SILA CARI DI SINI!

Google

Saturday, August 16, 2008

PERINGATAN HUT 17 AGUSTUS 1959

MANIFESTO POLITIK BUNGKARNO--PENEMUAN KEMBALI REVOLUSI KITA
Sekedar memutar ulang Pidato Bung Karno, yang diambil dari penerbitan khusus berkaitan dengan Kemerdekaan Republik Indonesia “Hari 17 Agustus 1959”. Penerbitan ini berupa buku yang diterbitkan oleh Harian Umum “Pemuda”. Warung merasa perlu menyanjikan terkait dengan relevasi dan momentum yang saat ini, dianggap tepat. Menunya tidak disampaikan secara penuh, namun hanya bagian-bagian tertentu.
Sesungguhnya Pidato ini merupakan “Manifesto Politik Bung Karno yang diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1959 pukul 08.00, ketika itu usia republic ini genap 14 tahun. Maniofesoto ini berupa garis-garis politik yang maha penting. Karena dianggap penting Hariam Pemuda mencetaknya sebanyak 50.000 exp, dan memuat secara lengkap Manifesto itu.
Sudah menjadi tradisi setiap HUT Kemerdekaan, Bung Karno memberikan Pidato Politik atau Pidato Kenegaraan, dan disetiap pidato memiliki thema-thema tertentu, seperti, tahaun ketentuan [a year decision], tahun tantangan [ a year of challenge]. Pada tahun 1959 Bung Karno memberikan istilah sebagai tahun penemuan kembali [Rediscovery of our Revolution]. Menurut Bung Karno tahun ini merupakan tahun yang istimewa setelah pengalaman pahit hampir sepuluh tahun kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945.
Data buku
JUDUL: Penemuan Kembali Revolusi Kita [The Rediscovery Of Our Revolution]
PENULIS : [Dihimpun Oleh Harian Pemuda]
PENERBIT: Harian Pemuda
CETAKAN: I—1959
TEBAL: 36 Hlm.
JUMLAH SEBARAN: 50.000 exp

Kepiawaian Bung Karno dalam orasi tidak dapat dipandang enteng, solah bawa [gesture] ketika berpidato menambah lengkap penampilannya. Suaranya dapat dikatakan “soundable”, dalam katuranggan burung perkutut suara Bung Karno termasuk “kung”, mengelegar dan ber-api-api. Disamping itu pula Bung Karno sangat jago dalam membuat jargon-jargon, yel-“pekik”, bahkan membuat istilah-istilah.
Padalam tahapan peringatan har kemerdekaan pasti menghadirkan istilah-istilah baru, yang kemudian dijadikan rujukkan oleh siapa saja.
Seperti ketika memberikan tahapan-tahapan kerja kenegeraan
Tahap 1945-1950, diistilahkan sebagai “Physical Revolution”, merupakan tahapan merebut dan mempertahankan apa yang telah direbut, yakni kekuasaan dari tangan imperalis

Rediscovery of our revolution menurut Bung Karno.

Kita sekarang telah “menemukan kembali Revolusi kita”. Apa artinya ini?
Apakah ini berarti semata-mata pergantian Undang-undanga Dasar 1950 dengan Undang-undang dasar 1945? Tidak!
Apakah ini berarti semata-mata supaya kita “naik semangat” atau “naik tekad”? Tidak!
Apakah ini berarti semata-mata bahwa kita mencari perfensi teknis dan efisiensi teknis dalam pekerjaan dan usaha kita? Tidak!
Sekali lagi tidak! Kita tidak sekadar mencari perobahan atau perbaikan lahir, kita tidak sekedar mencari “naiknya semangat”. Perubahan lahir setiap waktu bisa luntur, dan semangatpun setiap waktu bisa lutur!
Kita mencari perubahan yang lebih daripada itu! Kita mencari kesadaran sedalam-dalamnya,--kesadaran yang masuk tulang, masuk sungsum, masuk fikiran, masuk rasa, masuk roch, masuk jiwa,--bahwa kita tadinya telah nyeleweng dari dasar tujuan perjoangan kita. Kita mencari kesadaran sedalam-dalamnya, bahwa sifat hakikat revolusi ini tidak bisa lain, tidak bisa lain, daripada dasar dan tujuan yang kita proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945!

No comments: