SILA CARI DI SINI!

Google

Wednesday, August 6, 2008

GUS DUR, TANGGAL LAHIRNYA DOBEL—LEWAT OTOBIOGRAFI KARYA GREG BARTON

Sudah menjadi tradisi Warung ini, selalu memberikan selamat kepada siapa saja yang sedang berbahagia. Ternyata pada tanggal 4 Agustus, adalah hari bahagia seorang-orang maestro di Tanah air ini. Gus Dur sebuah nama beken dari Abdurrahman Wahid, mantan “Juru Mudi” organisasi kemasyarakatan yang bergengsi dan bernyali.
Tanggal lahirnya secara tidak sengaja dikais dari sebuah buku berjudul : “Gus Dur Menjawab Kegelisahan Rakyat,” Sampul bagian belakang buku ini menyertakan tanggal lahir sang maestro, bahwa pada tanggal 04 Agustus 1940 di desa Denanyar Jombang Jawa Timur sang jabang bayi yang kemudian di beri nama Abdurrahman Wahid lahir.
Secara kebetulan tanggal ini menjadi favoritnya para pejabat, tak kurang seorang-orang kandidat Presiden Amerika Serikat, Obama juga lahir pada tanggal 4 Agustus.
Menulis selamat Ulang Tahun kepada Gus Dur itu, ternyata menjadi keraguan, sersa maju dan mundur, apalagi setelah di konfirmasi dengan Biografi Gus Dur yang di kreasi oleh Greg Barton. Ternyata ada “kenylenehan”. Dari kenylenehan inilah, membuat warung ini sangat bernafsu untuk mengungkapnya.
Data Buku:
JUDUL : Biografi Gus Dur The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid
PENULIS: Greg Barton
PENERBIT: LKIS Yogyakarta. Jl. Parang Tritis Km, 4,4 Yogyakarta. Telp. [ 0274] 387194, 7472110. E-mail: lkis@lkis.co.id Web : http://www.lkis.co.id/
ISBN: 979-3381-25-6
CETAKAN : VIII: April 2008
TEBAL :xxviii + 516 hlm: 15,5 x 23
Sebagai biografi, buku ini termasuk biografi yang rasional, karena Greg Barton sering kali melakukan penilaian kritis terhadap perilaku, pernyataan dan keputusan Gus Dur, terutama pada saat ia menjabat sebagai presiden. Kata-kata, seperti kurang strategis, tanpa pertimbangan matang, itu seharusnya bukan pekerjaannya, agak ngawur, tergesa-gesa, kurang berani, terlalu lamban, kurang tegas, dan diliputi oleh kemarahan, banyak terlontar dan tertulis apa adanya di buku ini. Terhadap penuturan sejarah hidup dan ligkungan Gus Dur, Greg Barton juga menilainya dengan sangat kritis, yakni dengan cara melakukan Cross Check data dan menunjukkan keraguan penuturan Gus Dur jika memang kurang didukung oleh data atau justru ditemukan sebaliknya.
PROFIL GUS DUR DIUNGKAP LUGAS OLEH BARTON:
Ia gemuk, atau agak gendut. Perutnya sedikit buncit seperti perut Budha hampir-hampir menonjol keluar membuat kemeja batik murahnya tidak bisa terkancingkan di bagian itu. Pada akhir tahun 1980-an ia mengenakan kacamata berwarna hitam yang agak tidak pas, dengan pinggir tebal. Mata kirinya hampir tetutup sempurna dan bahwa penglihatan mata kananya juga tidak terlalu baik. Jelas Gus Dur bukanlah seorang fotogenik. Giginya tidak rata dan agak kuning. Rambutnya hitam berombak dan tidak tersisir rapi. Tahun-tahun berikutnya saya memotretnya berpuluh atau bahkan mungkin beratus kali, namun hampir tak ada potretnya yang bisa menggambrakannya dengan pas. [Hlm: 5]
TANGGAL LAHIRNYA DOBEL[ Tanggal 04 Agustus, dan Tanggal 07 September]
Walaupun Gus Dur selalu merayakan hari ulang tahunnya pada tanggal 4 Agustus, tampaknya teman-teman dan keluarganya yang menghadiri pesta perayaan hari ulang tahunnya di Istana Bogor pada hari Juamt 4 Agustus 2000 tak sadar bahwa sebenarnya hari lahir Gus Dur bukanlah tanggal itu. Sebagaimana juga dengan banyak aspek dalam hidupnya dan juga pribadinya, ada banyak hal yang tidak seperti apa yang terlihat. Gus Dur memang dilahirkan pada hari keempat bulan kedelapan. Akan tetapi perlu diketahui bahwa tanggal itu adalah menurut kalender Islam, yakni bahwa Gus Dur dilahirkan pada bulan kedelapan dalam penganggalan Islam. Sebenarnya, tanggal 4 Sya’ban 1940 adalah tanggal 7 September. [hlm:19]
DUNIA BACA GUS DUR
Ketika remaja, ia mulai serius memasuki dua macam dunia bacaan: pikiran social Eropa dan novel-novel besar Inggris, Prancis, dan Rusia.
Sebagai seorang remaja, ia mulai mencoba memahsmi tulisan-tulisan Plato dan Aristoteles, dua orang pemikir penting bagi sarjana-sarjana mengenai Islam zaman pertengahan. Pada saat yang sama ia bergulat memahami Das Kapital karya Marx dan What is To be Done karya Lenin, kedua buku yang mudah diperoleh di negeri ini ketika Partai Komunis Indonesia membuat kemajuan besar. Ia juga banyak tertarik pad aide Lenin tentang keterlibatan social secara radikal, seperti dan Infantile Communism dan dalam Litle Red Book-Mao.
PERKAWINAN GUS DUR TIDAK UMUM:
Pada pertengahan tahun 1968, Nuriyah, yang saat itu telah secara resmi bertunangan dengan Gus Dur selama hampir dua tahun, menamatkan studinya di Pesantern Tambakberas Jombang dan akan meneruskan studinya di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Orang tua Nuriyah memutuskan, sebelum Nuriyah meneruskan studi dan mondok di Yogyakarta, yang terbaik bagi dirinya dan Gus Dur adalah saling mengikatkan diri dalam sebuah pernikahan formal. Akan tetapi ada sekit persoalan. Gus Dur berada jauh di Irak, lebih dari 12.000 km. dari Indonesia. Saat itu, Gus Dur sudah setengah jalan dalam studinya dan tidak mempunyai waktu maupun uang untuk melangsungkan pernikahan di Tanah Air. Masalah ini akhirnya dapat dipecahkan dan pernikahan Gus Dur dengan Nuriyah akan dilangsungkan bu;lan September tahun itu juga. Akan tetapi, pemecahan masalah ini malah menimbulkan spekulasi yang tidak-tidak bagi mereka yang tidak tahu apa rencana sebenarnya. Oleh karena Gus Dur tidak dapat hadir dalam pernikahan itu, ia di wakili oleh kakeknya, Kiai Bisri Syansuri. Para tamu menjadi heboh ketika melihat seorang kiai berusia 81 tahun bersanding dengan seorang pengantin muda usia. Walaupun secara teknis Gus Dur dan Nuriyah telah menikah, mereka menganggap pernikahan itu tak lebih daripada sekedar pertunangan. Mereka sepakat bahwa mereka akan hidup bersama hanya setelah keduanya menyelesaikan studi masing-masing. [Hlm: 110]

No comments: