Golput ternyata masuk wacana politik yang serius, bahkan kali ini republik yang tercinta mencatat rekor, bahwa golput mampu membuat ranah politik yang sekuler, menjadi ranah transenden yang sakral. Bukti telah kita dapatkan, Fatwa Haram made in MUI telah dilansir. Orang akhirnya berkata bahwa Golput kali ini menang, karena dapat membuat orang menjadi berang, bahkan politikus ikut hangus pada kebakaran jengot. Buku ini mengungkap, bahwa nyali seorang orang yang dianggap "digdaya" terkulai. Buku ini menyebut nama Ketua MPR Hidayat Nurwahid mengomandangkan fatwa haram golput sebagai bentuk perlawanan terhadap wacana golput yang digulirkan oleh Gus Dur. Gayung wacana terus menggema saut dan bersambut, akhirnya sejumlah pimpinan partai ikut bersuara. Bahkan, MUI tidak mau ketinggalan dengan memberikan sinyalemen dukungan terhadap fatwa haram Golput yang dilontarkan oleh Hidaya Nurwahid. Demikianlah, wacana Golput dan langsung membuahkan fenomena kontroversial diladang politik nasional.
Masih menurut buku ini, Golput, jika ditengok dari akar sejarah sebenarnya merupakan gerakan moral [moral force] untuk melawan rezim dikataktor Orde Baru yang menciderai demokrasi. Golput [non-voting behaviour] di Indonesia mencul pertama kali dikomadani oleh Arif Budiman ketika tahun 1971, atau sebulan sebelum Pemilu. Arif Budiman, para aktivis pemuda dan mahasiswa dengan lantang melawan kediktaktoran Orde Baru yang memaksakan kehendak kepada rakyat untuk memilih Golkar, selaku kendaraan politik Soeharto dan kroni-kroninya.
Setelah kran demokrasi terbuka di era reformasi, golput pun menjadi fenomena yang muncul kembali. Dalam logika demokrasi, memilih atau tidak memilih adalah hak. Dalam perspektif ilmun hukum, hak [right] adalah peranan seseorang yang mempunyai sifat fakultatif. Memilih adalah hak politik warga negara yang by its nature, mengandung arti legal or moral entillement [authority to act], yang mengandung kebebasan pemilik hak itu untuk menggunakan atau tidak menggunakannya. Bukan kewajiban [duty] yang mengandung makna moral or legal obligation. Kemudian obat manjur apa yang akan dibiuskan oleh pemerintah dalam menghadang Golput?, buku ini membentangkan sebagai berikut. Pintu agama, melalui fatwa MUI ayang mengharamkan golput, justru terkesan lucu. Bagimana tidak, urusan politik yang sekuler mau dicampur dengan urusan-urusan agama yang trassenden dan sakral. Bukan saatnya lagi pemerintah ini bertindak semakin bodoh, juga para politisi yang berambisi untuk dipilih, dipuja-puja, menggunkan dalil-dalil agama untuk mencari legitimasi kepentingannya.
Data buku
JUDUL: Mwngapa Kami Memilih Golput
PENULIS; KH. Abdurrahman Wahid + Halim HD
PENERBIT: Sagon. E-mail: penerbit_sagon@yahoo.co.id.
ISBN: 978-979-15839-2-3
TEBAL: xx + 84; 14 x 21 cm
CETAKAN: I Januari 2009
Hal-hal yang dibentangkan buku ini:
- Pengantar: "Golput dan Gairah Mencari Format Politik"[Halim KD]
- Revolusi Putih [Agus Irawan]
- Bukan Pemilu, Tapi Boikot Pemilu [Ragil Nugroho]
- Curhat Seorang Golput [Moh.Sidik Nugraha]
- Golput dan Problematina Demokrasi[Miftahul A'la]
- Golput sebuah pilihan kritis-tranformatif [Subkhi Ridho]
- Golput Sebuah Pilihan Rasional [Zulfatun Ni'mah, M.Hum]
- Poltikus Tak Mapir Di Bar Dangdut [Bionhad Nurrohmat]
- Saatnya Golput Menjadi Pemenang [M.G.Ghanoe]
- Golput, Tranformasi Politik Dan Demokrasi Radikal [Muhammad Ali Fakih AR]
- Golput,Solusi Ditengah Pasimesme [Fathul Anas]
- Golput Takperlu Takut[Ahmad Hasan MS]
- Mengapa Kita Harus Golput[Muhibin AM]
- Golput Dan Ancaman Deligitimasi Publik[Muhammad Muhibiddin]
- Golput Dan Demokrasi Salah Urus[Fathor Rahman]
- Membaca Fenomena Golput [M.Sanusi]
- Mengukur Tingkat Raionalitas Golput [Muhammad Yulian]
- Golput;"Golongan Putus Cinta"[Gugun El-Guyanie]
- Mengapa Golput [Taufik Damas]
- Golput Bayang-bayang Sang Pahlawan [Iman Budhi Santosa]
- Menjadi Golput, Untuk Indonesia Lebih Baik [Asrizal Luthfi]
- Kenapa Kami Memilih Golput? [Deasy Esara]
- Golput Bukan Sekadar Kontrol bagi Demokrasi Prosedural [Mukhotib MD]
- Aku Memilih Golput! [Yustisia Rahman]
- Mengapa Kami Memilih Golput?[Acep Zamzam Noor]
- "Puisi" Berusaha Melawan Lupa[Acep Zamzan Noor]
1 comment:
emang golput bikin pusing para elit politik, tapi perlu disadari bahwa masyarakat sekarang udah tidak percaya lagi ama politi kita dari d0sh3ndr0@yahoo.co.id
Post a Comment