SILA CARI DI SINI!

Google

Saturday, March 21, 2009

PARA KOMANDO-SINTONG PANJAITAN

PERJALANAN SEORANG PRAJURIT
Kehadiran buku ini menempati momentum yang tepat, kehadirannya juga ikut menghangatkan atmosfir politik yang masih suam-suam kuku. Barangkali bukan hanya membuat hangat tapi juga menjadi panas, jenggot pun bisa juga terbakar. Ada yang mengernyitkan dahi, ada juga merasa memperoleh amunisi, ada juga yang rugi, ada juga yang merasa didholimi. Jelasnya buku ini laris manis, toko-toko buku di wilayah Kota Buaya ini sampai "kekeringan", bahkan hingga berkali-kali melakukan order ulang untuk merespon permintaan. Warung buku juga sempat kelimpungan mencari buku pak Sintong ini. Hampir semua media massa membicarakan buku ini, mingguan tempo meresensi, bahkan hampir situs internet yang bersegmen politik ikut tergeliti. Pada bulan Maret 2009, sudah cetak dua kali,.....hitung-hitung rejekinya penerbit Kompas.
Buku ini tergolong langka untuk soal perjalanan karir prajurit, bahkan buku ini bisa menggairahkan kalangan prajurit untuk memberikan iur pengalaman kepada sesama prajurit, setidaknya bisa memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri prajurit.
Penulisan sosok Sintong Panjaitan yang mengundang polemik, karena sempat "nyerempet" seorang-orang yang bernama Prabowo Subianto. Tepatnya pada halaman318 hingga 322, subtansinya sebuah ketidakpuasan Prabowo ketika pemindahan dari Kopanssandha ke Kostrad. Dalam buku tergambar seolah ada kekecewaan Prabowo, yang sekaligus merupakan kekesalan Sintong.
Selengkapnya tertulis:
.....Sintong menerima Prabowo di ruang kerjanya. Prabowo menayakan mengapa ia dipindahkan dari Kopassandha ke Kostrad. Dalam sejarah korp Baret Merah, belum pernah terjadi seorang anggota menanyakan kepada atasan mengapa ia dipindahkan. Menurut Sintong, dikalangan Korp Baret Merah, komandan sangat disegani oleh anak buahnya. Tidak seorangpun yang berani menanyakan mengapa ia dipindahkan. "kalau anak buah Prabowo berani menanyakan hal serupa kepadanya, ia pasti langsung dipecat saat itu juga oleh Prabowo," kata Sintong.[hal 320]
L.B.Moerdani Pernah Membuang Baret Merah.
Buku ini juga membentangkan cerita bahwa LB Mordani pernah membuang Baret Merah, ini dilakukan ketika Korp Baret Merah akan di sematkan sebagai penghargaan kepada Yang Dipertuan Agung Sultan Iskandar. Ternyata ketika Sintong menyodorkan kepada LB Moerdani agar dalam acara seremonial itu juga memakai baret merah, ternyata diluar dugaan baret merah itu dilemparkan hingga jatuh ke lantai. Sintong sangat terkejut dan tersinggung, akhirnya melakukan klarifikasi kepada LB.Moerdani. Atas peristiwa itu akhirnya Sintong menjadi paham, jika LB Moerdani memendam rasa, seakan muak dengan baret merah gara-gara korp ini pernah memberlakukan keputusan yang kurang disenangi LB Moerdani. Keputusan yang dimaksud adalah keputusan bahwa anggota RPKAD yang invalid dikeluarkan dari kesatuan. Toh akhirnya ketika penyematan baret merah untuk Sultan Iskandar dilaksanakan LB. Moerdani setia menggunakan Baret Merah.
Lima atau enam orang perwira tinggi ABRI yang akan diamankan oleh Prabowo [Hal: 450-451]. Tulisan ini barangkali yang bisa membuat orang menjadi tersudut.
....Maret 1983 menjelang Sidang Umum MPR, Komandan Den 81?anti Teror Mayor Luhut Panjaitan datang ke kantor seperti biasa. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh laporan anak buah yang menyebutkan, Den 81/Anti Teror sedang siaga. Luhut bertanya mengapa bersiaga? Ia mendapat jawaban, status siaga atas perintah wakilnya, Kapten Prabowo Subianto. Luhut bertanya kepda Kasi 2/Operasi dan para Komandan Tim Den tentang apa yang sesungguhnya terjadi.Kasi 2/Operasi menjawab, atas perintah Wakil Komandan Kapten Prabowo, mereka sudah membuat rencana untuk mengambil Letjen L.B.Moerdani dan beberapa perwira tinggi lainnya. Menurut Kasi2/OPS, di antara nama-nama perwira tinggi ABRI yang akan diambil atas perintah Prabowo ialah Letjen TNI L.B.Moerdani, Letjen TNI Soedharmono, MArsdya TNI Ginajar Kartasasmita, Letjen TNI Moerdiono......
Data buku
JUDUL: Sintong Pajanitan Para Komando
PENULIS: Hendro Subroto
PENERBIT: PT Kompas Media Nusantara Jl. Palmerah Selatan 26-28 Jakarta 10270
ISBN: 978-979-709-408-9
TEBAL: xxx+522 halaman: 14 cm x 21 Cm
CETAKAN: II Maret 2009
Hal yang dibahas menurut daftar isi:
  1. Badai besar di Mei 1998
  2. Yang Benar dan Menang
  3. Operasi Kilat Mengawali Pengalaman Tempur
  4. Penumpasan G30S/PKI di Jakarta hingga Jawa Tengah
  5. Operasi Tempur di Irian Barat
  6. Operasi Teritorial Penentuan Pendapat Rakyat di Irian Barat
  7. Operasi Kemanusiaan Lembah X di Irian Barat
  8. Satgas 42 Kopassandha Penumpasan Gerombolan Komunis Kalbar
  9. Operasi Antiteror Hanya 3 Menit untu Melumpuhkan Pembajak "Woyla"
  10. Membangun Kualitas Kopassus dan Infanteri
  11. Panglima Kodam Udayana an dibalik Insiden 12 November 1991 di Dilli..
  12. Dari Staf Ahli Menristek hingga Penasihat Presiden Bidang Hankam
  13. Peristiwa Maret 1983 di Mako Kopassandha dan Penculikan Aktivis Mei 1998.

No comments: