SILA CARI DI SINI!

Google

Thursday, October 23, 2008

RUYANDI HUTASOIT, BUTIR-BUTIR PIKIRANNYA


Ini saat yang tepat para calon pemimpin bangsa menorehkan mimpinya, membentangkan keinginan terdalam untuk mengatarkan kesejahteraan Bangsa ini menuju bangsa yang senantiasa diperhitungkan oleh bangsa lain.
dr.Ruyandi Hutasoit, sedang berjalan meronce mutiara kesungguhan menuju tujuan bangsa, menggapai Indonesia Sejahtera.
Bukan bualan atau mimpi, bukan janji namun semuanya dapat direalisasi, modal kesungguhan dan percaya diri, merupakan tindakan awal untuk melangkahkan kaki perjuangan.
Kreasi dahyat dan bermuatan motivasi, digarap dengan penuh kesungguhan oleh Ida Cynthia S, dkk, dan kemudian disemaikan dalam tebaran tulisan, jadilah buku ini.

Data buku
JUDUL: Indonesia Sejahtera Bukan Mimpi- dr.Ruyandi Hutasoit
PENULIS: Ida Cynthia S, Dedi Alfiandri dan A.Gafur Sangaji.
PENERBIT: Global Cerdas Media
ISBN: 978-979-17382-0-9
CETAKAN: pertama 2008
TEBAL: xi + 246
Sekitar 19 butir-butir pikiran dr Ruyandi yang selanjutnya dikemas kedalam empat kelompok bahasan, yakni :

  1. Indonesia Berpendidikan, Bermoral dan Disegani
  2. Indonesia Sehat, Panjang Umur dan Awet Muda
  3. Indonesia Damai, Makmur dan Sejahtera
  4. Indonesia Kuat, bermartabat dan berwibawa.

Buku ini diberi Prolog dan Epiliog.
Dalam prolog terungkap kesan mendalam terhadap pribadi dr Ruyandi Hutasoit, antara lain:

“Tidak ada keraguan baginya untuk memimpin sebuah bangsa yang besar dengan segala problema, karena dibenaknya sudah tersimpan prioritas kerja sebagai pimpinan untuk memulihkan bangsa Indonesia. Ia menyebutnya dengan kalimat singkat “Lima Jangan”
Lima Jangan!
Pertama; Jangan ada orang yang mati kelaparan oleh karena tidak dapat membeli makanan atau oleh karena tidak ada makanan
Kedua: Jangan ada orang yang meninggal oleh karena tidak mampu berobat atau oleh karena tidak ada obat
Ketiga: Jangan ada orang yang bodoh, mudah dijajah, diperbudak oleh karena tidak mampu untuk sekolah atau oleh karena tidak ada sekolah
Keempat: Jangan ada orang yang tidak mempunyai rumah yang layak oleh karena tidak mampu untuk mengusahakan rumah setidaknya rumah murah
Kelima: Jangan ada porang yang tidak bekerja oleh karena tidak ada pekerjaan atau tidak mampu membuat/membuka lapangan pekerjaan.

Sebagian butir pikiran:

  • Sebagai pemimpin, seseorang harus mampu memberikan bimbingan/tuntunan yang diperlukan serta senantiasa menjadi contoh dan teladan dalam perkataan, perbuatan, dan memelihara kewibawaan
  • Pemimpin tidak boleh biasa-bisa saja. Pemimpin harus punya sesuatu yang diandalkan.
  • Seorang pemimpin yang loyalis akan memandang kalau dirinya adalah seorang hamba yang melayani
  • Seorang pemimpin adalah seorang model, kalau di mana-mana tidak mematuhi larangan, itu berarti orang itu tidak bisa menjadi model bagi masyarakat. Tidak bisa memberi contoh
  • Pemimpin harus bisa memotivasi orang lemah menjadi maju dan memotivasi yang sudah maju untuk lebih maju lagi.
  • Kita harus menghargai perbedaan karena itu kata kunci untuk membangun kebersamaan. Dengan kebersamaan kita akan bengga kalau bangsa kita ini bengsa yang besar
  • Kita harus tahu bahwa keanekaragaman dan pluralisme adalah kekuatan bangsa kita.
    Kemajuan bangsa ini harus diperkuat dengan mengelola pluralisme
  • Biasanya yang sangat bahaya dalam Negara yang plural adalah apabila satu kelompok memutlakkan intepretasinya dan meminta kelompok lain manaatinya
  • Tokoh masyarakat, baik tokoh agama, social, maupun politik, seharusnya lebih banyak mendengar aspirasi masyarakat. Namun justru hal ini jarang dilakukan karena masing-masing pihak berorientasi mengejar kepentingan politik sendiri
  • Bagaiman kalau ada pengrusakan tempat-tempat ibadah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab? Pemerintah harus bertindak tegas
  • Pemerintah tidak boleh membiarkan ekskalasi kekerasan atas nama agama tertentu menindas kelompok agama lain.
  • Pemimpin nasional masa depan harus pemimpin yang memiliki Visi holistic bagaimana menciptakan rakyat, memakmurkan bangsa, sekaligus mengerti cara menghadapi globalisasi yang penuh jebakan dan paradoks
  • Sebagai pemimpin bangsa dia harus mengerti, memahami, dan menghayati ideology Negara. Pemimpin jangan hanya berasal dari kelompok tertentu.
  • Membangun kebangsaan tidak boleh berpikir sektarian. Kalau sampai agama di-Perda-kan, orang lebih takut kepada aparatur Negara ketimbang takut sama Tuhan
  • Identitas nasional harus dibangun berdasarkan pada pikiran dan sikap yang terbuka untuk menghormati keanekaragaman agama, suku, dan ras, mendorong deemokrasi yang partisipatif, memperkuat penegakan hukum, serta memajukan solidaritas terhadap mereka yang lemah. Pluralisme tak dapat disemai benihnya dengan pikiran sempit dan bersifat privat atau eksklusif. Ia harus berbekal dari suatu cakrawala luas yang bersedia berbagi dengan golongan lain dan selalu bersifat publik

[dalam buku ini masih tersimpan ratusan kata bijak dari buah pikir dr Ruyandi Hutasoit, sangat relevan untuk pembelajaran bernegara, utamana dikatkan dengan negara kita yang pluralis ini]

No comments: