SILA CARI DI SINI!

Google

Wednesday, November 12, 2008

PILGUB JATIM UNTUK DR. H.SOEKARWO & DRS. H.SAIFULLAH YUSUF

beda tipis itu indah

BEDA TIPIS
Perhitungan Manual KPU Jatim memberikan keunggulan pada pasangan KARSA-Pak De Karwo dan Gus Iful. Sebuah kemenangan yang memberikan "Pil-Pahit" pada Propinsi Jatim. Dinyatakan Pil Pahit karena proses pemilihan ini memberikan pembelajaran yang amat pelik, pertama perolehan suara yang nyaris berdempetan, alias beda tipis. Sisi lain perhitungan Qick Count sebelumnya memberikan data keunggulan pada pasangan Kaji, lebih dari itu "habitus quick count" sudah melekat, dan melanda dalam pikiran manusia Indonesia, apa saja yang telah dinyatakan/dihasilkan quick count dianggap hasil yang sesungguhnya. Hal inipun tidak terlalu salah, karena selama ini quick count-si penghitung cepat itu, selalu menunjukkan keunggulannya, disamping selalu presisi dan seiring dengan perhitungan manual. Seperti yang terjadi di daerah-daerah lain[selain Jawa Timur], hasil prediksi quick count bisa segera disimpulkan, karena dalam perhitungan yang telah digarap memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Dengan perbedaan yang significant itulah tidak ada keraguan ketika perhitungan cepat diterima sebagai keputusan. Namun untuk di Jawa Timur perbedaannya sangat tipis sekali. Jika terlalu terburu-buru dijadikan sebuah keputusan akan sangat mengganggu. Karena penghitungan secara cepat disamping memiliki keunggulan, sisi lain juga mengantongi beberapa keterbatasan. Keterbatasan ini sering disebut dengan "margin error"-dapat pula dinyatakan tingkat keterbatasan, dengan dimensi besaran antara 1% hingga 2 %.
Kemudian juga perlu diperhatikan, bahwa dalam pemilihan gubernur yang telah mengerucut menjadi dua pasangan itu sifatnya adalah "Mutual Exclusive", jika pasangan satu memperoleh X % atau bertambah X%, maka pasangan yang lain berkurang sebesar X%. Oleh karenanya sangat berbahaya, jika hasil quick count yang terpaut tipis dijadikan asumsi pemenangan.

ILMUWAN HARUS TANGGUNG JAWAB:
Para ilmuwan tentunya sangat senang atas peristiwa ini, utamanya ketika quick count di pemilihan Gubernur Jatim ternyata setelah terverifikasi secara empirik dengan data manual terkulai. Ilmuwan harus bertanggung jawab menterjemahkan makna statistik itu, termasuk kewajiban perguruan tinggi memberikan pemahaman-pemahaman. Jangan sampai karena hanya pemilihan gubernur sebuah kaidah keilmuan menjadi pemicu rasa gudah gelisah masyarakat.
Secara metodologis/epistemologis, quick count itu halal, dan prosedurnya juga terlewati dengan baik, namun jika penyajiannya tidak lengkap, akan membuat orang menjadi kalap. Seharusnya dalam penyajian data itu, dituntut dengan rinci dan lengkap. Berapa jumlah populasinya, dan berapa kelayakan sampel yang digunakannya. Dan ketika hasil itu, masih dalam lingkaran margin error, maka hasil itu masih bersifat hipotetik, dan harus melengkapi dengan verifikasi empirik.
Secara axiologis, nilai-nilai dan kegunaan juga harus dipertimbangkan, yang ditakutkan adalah keinginan menggampai percepatan informasi, justru mengail masalah yang lebih rumit. Etika keilmuan harus dijunjung tinggi, bukankah ilmu itu hadir untuk kemaslahatan, kedamaian dan ketentraman.

BEDA TIPIS ITU BAGUS
Dengan beda tipis ini, memberikan berkah bagi kita, karena kepemimpinan yang diraih secara mutlak/absolut, akan lebih mengedepankan otoritas dan Kecenderungan berbuat absolut. Namun beda tipis inilah, seakan-akan memberikan "warning" akan siapa saja yang terpilih selalu mawas diri. Artinya Pa De Karwo harus mawas diri, karena otorita keilmuan memberi signal pada Anda, hanya dikisaran 0,3 %.
Warning ini mengingat kita pada sebuah pesan dari Farncis Bacon, yang mengatakan kita harus menanggalkan idola yang sesat antara lain:
  • Idola seperti katak dalam tempurung [The idols of cave]
  • Idola memenangkan kelompoknya sendiri [The idols of tribe]
  • Idola ABIS-Asal Bapak Ibu Senang [The Idols of theatre]
  • Idola memenuhi pasar [The idols of market place]
Juga harus dingat seperti yang yang dikata SBY, bahwa kita itu harus berani menanggalkan hal-hal sebagai berikut:
  • The winner takes all
  • Un level playing field
  • The survival of the fittest
  • The ends justify the means
  • Fight against
  • Friend or Foe & Absoluteness

JANJI YANG HARUS DI BAYAR PASANGAN KARSA

JANJI DI BIDANG PENDIDIKAN:Meningkatkan aksesibilitas pelayanan pendidikan yang murah dan bermutu untuk semua demi peningkatan kualitas sumber daya manusia

JANJI DI BIDANG KESEHATAN:Meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan yang murah dan memadai untuk peningkatan produktivitas masyarakat

JANJI DI BIDANG LAPANGAN KERJAPerluasan lapangan kerja untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan hidup rakyat, dan memberdayakan perekonomian rakyat, terutama yang berbasis pertanian di kawasan pedesaan

JANJI DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP, Memelihara kualitas lingkungan hidup untuk mencegah timbulnya bencana alam akibat perusakan/kerusakan lingkungan

REFORMASI BIROKRASI & PELAYANAN PUBLIKMewujudkan reformasi birukrasi, dan peningkatan pelayanan publik

KESALEHAN SOSIALMeningkatkan kualitas kesalehan sosial melalui peningkatan pemahaman dan pengalaman nilai-nilai agama, dan budi pekerti

KESETARAAN GENDERPeningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan di semua bidang, dan terjaminnya kesetaraan gender.

KEAMANAN & KETERTIBAN SUPREMASI HUKUM & HAMPeningkatan keamanan dan ketertiban, supremasi hukum, dan HAM

No comments: