SILA CARI DI SINI!

Google

Monday, August 11, 2008

MEMBANGUN MORAL & ETIKA BANGSA.

Berangkat dari realitas social politik dan dari berbagai dimensinya, buku ini akhirnya terlahir. Realitas itu terpapar sebagai akibat dari sebuah dinamika perubahan, dari orde ke orde yang lain, orang menyebutnya dengan “reformasi”. Realitas itu setelah dirasakan, resonansinya cenderung ke wilayah yang agak kurang menyenangkan bagi negeri ini.
Sepereti masih beralangsungnya pertikaian dan benturan antar komponen masyarakat yang berbeda salam suku, agama, dan ras. Inilah yang mengantar bentuk harapan-harapan agar bangsa ini lebih meningkatan wawasan cerdasnya, utamanya perekatan bangsa dalam bentuk integrasi yang utuh menyeluruh.
Buku ini dengan tegas mengatakan, bahwa bangsa ini membutuhkan pembentukan karakter dan watak bangsa, yang bergerak pada wilayah:
Pertama, karakter bansa yang bermoral [religius]. Bangsa ini harus sarat dengan nilai-nilai moral dan etika keagamaan sebagai sebuah pandangan praktik.
Kedua, karakter bangsa yang berdab. Beradab dalam arti luas menjadi suatu bangsa yang meiliki karakter berbudaya dan perikemanusian
Ketiga, karakter bangsa yang bersatu. Didalamnya termasuk menegakkan toleransi. Tidak mungkin bangsa ini bersatu tanpa adanya toleransi, harmonis dan bersaudara
Keempat, karakter bangsa yang berdaya. Dalam arti luas, berdaya berarti menjadi bangsa yang berpengetahuan [knowlegeble], terampil [skillful], berdaya saing [competitive] secara mental, pemikiran teknis.
Data buku
JUDUL : Membangun Moral dan Etika Bangsa
PENULIS: Dr. Susilo Bambang Yudhoyono
PENERBIT: GIB
CETAKAN:I—Mei 2003
HALAMAN: 28
Buku ini menyarankan sebuah keseimbangan, oleh karenanya dalam berbangsa dan bernegara juga memperhatikan, pokok-pokok pikiran yang cerdas dan berani menghindari sesuatu yang justru menghambat cita-cita. Oleh karenanya buku ini menolak prinsip-prinsip:
  1. The winner takes all [pemenang berarti akan menguasi segalanya]
  2. The survival of the fittest, [pola kehidupan yang menggunakan hokum rimba]
  3. Un level playing field, [persaingan tanpa unsur kesetaraan]
  4. Free fight liberalism [kebebasan tanpa batas, kebebasan demi kebebasan]
  5. The ends justify the means [menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan sebagai pengaruh dari sikap memutlakan segala sesuatu]
  6. Fight against [hidup mencari musuh]
  7. The might is right [Pandangan yang mengatakan yang menang pasti benar]
  8. Im the sword, I kill the weak [berat, saya adalah pedang, saya bunuh yang lemah]
  9. Xenophobia [membeci sesuatu yang datangnya dari asing]

No comments: