Lagi, warung ini tidak "memanas-manasi", tidak mengompori, apalagi memanfaatkan situasi. Kini lahir lagi buku yang membentangkan dua bangs serumpun yang serasa tidak akur.
Dalam sampul buku tertera tema yang akan dibentangkan buku ini, yakni "Membandingkan Peta Kekuatan Indoensia & Malaysia".
Disampul bagian belakang buku tertulis sinopsis seperti berikut:
.....Permasalahan Indonesia dengan Malaysia hanya terjadi dalam kasus pulau Sipadan dan Ligitan oleh Malaysia, banyaknya Tenaga Kerja Indonesia [TKI] yang bekerja di negeri Jiran juga membawa permaswalahan baru terkait dengan penyiksaan TKI di Malaysia. Pelecehan terhadap Warga Negara Indonesia di Malaysia tidak hanya dirasakan oleh TKI, tetapi juga dirasakan wasit karate asal Indonesia. Donal Peter Luther Kolopita, yang dipukul oleh empat oknum polisi Malaysia. Tanpa alasan yang jelas, seorang isteri atase pendidikan Indonesia di Malaysia pun terkena sweeping oleh Ikatan Relawan Malaysia [RELA] di Kuala Lumpur meski sudah menunjukkan kartu diplomat.
Belum sembuh syok bangsa Indonesia karena kehilangan dua pulau dan beragam permasalahan di atas. Malaysia telah membuat pemasalahan baru dalam bidsang seni dan budaya dengan mengklaim sebagai seni budaya Indonesia milik mereka. Lagu Rasa Sayange, angklung, reog Ponorogo, dan masakan rendang sudah dipatenkan Malaysia. Malaysia juga membuat persoalan dengan mengklaim Blok Ambalat sebagai wilayah mereka sejak 2005-2009. Malaysia mengerahkan armada angkatan laut dan udaranya di wilayah Ambalat. Kasus ini tentu memancing amarah dan geram rakyat Inbdoensia yang belum lama kehilangan Sipadan dan Ligitan.Pekik "Ganyang Malaysia" pun kembali merebak, seolah-olah mengantarkan kedua negeri serumpun itu pada titik ketegangan tertinggi pasca konfrontasi.
Bab-bab yang dibentangkan buku ini:
MALAYSIA SELAYANG PANDANG
Sejarah
Politik dan Pemerintahan
Wilayah Admnistratif
Geografi
Demografi
Hubungan dengan Indonesia
MEMBANDINGKAN MALAYSIA DAN INDONESIA
Pendidikan
Ekonomi
Pariwisata
Militer
PASANG SURUT HUBUNGAN INDONESIA-MALAYSIA
KASUS-KASUS KONFLIK
Era Konfrontasi
Kasus Simpadan dan Ligitan
Tenaga Kerja Indonesia [TKI]
Askar Wathoniah
Prouduk Budaya
Blok Ambalat
INSIDE MALAYSIA: BENATRKAH MEREKA LUAR BIASA?
BAGAIMANAKAH INDONESIA MENYIKAPI MALAYSIA
Data buku
JUDUL: Indonesia VS Malaysia [Membandingkan Peta Kekuatan Indonesia dan Malaysia]
PENULIS: Taufik Adi Susilo
PENERBIT:Garasi, Jl, anggrek 126 Sambilegi, Manguwoharjo, Depok Sleman Yogyakarta 5582 Telp: [0274] 488132. E-mail: aruzzwacana@yahyoo.com
ISBN: 978-979[25-4590-6
TEBAL: 172 halaman, 14 x 21 cm
CETAKAN I- Juni 2009
KACA DIRI:
....ini adalah kisah lama, yang tak perlu dibentang secara berulang, namun merupakan simpanan memori pergerakan bangsa. Dan sekarang zaman sudah beda, bersahabat itu lebih bermanfaat. Sungguh tidak perlu kita berseberangan tapi berjalan seiring sejalan. Pro Eksestensi adalah solusi terindah kedua bangsa, tanpa harus mengedepankan "Superior" dan merendahkan "inferior". Banyak yang harus dikembangkan oleh kedua negeri, saling menghormat, saling belajar, dan selalu ingat bahwa sebuah negara, sebuah bangsa selalu mengantongi "PLUS" dan "MINUS". Betapa senang ketika kita sebagai bangsa serumpun untuk kembangkan diri masing-masing, tanpa harus menakar kejelekan orang lain. Dan kita harus bisa menjadi panutan sebagai bangsa yang bertetangga dan berhati mulia, memafaafkan atau meminta maaf. Ini sebenarnya sebuah titik tolak. Ayo kita berjabatan tangan dan mohon kepada Tuhan agar kedua bangsa yang serumpun ini berkarib indah saling mendoakan kemajuan. Hiduplah Bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika, dan Jayalah saudaraku Malaysia menuju " Satu Malaysia"
KACA DIRI:
....ini adalah kisah lama, yang tak perlu dibentang secara berulang, namun merupakan simpanan memori pergerakan bangsa. Dan sekarang zaman sudah beda, bersahabat itu lebih bermanfaat. Sungguh tidak perlu kita berseberangan tapi berjalan seiring sejalan. Pro Eksestensi adalah solusi terindah kedua bangsa, tanpa harus mengedepankan "Superior" dan merendahkan "inferior". Banyak yang harus dikembangkan oleh kedua negeri, saling menghormat, saling belajar, dan selalu ingat bahwa sebuah negara, sebuah bangsa selalu mengantongi "PLUS" dan "MINUS". Betapa senang ketika kita sebagai bangsa serumpun untuk kembangkan diri masing-masing, tanpa harus menakar kejelekan orang lain. Dan kita harus bisa menjadi panutan sebagai bangsa yang bertetangga dan berhati mulia, memafaafkan atau meminta maaf. Ini sebenarnya sebuah titik tolak. Ayo kita berjabatan tangan dan mohon kepada Tuhan agar kedua bangsa yang serumpun ini berkarib indah saling mendoakan kemajuan. Hiduplah Bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika, dan Jayalah saudaraku Malaysia menuju " Satu Malaysia"
No comments:
Post a Comment