MENU : BELUT ABANG.
Ketika Reog Ponorogo dibuat icon pariwisata negeri jiran, orang banyak heran dan penasaran. Demonstrasi besar-besaran dilakukan, semata-mata agar warisan leluhur ini, tidak hilang dan berpindah tangan.
Peristiwa lain juga terjadi pada lagu “rasa-sayange” dan “jail-jali”, menjadi sebuah lagu pengiring iklan pariwisata negeri jiran, banyak orang mengeluhkan, tak kurang koran dari berbagai penerbitan, bahkan radio yang ada di kota buaya ini, [Suara Surabaya – “SS”], membicarakan. Banyak tanggapan, mulai keluhan hingga rasa geram, namun seakan tak memiliki makna yang hakiki dalam upaya proteksi.
Warung ini mencoba menawar sebuah solusi untuk memproteksi karya legendaris agar abadi. Tawaran berupa mengumpulkan buku-buku kuno, yang pernah terbit di negeri kita, bahkan yang mendunia, dari berbagai manca negara. Melalui buku-buku kuno alias“lama”, dapat difungsikan sebagai daya dukung dokumentasi, sehingga secara formal merupakan bukti autentik yang hakiki. Atau setidak-tidaknya dapat digunakan sebagai awalan dalam menyelesaian HAKI [Hak Kekayaan Intelektual]. Andai saja para penggemar warung ini, memiliki buku-buku atau bentuk penerbitan lainnya, maka sungguh merupakan modal dasar dalam memproteksi karya-karya tersebut.
Warung kami telah melakukan upaya ini, saat ini telah melakukan perburuan terhadap buku-buku lama, yang memuat adikarya bangsa. Tak memperdulikan bentuk karyanya, dan asal-usulnya, jika saja kita takut kehilangan maka upaya apapun harus ditempuh.
Untukl kali ini warung kami akan menyediakan menu, sebuah buku yang dapat dianggap sebagai dokumentasi penyelamat karya-karya “ki-dalang kenamaan”, KI NARTOSABDO. Banyak, mungkin telah mencapai ratusan karyanya, yang dibiarkan terlantar, bahkan tak terdokumensasikan. Sayang kalau nanti bernasib sama dengan lagu “Rasa sayange” atau “Reog Ponorogo".
Dua buku yang meruypakan menu sajian hari ini:
(1). Kumpulan lagu-lagu dolanan popular “NGESTHI LARAS”, Pengripto[pencipta] Ki Narto Sabdo, dibantu oleh Koesni, dari Ngesthi Pandowo.
(2). Gending2 Djawi saha Dolanan gagrak enggal, anggitan, lan gubahanipun Ki Nartosabdo
Wujudnya kedua buku tersebut, bukan hanya berisikan judul lagu, namun, berisi lirik dan lagu atau “not”, sehingga fungsi utama buku ini semacam “Partitur”, pedoman untuk menabuh[membunyikan instrument/gamelan].
Buku pertama :
Memuat dua puluh lima lagu, buku ini diawali dengan kata pengantar [purwaka] oleh Koesni, yang isinya latar belakang diterbitkannya buku ini. Alasan yang ditampilkan, adalah banyaknya permintaan penggemar, disamping lagu-lagu, juga disisipkan beberapa gending, Ketawang, Ladrangan, dan Kebo-Giro.
Lagu-lagu yang dimaksud:
1 Surak-surak
1 Swara Suling
1 Cep menengo
1 Angkara Murka
1 Ayo Ngguyu
1 Glopa-glape
1 Penjajah Sirna
1 KembangPudak
1 Kembang Cempoko
1 Kumbang
1 Ayo-ayo
1 Himalaya
1 Jago Kluruk
1 Bayangan
1 Lintang Panjer Rahina
1Lumbung Desa
1 Lesung Jumengglung
1 Blandong
1 Ayo Bangun
1 Ladrang Sang Dwi Warna
1 Ketawang Ibu Pertiwi
1 Gerongan Ibu Pertiwi
1 Kebo Giro Pacak Baris
1 Kebo Giro Samapta
1 Kebo Giro Lumaris
Buku Kedua;
Buku ini dikeluarkan/diterbitkan oleh Paguyuban Wayang Orang “NGESTI PANDOWO” Semarang dalam rangka memberikan tanda peringatan empat windu berdirinya Paguyuban. Berbeda dengan buku pertama yang isinya seperti “stencialan”, untuk buku kedua ini, dicetak. Tahun cetak 1969.
Seperti buku pertama, didahului oleh purwaka, dan di dalamnya tertulis, pengripta: Ki Nartosabdo, pengimpun: Kasidho.
Adaun lagu-lagu yang termuat sebagai berikut:
1 Swara suling (Pelog patet Nem)
1 Ketawan Ibu Pertiwi (Pelog patet Lima)
1 Ayo Praon (Pelog Patet Lima)
1 Ladrang Clutang Binangun (Slendro patet Sanga)
1 Lumbung Desa(Slendro Patet Sanga)
1 Lesung Jumengglung (Slendro patet Sanga)
1 Ketawang Gambuh Kayuyung (Pelog patet Lima)
1 Glopa-Glape (Pelog Patet Nem)
1 Ngudo Layangan (Pelog Patet Lima)
1 Ketawang Mijil Pangilih (Pelog patet Lima)
1 Ketawang Subakastawa (Pelog Patet Nem)
1 Ladrang Desaku (Pelog patet Lima)
1 Ketawang Dumadi (Slendro Patet Sanga)
1 Ladrang Singa-singa (Pelog patet Barang)
1 Sapa Ngiro (Pelog Patet Barang)
1 Ketawang Meh Rahino (Slendro Patet Sanga)
1 Mbok Yo Mesem (Pelog Patet Nem)
1 Ketawang Kasatrian (Slendro Patet Sanga)
1 Ladrang Santi Mulya(Slendro Patet Sanga)
1 Caping (Pelog patet Lima)
1 Saputanganmu (Pelog Patet Barang)
1 Mari Kangen (Slendro Patet Sanga)
1 Gudeg Yogya (Pelog patet Nem)
1 Cep Menenga (Pelog Patet Nem)
1 Suka Asih ( Pelog Patet Nem)
1 Ketawang Pengatsih (Pelog Patet Lima)
Catatan:
Upaya memproteksi Adikarya Bangsa akan terus dikembangkan oleh warung kami, sebagai menu “BELUT ABANG”. Warung ini telah memperoleh bahan Istmewa : Sejarah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, setelah bahan-bahan lengkap akan disajikan dalam menu “BELUT ABANG”.
Peristiwa lain juga terjadi pada lagu “rasa-sayange” dan “jail-jali”, menjadi sebuah lagu pengiring iklan pariwisata negeri jiran, banyak orang mengeluhkan, tak kurang koran dari berbagai penerbitan, bahkan radio yang ada di kota buaya ini, [Suara Surabaya – “SS”], membicarakan. Banyak tanggapan, mulai keluhan hingga rasa geram, namun seakan tak memiliki makna yang hakiki dalam upaya proteksi.
Warung ini mencoba menawar sebuah solusi untuk memproteksi karya legendaris agar abadi. Tawaran berupa mengumpulkan buku-buku kuno, yang pernah terbit di negeri kita, bahkan yang mendunia, dari berbagai manca negara. Melalui buku-buku kuno alias“lama”, dapat difungsikan sebagai daya dukung dokumentasi, sehingga secara formal merupakan bukti autentik yang hakiki. Atau setidak-tidaknya dapat digunakan sebagai awalan dalam menyelesaian HAKI [Hak Kekayaan Intelektual]. Andai saja para penggemar warung ini, memiliki buku-buku atau bentuk penerbitan lainnya, maka sungguh merupakan modal dasar dalam memproteksi karya-karya tersebut.
Warung kami telah melakukan upaya ini, saat ini telah melakukan perburuan terhadap buku-buku lama, yang memuat adikarya bangsa. Tak memperdulikan bentuk karyanya, dan asal-usulnya, jika saja kita takut kehilangan maka upaya apapun harus ditempuh.
Untukl kali ini warung kami akan menyediakan menu, sebuah buku yang dapat dianggap sebagai dokumentasi penyelamat karya-karya “ki-dalang kenamaan”, KI NARTOSABDO. Banyak, mungkin telah mencapai ratusan karyanya, yang dibiarkan terlantar, bahkan tak terdokumensasikan. Sayang kalau nanti bernasib sama dengan lagu “Rasa sayange” atau “Reog Ponorogo".
Dua buku yang meruypakan menu sajian hari ini:
(1). Kumpulan lagu-lagu dolanan popular “NGESTHI LARAS”, Pengripto[pencipta] Ki Narto Sabdo, dibantu oleh Koesni, dari Ngesthi Pandowo.
(2). Gending2 Djawi saha Dolanan gagrak enggal, anggitan, lan gubahanipun Ki Nartosabdo
Wujudnya kedua buku tersebut, bukan hanya berisikan judul lagu, namun, berisi lirik dan lagu atau “not”, sehingga fungsi utama buku ini semacam “Partitur”, pedoman untuk menabuh[membunyikan instrument/gamelan].
Buku pertama :
Memuat dua puluh lima lagu, buku ini diawali dengan kata pengantar [purwaka] oleh Koesni, yang isinya latar belakang diterbitkannya buku ini. Alasan yang ditampilkan, adalah banyaknya permintaan penggemar, disamping lagu-lagu, juga disisipkan beberapa gending, Ketawang, Ladrangan, dan Kebo-Giro.
Lagu-lagu yang dimaksud:
1 Surak-surak
1 Swara Suling
1 Cep menengo
1 Angkara Murka
1 Ayo Ngguyu
1 Glopa-glape
1 Penjajah Sirna
1 KembangPudak
1 Kembang Cempoko
1 Kumbang
1 Ayo-ayo
1 Himalaya
1 Jago Kluruk
1 Bayangan
1 Lintang Panjer Rahina
1Lumbung Desa
1 Lesung Jumengglung
1 Blandong
1 Ayo Bangun
1 Ladrang Sang Dwi Warna
1 Ketawang Ibu Pertiwi
1 Gerongan Ibu Pertiwi
1 Kebo Giro Pacak Baris
1 Kebo Giro Samapta
1 Kebo Giro Lumaris
Buku Kedua;
Buku ini dikeluarkan/diterbitkan oleh Paguyuban Wayang Orang “NGESTI PANDOWO” Semarang dalam rangka memberikan tanda peringatan empat windu berdirinya Paguyuban. Berbeda dengan buku pertama yang isinya seperti “stencialan”, untuk buku kedua ini, dicetak. Tahun cetak 1969.
Seperti buku pertama, didahului oleh purwaka, dan di dalamnya tertulis, pengripta: Ki Nartosabdo, pengimpun: Kasidho.
Adaun lagu-lagu yang termuat sebagai berikut:
1 Swara suling (Pelog patet Nem)
1 Ketawan Ibu Pertiwi (Pelog patet Lima)
1 Ayo Praon (Pelog Patet Lima)
1 Ladrang Clutang Binangun (Slendro patet Sanga)
1 Lumbung Desa(Slendro Patet Sanga)
1 Lesung Jumengglung (Slendro patet Sanga)
1 Ketawang Gambuh Kayuyung (Pelog patet Lima)
1 Glopa-Glape (Pelog Patet Nem)
1 Ngudo Layangan (Pelog Patet Lima)
1 Ketawang Mijil Pangilih (Pelog patet Lima)
1 Ketawang Subakastawa (Pelog Patet Nem)
1 Ladrang Desaku (Pelog patet Lima)
1 Ketawang Dumadi (Slendro Patet Sanga)
1 Ladrang Singa-singa (Pelog patet Barang)
1 Sapa Ngiro (Pelog Patet Barang)
1 Ketawang Meh Rahino (Slendro Patet Sanga)
1 Mbok Yo Mesem (Pelog Patet Nem)
1 Ketawang Kasatrian (Slendro Patet Sanga)
1 Ladrang Santi Mulya(Slendro Patet Sanga)
1 Caping (Pelog patet Lima)
1 Saputanganmu (Pelog Patet Barang)
1 Mari Kangen (Slendro Patet Sanga)
1 Gudeg Yogya (Pelog patet Nem)
1 Cep Menenga (Pelog Patet Nem)
1 Suka Asih ( Pelog Patet Nem)
1 Ketawang Pengatsih (Pelog Patet Lima)
Catatan:
Upaya memproteksi Adikarya Bangsa akan terus dikembangkan oleh warung kami, sebagai menu “BELUT ABANG”. Warung ini telah memperoleh bahan Istmewa : Sejarah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, setelah bahan-bahan lengkap akan disajikan dalam menu “BELUT ABANG”.
2 comments:
saya ingin mencari buku2 ki nartosabdo, kira2 dimana ya? bisa bantu?
BUKU SEMACAM INI BANYAK DI JUAL, DI KOMUNITAS BUKU LAMA. "VELODROM-JALAN SAWOJAJAR MALANG. SILAKAN TEMUI MAS TOMMY ATAU ABU ATAU ARIF
Post a Comment