Buku ini terkategori luar biasa, yakni sebuah buku yang berusaha mencatat pemikiran dari tokoh yang tidak biasa, dengan cara yang juga sangat luar biasa.
Tidak terbayang jika penulisnya adalah seorang-orang yang masih belia, usianya belum genap 17 tahun. Argawi Kandito terlahir di Bandar Lampung 6 Agustus 2010, lebih populis dengan nama Syaikh Pandrik. Ada semacam kekhususan didiri seorang belia ini, yakni mendapat anugerah khusus dari Tuhan suatu kemampuan berinteraksi dengan para arwah. Beberapa waktu ini telah meluangkan waktu serta energinya untuk mendedah banyak misteri yang masih menyelimuti diri Gus Dur.
(Seputar: kematian-nya, wasiat-wasiatnya, pemikiran-pemikirannya yang belum sempat terrungkap di kala hidupnya, rahasia Gus Dur dalam mencari ilmu semasa muda, dan perjalanan Gus Dur di Alam kubur)
Buku ini merupakan karya ketiga, pertama sebuah buku dicinta dengan judul “Berjumpa 26 Nabi” yang menggambarkan hasil dialognya dengan para Nabi tentang kehidupannya. Kreasi kedua diberi tajuk “Menguak Tabir Kematian” di sini terdiskripsi sebuah proses pembelajaran langsung kepada Nabi Muhammad SAW., para malaikat, para wali seperti Syaik Abdul Qadir Jaelani dan Suan Kalijaga. Inilah gambaran pintas sang penulis yang memiliki ‘kewaskitaan’.
Sejatinya apa yang disajikan di buku ini membuat dua belahan, satu sisi ke-arah kepala/ nalar (rasio), sementara sisi lain menajam ke-arah dada, (ruhani).
Buku ini mencoba mengangkat sebuah metode baru yang kadang kurang bisa bersahabat dengan nalar, sebuah metode yang mengedepankan kemampuan super khusus, yakni mengungkap sebuah sebuah percakapan dengan arwah. Metode semacam ini sebelumnya sudah sering muncul dalam bentuk wawancara imaginer, namun untuk buku ini sangat beda., karena penulis berupaya melakukan interaksi dengan cara-carai supranatural.
Alur buku ini menunjukkan bagaiman informasi digali dari dialog dengan arwah, namun jika dicermati lebih dalam, wawancara ini menghasilkan sebuah penutan, bagaimana manusia itu berinteraksi dengan sesamanya. Citarasa pluralitas acapkali muncul di semua wawancara, melindungi yang tertindas, sampai kritik pedas pada setiap orang berperilaku menindas.
Tentang pemunculan kntroversial yang dilakukan Gus Dur ketik beliau masih hidup, diungkap kembali, dan dimintakan keterangan yang lebih lengkap kepada arwah Gus Dur.
Adapun yang diuangkap oleh buku ini anatara lain:
Tidak terbayang jika penulisnya adalah seorang-orang yang masih belia, usianya belum genap 17 tahun. Argawi Kandito terlahir di Bandar Lampung 6 Agustus 2010, lebih populis dengan nama Syaikh Pandrik. Ada semacam kekhususan didiri seorang belia ini, yakni mendapat anugerah khusus dari Tuhan suatu kemampuan berinteraksi dengan para arwah. Beberapa waktu ini telah meluangkan waktu serta energinya untuk mendedah banyak misteri yang masih menyelimuti diri Gus Dur.
(Seputar: kematian-nya, wasiat-wasiatnya, pemikiran-pemikirannya yang belum sempat terrungkap di kala hidupnya, rahasia Gus Dur dalam mencari ilmu semasa muda, dan perjalanan Gus Dur di Alam kubur)
Buku ini merupakan karya ketiga, pertama sebuah buku dicinta dengan judul “Berjumpa 26 Nabi” yang menggambarkan hasil dialognya dengan para Nabi tentang kehidupannya. Kreasi kedua diberi tajuk “Menguak Tabir Kematian” di sini terdiskripsi sebuah proses pembelajaran langsung kepada Nabi Muhammad SAW., para malaikat, para wali seperti Syaik Abdul Qadir Jaelani dan Suan Kalijaga. Inilah gambaran pintas sang penulis yang memiliki ‘kewaskitaan’.
Sejatinya apa yang disajikan di buku ini membuat dua belahan, satu sisi ke-arah kepala/ nalar (rasio), sementara sisi lain menajam ke-arah dada, (ruhani).
Buku ini mencoba mengangkat sebuah metode baru yang kadang kurang bisa bersahabat dengan nalar, sebuah metode yang mengedepankan kemampuan super khusus, yakni mengungkap sebuah sebuah percakapan dengan arwah. Metode semacam ini sebelumnya sudah sering muncul dalam bentuk wawancara imaginer, namun untuk buku ini sangat beda., karena penulis berupaya melakukan interaksi dengan cara-carai supranatural.
Alur buku ini menunjukkan bagaiman informasi digali dari dialog dengan arwah, namun jika dicermati lebih dalam, wawancara ini menghasilkan sebuah penutan, bagaimana manusia itu berinteraksi dengan sesamanya. Citarasa pluralitas acapkali muncul di semua wawancara, melindungi yang tertindas, sampai kritik pedas pada setiap orang berperilaku menindas.
Tentang pemunculan kntroversial yang dilakukan Gus Dur ketik beliau masih hidup, diungkap kembali, dan dimintakan keterangan yang lebih lengkap kepada arwah Gus Dur.
Adapun yang diuangkap oleh buku ini anatara lain:
- Telewicara dengan Gus Dur
- Gus Dur tentang Kepresidenannya
- Gus Dur tentang Pembakaran Gereja Di Malaysia
- Gus Dur Berjumpa al-Bukhari dan Syaikh Jampes
- Gus Dur dan Syaikh Abdul Qadir Al- Jaelani
- Gus Dur dan al-Palembani
- Gus Dur tentang Peran Leluhur dalam Kehidupan
- Gus Dur tentang Sunan Geseng
- Gus Dur tentang Istilah Kiai
- Gus Dur tentang Khalifah Fil Ardh
- Gus Dur tentang Agama
- Gus Dur tentang Fenomena Bayi Ajaib yang Bertiuliskan Ayat Suci
- Gus Dur tentang Rancangan UU Nikah Sirri
- Gus Dur tentang Manfaat Tahlilan
- Gus Dur tentang Manakib
- Gus Dur tentang Pancasila
- Gus Dur tentang Formalisme Agama
- Gus Dur tentang Rencana Kedatangan Obama
- Gus Dur tentang Proses Kematiannya
- Gus Dur tentang Rahasia Mencari Ilmu
- Gus Dur tentang Jihad
- Gus Dur tentang Kebenaran Ayat Al-Qur’an
Data buku
JUDUL: Ngobrol dengn Gus Dur Dari Alam Kubur
PENULIS: Argawi Kandito
PENERBIT: Pustaka Pesantren. Salakan Baru No.I. Sewon Bantul. Jalan Parangtritis Km 4,4 Yogyakarta. Telp: (0274) 387194. http://www.lkis.co.id/. E-mail: lkis@lkis.co.id
ISBN: 978-979-8452-75-8
CETAKAN: I Agustus 2010
TEBAL: xxvi + 180 halaman. 13,5 x 20,5
No comments:
Post a Comment