- Inul dan Kekasih Alllah
- Gus Mus dan Inul
Detil Buku:
JUDUL : TUHAN diantara INUL & gang DOLLY
PENULIS : M,Luqman Hakiem [Editor-- Khoirul Anwar]
PENERBIT:Bayumedia Publsihing. E-mail : Bayumedia@telkom.net
CETAKAN: pertama Mei 2003
ISBN: 979-3323-46-9
HALAMAN: xiii+ 128
Inul dan Kekasih Allah:
Ainur Rokhimah, gadis Pasuruan, Jawa Timur, itu telah mengebor goyangnya sampai ke ubun-ubun kebudayaan. Lalu, limbah banjir dari aliran sungai seni bangsa kita mengeliat dengan bau anyir antara protes, keluhan, simpati, dan kebutuhan menikmati.
Mengapa Inul muncul di permukaan sekarang ketika para pemimpin kita sudah tidak waras lagi, para ulama dan ustadnya sudah terselubung duniawi, dan kesenian kita kehilangan hakikat keindahannya? Apakah Inul bagian dari setan atau justru sebalimnya? Apakah iInul memang diturunkan Tuhan untuk mengoyak kelelapan para tokoh, kealpaan para ulama, kesetanan para ahli KKN, atau kemunafikan para pemimpin kita?
Karena itu, Inul adalah sinisme terhadap keseharian kita, kesenian kita, politik kita, dan turut mewakili daya dorong atas kriminalitas kita, sekaligus penyimpangan yang sudah lama berkedok atas keindahan kita. Lalu kemunafikan kita dalam dua mata, satu tertutup untuk memprotes hadirnya tarikat syahwat Inul. Sementara satu mata kita menikmatinya sampai kita berani melawan instrument Tuhan yang sesungguhnya…[hlm:30]
Gus Mus dan Inul:
Kontroversi Inul tidak hanya sekadar jadi kiblat dangdut saat ini. Tapi juga telah melahirkan sebuah mahakarya seorang ulama besar di negeri ini, KH Mustofa Bisri [Gus Mus]. Gus Mus yang terkenal sebagai kiai dan budayawan, seniman serba bisa, telah mendapatkan ilham besar dengan menggoreskan lukisan Inul di atas kanvas….
Dalam lukisan mahakarya Gus Mus, Inul sedang menari, meliuk-liuk, sementara dalam goyangnya itu, ia dikelilingi para kiai yang sedang berdzikir. Sungguh luar biasa, bagaimana kritik Gus Mus terhadap dunia ulama mutakhir Indonesia. Khususnya pada MUI yang paling punya hobi berteriak; haram!haram! haram! Layaknya seorang pesilat yang baru saja belajar beberapa jurus, sudah petantang petenteng kaya ayam jago yang menantang siapa saja dengan kokoknya.
Justru kalau meyimak karya Gus Mus itu, mestinya para ulama menangisi dirinya sendiri. Bagaimana seharusnya mereka tafakkur dan tadzakkur, taqarrub dan mujadah di hadapan Allah, memohon ampun, dan ridho-Nya [hlm:34]
Beda dan persamaan Inul dan Gus Mus
Persamaan:
Sama-sama controversial, sama-sama NU-nya, sama-sama seniman, sama-sama amemilki kemampuan mengoyang, sama-sama hobi berdzikir (Ah, Anda kan tidak tahu bagaimana gemuruh hati Inul dalam taqarrub di hadapan Allah? Yang Anda tahu hanya pantatnya bukan? )
Perbedaannya:
Bedanya hanya tipis antara Gus Mus dan Inul. Gus Mus adalah sosok yang dating mewakili gugusan cahaya keindahan dan keagungan Illahi untuk merobek kemunafikan budaya keagamaan, sementara Inul dating juga membeberkan sebuah landscape budaya yang menunjukkan betapa munafiknya mereka yang sok mengharamkan Inul. ..[hlm: 35]
No comments:
Post a Comment