAMAN : vii + 161

Sosok Ketua Umum Pengurus Besar PGRI ini, sangat santai sehingga mampu membungkus keseriusan kerjanya dengan rapi. Citarasa humornya menggambarkan dirinya seorang yang cerdas dalam merawat audienya, sehingga kendatio berjam-jam berorasi, tak seorapun merasa lelah mendengarkannya.
Entah apa yang dikonsumsi, dan vitamin apa yang menjamin kebugarannya, sehingga selalu tampak energitik.
Warung ingin melihat jalinan lobby yang dilakukan seorang HM Surya, utamanya dikaitkan dengan ranah pendidikan.Kali ini yang diangkat, adalah tingkat kemesraannya dengan para pemimpin negeri ini. Asumsi warung seorang yanmg jago lobby akan mesra dengan siapapun.

HUBUNGANNYA DENGAN PRESIDEN

Pak Habibie, "saya mohon PGRI bisa mendinamisasi"
Organisasi yang dipimpin selalu dibawa ke ranah yang mengunggulkan kemampuan lobby, dan pola interaksi. Ini juga merupakan citra kesuksesannya. Ketika menjabat sudah berganti empat presiden, dan masing-masing memiliki catatan khusus bagai dirinya.
Presiden RI, Prof. Dr. BJ. Habibie, “saya mohon PGRI bisa mendinamisasi”:
Terkesan ketika bertemu dengan Presiden Habibie adalah responnya yang sangat antusias terhadap program-program yang disusun PGRI. Beliau malah mengatakan, bahwa pada saat Indonesia akan memasuki abad XXI ini diperlukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan kepada gurulah harapan itu bisa diwujudkan.
Pada kesempatan itu HM. Surya memohon agar Presiden dan menggolkan Undang-undang Guru. Respon Habibie langsung memerintahkan Menteri Sekretaris Negara Ir. Akbar Tanhjung untuk mencatatnya.

Gus Dur membawa berkah:
Ada hal yang monumental terjadi zaman Presiden Gus Dur, antara lain tentang demo guru secara besar-besaran. Sekitar 33.00 guru berdemo dan tumpah ruah ke jalanan. Hasilnya lumayan, misalnya beras diganti dengan uang, lalu tunjangan funsional juga ada kenaikkan. Dizaman Gus Dur pula terjadi adanya perubahan system penggajian PNS yang berlaku sekarang. Gaji pokok melalaui Kepres No. 41 tahun 2001 dinaikkan.
…”yang paling saya syukuri di Zaman Presiden Gus Dur ini adalah tentang Undang-undang Guru. Beliau cukup serius menanggapinya, sehingga melalaui Menteri Pendidikan Nasional Pak Yahya Muhaimin dapat terus memberikan dukungan kepada PGRI.

Sayang Ibu Mega agak terlambat, jika tidak mungkin akan memimpin lagi NKRI:
Ibu Megawati juga sangat menaruh perhatian terhadap proses Undang-undang Guru. Melalui Menteri Pendidikan Menteri Pendidikan Nasional Pak Malik Fadjar respond an bantuan sangat dirasakan, baik itu bantuan tenaga maupun dana sehingga konsep Undang-undang Guru pun semakin menunjukkan kersempurnaannya.
Patut juga disampaikan di sini, bahwa setiap penyelenggaran Hari Guru Beliau juga selalu hadir. Dalam pidatonya sebagaimana tema Hari Guru Waktu itu yakni tentang Undang-undang Guru, maka secar terbuka Ibu Megawati menyampaikan kesetujuannya dengan proses Undang-undang Guru yang waktu itu segera akan mendapatkan ijin inisiatif dari pemerintah. Sayangnya Ibu Megawati agak terlambat mengeluarkan ijin inisiatif tersebut. Ijin prakarsa agak terlambat mengeluarkan ijin inisiatif pemerintah tersebut. Ijin prakarsa Undang-undang Guru tersebut keluar hanya dua minggu sebelum Pemilihan Presiden. Jadi sudah sangat terlambat betul.
Pada zaman Ibu Megawati pula muncul apa apa yang disebut dengan istilah “guru bantu”

PGRI hingga kini tidak pernah diterima Presiden SBY secara resmi.
Bayangkan sudah sembilan kali PB PGRI mengajukan surat untuk bertemu beliau tetapi satu kalipun belum pernah terjadi pertemuan resmi itu. Sejak itulah saya sudah tidak ingin lagi mengajukan surat kepada Presiden SBY
Secara pribadi saya memang bisa bertemu dengan Presiden SBY, tetapi pertemuan itu dalam kapasitas saya sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah [DPD].
Namun kami bersyukur ketika Hari Guru pada tahun 2004 Presiden SBY bisa hadir. Beliau hadir mencanangkan “guru sebagai profesi.” Tetapi pada peringatan hari Guru yang berikutnya yang di pusatkan di Solo, Presiden SBY tidak bisa datang, dan yang datang adalah Wakil Presiden Pak Jusuf Kalla. Di sinilah Pak Jusuf Kalla marah-marah. Kemudian pada peringatan Hari Guru tahun 2006 Presiden SBY juga tidak bisa hadir, dan baru pada peringatan Hari Guru 2007 Presiden dating di Pekan Baru. Itu pun setelah saya katakana, Presiden mau datang silahkan, dan tidak datang juga tidak apa-apa.
Sesungguhnya perbaikan dunia guru di Zaman Presiden SBY cukup banyak. Program sertifikasi misalnya, kesejahteraan, pengangkatan guru Bantu, perhatian pada guru honor, dll. Banyak yang telah diperbuat, cuma kekecewaannya adalah PGRI tidak pernah bertemu secara resmi dengan Presiden SBY.

HUBUNGAN DENGAN MENDIKNAS:
Pak Juwono Sudarsono, Mendiknas yang piawai menyelesaikan konflik.
Terkait dengan Undang-undang Guru pun Pak Juwono Sudarsono sangat baik dan menggembirakan meski saya butuh waktu lama untuk meyakinkan beliau
Ada momen penting PGRI yang dapat diselesaikan dengan manis atas bantuan Pak Juwono. Ketika itu di Sumatera Barat terjadi konflik antara Ketua PGRI [Pak Mizwar] dengan Kakanwil Sumatera Barat, Buntut ketidak serasian itu akhirnya Kakanwil Sumatera Barat mendirikan PGRI tandingan yang diberi nama PGRI Reformasi. Oleh karena itu melalui Pak Juwono saya minta konflik PGRI Sumatera Barat diselesaiakan.

Pak Yahya Muhaimin, Mendiknas yang menekankan pendidikan Budi pekerti
Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pendidikan, Pak Yahya Muahaimin kami nilai sangat responsip dalam mendukunbg adanya Undang-undang Guru. Beliau juga sangat menekankan pendidikan budi pekerti, menekankan minat baca, dan terciptanya suasana sekolah yang kondusif. Maklumlah beliau adalah seorang praktisi pendidikan tetapi juga pemikir pendidikan.
pak Yahya Muahaiamin juga dengan setianya bisa mendampingi Gus Dur atau pun Wakil Presiden Megawati dalam menghadiri undangan PGRI pada acara Hari Guru.

Pak Malik Fadjar, telepon saja bisa
Hubungan dengan Pak Malik dapat dikatakan relatif berjalan dengan baik. Terus terang saya banyak difasiltasi oleh Pak Malik untuk bertemu Presiden, sehingga frekuensi PGRI untuk bertemu dengan Ibu Megawati pun sangat sering, dan Pak Malik pasti tampil mendampinginya. Dalam hemat saya Pak Malik Fajar itu pejabat yang mudsah dihubungi. Lewat telpon pun bisa kami hubungi, kapan saja saya ingin bertemu beliau baik lewat protocol maupun langsung, beliau selalu merespon dengan cepat, apalagi kalau sudah urusan dengan Undang-undang Guru.
Dalam Hari Guru yang diselenggarakan PB PGRI, Pak Malik Fadjar selalu berusaha hadir. Begitu juga kalau ada rapat kerja di Departemen Pendidikan Nasional kami (PGRI) selalu diundang mengikutinya. Jadi hubungan PGRI dan Pak Malik itu sangat baik dan akrab.

Pak Bambang Sudibyo itu mempunyai perhatian yang sangat terhadap Guru dan PGRI
Hubungan PGRI dengan Menteri Pendidikan Nasional sekaranbg yang dijabat Pak Bambang Sudibyo nampaknya agak sedikit berbeda dengan menteri-menteri pendidikan sebelumnya. Saya harus katakana demikian karena sudah sekian lama aberjalan kami secara rersmi baru dua kali diterima. Berkali-kali kami mengajukan surat untuk bertemu beliau, tetapi baru sekali diterima.
Tetapi dalam kaitannya dengan Undang-undang Guru, kita harus mengakui bahwa pak Bambang Sudibyo itu betul-betul sangat memperhatikan. Kalau menteri-menteri sebelumnya kehadirannya itu selalau diwakilkan, tetapi kalau pak Bambang Sudibyo datang sendiri. Beliau memimpin sendiri, sampai kalimat, kata dan koma itu ia benar-nemar diperhatikan.
Nah kalau dalam Undang-undang Guru dan Dosen tersebut kita temuai ada istilah “maslahat” itu datangnya dari pak Bambang Sudibyo. Di sini saya artikan bahwa sesungguhnya beliau itu mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap guru dan PGRI