SILA CARI DI SINI!

Google

Saturday, October 11, 2008

SELAMAT ULANG TAHUN PROPINSI JAWA TIMUR

12 OKTOBER 1945--12 OKTOBER 2008
63 Tahun Jawa Timur
Tanggal 12 Oktober ternyata merupakan hari lahir Propinsi Jawa Timur, untuk menyepakati tanggal kelahiran itu, bukan barang mudah, perdebatan demi perdebatan terjadi, apalagi ketika itu dana yang diajukan tidak sedikit. Ketika peringatan tahun 2007 dana yang diajukan oleh Pemprov Jatim untuk merayakan HUT Jawa Timur 12 Oktober 2007 sungguh fantastis. Rencananya dana yang akan dianggarkan Rp 1,750 miliar. Permintaan ini diajukan dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD Jatim 2007.Pasalnya sebelum ditentukan tanggal 12 Oktober 1945 proses pencarian tanggal tersebut penuh dengan kontraversi. Banyak kalangan yang menolak tanggal tersebut. Apalagi anggota dewan yang mencari tanggal tersebut terkesan tidak serius dan lebih banyak menghabiskan anggaran dengan sengaja pergi ngelencer ke Belanda.Bahkan gara-gara perjalanan ke Belanda Komisi A digugat oleh LSM se Surabaya. Peringatan HUT tahun ini--2008, Pemprov Jatim telah menyiapkan dana sebesar Rp 400 juta untuk memperingati HUT Provinsi Jawa Timur ke-63. Anggaran sebesar itu disiapkan untuk menyelenggarakan pameran produk unggulan Jatim, tasyakuran dan juga bakti sosial. Warung-Buku ikut merayakan dan setelah mengkais-kais dapur, ditemukan dua buku yang masih terkait dengan propinsi ini. Pertama buku dengan judul "Imam Bukan Basofi", sebuah kompilasi tulisan para tokoh di propinsi ini, yang mencandra Gubernur Jawa Timur Iman Utomo ketika menjabat di periode 1998-2003. Kedua adalah buku peraga kampanye milik pasangan "Karsa"--tentunya mohon maaf jika dikesankan berat dipasangan ini, karena WB---[warung-buku] belum menemukan buku pasangan lain.
Buku Pertama:
JUDUL: Iman bukan Basofi
PENULIS: Taufiq Sholihul Hadi, SS--Editor
PENERBIT: Lembaga Intervisi Surabaya. Jl. Katrangrejo Sawah XIV/5 Surabaya. Telp. 0818294339
CETAKAN: I--Agustus 1998
Buku ini isinya mencandra Sang Gubernur, dari personality traits, hingga sepak terjangnya. Banyak orang terbelalak ketika melihat sang jendral mantan Panglima Kodam Brawijaya ini menempati tampuk kepemimpinan sebagai Gubernur. Dan bukan di desain, atau mungkin menjadi pilihan pak Iman sendiri, karena ketika menjabat negara sedang dalam karut marut. Logikanya orang tidak ingin menjabat didomain yang sedang huru hara, siapa saja senang pada zone aman. Ternyata itu tidak berlaku bagi Pak Imam Utomo beliau mengganagp hal itu tugas mulai yang harus menjadi sentuhannya.
Akhirnya buku ini menjadi ramuan pas, karena dilengkapi dengan prolog dan epilog,
KH. Coliil Bisri mendapat bagian di muka, sedangkan Epilog digarap oleh. M.Lukman Hakiem.
Pujian kepada sang Gubernur mengalir, bahkan almarhum H. Agil H.Ali, senior pers di Jawa tImur dan pimpinan Harian Memorandum kala itu mengatakan, Imam Utomo adalah "aktor besar di panggung kecil". Inilah sebuah indikasi yang menggambarkan kesederhanaan Pak Imam, kendati orang yang berpangkat tinggi namun masih memiliki "hati".
Kawan seperjuangan yang juga mantan petinggi propinsi ini, Basofi Soedirman memberikan rasa salut kepada penggantinya. Ketika Pak Iman menjabat Panglima Kodam, Pak Basofi menjabat Gubernur, ternyata keduanya menjalankan "manajemen saling". Saling nutupi kalau masing-masing punya kelemahan.
[Catatan warung: Buku ini wajib di baca untuk pasangan calon Gubernur Jawa Timur]
Buku Kedua:
Buku ini merupakan peraga kampanye pasangan Pak De Karwa dan Gus Ipul [Karsa], menguak tentang prespektif ke depan jika kelak mempimpin Jawa Timur. Visi, Misi, Action Plan, dan Core Programe, di jelaskan di buku ukuran saku ini. [maaf tidak di kupas tuntas].

2 comments:

Anonymous said...

Jika Jawa Timur tanpa gubernur, akankah perkembangan masyarakat seperti sekarang ini? Pakah justru akan lebih bergeliat dan berkemakmuran?

Anonymous said...

he..he..sekilas saya lihat ada buku dengan gambar pak de karwo, langsung terbesit dalam benak saya bahwa Bapak ikutan kampanye untuk pak de karwo neh...
eh ternyata, ngga' ada ulasannya :)