SILA CARI DI SINI!

Google

Tuesday, December 30, 2008

KAMUS SUROBOYOAN-INDONESIA. M.DJUPRI


Bahasa Suroboyoan sering diberi stigma yang kurang mengenakkan, dikata cenderung kasar, vulgar dan bearoma onar. Ternyata itu semua belum tentu benar.
Bahasa Suroboyoan kali ini sedang dikawasan tenar, apalagi salah satu Stasion TV yang bertengger dikota ini memiliki segmen siaran Suroboyoan dengan tajuk “Pojok Kampung”, memang rasanya agak sedikit “mengampungkan diri” kendati tidak dikatakan “kampungan”. Kata seronokpun tidak sengaja menjadi bahan tambah, bahkan kadang menjadi bahan baku segmen siaran ini, seperti “diencuk”, “gapleki” dan kata-kata yang lebih gawat bin runyam.
Sebagian orang asli Surabaya merasa tidak terganggu oleh kata-kata itu, namun untuk komunitas lainnya, rasanya sulit mencerna dengan enak.
Kali ini seorang-orang bernama M. Djupri menghimpun kata-kata Suroboyoan menjadi kamus. Yang diterbitkan oleh Henk Publica. Surabaya.
Kamus ini sengaja dibuat untuk “mengiodonesiakan” –[baca mengalih bahasakan , dari bahasa Suroboyoan ke dalam bahasa Indonesia]
Data buku
JUDUL: Kamus Suroboyoan Indonesia
PENYUSUN: M. Djupri
PENYUNTING: Suparto Brata
PENERBIT : Henk Publika Subrabaya. Graha Pena Lantai 17 08. Jl. Ahmad Yani 88 Surabaya.
ISBN: 978-979-25-2973-9
TEBAL: 225 + xiv hlm, 19 x 13 cm

PERJUANGAN PEREMPUAN KETURUNAN TIONGHOA

JALAN BERLIKU MENJADI ORANG INDONESIA
Kalau berbicara warga keturunan Tionghoa yang berhasil dan menguasi beberapa sektor bisnis, hal itu merupakan hal yang tidak aneh, namun jika masih ditemuai warga keturunan Tionghoa yang miskin dan terombang-ambing merupakan hal yang luar biasa. Buku ini membentangkannya.
Kisah parempuan keturunan Tionghoa ini terjadi tidak jauh dari Ibu kota negara, tepatnya di wilayah kosambi belakang Bandara Soekarno Hatta. Orang menyebut daerah itu dengan "Benteng", komunitas yang mendiami disebut pula dengan "Cina Benteng"

Data Buku:
JUDUL: Jalan berliku Menjadi Orang Indonesia—Kisah tujuh perempuan Tionghoa Korban diskriminasi
PENULIS: Rebeka Harsono + Basilius Triharyanto
PENERBIT: KPG-Kepustakaan Populer Gramedia.
TEBAL: xv + 125 hlm; 13 cm x 19 cm
ISBN: 13- 978-979-91-0130-3
CETAKAN: Pertama Nopember 2008

Suatu kisah pelik nan menyayat ini menimpa tujuh perempuan Tionghoa yang sedang mencariu kelengkapan administrasi Jatidiri. Suatu hal yang naïf karena kejadian ioni terjadi tidak di pedalaman, namun justru terjadi didekat pusat pemerintah, Ibu Kota Negara. Kurang lebih tidak sampai 500 meter dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dalam mengapai keinginannya, perjuang yang amak kerasa dilakukan, namun buah yang diharapkan tak mudah datang. Dan bukan gratis, tetapi harus ditopang dengan kertas yang namanya uang. Belit-belit birokrasi acapkali datang menghambat, bahkan menjadi penjegal teraihnya sebuah harapan. Aroma diskriminasi dan perlakuan kasar aparat kerap menjerat, bahkan seakan tidak memberikan harapan. Kendati rasa putus asa kerap datang, namun persoalan jati diri yang tidak diurus membuat problema kehidupan semakin mengkreasi masalah. Buku ini bercerita dengan kelugasan, bahkan memapar duka apa adanya. Buku ini juga menunjukkan kenyataan yang sesungguhnya terjadi di bumi yang mematok dasar negaranya Pancasila, yang juga menghargai Bhineka Tunggal Ika.

Wednesday, December 24, 2008

DESPERADOES CAMPUS: CATATAN LUKA MAHASISWI KORBAN DOSEN-DOSEN CABUL

Sebuah novel yang mengangkat kebobrokan moral dosen dari sebuah universitas yang beradac di kota dingin Malang. Terpapar dalam kisah seorang mahasiswa bernama "Saras" harus kehilangan mahkota yang direngut oleh sang dosen yang menjadi panutannya. Dosen itu digambarkan sebagai sososk yang berwibawa bahkan memiliki citararasa yang alim dan taat menjalankan Agama. Sikap yang melindungi ternyata hanyalah kedok belaka, akhirnya si Sarah harus rela hamil dan berakhir dengan Aborsi. Novel ini menggambarkan sebuah pemberontakan melalui penyebaran informasi, dengan harapan para mahasiswa tidak mengalami nasib yang seburuk ini. Kisah ini mempertontonkan perilaku para dosen yang keluar dari aturan yang semestinya, bahkan Sarah acapkali dijadikan manusia berstigma buruk dan murahan. Semua dosen di kampus yang namanya disamarkan itu, semuanya ingin merayu Saras. Realitas ini sekaligus menggambarkan rusaknya perilaku corp dosen di mata mahasiswa.
Achmad Sofyan dengan bagus mengemasnya, kendati harus menahan diri agar novel yang ditulisnya tak terkesan vulgar.
Data Buku
JUDUL: Desperandoes Campus-Catatan luka mahasiswi korban dosen-dosen cabul.
PENULIS: Achmad Sofyan
PENERBIT: Aynat Publishing. Jl. Bongso Ijayo No. 34. Dabag Condongcatur Depok Yogyakarta. Telp. 0274-7815464. E-mail : maynatpublishing@yahoo.com.
CETAKAN: I- Desember 2008
TEBAL: 207

KAMUS GESTOK : KAMUS YANG BERMUATAN KOSA KATA BERKARAKTER SITUASI DAN KONDISI

Peristiwa G-30 S yang berdarah-darah itu ternyata juga memberikan sebuah tanda-tanda dalam bentuk kosakata jamannya. Setiap jaman, atau peristiwa selalu meninggalkan kosakata yang spesifik. Seperti kata-kata “pencoleng”, “gerpol”, “setan desa”, semuanya dilahirkan ketika jamannya. Sejarah mencatatnya, dan kosakata yang bertebaran itu dihimpun penuh kecermatan oleh seorang-orang Hersi Setiawan
Menurt catatan disampul bekalang buku ini dinyatakan, bahwa lahirnya buku ini tidak serta merta mengkalaim sebagai karya ilmiah, buku ini paling tidak mempunyai dua kelebihan penting.Pertama, Buku ini adalah buku pertama yang secara ensiklopedis mengurai lem-lema yang berkembang di seputar peristiwa G-30 S secara komprehe3nsif.a, ditulis mantan aktivis Lekra, eks –Tapol [Orba] yang mempunyai dedikasi tinggi tentang sejarah bansanya [Indonesia] yang banyak dijinakkan oleh penguasa [Orba].

Data Buku:
JUDUL: Kamus GESTOK
PENULIS: Hersi Setiawan
PENERBIT : Galang Press [Anggota IKAPI]. Jl. Anggrek 3/34 Baciro Baru Yogyakarta 55225. Telp. [0274]- 554985, 554986. E-mail: glgpress@indosat.net.id
http://www.galangpress.com
TEBAL: xix, 317,:110 x 180 mm
CETAKAN: I, September 2003
ISBN: 979-9341-81-7

Sangat saying untuk dilewatkan, karena kamus ini dengan tidak sengaja mampu menggambarkan kejadian-demi kejadian sebenarnya, bahkan lewat kamus ini orang menjadi mengerti gambaran emosi yang terjadi ketika itu.
Kosa kata yang kerap digunakan para tapol di pulau Buru, dan sandi-sandi yang digunakan oleh para tapol, bahkan julukan yang diberikan kepada aparat ketika itu, di papar tuntas.

Wednesday, December 10, 2008

S.ANN DUNHAM-IBU BARACK OBAMA PRESIDEN TERPILIH AS

Sebuah disertasi yang mencermati tentang kerajinan kini telah diubah menjadi sebuah buku, dengan judul "Pendekar-pendekar Besi Nusantara. Kajian Antropologi tentang pandai Besi Tradisional di Indonesia.
Yang menjadi daya tarik pada buku ini adalah penulisnya. Penulisnya adalah seorang wanita, dan memiliki putra yang saat ini menjadi presiden Amerika Serikat.
Stanley Ann Duham lahir di Forth Leavenworrth, Kansas 29 November 1942. Dia adalah anak tunggal pasangan Stanley Amour Dunham dan Madelyn Lee Payne.
Bagian-bagian dari disertasi Ann yang digambarkan pada buku ini, mencerminkan kecitaaqnnya terhadap Indonesia dan budayanya. Buah dari Pengalaman lapangan selama 20 tahun lebih dibarengi dengan kegiatan merekam kejadian demi kejadian dan interaksi lainnya, akhirnya terkumpul menjadi disertasi dengan ketebalan 800 halaman. Ternyata jika dicermati halaman demi halaman, Ann tidak hanya mendiskripsikan kegiatan para pandai besi, namun tulisan Ann juga menjungkirbalikan anggapan para peneliti sosial Barat bahwa penduduk desa pribumi tidak mampu menjalankan usaha berorientasi keuntungan materiel. Kritik terhadap pandangan Clifford Geertz dan sosiolog Amerika lainnya dipaparkan dalam disertasinya.
Data Buku
JUDUL: Pendekar-pendekar Besi Nusantara: Kajian Antropologi Tentang Pandai Besi Tradisional di Indonesia
PENULIS: S.Ann. Dunham
PENERJEMAH: Yuliani Liputo
PENERBIT: PT MIZAN Pustaka. Jl. Cinambo No. 135 [Cisaranten Wetan]. Ujungberung, Bandung 40294. Telp. 022-7834310. E-mail; kronik@mizan.com. Web: www.mizan.com
ISBN: 978-979-433-534-5
TEBAL: 219 halaman

Monday, December 8, 2008

MERUBAH DUNIA- KISAH SEORANG BUPATI PERTAMA KETURUNAN TIONGHWA


THE STORY OF BASUKI TJAHAYA PURNAMA
Adalah sebuah kisah perjalanan seorang-orang yang terlahir dari rahim manusia etnis Tionghwa, bernama A Hok, yang kini namanya diadaptasikan sesuai tanah kelahiran yang dicitainya adalah Indonesia . Nama A Hok sekarang menjadi "Basuki Tjahaya Purnama", nama yang cukup bagus, karena purnama itu identik dengan keindahan. Tentunya bukan pilihannya sendiri untuk lahir dari mulut rahim seorang Ibu Tionghwa, semuanya karena titah Illahi. Oleh karenanya jika orang yang lahir itu dapat memilih, tentunya akan memilih.
Ternyata nasib A Hok berkata lain, kendati WNI Keturunan, dia menjadi anak pertiwi yang terpilih menjadi Bupati, dan dalam buku ini diklaim sebagai Bupati pertama Keturunan Tionghwa. Dan ketika berkeinginan mobilitas vertikal menjadi seorang Gubernur, harus kandas dipusaran ini.
Tidak mengeluh, namun sebagai manusia yang di modali Tuhan dengan otak yang cerdas selalu melakukan refleksi. Yakni refleksi terhadap perjalanan hidup yang di kanan-kirinya di penuhi citarasa politik. Banyak orang yang belum mau menerima kehadiran etnis minoritas ini, bahkan ada yang mencibir bahkan mempolitisir. Agama kerap kali digunakan tameng untuk menempeleng, berlindung bahkan digunakan gunung sebagai pembendung.
A Hok sadar, dan keinginannya merubah Indonesia menjadi negara tempat tumbuhnya orang berkesadaran diri yang tinggi, tanpa menguak berlanjut mengkotak-kotak. Dia ingin menjadi patriot Indonesia sejati.
Data buku:
JUDUL: Merubah Indonesia
PENULIS: A Hok- Basuki Tjahaya Purnama
PENERBIT: Center for Democracy and Transparency -- Cetak: Gramedia
ISBN: 978-979-18717-0-9
CETAKAN: Agustus 2008
TEBAL: 128 Halaman

BU TIEN- WANGSIT KEPRABON SOEHARTO

Orang Jawa mempercayai jika seorang wanita itu dapat membawa "Mahkota", tapi Juga dapat membawa "Malapetaka". Kepercayaan ini keumungkinan yang menginspirasi lahirnya buku ini.
Ketika Ibu Tien Soeharto mangkat, banyak orang mulai berpendapat, bahwa kekuasaan yang dipegang Pak Harto lambat laun akan beringsut, karena payung kepabon itu sesungguhnya milik pribadi Ibu Tien. Sinyalemen itu cukup beralasan, karena Ibu Tien adalah seorang-orang yang tertitah dari keluarga keraton yang gemar melakukan "tapa brata". Inilah energi yang melingkup "cendena" sehingga menjadi Centre of Excellence. Dengan dipertautkannya Ibu Tien dengan Pak Harto, akhirnya segenap kemuliaan selalu hadir dalam dirinya presiden ketika itu. Buku ini mencoba membentangkan atas peristiwa itu.
Data buku
JUDUL: Bu Tien Wangsit Keprabon Soeharto
PENULIS: Arwan Tuti Artha -- Penulis Bestseller "Dunia Spiritual Soeharto"
PENERBIT: Galang Press. Jl. Anggrek 3/34 Baciro Baru Yogyakarta 55225. Telp. [0274] 554985. E-mail : galangpress@jmn.net.id. web ; www.galangpress.com
ISBN: 979-23-9942-9
CETAKAN: Pertama 2007
TEBAL: 150 x 230 mm; 168 halaman

Saturday, December 6, 2008

MICHELLE OBAMA "Lebih Pintar Dari Obama"

Isteri, bagi suami dapat di ibaratkan apa saja, mungkin sebagai "generator", "adaptor", "trafomator" atau yang lainnnya. Seorang-orang bernama Michelle Obama, kini menjadi Ibu Negara Amerika serikat. Sebuah buku mencandranya, bahkan dari sampul buku langsung dapat meginformasikan jati diri ibu negara ini. Judulnya MICHELLE OBAMA LEBIH PINTAR DARI OBAMA, buku ini bukan membentangkan sebuah cerita, namun lebih dari itu mengungkap kenyataan yang ada.
Sejak sekolah hingga kuliah, sudah nampak kepintaranya, bahkan dengan sahaja mengantarkan seorang Obama yang berkulit hitam, menempati puncak kepemipinan negeri adi kuasa.
Data buku:
JUDUL: Michelle Obama Lebih Pintar dari Obama
PENULIS : Wasis Wibowo- Wartawan SINDO
PENERBIT: Ufuk Press. PT. Cahaya Insan suci. Jl. Warga 23 A, Pejaten Barat, Pasar Minggu. Jakarta Selatan 12510. Indonesia. Phone 62-21 7976587. Homepage: http://www.ufukpress.com/. E-mail: info@ufukpress.com
ISBN: 602-8224-32-1
CETAKAN: Pertama Nopember 2008
TEBAL: 286
KEPINTARAN MICHELLE OBAMA BERKONSEKUENSI PADA BANJIRNYA TAWARAN PEKERJAAN YANG SANGAT MENGGIURKAN
Michelle La Vaughn Robinson Obama, nama lengkap Ibu Negara Amerika Serikat, yang cerdas dan memiliki kemampuan komunikasi. Sang suami juga memberikan apresiasi atas kemampuan yang di miliki sang isteri.
“Saya tahu bahwa jika saya harus bertarung melawan Michelle dalam suatu jabatan pemerintahan, dia pasti akan mengalahkan saya tanpa banyak kesulitan”. Inilah suatu kata hati yang amat jujur Barack Obama, ketika memberikan apresiasinya kepada sang isteri. Kenyataannya memang demikian, reputasi sang Michelle memang teruji, bukti banyak terhampar disemua lini. Kecerdasan komunikasi yang menjadi keunggulannya mengantarkan lulusan Harvard ini segera memperoleh pekerjaan. Debutnya diawali dari Sidley & Austin, sebuah kantor hokum di Chicago. Konon di kantor ini dia mendapatkan gaji yang cukup besar. Pada tahun 1991, Michelle bekerja sebagai asisten di Kantor Kepala staf Wali Kota Chicago Richard Daley.
Pada tahun 1993, Michelle ikut ambil bagian ketika presiden Bill Clinton mendirikan yayaan AmeriCorps yang berkantor di Chicago sebagai Direktur Eksekutip Public Aliens. Pada 1996 Universitas of Chicago menawarkan kepada Michelle pekerjaan sebagai dekan Mahasiswa. Pada Tahun 2002 Presiden University of Chicago Hospitals Michael Riordan pekerjaan sebagai Direktur Eksekutif Hubungan Komunitas. Inilah deretan indicator bahwa kepintaran Michelle Obama berkonsekuensi pada banjirnya tawaran pekerjaan yang sangat menggiurkan. Buku ini membahasnya secara rinci

DIBANDINGKAN
Buku ini juga membandingkan jati diri Michelle Obama dengan Cindy MacCain, dan masing-masing memilki kenggulan yang tetntunya berbeda, namun untuk Michelle memilki catatan khusus, jika dikehendaki menjadi Ibu Negara, dia tetap akan memberikan porsinya kepada perhatian keluarga. Bahkan ketika itu, sering mengingatkan Obama untuk tidak lupa mengikuti rapat-pertemuan wali murid sekolah anaknya. Inilah kekuatan seorang ibu yang dapat diteladani.
Penampilannya yang modis tidak diragukan, dalam setiap event selalu memilih pakaian yang tepat, inilah sensasi pribadinya yang tergambar dari busana yang dikenakannya.

Wednesday, December 3, 2008

BUKU "MEMBONGKAR KEGAGALAN CIA" - TIM WEINER YANG MEMBUAT GEGER

Buku dengan tebal 832 halaman ini dapat dipastikan akan mengundang "geger", pro dan kontra akan segera tiba, apalagi dalam buku ini juga membentangkan sebuah operasi CIA di Indonesia. Menurut Kata Pengantar buku ini, sebenarnya masih ada tiga buku lagi yang terkait dengan upaya upaya khusus CIA terhadap Indonesia. Pertama adalah buku "Surrendering to Symbols" karya Stig Aga Aanstad, kedua "Pretext For Mass Murder: the September 30Th Movement & Soeharto's Coup d'Etat in Indonesia" oleh John Roosa, dan ketiga "Soekarno and the Indonsiaan Coup" the Untold Story " karangan Helen-Louise Sipmson Hunter. Buku Hunter ini menarik karena sumber utamanya adalah hasil berbagai intrograsi TNI-AD terhadap tokoh G-30-S.
Sadar atau tidak ternyata Washington pernah kehilangan kesabaran terhadap sikap Soekarno yang anti AS, akhirnya CIA mendapat tugas untuk menyingkirkannya dari tampuk kepemimpinan di Republik yang terkenal kaya mineral ini. "Sebuah topeng mirip Soekarno dikirim ke Hollywood, lalu dipakai seorang bintang film porno yang sedang beraksi," kata Barry Hillenbrand, wartawan Time. Lalu film dan foto-foto mirip Bung Karno main film porno itu disebarluaskan ke berbagai pusat kekuasaan di Indonesia. Tetapi, CIA salah perhitungan. Tak ada satupun orang termakan kampanye murahan itu. Cara demi cara dipakai menyingkirkan Bung Karno, namun semuanya gagal. Salah satu operasi rahasia [covert operation] terbesar CIA menyuplai dana, senjata, dan personal untuk pemberontakan PRRI/Permesta di Sumatera dan Sulawesi tahun 1957, Bung Karno menugaskan Achmad Yani--salah seorang Pahlawan Revolusi--menumpas habis pemberontakan. Penumpasan sukses dan CIA kembali gagal. Sebuah pesawat intai CIA dipiloti Allen Pope, ditembak jatuh TNI. Operasi rahasia ini terbongkar, membuat malu CIA, dan memicu konflik di antara pemimpin AS pada awal 1960-an.
Data buku
JUDUL: Membongkar Kegagalan CIA--Spionase Amatiran Sebuah Negara Adidaya
PENULIS: Tim Weiner--Pemegang Hadiah Pulitzer--Kata Pewngantar Budiarto Shambazy
PENERBIT : PT Gramedia Jakarta. http://www.gramedia.com/
JUDUL ASLI: Legacy Of Ashes The History of CIA
ALIH BAHASA: Akmal Syamsuddin
ISBN: 978-979-22-3782-5
TEBAL: xxiv + 832
CETAKAN: Pertema September 2008. Kedua Desember 2008
SADAPAN RINGKAS:
PARTAI MASJUMI PERNAH DI SOGOK CIA $1 JUTA
..Halaman 180:
Sembilan belas hari setelah usainya konferensi Bandung, CIA menerima sebuah perintah aksi-rahasia baru dari Gdung Putih, bernomor NSC 5518, dan dinyatakan deklasifikasi tahun2003.
Perintah itu memberikan wewenang kepada Dinas untuk menggunakan "semua cara rahasia yang layak"--termasuk memberikan uang suap untuk memberi para pemilih dan politisi Indenesia, melakukan peperangan politik untuk mendapatkan kawan dan merongrong calon-calon musuh, serta membentuk pasukan para militer-untuk menjaga agar Indonesia tidak menoleh ke kiri.
Sesuai dengan ketentuan Dinas, CIA memompakan sekitar $ 1 juta ke kantong musuh politik paling kuat soekarno, Partai Masjumi, pada pemilihan umum perlemen nasional 1955. .....Operasi tersebut gagal partai Soekarno menang, Masjumi menduduki tempat kedua.
Catatan: Buku ini kiriman Bapak Didiek Jarwoko Malang Jawa-Timur, Terima Kasih

Monday, December 1, 2008

ADAM MALIK "SEMUA BISA DIATUR"

Kontroversi tentunya bisa diatur, dan semuanya bisa diatur. Itu sebuah kata yang kerapkali hadir lewat bibir wartawan senior yang akhirnya menjadi Wakil Presiden Indonesia. Kehebatan di ranah lobby bisa juga dimanfaatkan orang lain. Apalagi segmen posisi strategis yang disandangnya. Terkait itu semua akhirnya muncul dugaan yang masih di awang-awang kontroversi.
Sebuah buku yang menelanjangi dan membongkar Kegagalan CIA" karangan Tim Weiner, wartawan New York Times, berdasarkan wawancara dengan perwira CIA Clyde McAvoy menyebutkan, Wakil Presiden RI ketiga Adam Malik adalah agen CIA yang direkrut dan dibina oleh McAvoy.
Melihat potensi dan kelihaian lobby Bung Adam Malik, ditambah kepiawian bergaul serta ditunjang personalitas yang selalu diterima oleh semua pihak, membawa orang lain untuk memafaatkan.
Barangkali CIA menginginkan seorang-orang seperti Bung Adam Malik, tetapi bukti empiri harus dicari dan dikaji untuk mengakhiri kontroversi.
Karut marut omongan dari mulut ke mulut mengkondisi Warung untuk menghadirkan untaian wicara si Bung, yang sudah di bukukan.
Data buku
JUDUL: Semua Bisa Diatur--Untaian Wicara Adam Malik 1983-1984.
PENERBIT: Lembaga Penunjang pembangunan Nasional [LEPPENAS] Jakarta
TEBAL: viii + 247
Buku ini memuat 20 ceramah si Bung di berbagai forum, antar lain di GMNI, HMI, GMKI, Generasi Muda Kosgoro, STIKN, Universitas Islam Jakarta, Muhamaddiyah, Forum diskusi harian Pikiran Rakyat, Forum diskusi harian Pelita, Universitas Sumetera Utara, Universitas Nasional, di Tokyo, Kuala Lumpur, dan Hongkong.
[Catatan: Buku ini dikais dari komunitas Buku Lawas Malang. Jl Sriwijaya Depan Stasion Kota Baru Malang]

Saturday, November 29, 2008

LASKAR PEMIMPI MENGAPRESIASI LASKAR PELANGI


Andrea Hirata melalui karya tetraloginya Laskar Pelangi, ternyata juga menuai kritik, lebih halus dikatakan mengundang apresiasi orang lain. Menurut Nurhady Sirimorok novel Andrea yang diposisikan novel modern ini ternyata tidak lepas dari sebuah cacat. Namun Nurhady manuruh hormatnya ketika Laskar Pelangi ini, ketika diangkat kepermukaan ternyata mendapatlkan respon yang berjimbun, kurang lebih 600.000 eksemplar bahkan menyodok Harry Potter 1-4 yang tak sanggup melewati 200.000 eksemplar. Bahkan Andrea Hirata telah menjelma Author dalam pengertian Roland Berthes. Bukan writer yang hanya mencatatkan kejadian yang segera dilupakan orang.

Nurhady melakukan sebuah aktivitas yang cukup baik dan menarik, dalam koridor persemaian karya sastra, karena sebuah karya semestinya harus tidak rentan terhadap sapaan-sapaan, baik yang memuji atau yang mengkritisi. Melalui ketekunannya sang Nurhady, dengan cara mengkais-kais tanggapan orang, terhadap karya Andrea ini, justru membuat semainya karya-karya di bumi Nusantara ini, dan secara tidak langsung akan lebih meningkatkan motivasi dan membangun jati diri penulis Laskar Pelangi ini.

Berbagai blog dan situs yang memuji dan memaki Tetralogi Andrea ini, dicermati secara arif oleh Nurhadi, dan semuanya dirangkai menjadi kesatuan tulisan dengan tajuk "Laskar Pemimpi-Pembaca dan Modernisasi Indonesia"

Data buku

JUDUL: Laskar Pemimpi-Pembacanya dan Modernisasi Indonesia

PENULIS: Nurhadi Sirimorok

PENERBIT: INSIST PRESS. Jl. ganesha II. No. 09. Muja Muju Yogyakarta 55165. Telp. 62274556433

ISBN: 979-3457-95-3

CETAKAN: November 2008 xx + 191 hlm

DIBALIK LAYAR "LASKAR PELANGI"

Isi lebih banyak membentangkan kerja profesionalis insan perfilm-an, barangkali suatu wujud unjuk kerja yang berdimensi ganda, disamping mencermati existensi diri diranah film, juga harus diimbangi dengan kemampuan merawat interaksi manusiawi. Kerja berat yang tiada banding, sebuah film yang banyak dibintangi manusia seusia bocah, dan belum punya pengalaman film, namun hasilnya lumayan bagus. Mungkin atas peristiwa ini membuat pengkayaan kerja seorang perfilman, disamping memiliki keahlian di ranah film, harus ditambah dengan kemampuan lain. Seperti yang diungkap oleh buku ini, seorang pemeran A Kiong tiba-tiba jatuh sakit, dan harus di rawat di sebuah Puskesmas. Yang membuat menarik dari buku ini adalah proses bagaimana menemukan 12 orang untuk memerani lakon ini, kemudian pengambilan gambar adegan Lintang dan buaya memakan waktu agak lama karena buayanya spesial bandel. Berkali-kali si buaya itu berbalik arah dari rawa sehingga harus diikat dan diangkat bersama-sama agar kembali ke rawa. Keadaan inilah yang membuat pemeran Lintang harus kembang kempis jantungnya. Tingkat kesulitan tinggi yang harus dialami oleh crew film ini, adalah memberikan peran kepada Harun. Karena Harun sejatinya adalah seorang-orang yang berkebutuhan khusus.
Membaca buku ini, kita seakan turut serta menjadi bagian kerja insan film, karena dengan tidak terasa empati diri masuk di sela-sela hati. Film ini memang indah dinikmati, sebagian bahan renungan sekaligus wanaha tepat untuk membangun citra diri.
Semua orang tersendir oleh film ini, tidak hanya Guru, yang saat ini tergerus dan erosi dari ranah pengabdi, namun juga Menteri Pendidikan yang berkantor di gedung Tinggi dan bergensi.
Kantor Pendidikan Nasional yang bertengger di Senayan, yang saat ini sedang renovasi besar-besaran, dan terkesan tidak pernah berhenti sisi lain gedung sekolah yang bocor dan menjelang roboh terpapar di film ini.
Data buku
JUDUL: Di balik layar Laskar Pelangi
PENULIS : Rita Triana Budiarti
PENERBIT : PT Bentang Pustaka. Jl. Pandega Padma 19 Yogyakarta 55284 Telp. 0274 517373. E-mail : bentangpustaka@yahoo.com http://www.mizan.com
TEBAL: viii + 164; 22 cm.
ISBN: 978-979-1227-42-1
CETAKAN : Pertama Oktober 2008

Tuesday, November 25, 2008

KONTROVERSI SEPUTAR HUKUMAN MATI AMROZI CS

Membicarakan Hukuman Mati Amrozi CS itu tidak pernah habis, selalu muncul pro kontra, ada membela dan ada juga yang mencela. Ada juga yang memanfaat celah-celah tertentu untuk kepentingan pribadinya, ada juga yang memanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran, banyak pula yang menggunakan untuk penulisan skripsi hingga desertasi, namun juga ada yang menggunakan untuk kepentingan tertentu.
Trio Bomber yang mendadak terkenal, dan namanya mendunia itu antara lain adalah, Ali Guron alias Muclas, Abdul Aziz alias Imam Samudra dan Amrozi.
Bagi keluarga korban pengoboman ”Bali Bom 2002”, Amrozi Cs itu adalah monster pembunuh berdarah dingin dan manusia yang ”laknat”.
Banyak orang menjadi marah, masyarakat Australia jadi tersinggung, orang menjadi maklum karena banyak keluarga Australia meregang nyawa, ketika sedang berwisata..
Orang menjadi benci dan emosi ketika melihat mereka [Tri Bomber] tersenyum melihat darah dan mayat-mayat bergelimpangan, tiada sedikitpun menampakkan rasa penyesalan dan bersalah. Namun untuk orang-orang tertentu, mereka dianggap sosok yang perlu diteladani, ”digugu”, ditiru bahkan dijadikan sebagai ”pahlawan” karena mereka dianggap Mujahid.
Peristiwa 12 Oktober 2002 yang meluluhlantakkan kawasan pariwisata ini, seakan membenarkan pernyataan Menteri Senior Lee Kuan Yew, yang menyatakan Indonesia produsen sekaligus gudangnya teroris. Lebih miris lagi anggapan itu dikaitkan dengan penduduk Indonesia yang didalamnya hidup penduduk yang beragama Islam. Umat Islam Indonesia yang dulunya dianggap sebagai umat yang ramah dan toleran, sejak saat itu dipertanyakan.
Kontroversi itu akhirnya diurai oleh buku ini, pendapat yang saling berhadapan terpapar dengan jelas, baik yang memuja maupun yang mencela.
Data buku
JUDUL : Kontorversi Seputar Hukuman Mati Amrozi CS
PENULIS: Wawan. H. Purwanto
PENERBIT: Cipta Mandiri Bangsa [CMB-Press]. Jl. Rambutan No. 24 Kalisari-Pasar Rebo Jakarta Timur. Telp. [021] 87713634. E-mail : cmbpressprint@yahoo.co.id
TEBAL: 328 halaman. 15 x 21 cm
CETAKAN: 1- Oktober 2008
ISBN: 978-979-18550-3-7

KONTROVERSI SIKAP AMROZI
Beberapa hal Amrozi mengatakan bahwa pemerintahan Indonesia itu adalah pemerintahan setan, bahkan mengatakan bahwa presiden tidak berada di pihak Allah tapi di pihak thaghut [syetan]. Namun kenyataan lain, sisi satu tidak menyetujui pemerintahan, sisi lain mengajukan PK-Peninjauan Keputusan.
SURAT WASIAT AMROZI Cs
Menurut buku ini Amrozi Cs telah membuat surat wasiat, surat ini di berikan kepada tim pembela muslim [TPM] yang membesuk Amrozi Cs pada tanggal 12 September 2007 di Lapas Batu, Nusakambangan. Berikut Surat Wasiat Amrozi Cs;
Isi Surat Wasiat:
Bissmillahirrakhmanirrrakhim
RISALAH TAKLIMAT [Pernyataan Sikap]
Kami beritahukan kepda kaum muslimin bahwa kami sedang menghadapi tiga pilihan, seluruhnya kebaikan bagi kami dan keburukan bagi musuh-musuh kami.
Pilihan pertama: Dibebaskan, karena denganya, kami ingin mati syahid di medan laga dan tempur. Insya Allah.
Pilihan kedua: Dieksekusi, karena dengannya kami akan bertemu dengan kekasih-kekasih kami, para nabi, shaddiqin, syuhada, shalihin dan huru'in [bidadari] yang cantik jelita.
Pilihan ketiga; Penjara, karena dengannya kami dapat berkhalwat dengan Allah Jalla Jalalahu.

Kata Syaikhul Islam Ibnu Taumiyah: Apa yang vdibikin musuh-musuhku padaku, aku surgaku dalam hatiku, dan temanku. Aku penjaraku khaiwah [tempat beribadah], dan aku dibunuhku adalah mati Syahid, dan is diusrirku dari negeriku adalah siyahah [melancong] fie sabililah.

Dan seandainya kami dieksekusi, maka cucuran dan tetesan darah kami Insya Allah budz-nillah akan menjadi Nur [cahaya lentera] bagi kaum mukminin, dan menjadi Nar [neraka api penghangus] bagi kaum kafirin dan kaum munafiqin. Allahu Akbar. Allahu Akbar.

Allahu Akbar Mujahidin yindahbad, kafirin, menafiqin murdarbad Khzabnallah waniqmal wakiil, nikmal maulana, waniq-mal nasyiir Walhamdulillah rabil'alamin.

Bumi Allah, Lapas Batu, Nusakambangan, Syaban 1428 H

tertanda

Ali Gufron, Iman Samudera, Amrozi

TANGGAPAN MUCHLAS TERHADAP GRASI DAN EKSEKUSI

[Merupakan kutipan surat Muchlas yang dibagikan kepda wartawan di Demaga Wijayapura pada tanggal 20 Agustus 2008]

GARASI:

Grasi. Kalau saya mohon grasi akan terjatuh pada emnpat dosa dan kesalahan>

  1. Syirik [menyekutukan Allah] sebab presiden negara sekuler yang mengikut sistem [agama] demokrasi telah merampas hak-hak otoritas dan kedaulatan Allah dalam menciptakan dan menetukan hukum, maka kalau saya mohon grasi kepadanya dalam kasus jihad seperti yang saya lakukan, berarti saya mengakui ketruhanannya.
  2. Haram karena syirik hukumnya haram dilakukan bahkan termasuk haram dan dosa paling besar.
  3. Dalam kehinaan, saya seorang mujahid di pihak yang benar karena membela agama Allah dan membela kaum muslimin, sedang presiden dalam hal ini bukan di pihak yang benar dan bukan di pihak Allah tepi di pihak thaghut [syetan]. Jadi kalau saya memohon kepada pihak yang tidak benar lagi dan merupakan kehinaan
  4. Membantu kezaliman. Hukum yang dipakai untk kasus saya [jihad] adalah huku thaghut yang bertentangan dengan Alquran dan Assunah [hukum Alah bahkan yang lebih lucu lagi bertentangan dengan hukum positif thaghut yang sedang berlaku di negeri ini. Maka kalau saya mohon grasi berarti setuju dengan praktik hukum yang salah itu bermkna membantah telah membantu kezaliman yang wajib ditentang dan akan menjadi catatan hitam dalam sejarah.

EKSEKUSI:

Tanggapan saya tentang rencana eksekusi,.

  1. Mati syahid adalah cita-citaku, idamanku, dan dambaanku. Jadi kalau Allah Ta'ala menakdirkan diri saya dibunuh oleh orang-orang kafir termasuk orang-orang menafik dan orang-orang murtad dengan cara eksekusi berarti cita-citaku yang paling tertinggi tercapai Alhamdulillah.
  2. Saya sebagai seorang muslim yang beraqidah salaf dan komitmen dengan syariat Allah, haram atas saya menyetujui eksekusi sebab eksekusi atau membuhuh seorang muslim apalagi seorang mujahid dengan sengaja dan direncanakan tanpa kebenaran dari Allah adalah perbuatan kriminal dan dosa besar sekali. Seluruh yang terlibat mendapat kemurkaan dan kutukan Allah, dan dimasukkan ke dalam neraka jahanam selamanya. [QS An-Nisa (4);93]. Dan untuk hukum di duni seluruh yang terlibat wajib diqishas, darah dengan darah, jiwa dengan jiwa.

Friday, November 21, 2008

KAMI INGIN PRESIDEN BARU

Barangkali karena terlalu lama jabatan Presiden itu di jabat Jendral Besar. H. Mohammad Soeharto, jika dihitung sudah enamkali masa jabatan, merupakan hal yang muatahil di negeri demokrasi, namun sejarah mencatatnya hal itu terjadi. Kemungkinan realitas itulah yang meransang dan mengilhami pemilihan judul buku ini. "Kami Ingin Presiden Baru".
Penerbit Institut Studi Arus Informasi berprakarsa melahirkan buku ini, yang diendus dari Polling TEMPO interaktif . No. 23/1998. Hasil tersimpulkan bahwa Soeharto sudah tidak menarik lagi menjadi Presiden, namun yang terjadi berbeda, Soeharto terpilih kembali, kendati harus ditengah jalan berhenti.
Apakah terpilihnya Soeharto ketika itu karena keinginannya sendiri ? Buku ini mendiskripsikannya. Dan apakah tidak ada kejanggalan ketika itu, buku ini berupaya memberitahu.
Data Buku
JUDUL: Kami Ingin Presiden Baru
PENULIS: Anonim
PENERBIT: Isntitut Studi Arus Informasi
CETAKAN: I--Maret 1998
TEBAL: 39
Sadapan Ringan:
HARMOKO MENDORONG
Kalau ingin tahu siapa sebenarnya orang yang mendorong Soeharto untuk mencalon kembali sebagai presiden kali ketujuh, Harmoko orangnya. Itu yang dapat disimpulkan dari buku ini.
Berawal dari rapat pimpinan Golkar, pada oktober 1997, Soeharto melemparkan pertanyaan: apakah benar rakyat masih menginginkan dirinya? Ketika itu Dewan Pembina Golkar memberikan "penugasan" kepada pimpinan Golkar agar memanfaatkan waktu tiga bulan menjelang Sidang Umum MPR untuk meneliti dukungan rakyat kepadanya.
Sejak "penugasan" itu diturunkan, tak pernah jelas bagaimana Golkar meneliti dukungan rakyat itu. Tak pernah jelas apakah Golkar membuat pengumpulan pendapat umum, jajak pendapat, atau sensus untuk menjajaki suara rakyat itu. Harmoko, sebagai Ketua Umum Golkar dan juga Ketua DPR/MPR, kabarnya dalam safari ramadhan lalu mendengarkan suara-suara 'kalangan bawah". Harmoko juga berkata bahwa pencalonan oleh Golkar didasarkan pada surat-surat dukungan yang masuk ke markas Golkar di Jakarta. Dalam proses ini juga tidak banyak penjelasan dari partai pemenang pemilu itu. Misalnya siapa saja yang ditemui Harmoko, rakyat lapisan mana saja yang ditemui Harmoko, siapa saja yang menulis surat dukungan, dan berapa besar dukungan itu dibandingkan yang menolak Pak Harto. Pkoknya menurut Golkar: rakyat masih menginginkan Pak harto .
Buat Haji soeharto, "penelitian" Harmoko rupanya dianggap cukup.
HARMOKO URUNG JADI WAKIL PRESIDEN:
Sebagai presiden ternyata Pak Harto juga pernah di fait accompli, itu kata pengamat. Kronologinya berawal dari siapa wakil presiden yang mendampingi Soeharto. Kabarnya melalui perdebatan dan voting-- mengajukan dua nama, Harmoko dan Habibie. PPP ketika itu mengajukan nama ketua partai Buya Ismail Hasan Metarum dan Bj Habibie. Harapan tersebut akhirnya pupus. Presiden Soeharto tiba-tiba berkata bahwa sebaiknya calon wapres tak disebutkan namanya, cukup kriterianya saja. Tapi nama-nama calon wapres sudah terlanjur berjhamburan. Kalau saja Fraksi ABRI dan Utusan Daerah punya nama sendiri, bisa-bisa sulit buat presiden terpilih menetukan calon wakil presiden pilihannya. apalagi, lima tahun lalu ada kejadian tak mengenakkan Presiden Soeharto. Ketua Fraksi ABRI ketika itu Harsudiono Hartas mendadak mengumumkan di depan pers bahwa ABRI menghendaki Try Sutrisno [ketika itu Panglima ABRI] sebagai wapres. Sebuah sikap yang dianggap banyak pengamat politik sebagai fait accomply terhadap pak Harto
Maka, agar "kasus Hartas" tak terulang lagi, sebuah nama harus "difinalkan" sebelum sidang umum MPR. Maka, Golkarpun "menarik" pencalonan Harmoko dan hanya menyisakan seorang kandidat: BJ Habibie.

SELEBRITI MENDADAK POLITISI

Kendati judul buku ini menyatakan adanya selebriti yang mendadak jadi politisi, namun didalamnya membeberkan bahwa keikutsertaan itu bukan serta merta atau "dadakan", namun terjadi ketika pada situasi "equilibirium" atau ketika kesepakatan itu tercapai. Nah, keadaan yang equilibirium itu berarti dapat dinyatakan bahwa semuanya dicapai melalui proses, dan bukan mendadak. Barangkali kesan mendadak itu disokong ketika republik ini melepaskan kekangan demokratis. Para artis atau seniman nampak berbondong-bondong menjadi calon anggota legislatif, ditopang dengan pemberitaan media yang intens dan lebih terbuka, mengesankan masal dan mendadak.
Namun jika mencermati buku ini lebih dalam, nampaknya kurang memberikan penekanan pada terminologi mendadak itu. Kesan mendadak yang seharusnya dialamatkan kepada artis yang tiba-tiba menjadi caleg nomor jadi tanpa melewati kaderisasi tidak terlihat eksplisit. Justru kesaan mendadak cenderung dialamatkan kepada kesan kuantitas [jumlah] artis yang tyerlibat mencalonkan diri.
Sisilain buku ini, menonjolkan sebuah kerangka konseptual terkait dengan "Political Marketing Kaum selebriti", yang didalamnya terdapat pola resiprokal atau timbal balik, namun memiliki goal yang sama [goal congruent]. Makna luasnya adalah untuk mewujudkan cita-cita bersama, selebriti menjadi wakil rakyat dan partai politik memperoleh tambahan kekuatan di parlemen. Atau akibat masukknya para selebriti memberikan dampak signifikan terhadap peroleh suara. Ternyata hasil dapat dikatakan belum signifikan, karena dari 38 artis yang terjun menjadi politisi, hanya 7 orang yang mampu mengapai kursi parlemen dan berkantor di Senayan.
Buku yang merupakan hasil penelitian Alfito Deannova, secara kualitatif dapat membentangkan bagaimana selebriti itu berkiprah, dan hasilnya menunjukkan temuan-temuan yang mengubah presepsi adan asumsi, bahwa seorang selebriti adalah alat paling ampuh mendulang suara.
Data-data disungguhkan dalam tabel yang mudah cerna dan sekaligus dibarengi dengan pendeskripsian yang cukup menjelaskan.
Dengan tanpa diduga buku ini juga memiliki kemampuan membelajarkan institusi politik, dalam hal ini partai politik, untuk lebih cermat ketika meminang artis sebagai bagian icon partai.
Data buku
JUDUL: Selebriti Mendadak Politisi [Studi Atas Pragmatisme Kaum Selebritis Dari panggung Hiburan Menuju Panggung Politik]
PENULIS: Alfianto Deannova
PENERBIT: Arti Bumi Intaran. Jl. mangkuyudan MJ III/216 Yogyakarta 55143. Telp. 0274-380228. E-mail: penerbit_arti@yahoo.com
ISBN: :978-979-15836-7-1
TEBAL: xxii + 208 hlm, 14 x 21 cm
CETAKAN: I, September 2008

SEJAK LAMA KAUM SELEBRITI JADI POLITISI:

Partisipasi kaum selebriti, khususnya kalangan seniman, dalam pemilu di Indonesia sendiri, sesungguhnya punya sejarah panjang. Peneliti dari Asia Research National University of Singapore, Jennifer Lindsay [2005] menuturkan, bahwa peran entertainer dalam politik Indonesia dimulai sejak Pemilu 1955.

Dalam era tersebut, para pelaku kesenian tradisional diberdayakan oleh partai politik sebagai penarik perhatian massa dan menjadi pemanis dalam rapat-rapat politik, maupun kampanye. Namun dalam setiap performa, mereka selalu menyelipkan pesan-pesan politik, yang berkonteks propaganda. Lekra [Lembaga Kesenian Rakyat] misalnya. Organisasi saya Partai Komunis Indonesia [PKI] ini, selalu menyampaikan ide-ide, bahwa berbagai kesenian tradisional seperti wayang, reog, lenong dan lainnya adalah contoh-contoh kuat dari "Buadaya Rakyat"

Dalam perkembangannya di masa Orde Baru, keterlibatan peran penampil dan enterainer berlanjut. Lindsay mengungkapkan, sejak tahun 1971, hiburan adalah salah satu aspek yang tak pernah diabaikan oleh partaiolitik. Nama-nama beken dunia keartisan lebih senang berafiliasi ke Golkar, karena bayaran yang lebih menggiurkan dan kemudahan mendapat akses ke sumbu kekuasaan.

Sebaliknya, mereka yang "menolak: justru akan mendulang kesulitan. Contoh paling nyata adalah apa yang dialami, Raja Danggdut, Rhoma Irama. PadaPemilu 1977 dan 1982, ia menjadi juru klampanye Partai Persatuan Pembangunan [PPP]. Dalam pada itu pula, ia dicekal di TVRI, sebelas tahun lamanya.

PENULIS BUKU INI--ALFIANTO DEANNOVA, TELAH MENGUNJUNGI WARUNG INI, DAN MEMBERI KOMENTAR. Terima Kasih...

Tuesday, November 18, 2008

PRESIDEN GUYUNAN ALA BUTET KARTAREDJASA


Kalau ada orang Indonesia yang diuntungkan karena karut marutnya negara, rusaknya birokrat, selingkuhnya legislator, maraknya antri minyak, mahalnya beras, macetnya lalu litas, sampai korupsi yang selalu bersemi. Butet Kartaradjasa orangnya.
Keadaan yang kacau balau yang terjadi di negeri ini adalah energi ide bagi sang Butet. Bahkan untuk mengobarkan semangat cinta negeri kadang harus bermetapora menjadi seorang presiden. Kekacauan diubah menjadi energi yang selanjutnya ditampilkan dalam bentuk badut sirkus, komedi, lelucon parodi, bahkan sandiwara caci maki. Tentu orang yakin apa yang dilakukan bukan bukan tindakan subversi, namun lebih memberikan hiburan yang berarti, sekaligus membangun visi.
Tentunnya Butet tidak memiliki hati untuk membenci,apalagi menebar caci maki, namun melalui gaya parodi akan memberikan pembelajaran pada anak negeri untuk bangkit percaya diri.
Kini samudera ide itu mensuplai niatan suci sang Butet, dan kali ini diwadahi dalam buku. Kreasinya memang mengundang kagum, kendati citarasa kritiknya tajam, ketika dibukukan ternyata lebih bermakna pembelajaran.
Mohamad Sobary memberikan pengantar, Arswendo Atmowiloto mengomentari, masih ada barisan lain yang mengomentari seperti, Todung Mulya Lubis, Ayu Utami, Andy F. Noya, Goenawan Mohamad, Jannifer Lindsay, Ashadi Siregar sampai Pak Kiai kita A. Mustofa Bisri.
Data Buku
JUDUL : Presiden Guyonan
PENULIS: Butet Kartaredjasa
PENERBIT: Kitab Sarimin, Yogyakarta
Bugisan Selatan. Jl. Madukismo No. 15 A, Yogyakarta, 55181 Indonesia. E-mail: kitabsarimin@yahoo.co.id kartaredjasa@yahoo.co.id
ISBN: 978-979-18772-0-6
CETAKAN: I- Nopember 2008
"jabang bayi" buku ini merupakan kumpulan kolom "celathu"harian Suara Merdeka, mulai september 2007-hingga september 2008.
"celathu" itu adalah kosakata Jawa, orang yang bukan Jawa kurang akrab dengan kata ini. "Celathu" itu lebih identik mengintepretasikan sebuah fenomena yang timbangannya cenderung ke wilayah negatif. Namun untuk intepretasi yang timbangannya ke wilayah positif orang Jawa menamai "mencandra". Barangkali "mencelathu" adalah "rejeki", "barokah" atau "hoki" Mas Butet. "Celathu" itu saat ini sangat digemari siapa saja, tua ataupun muda, oleh karenanya ketika di kumpulkan dan dijadikan sebuah buku, kemungkinan diprediksikan akan laris manis jual habis.
Mohamad Sobary mengomentari lewat pengantar ini, dikatakan bahwa saat ini banyak penguasa yang lalai dan tidak sadar ketika berkuasa. Dan selalu salah sangka bahwa 'orang biasa' yang diam, dan hanya mengamati,dikiranya tak tahu menahu persoalan. Kedunguan mereka sendiri membuat mereka tak sadar bahwa diam-diam diri mereka 'sedang', 'dionceki', 'diblejeti' dan di 'analisis'. Barangkali Mas Butet lagi memanfaatkan momentum ini. Akhirnya saat ini Butet menjadi sejenis icon yang menjanjikan tombo ati.

Monday, November 17, 2008

APAKAH SOEHARTO PAHLAWAN?


Senyampang atmosfir Hari Pahlawan bergelayut di ranah pertiwi, warung ingin mengangkat sebuah narasi kotroversi terkait dengan jati diri "Bapak Pembangunan" yang diusulkan menjadi Pahlawan. Munculnya gagasan itu ketika Jendral Besar Soeharto mangkat, tepatnya pada tanggal 27 Januari 2008. Seketika itu pula polemik dan kontroversi menjadi semi. sejumlah kalanganmendesak pemerintah untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada pengusa Orde Baru ini. Suara lantang datangnya dari Golkar, tentunya hal yang lumrah dan masuk akal, karena Golkar adalah partai yang dibentuk dan dibesarkan oleh Almarhum Jendral Besar Muhammad Soeharto.

Sisi lain yang menarik posis berseberangan juga masuk akan, karena Almarhum yang terbelit masalah dan hingga kini belum terurai jluntrungnya.
Persoalannya, siapakah yang berhak disebut pahlawan itu? Ternyata dua tahun sebelum Pak Harto mangkat, soal pemberian gelar pahlawan sudah lirih terdengar. Nampaknya Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono memilki definisi tentang pahlawan. Menurutnya:
" Heroes are seless peoples who perform extraordinary acts. The mark of heroes is not necessarily the result oh their action, but what they are willing to do for other chosen cause. Even if they fail, their determination lives on for to follow. Their glory lies not in the achievement, but inthe sacrifice"
.....Bagi Presiden SBY, pahlawan adalah orang [biasa] yang tidak egois dan berbuat sesuatu yang luar biasa. Penghormatan kepada pahlawan tidak harus selalu dilihat hasilnya. Bahkan jika gagal sekalipun, kemauan kerasnya untuk melaklukan sesuatu untuk orang lain akan terus dikenang. Jadi, kebesaran seorang pahlawan tidak diukur dari hasil yang dicapai melainkan kesediaannya berkoprban untuk sesamanya. Pengertian pahlawan itu mengandung tiga unsur: orang yang tidak egois dan selalu memikirkan kepentingan atau keperluan orang lain, tindakan atau perbuatan [pengorbanan] untuk orang lain serta penghormatan sebagai imbalan atas pengorbanannya. --[Susilo Bambang Yudhoyono: The Making of A Hero- Majalah Time, 10 October 2005- page 58]

Kontroversi terkait ide penganugerahan itu, memicu RPL-Republika On Line untuk mengadakan jajak pendapat soal pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto. Jejak pendapat ini dilakukan pada 1- 8 Februari 2008. Dengan jumlah responden 1.256, jajak pendapat ini menghasilkan angka-angka menarik. Pada umumnya masyarakat tidak setuju dengan rencana Partai Golkar tersebut. Ini tercermin dari hasil jajak pendapat, sebanyak 18 % responden menyatakan sangat setuju, dan 18,1 % setuju. Sebanyak 24,7 % responden lainnya mengatakan tidak setuju, dan 32,1 persen sangat tidak setuju dengan pemberian gelar pahlawan kepada mantan Presiden Soeharto.

Buku ini membentangkan alasan-alasan seorang-orang yang mendukung pemberian gelar, secar rinci dan rasionalnya. Sis lain juga mengungkap seorang-orang yang menegasi pikiran tersebut, alias tidak setuju.

Data buku
JUDUL: Apakah Soeharto Pahlawan?
PENULIS: Team Redaksi Bio Pustaka
PENERBIT: Bio Pustaka. Jl.Ngemplak RT/RW: 10/18 Nogotirto, Yogyakarta 55292. Telp. 0274-7019945. E-mail : biopustaka@yahoo.co,id
ISBN: 978-602-8097-03-1
TEBAL: viii + 94 hlm : 14,5 x 20,5

Sadapan Ringan:
Beberapa pendapat terkait pemberian pahlawan kepda Soeharto, terbentang di buku ini, muali dari yang caci maki, hingga yang memuji.
Berikut Pendapat itu:
Kata Ketua Fraksi Partai Golkar Theo l. Sambuaga
...Saya sebagai Ketua Golkar meminta pemerintah, Preside segera menutup perkara ini, atau mencabut atau mendeponering atau mengesampingkan perkaranya sehingga sudah selasai perkaranya. Pemerintah mempunyai kewenangan untuk mendeponering perkara Soeharto. Itu ada ketentuan UU-nya, atas proporsionalitas. Di mana presiden bisa meminta Kejaksaan Agung untuk mendeponering perkara atau mengesampingkan perkaranya. Itu demi rasa keadilan, karena bagaimanapun Pak Harto tokoh bangsa, tokoh nasional dan mantan pemimpin kita. Saya kira masyarakat dapat mengerti dan memahami.
Ketua Umum PPP Suryadharma Ali
....Juga meminta kasus hukum Soeharto dihentikan sebagai penghormatan atas jasa-jasanya
Ketua Yayasan Dana Mandiri Haryono Suyono
...Mengatakan bahwa tujuh yayasan yang didirikan Soeharto masih memberikan bantuan kepada masyarakat hingga sekarang.
.....pandangan sisi beda belum ter up- load

Saturday, November 15, 2008

MEMBANGUN MORAL & ETIKA BANGSA


Sebuah buku yang dapat menasihati kemenangan Pil Gub Jatim yang beda tipis.
Buku ini merupakan seri Pemikiran Susilo Bambang Yudhoyono yang dibuat ketika belum menjabat sebagai presiden. Nampaknya buku ini dibuat untuk kepentingan mengenalkan, sekaligus mendekatkan pola pikir SBY kepada masyarakat. Gagasan pikir SBY ternyata memiliki tingkat durabiltas [keawetan] hingga saat ini, bahkan sangat relevan untuk kondisi saat. Kemungkinan buku ini dikreasi untuk kepentingan jangka panjang atas dasar pengalamanannya, sehingga memiliki daya prediksi yang cukup lumayan.
Buku yang bertajuk "Membangun Moral & Etika Bangsa" ini, ternyata dapat juga difungsikan sebagai nasihat utamanya dikaitkan fenomena Pilkada di negeri ini yang acapkali timbul silang sengketa.
Dikaitkan dengan fenomena Pil Gub Jatim yang perhitungannya berbeda tipis itu, buku ini seakan memberikan energi perdamaian. Karena didalam buku ini sarat dengan upaya-upaya penyikapan, ketika terdapat dua atau lebih kelompok sedang bersaing.
Misalnya dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur yang baru saja usai, hasil perhitungannya hanya terpaut 0,3 %. Dengan beda tipis ini memungkinkan timbulnya gesekan yang kurang menguntungkan, apalagi tanpa didukung kesadaran yang meletakkan moral dan etika di atas kepentingan kandidat.
Data Buku
JUDUL: Membangun Moral & Etika Bangsa--sebuah seri pemikiran Susilo Bambang Yudhoyono
PENULIS: Susilo Bambang Yudhoyono [Editing Heru Lelono]
PENERBIT: GIB
CETAKAN: Pertama Mei 2003

BUKU INI MENASEHATI :
Buku ini dapat digunakan untuk menasehati pemenang pemilihan Gubernur Jawa Timur yang terpaut tipis.

Buku ini dengan keras menolak beberapa prinsip hidup yang selama ini mungkin dianggap lumrah oleh sebagian orang namun mungkin juga dipandang tidak adil bagi yang tidak diuntungkan oleh prinsip itu. The Winner takes all, The Survival of the fiiest, Unlevel playing field, Free fight liberalism, The ends justufy the means, fight against, Xenopobhia, Frien or Foe, dan Absolutness.

The Winner takes all berarti pemenang akan menguasai segalanya. Siapa yang berkuasa dalam sebuah negara, ia menyikat habis siapapun kecuali bagi kepentingan kelompok, kroni, golongan ataupun keluarganya. Tidak pandang bulu, lawan politiknya tidak diberi kesempatan untuk hidup. Siapapun yang berbeda, apalagi yang dipandang berlawanan dianggap sebagai musuh karena tidak pernah tumbuh kebutuhan untuk saling berbagi. Sebenarnya, kita tidak punya pilihan lain kecuali harus membuka diri dan berkeinginan saling berbagi dengan sesama.

Demikian juga prinsip The Survival of the Fittest. Pandangan ini merupakan pola kehidupan uang menggunakan pola kehidupan yang menggunakan hukum rimba bahwa yang kuat pasti menang. Prinsip ini tertentu mengandung penindasan dan kezaliman, melemahkan dan memperlemah. Dengan sendirinya, hanya yang kuat yang akan tetap hidup dan berkembang.

Unlevel playing field juga pandangan yang perlu kita jauhkan. Persaingan tanpa ada unsur kesetaraan tidak akan membuahkan keadilan. Yang ada hanyalah penindasan terhadap yang lemah, atau memperlemah yang lemah.
Wilayah permainan yang tidak seimbang, tidak setingkat akan menjadi ajang penindasan. Tidak mungkin kita mempersaingkan antara pengusa besar dan penguasa gurem. Perlu ada lapangan kompetisi yang adil dan sejajar.

Absolutness, suatu pikiran dan sikap yang serba mutlak. Segalanya dinilai hitam putih. Sikap ini akan menampilkan intoleransi, antidialog, antikompromi dan sekaligus ketidakramahan pada orang lain. Hanya kelompoknya yang paling benar, sedangkan lainnya salah. Sikap ini harus dibuang jauh-jauh. Absolutness akan melahirkan pemikiran free fight liberalism yang amat jauh bertentangan dengan keadilan dan nilai kemanusiaan. Dalam prinsip tersebut kebebasan adalah demi kebebasan.

The ends justify the means berarti prinsip yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan sebagai pengaruh dari sikap memutlakan segala sesuatu. Di dalamnya juga terkandung semangat Machiavelli dan ultilitarianisme. Kita sering terjebak dalam prinsip To the greates good for to the greates people, sepanjang untuk kebaikan bagi yang terbesar bangsa ini. Maka segala sesuatu bersikap baik, benar, dan halal. Tentu saja pemikiran semacam ini sebaiknya dihindari.

Friend or Foe perlu kita jauhi. Ia merupakan cara pandang dan pikiran yang hanya melihat kawan atau lawan, kita atau bukan kita. Dengan sikap ini setiap orang telah menjadi pribadi yang terbelah, tidak utuh lagi.

Pandangan dan sikap the might is right mesti diubah. The might is right menunjukkan bahwa yang berkuasa pasti benar. Pandangan ini menjadi bagian dari sikap abasolutisme dan otoritarianisme. Amatlah berbahaya jika pandangan ini dimiliki oleh para pemimpin sehingga akan muncul sikap otoriter, diktator, dan dogmatisme. Sebaliknya lebih berbahaya jika sikap ini dimiliki masyarakat yang dipimpin; karena akan muncul sikap taklid, kultus kekuasaan dan fanatisme. Daya kontrol masyarakat lemah, sementara para pemimpinnya terbiasa berjalan tanpa kendali.

.............mudah-mudah ini semua telah diketahui oleh pasangan Gubernur yang sedang bertempur.

Friday, November 14, 2008

........ANDAI AKU JADI PRESIDEN--menuju format Indonesia baru



Bukan hanya perenungan,refleksi dan pengalaman empirik saja yang ada di buku, namun juga hasil deduksi teori dan hasil “nokrongi bangku kuliah”. Inilah isi buku kreasi seorang-orang bernama Dhurorudin Mashad. Nampak yang mendorong lahirnya buku ini adalah pelangi tragedi yang sedang berkecamuk di kaki langit negeri tercintan Indonesia. Ketika itu orang menyebutnya sebuah lakon kebangsaan yang sedang berada diranah zaman reformasi.

Ketika itu orang sibuk mencermati tragedi ini, dan serta merta menyatakan sebagai tragedi kebangsaan yang ditandai krisis multidimensional. Tragedi ini ternyata memiliki kekuatan mengetuk nurani dan nalar anak negeri ini untuk menorehkan segenap pengalamannya dalam sebuah buku yang bertajuk , “ ….Andai Aku Jadi Presiden.

Buku ini tidak membungkus maksud sang penulis untuk menjadi seorang presiden, apalagi ambisi menjadi politus, atau kedudukan tertentu. Maksud dari Dhuroruddin Mashan, ingin berbagi pengalaman, bahwa seorang presiden di negeri ini harus memahi “Jati diri” bangsa dan negaranya. Tidak hanya sepintas nan sekejap, namun lebih banyak menuntut kemahaman jati diri bangsa dan negara secara utuh dan menyeluruh. Penulis mengurai secara detil plus minus bangsa ini, kekuatan dan kelebihan negara ini, peluang dan ancaman tanah air ini, dan segenap ATHG-Ancaman Tantangan Hambatan dan Gangguan.

Tentu kita maklum jika penulis ini bersaran kepada siapa saja yang ingin menduduki kursi RI-I, karena tanpa pemahaman yang utuh menyeluruh seorang presiden tidak akan memiliki modal untuk membuat keputusan.

Kita juga harus ingat presiden itu adalah manefestasi eksekutor sebuah keputusan. Keputusan seorang presiden memilki nilai keputusan yang “certainty" atau kepastian, namun juga bukan hanya kepastian, lebih dari itu, yakni sebuah keputusan bernilai keadilan yang dipertanggung jawabkan.

Memahami sejak dini Jati diri bangsa, akan menguatkan langkah, sekaligus mencegah pola pikir dan pola tindak yang acapkali salah.

  • Buku ini membagi bahasan ke dalam sembilan bab, antara lain;
  • Nasionalisme indonesia Baru
  • Ruh Kebangsaan dalam Konstruksi Sosial Budaya
  • Harmoni sosial:Memaknai Toleransi
  • Bangun Politik Berjiwa Demokrasi
  • Pusatnya Daerah—Ya Pusat: Memberdayakan daerah
  • Ekonomi Kerakyat Semangat Swadesi Dan Lingkungan Lestari
  • Kultur Bangsa dalam Hukum Nasional
  • Karakter Wilayah & Basis Pertahanan Kemanan
  • Meneggakan Kebijakan Luar Negeri Bebas Aktif melawan hegemoni

Data Buku

JUDUL: Anda Aku Jadi Presiden—Menuju Format Indonesia baru

PENULIS: Dhrurorudin Mashad

PENERBIT: Khalifa-Pustaka Al-Kautsar Group, Jakarta Timur

ISBN: 979-98447-3-8

CETAKAN : Pertama Juni 2004

TEBAL: xvi + 244 hlm: 17,5 cm

Thursday, November 13, 2008

KALAU PRABOWO JADI PRESIDEN


Buku ini benar-benar "blak-blakan" (istilah Surabaya), artinya buku ini ingin membentangkan apa yang sebenarnya terjadi. Bahkan yang selama ini terbungkus rapi, terbuka, dan yang selama ini tidak diketahui, bahkan tabu untuk diketahui sudah tak terkunci untuk dimengerti.
Secara garis besar buku membelah dalam dua bahasan. Yang pertama membahas kisah hidup Prabowo dari berbagai dimensinya, dan kisah hidup plus minusnya. Sedangkan bagian kedua membentang dan mengurai soal Prabowo subianto sebagai calon presiden dari partai Gerindra.
  • Jika ingin tahu bahwa di dalam tubuh ABRI itu terdapat ABRI Hijau dan ABRI Merah Putih, maka buku ini menguraikannya
  • Jika ingin mengetahui bahwa Prabowo pernah mendapat sumpah serapah oleh Putri Bungsu Pak Harto sebagai "Pengkianat", maka buku ini menceritakannya
  • Jika ingin paham adanya konflik antara Jendral M. Yusuf dan Jendral LB.Moerdani, maka buku ini menginformasikan
  • Jika ingin lebih detil adanya "Perang Dingin" antara KSAD-dan Pangab ketika itu, maka buku ini memberi tahu
  • Jika ingin mengerti jaringan Bisnis Prabowo, maka buku ini membukakannya
  • Jika ingin melihat kekurangan SBY sebagai kelebihan Prabowo, maka buku ini menyajikannya.

Data buku

JUDUL: Kalau Prabowo Jadi Presiden

PENULIS: A. Pambudi

PENERBIT: Narasi. Jl. Irian Jaya D-24, Perum Nogotirto II Yogyakarta 55292. Telp. 0274-7103084.

ISBN: (10) 979-168-139-2

ISBN: (13) 978-979-168-139-1

CETAKAN: Pertama 2009 [seharusnya belum keluar]

TEBAL: 160

Wednesday, November 12, 2008

PILGUB JATIM UNTUK DR. H.SOEKARWO & DRS. H.SAIFULLAH YUSUF

beda tipis itu indah

BEDA TIPIS
Perhitungan Manual KPU Jatim memberikan keunggulan pada pasangan KARSA-Pak De Karwo dan Gus Iful. Sebuah kemenangan yang memberikan "Pil-Pahit" pada Propinsi Jatim. Dinyatakan Pil Pahit karena proses pemilihan ini memberikan pembelajaran yang amat pelik, pertama perolehan suara yang nyaris berdempetan, alias beda tipis. Sisi lain perhitungan Qick Count sebelumnya memberikan data keunggulan pada pasangan Kaji, lebih dari itu "habitus quick count" sudah melekat, dan melanda dalam pikiran manusia Indonesia, apa saja yang telah dinyatakan/dihasilkan quick count dianggap hasil yang sesungguhnya. Hal inipun tidak terlalu salah, karena selama ini quick count-si penghitung cepat itu, selalu menunjukkan keunggulannya, disamping selalu presisi dan seiring dengan perhitungan manual. Seperti yang terjadi di daerah-daerah lain[selain Jawa Timur], hasil prediksi quick count bisa segera disimpulkan, karena dalam perhitungan yang telah digarap memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Dengan perbedaan yang significant itulah tidak ada keraguan ketika perhitungan cepat diterima sebagai keputusan. Namun untuk di Jawa Timur perbedaannya sangat tipis sekali. Jika terlalu terburu-buru dijadikan sebuah keputusan akan sangat mengganggu. Karena penghitungan secara cepat disamping memiliki keunggulan, sisi lain juga mengantongi beberapa keterbatasan. Keterbatasan ini sering disebut dengan "margin error"-dapat pula dinyatakan tingkat keterbatasan, dengan dimensi besaran antara 1% hingga 2 %.
Kemudian juga perlu diperhatikan, bahwa dalam pemilihan gubernur yang telah mengerucut menjadi dua pasangan itu sifatnya adalah "Mutual Exclusive", jika pasangan satu memperoleh X % atau bertambah X%, maka pasangan yang lain berkurang sebesar X%. Oleh karenanya sangat berbahaya, jika hasil quick count yang terpaut tipis dijadikan asumsi pemenangan.

ILMUWAN HARUS TANGGUNG JAWAB:
Para ilmuwan tentunya sangat senang atas peristiwa ini, utamanya ketika quick count di pemilihan Gubernur Jatim ternyata setelah terverifikasi secara empirik dengan data manual terkulai. Ilmuwan harus bertanggung jawab menterjemahkan makna statistik itu, termasuk kewajiban perguruan tinggi memberikan pemahaman-pemahaman. Jangan sampai karena hanya pemilihan gubernur sebuah kaidah keilmuan menjadi pemicu rasa gudah gelisah masyarakat.
Secara metodologis/epistemologis, quick count itu halal, dan prosedurnya juga terlewati dengan baik, namun jika penyajiannya tidak lengkap, akan membuat orang menjadi kalap. Seharusnya dalam penyajian data itu, dituntut dengan rinci dan lengkap. Berapa jumlah populasinya, dan berapa kelayakan sampel yang digunakannya. Dan ketika hasil itu, masih dalam lingkaran margin error, maka hasil itu masih bersifat hipotetik, dan harus melengkapi dengan verifikasi empirik.
Secara axiologis, nilai-nilai dan kegunaan juga harus dipertimbangkan, yang ditakutkan adalah keinginan menggampai percepatan informasi, justru mengail masalah yang lebih rumit. Etika keilmuan harus dijunjung tinggi, bukankah ilmu itu hadir untuk kemaslahatan, kedamaian dan ketentraman.

BEDA TIPIS ITU BAGUS
Dengan beda tipis ini, memberikan berkah bagi kita, karena kepemimpinan yang diraih secara mutlak/absolut, akan lebih mengedepankan otoritas dan Kecenderungan berbuat absolut. Namun beda tipis inilah, seakan-akan memberikan "warning" akan siapa saja yang terpilih selalu mawas diri. Artinya Pa De Karwo harus mawas diri, karena otorita keilmuan memberi signal pada Anda, hanya dikisaran 0,3 %.
Warning ini mengingat kita pada sebuah pesan dari Farncis Bacon, yang mengatakan kita harus menanggalkan idola yang sesat antara lain:
  • Idola seperti katak dalam tempurung [The idols of cave]
  • Idola memenangkan kelompoknya sendiri [The idols of tribe]
  • Idola ABIS-Asal Bapak Ibu Senang [The Idols of theatre]
  • Idola memenuhi pasar [The idols of market place]
Juga harus dingat seperti yang yang dikata SBY, bahwa kita itu harus berani menanggalkan hal-hal sebagai berikut:
  • The winner takes all
  • Un level playing field
  • The survival of the fittest
  • The ends justify the means
  • Fight against
  • Friend or Foe & Absoluteness

JANJI YANG HARUS DI BAYAR PASANGAN KARSA

JANJI DI BIDANG PENDIDIKAN:Meningkatkan aksesibilitas pelayanan pendidikan yang murah dan bermutu untuk semua demi peningkatan kualitas sumber daya manusia

JANJI DI BIDANG KESEHATAN:Meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan yang murah dan memadai untuk peningkatan produktivitas masyarakat

JANJI DI BIDANG LAPANGAN KERJAPerluasan lapangan kerja untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan hidup rakyat, dan memberdayakan perekonomian rakyat, terutama yang berbasis pertanian di kawasan pedesaan

JANJI DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP, Memelihara kualitas lingkungan hidup untuk mencegah timbulnya bencana alam akibat perusakan/kerusakan lingkungan

REFORMASI BIROKRASI & PELAYANAN PUBLIKMewujudkan reformasi birukrasi, dan peningkatan pelayanan publik

KESALEHAN SOSIALMeningkatkan kualitas kesalehan sosial melalui peningkatan pemahaman dan pengalaman nilai-nilai agama, dan budi pekerti

KESETARAAN GENDERPeningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan di semua bidang, dan terjaminnya kesetaraan gender.

KEAMANAN & KETERTIBAN SUPREMASI HUKUM & HAMPeningkatan keamanan dan ketertiban, supremasi hukum, dan HAM

Monday, November 10, 2008

PERTEMPURAN 10 NOVEMBER 1945, KARYA ASLI BUNG TOMO-[SUTOMO]


Apa dan Bagaimana pun sejarah adalah guru terbaik bagi semua orang, tidak perduli status sosial atau latar belakang politik, agama, gender, kelamin, bangsa atau ras, semuanya membayar kesungguhan pada sejarah. Seorang-orang filsuf Yunani Kuno, Cicero, memparkan hasil perenungannya tentang sejarah, "Historia Viate Magistra" [Sejarah adalah guru kehidupan]. Buku ini mengungkapakna bahwa, sejarah masa lalu merupakan pelajaran berharga bagi kita semua untuk menapaki hidup pada hari ini dan hari-hari mendatang. Demikian pula dengan pertempuran 10 Nopember 1945. Di sinilah kita bisa mengambil hikmah setelah membaca sejarah lewat buku yang diterbitkan oleh Visimedia. Di sinilah kearifan kita diuji. Apalagi saat ini adalah saat yang tepat, karena setelah menunggu selama 27 tahun akhirnya Bung Tomo-SUTOMO, ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Bukan terlambat, namun justru saat yang tepat, karena dengan pengakuan ini akan lebih menguatkan bangsa kita, sebagai bangsa yang menghargai sejarah dengan penuh kecermatan. Yang berati pula bahwa verifikasi kepahlawan Bung Tomo adalah verifikasi yang paling valid.
Akhirnya sebagai penghargaan kepada Bung Tomo, Warung melakukan posting terkait dengan rasa kegembiraan ini.
Data Buku:
JUDUL: Pertempuran 10 Nopember 1945 -Kesaksin dan Pengalaman Seorang Aktor Sejarah]
PENERBIT: Visimedia. Jl.H. Montong. Ciganjur-Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630. Telp. 021-78883030-Ex 213,214,216.
E-mail: visimediaciganjur@gmail.com. redaksi@visimediapustaka.com
Web; http://www.visimediapustaka.com/
ISBN: 979-104-413-4
CETAKAN: Pertama , Usaha Penerbitan Balapan Djakarta 1951
Kedua, Nopember 2008
TEBAL: xiv + 164 hlm; 140x120 mm
SARING-SADAPAN RINGKAS
Bung Tomo berkisah apa sebenarnya, bahkan dalam pikirannya ingin menjadikan sejarah sebagai alat pembelajaran yang paling jujur. Ketika 10 Nopember 1945 Bung Tomo sempat juga menorehkan pusi juangnya:


Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapa pun juga!



Puisi ini seakan memberi pelajaran dan bagaikan motivasi abadi untuk siapa saja yang mengaku dirinya seorang patriot.

Dalam buku ini dibentangkan, jika saja sinyo-sinyo Belanda ketika itu tidak memperingati hari ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina secara besar-besaran, maka peristiwa penyobekan Bendera di Hotel Yamato [Orange Hotel] tidak akan terjadi. kisah itu di awali beberapa hari sebelum tanggal 31 Agustus 1945 [hari lahir Ratu Belanda, Wilhelmina], para pemuka Belanda telah mengajakukan permintaan kepda pembesar Indonesia di Surabaya, agar pada tanggal 31 Agustus tersebut diperkenankan mengibarkan bendera Belanda.

Mengingat rakyat Indoneisa kala itu sedang berada dalam suasana gembira menyambut kemerdekaannya, untuk menjaga hal-hal yang tidak dinginkan, pemerintah kersidenan merasa kurang mbertanggung jawab jika pertmintaan Belanda itu diluluskan.

Tampaknya sika pemerintah daerah yang penuh kasih sayang terhadap golongan minoritas dan berdasarkan pertimbangan psikologis yang matang tersebut tidak dimengerti oleh orangt-orang Belanda yang keras kepala. Meskipun pada tanggal 31 Agustus itu tidak jadi mengibarkan si tiga warna, mereka masih mencari kesempatan yang lebih baik untuk memuaskan nafsu mereka.

Setelah beberapa orang militer dan sipil "utusan sekutu" tiba di Surabaya dan m,engadakan hubungan langsung pembesar pembesar pemerintah balatentara Nipon dan tanpa sepengetahuan Pembesara Republik Indonesia, semakin tampaklah kecongkakan mereka terhadap rakyat Indoensia. Para pemuda Indo Belanda dan kawan-kawanya terlihat semakin giat sekali mempersiapkan diri dengan membentuk gerombolan-geriombolan tertentu.

Namun, rupanya mereka kurang taktis!

Bersiul dan mengejek secara demonstratif dengan bergerombol mengendarai sepde hany menimbulkan sikap curiga dan waspada di kalangan rakyat dan pemuda.

.....Suasana panas tersebut mencapai puncaknya pada tanggal 18 September 1945. Biang keladinya adalah dua orang Belanda, Ploeman dan Spit, Dengan tanpa alasan dikibarkanlah di tiga warna di atas Hotel Orange.....[Maaf tidak diposting lanjut]

KEMANA BEKAS PEJUANG BERSENJATA?[TULISAN BUNG TOMO]

Buku ini hadir terkait dengan kegelisahan yang sudah lama mendiami hatinya. Sutomo yang populer dengan panggilan Bung Tomo ini kegelisahan karena merasa adanya perlakuan yang kurang adil terhadap para pejuang bersenjata tempo dulu. Akhirnya apa yang dilihat dan dirasakannya ditorehkan menjadi buku dengan judul "Kemanakah Bekas Pejuang Bersenjata?. Pada permulaan buku ini tertulis sebuah harapan dalam bentuk puisi.
Kebenaran kadang-kadang harus dibayar mahal
Engkau hendak membunuh aku karena aku memihak pada kebenaran itu ? Silahkan!
Engkau memusuhi aku, karena aku menjunjung tinggi kebenaran itu? hakmu!
Betapapun tinggi harganya, bagaimanapun akibatnya, aku akan menyinarkan cahaya kebenaran itu, untuk melenyapkan kepalsuan yang sembunyi dibelakang gelap dewasa ini.
Malang, akhir Maret 1952.

Lebih gelisah ketika itu Sutomo ditunjuk oleh Amir Sjariffudin-Menteri Pertahanan kali itu, untuk menangani rasionalisasi angkatan bersenjata, gundah dan delisah merasuk pada pikirannya, karena latar kedekatannya dengan para pejuang.

Kesatuan-kesatuan [eenheden] angkatan perang Republik Indonesia [TNI], dibentuk menurut jumlah senjata yang dimilikinya, dengan perbandingan sepucuk senapan untuk tiga orang [ perbadingan 1:3]. Orang-orang yang kelebihan akan dikembalikan kedalam masyarakat.

......Rasionalisasi Mr. Amir ternyata telah menyimpang dari rel zakelijk, dan berubah menjadi suatu tindakan yang bersifat politis.

Rasa tidak puas terhadap cara memilih orang-orang yang akan menduduki tempat-tempat yang penting-penting, cara menyusun kesatuan-kesatuan dan sebagainya tersebut, kemudian ditambah lagi oleh cara Kementerian Pembangunan Masyarakat mengangkat pemimpin-pemimpin penampungan di daerah-daerah, dan cara membagi-bagi anggaran belanja bagi perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh bekas lasjkar. Karena didalam Kementerian tersebut banyak bekerja tenaga-tenaga dari Golongan Mr. amir Sjarifuddin [Sejak msdih merupakan kementerian Urusan Pembangunan dan Pemuda di bawah Menteri Wikana]

Menurut buku ini ada dua persoalan yang membuat ruwet, yakni:

  1. Datangnya tenaga-tenaga baru dalam lingkungan Angakatan Perang, yang terutama terdiri dari mereka yang ikut memanggul senjata atau yang tergabung dalam suatu susunan administrasi militer Republik Indonesia selama agressie ke-II [KMD dan sebagainya]
  2. Dimasukkannya kesatuan-kesatuan KNIL dalam Angkatan Perang Republik Indonesia.

[Catatan: Buku yang diposting ini ditemukan di Komunitas buku lama Malang, fisik buku masih baik]

Friday, November 7, 2008

PAHLAWAN-PAHLAWAN YANG DI GUGAT

Ketika latar berwacana dibuka lebar, arena mengunduh informasi disediakan tanpa batas, tanpa kunci membuat siapa saja menggunakannya dan memanfatkan, tentunya untuk segala kepentingan. Kini informasi itu benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan mencandra para pahlawan. Menurut kebiasaan pencandraan itu berkonotasi positif, artinya pencandraan itu selalu menonjolkan hal-hal yang positif, atau yang dianggap keunggulan-keunggulan, namun buku ini sebaliknya, menerawang sisi gelap para pahlawan. Dari sisi gelap inilah yang dijadikan positioning buku ini, oleh karenanya buku ini menjuluki dirinya sebagai tafsir kontroversi. Tentunya kemarahan akan hadir, telinga meradang bahkan hati menjadi panas riuh dendam, namun jika berpikir dan mengajar naluri untuk dingin, waka semuanya dianggap sebagai kewajaran. Bukankah pahlawan itu juga manusia, sehingga dalam dirinya selalu mengkantongi hal-hal yang bermuatan "plus dan minus", mengapa kita harus latus mupus, dan berubah dri manis menuju bengis. Sebaiknya justru saat yang baikbagi kita semua, untuk mendengar suara yang berbeda.
Data Buku
JUDUL : Pahlawan-Pahlawan yang digugat --tafsir kontoversi sang pahlawan
PENULIS: Eka Nada Shofa Alkhajar
PENERBIT: Penerbit Katta. Jl. Bukit Cemara No. 1 gg. Untoloyo Mojosongo, Solo. Telp. 0271-7016320. E-mail :

bukukatta@yahoo.co.id Blog:bukukatta.blogspot.com

ISBN: 978-979-26-9807-7
CETAKAN: Pertama Juli 2008
TEBAL: 128 hlm: 15 x 20

SADAPAN RINGKAS:

Buku ini mengurai bahwa beberapa pahlawan nasional dipertanyakan kredibilitasnya ? Buku ini juga menguak data-data kontrovesi terkait jati diri dan perilaku sang pahlawan ketika itu.

KARTINI:
[Berjuang dari Kamar]
Segenap pekikirannya yang tertuang dalam buku berjudul Door Duisternis tot licht [habis gelap terbitlah terang] menjadi bukti bagaiman perjuang Kartini mengangkat harkat dan martabat kaumnya. Namun, muncul pandangan bahwa keotentikan dan orisionalitas pemikiran-pemikiran Kartini dalam suratnya diragukan..........

SULTAN AGUNG
[Ambisi Menjadi Raja di Seluruh Jawa]
Di bawah kepemimpinan Sultan Agung Kerajaan Mataran mencapai puncak kejayaan dan kebesarannya. Siapa yang tidak mengenal kegigihan Sultang Agung menggempur VOC di Batavia? Namun beberapa kalangan beranggapan bahwa niat utama Sultan Agung bukanlah mengusir penjajah VOC, tetapi untuk menjadi raja di seluruh wilayah Jawa..........

PANGERAN DIPONEGORO
[Membela Tanah Leluhur]
Pangeran Diponegoro mengobarkan Perang Jawa yang terkenal Dahsyat. Namun, benarkah sang Pangeran Berjuang secara murni melawan penjajah Belanda? Bukankah ia berperang karena membela harga diri dan kehormatan keluarganya.......

IDE ANAK AGUNG GDE AGUNG
[Pintar Membaca Arah Angin]
Ide Anak Agung Gde Agung dianggap berjasa dalam perjuangan politik Indonesia menuju Konferensi Meja Bundar [KMB] di Den Haag, Belanda. Tapi menurut saksi sejarah Bali, gelar itu dinilai tidak layak dan kontroversial karena pejuang Bali mengenalnya justru sebagai seorang pengkhianat.....

SULTAN HASANUDDIN
[Membangun Benteng Dengan Derita]
Dalam masa pemerintahnnya, terutama saat membangun benteng pertahan di Mariso, Sultan Hasanuddin ditegarai menindas serta menganiaya rakyat dan bangsawan Bone

TUANKU IMAM BONJOL
[Tokoh di balik layar Paderi]
Sudah tertanam sejak sekolah dasar bahwa gerakan Paderi adalah gerakan anti kolonial. Salah satu tokohnya adalah Tuanku Imam Bonjol yang gigih berjuang melawan Belanda. Namun, kini muncul gugatan melalui petisi onlinebahwa Imam Bonjol bertanggung jawab atas pembataian lokal. Gerakan bertanggung jawab atas pembantaian lokal. Gerakan Paderi diketahui sebagai gerakan anti Belanda, tetapi memilki tujuan utama, sesuai dengan paham Wahabi, ingin membersihkan Islam di Sumatera Barat dari unsur kultural. Sayangnya, pemurnian memakan korban besar. Keluarga Istana Pagaruyung dijagal dan di Tanah Batak, terjadi pembunuhan masal. Dalam tragedi itu disebutkan, banyak perempuan dirampas dan diperjualbelikan. Petisi tersebut meminta pemerintahan untuk mencabut gelar kepahlawanan Tuanku Imam Bonjol yang telah diberikan pada tahun 1973.

TUANKU TAMBUSAI
[Sosok Utama Tragedi di Padang Lawas"
Tuanku Tambusi juga dikenal berjuang gigih melawan belanda dengan gerakan Paderinya di sekitar daerah Rao dan Mandailing, tak heran gelar Pahlawan Nasional pun disematkan kepadnya. Tapi. ada kalangan berpendapat bahwa Tuanku Tambusai telah melakukan pembantai kejam. Bahkan pasukan Tambusai kemudian memutilasi ratusan penduduk di Padang Lawas. Seorang pustakawan bahkan menemukan data-data dari pihak Belanda, yang membenarkan semua kisah tentang pembantaian yang dilakukan Tuanku Tambusai ini......