SILA CARI DI SINI!

Google

Tuesday, November 27, 2007

PENELITIAN TINDAKAN KELAS



Disampaikan Pada :Workshop PTK SMA NEGERI 8 SURABAYA

28 Nopember 2007


Kurt Lewin, seorang psikolog sosial dari Amerika mencetuskan gagasan cantiknya terkait dengan upaya peningkatan pembelajaran, melalui aktivitas yang disebut dengan “CAR” – Classroom Action Research. Cetusan gagasan ini, memicu ahli lainnya meneruskan dan mengembangkannya, diantaranya adalah Stephen Kemmis, Robin Mc Tanggart, Jhon Elliot, dan Dave Ebbutt. Ketika itu tahun 1946 “CAR”, atau dengan mudah kita menyebutnya “PTK”- Penelitian Tindakan Kelas, berkembang. Selang 34 tahun kemudian Indonesia baru mulai membicarakan akrtivitas ini (1980).
Perkembangan PTK di Indonesia dapat dikatakan berjalan di tempat, bahkan dapat dianggap “mandeg” atau stagnan. Latar belakangnya jelas, yakni karena atmosfir penelitian belum menyentuh daratan akademik Indonesia. Kegiatan penelitian acapkali dikalahkan dengan kepentingan yang kelihatannya lebih utama, namun realitas sebenarnya tidak seperti yang kita duga, misalnya hanya mengedepankan kegiatan belajar mengajar. PTK acapkali dianggap sebagai aktivitas yang sumir dan level kepentingannya dianggap rendah, sedangkan bobot keilmuannya sering diperdepatkan. Inilah problem intinya.

GURU PROFESIONAL=GURU PENELITI
Seorang-orang yang mendeklarasikan dirinya professional, harus memenuhi tiga persyaratan yakni:
vExpertise, [keahlian]
vResponsibility [tanggung jawab]
vCorporate ness [kesejawatan/jiwa korsa]
Begitu membahas keahlian, maka tuntutan guru akan lebih berat, karena proses belajar mengajar yang sering dilakukan dan dianggap paling utama hanyalah kegiatan yang bersifat mekanistik, dan static.Proses belajar mengajar yang hidup dan bermakna, manakala terbuka untuk dievaluasi, dan selalu menerima jika ada perubahan. Hanya perubahanlah yang akan memberikan kebermaknaan, akan mengantarkan siswa menjadi “takjub’. Kata seorang ahli, proses pembelajaran yang jarang di “update”, akan menjadi aktivitas yang membatu akhirnya menjadi fosil. Jawabannya adalah sebuah aktivitas yang mampu di jadikan tumpuan dalam melakukan perbaikan belajar mengajar secara terus menerus [continus improvement], sedangkan aktivitas yang dimaksud adalah melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran. Aktivitas ini didahului dengan penelitian dan tindak lanjutnya, yang populer dengan, penelitian tindakan kelas yang disingkat dengan PTK.
PTK MEMBANGUN PROFESIONALISME GURU
Terdapat beberapa alasan mengapa PTK, merupakan modal dasar dalam membangkitkan prosfesionalisme Guru, yang antara lain:
1.PTK mengkodisi Guru tidak hanya menjadi praktisi mengajar, yang cepat puas terhadap kinerjanya yang mekanistik dan tidak dinamik, namun melalui PTK akan selalu mengadakan perbaikan secara terus menerus, dan menstimuli penemuan-penemuan [innovative] dalam pembelajaran yang efektif, efisien dan rasional.
2.PTK memberikan nuansa yang etis, sehingga Guru akan lebih peka dan kritis serta memiliki pemikiran yang reflektif terhadap segela materi yang disampaikan kepada siswanya.
3.Secara dini akan segera mengetahui kelemahan-kelemahan yang terjadi di kelas, utamnya ketika proses pembelajar berlangsung.

KARAKTERSISTIK PTK
PTK sebagai sarana dalam mencermati aktivitas pembelajaran, memiliki karakter sebagai berikut:
1.Kegiatan PTK didasarkan kepada problema yang dihadapi oleh guru terkait dengan proses pembelajaran yang dilakukan, oleh karenanya sifatnya sangat khusus sekali.
2.Guru disamping sebagai peneliti, juga sekaligus berperan sebagai praktisinya, sehingga dalam waktu yang bersamaan melakukan refleksi.
3.Mendukung profesi, sekaligus meringankan kerja guru, karena problem dikelas akan terurai, sekaligus diperbaiki
4.Hal yang dipermasalahkan bukan hasil dari kajian teoritis atau dari hasil penelitian yang terdahulu, tetapi berasal dari permasalahan yang nyata dan actual. [Bukan yang bersifat teoritis, namun bersifat pragmatis]
5.Tidak saja menyelesaikan atau memutuskan masalah, namun juga berupaya mencari dukungan ilmiahnya.
6.Adanya kolaborasi antara praktisis [guru, siswa, sekolah dll] dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan sekaligus pengambilan keputusannya, sehingga melahirkan tindakan kelas.

PRINSIP HARUS DIKEDEPANKAN DALAM PTK

eProses belajar mengajar tidak boleh dikorbankan atau terganggu akibat PTK
ePengumpulan data harus dirancang cermat, karena pengumpulan data yang terlalu lama, akan mengurangi intensitas belajar siswa
eMetode yang digunakan berindikasikan “keajegan” [reliable]
eProblema PTK, merupakan masalah-masalah yang “krusial, atau merisaukan, dan perlu pengentasan secara cermat dan cepat
eGuru harus memiliki sikap yang konsisten, tanggung jawab dan memiliki tingkat kepedulian yang tinggi, dalam menjujung obyektivitas proses dan prosedur
eTertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam proses pembelajaran dan diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
eMensyaratkan pedokumentasian yang konsisten, cermat, obyektif, sistematis dan terus menerus, selanjutnya dokumentasi akan dapat dimanfaatkan untuk melakukan tindakan kelas
eDilakukan sekurang-kurangnya dua siklus yang konsekuensial [berurutan].
eDalam kondisi yang wajar [alami], tidak mengubah jadwal yang sesungguhnya/ berlaku. eTidak boleh melakukan pemilihan pada siswa tertentu, namun harus semua siswa dalam kelas.

eHarus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan, yakni siswa yang sedang belajar.

EMPAT JENIS PTK

Terdapat empat jenis PTK, yakni:
1. Diagnostik
2. Partisipasi
3. Empiris
4. Ekperimental

PTK Diagnostik:
Titik beratnya adalah mendiagnose sebuah problem, atau situasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar dalam kelas.
PTK Partisipasi:
Jika peneliti sekaligus yang diteliti, atau setidaktidaknya terlibat langsung dalam kegaiatan penelitian.
Penelitian jenis ini Guru berperan sebagai peneliti akan terlibat sejak perencanaan, proses pengumpulan data hingga pelaporannya.
PTK Empiris :
PTK ini berupaya melakukan aktivitas penelitian yang terjadi selama aksi berlangsung. Proses penelitiannya dilakukan dengan pencermatan nyata terhadap sebuah kegiatan yang sedang berlangsung
PTK Eksperimen:
Penelitian jenis ini, kuat kaitannya dengan tingkat efektif dan efisien dalam menerapkan konsep pembelajaran.

EMPAT MODEL PTK

Model Stephen Kemmis
v Perencanaan [planning]
v Aksi tindakan[acting]
v Observasi [observing]
v Refleksi [reflecting]

PELAKSANAAN PTK

/Prosedur pelaksanaan/ Penyusunan proposal /Laporan kegiatan

PROSEDUR PELAKSANAAN

1.Penetapan Focus Masalah
2.Perencanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan
3.Pengamatan intepretasi
4.Refleksi

CONTOH JUDUL PENELITIAN [Menurut Soehardjono]

1.Meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran X. [Tuliskan nama mata pelajarannya atau topic bahasan/bagian dari mata pelajaran]

2.Peningkatan kreativitas siswa dalam proses belajar mata pelajaran X melalui penerapan model pembelajaran generatif

3.Penerapan pembelajaran Model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran X

4.Pembelajaran berbasis konstruktivistik dan kontekstual pada mata pelajaran X untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep


5.Penggunaan model pembelajaran Learning Cycle untuk meningkatkan ketrampilan siswa mata pelajaran X

6.Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada mata pelajaran X dengan penggunaan model pengajaran inkuiri

7.Pembelajaran dengan Model Realistic Mathematical Education dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika

JUDUL-JUDUL PTK HASIL FINALIS
LOMBA KEBERHASILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2003-2004 JENJANG SMA

Metode berburu spesies dalam hutan mangrove sebagai pengelaborasian pembelajaran Bio-diversityas dan klasifikasi guna meningkatkan kompetensi siswa.[Biologi]

Penggunaan metode Cooperative Learning dalam pembelajaran sejarah[Sejarah]

Lingkaran satuan dan jembatan Resmi sebagai peragu pembelajaran Trigoinometri sudut istimewa [Mtematika]

Pengaruh pemanfaatan motor listrik komponen terbuka dengan teknik bermain dam bernyanyi dalam pembelajaran Medan Magnetic, Gaya Lorentz dan Mendan Magnetik [Fisika]

Variasi Pendekatan Contextual Teraching dan Learning dan Moral dilemma discussion sebagai strategi dalam pembelajaran PPKN [PMP-KN]

Benteng Ujung Pandang [Fort Rotterdam] sebagai sumber Belajar Bahasa Inggris[Bahasa Inggris]

Strategi metode Actual Learning dalam pengintegrasian Life Skill untuk meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Sosiologi [Sosiologi]

Efektivitas pembelajaran dengan menggunkan Bola Berpita terhadad prestasi belajar lempar lembing [PENJASKES]

Penggunaan Lembar Peta Kreatif sebagai media pembelajaran Geografi untuk memudahkan Siswa terhadap materi Kawasan Penting Dunia [GEOGRAFI]

Musikalisasi Merupakan Media Pembelajaran Puisi Dalam Apresiasi Sastra Pada mata Pelajaran bahasa dan Sastra Indonesia [Bhs.Indonesia]


PERHATIAN

Aspek-aspek yang perlu dinilai dalam isi atau subtansi laporan penelitian tindakan kelas adalah : 1.Originalitas
2.Esensi atau tingkat pentingnya penelitian tindakan yang dilakukan
3.Proses tindakan
4.Pelaku/pelaksana tindakan
5.Kesimpulan atau hasil tindakan.


RUJUKAAN


Susilo [2007] Penelitian Tindakan Kelas: Pustaka Book Publisher Yogyakarta Cetakan I


Suharsimi Arikunto, Dkk [2007] Penelitian Tindakan Kelas: PT Bumi Aksara Jakarta Cetakan III


Sukidin, Dkk [2002] Manajemen Penelitian Tindakan Kelas: Insan Cendikia Surabaya Cetakan I


Zainal Aqib [2007] Penelitian Tindakan Kelas: Yrama Widya Bandung Cetakan II


Tambahan Buku untuk rujukan, bari diperoleh Hari Minggu Tanggal 3 Desember 2007 di Malang: Sampul buku seperti berikut :





No comments: