SILA CARI DI SINI!

Google

Tuesday, August 19, 2008

JATI DIRI SHODANCHO SUPRIYADI— SOROTAN BUKU PETA:

Jika Eyang kakung Andaryoko itu Supriyadi, berarti beberapa buku yang terbit dimasa sebelum pengakuan Eyang harus di musnahkan, dan dapat dianggap melakukan pembohongan publik.
Kita tidak boleh serta merta memberiakn vonis salah benar, karena alat verifikasinya masing-masing lemah. Oleh karenanya setiap bentuk penulisan yang terkait dengan Shudhanco Supriyadi masih merupakan kebenaran Hipotetik.
Tentunya Romo Dr Baskara T. Wardaya, dsangat paham dan sangat sadar tentang hal ini, sebagai penulis, akan mencari data pendukung, dengan dimensi akurasi yang tinggi.
Hingga saat ini telah banyak penerbitan yang terkait dengan perjalanan sejarah PETA dan Supriyadi, namun setelah bermunculan pengakuan “Supriyadi-Supriyadi”, buku-buku itu kembali berada di wilayah hipotetik.
Eyang Andaryoko harus dihargai, karena menurut pengakuannya beliau sering dipanggil oleh teman-taman “supriyadi”, bahkan menurut penuturan Wilardjo yang saat itu bertugas sebagai Dinas Scurity Pengawal Presidem. “Bung Karno biasa memanggilnya dengan nama Sup,”…. Barangkali inilah yang meguatkan Eyang Andaryoko bahwa beliua itu memang “sup”.
Sorot Warung:
Buku yang nongkrong di Warung kami berbunyi lain, bahwa Supriyadi itu hilang, asal musalnya jatidirinya juga sangat bertentangan dengan pengakuan Eyang Andaryoko.
Datil buku:
JUDUL: PETA Tetntara Sukarela Pembela Tanah Air[ Di Jawa Dan Sumatera 1942-1945]
PENYUNTING: Purbo S. Suwondo
PENERIBIT: Pustaka Sinar Harapan.
CETAKAN: I—1996
ISBN: 979-416-407-0
TEBAL: xix + 296 hlm
Menurut buku ini, Supriyadi nama aslinya Priyambodo lahir pada tanggal 13 April 1923 di Trenggalek, anak dari bapak Darmadi, seorang pangreh praja [hoof jaksa], dengan ibu bernama Rahayu. Namun sejak kecil ia ditinggalka mati oleh ibu dan ayahnya kawin lagi dengan kerabatnya, yakni ibu Soesilah. Sejak kecil ia dekat dan diasuh oleh eyang kakung tiri [ayah Soesilah] yang bernama Sosrodihardjo--Seorang mantra guru di Kertosono. Pada waktu itu sosrodiharjo sudah memprediksikan bahwa Priyambodo yang kemudian ataskemauannya sendiri diganti menjadi supriyadi mempunyai kelebihan-kelebihan jika disbanding dengan anak-anak lainnya. Dari Sosrodihardjo inilah Supriyadi dinasehati atai’ diwejanggi” dengan nilai-nilai heroic yang bersumber pada pahlawan-pahlawan pewayangan, sehingga nantinya ikut membentuk kepribadian Supriyadi yang lebih menguatamakan kepentingan orang banyak daripada kepentingan pribadi [menurut wawancara dengan Utomo Darmadi]. Salah satu contoh sifat ini tercermin dari sikap Supriyadi yakni menjelang dilakukan pemberontakan dia mengambil seluruh uang tabungannya pada kantor pos Blitar untuk membiayai pemberontakan yakni dengan menyerahkan uang itu pada toko makanan, yang selanjutnya digunakan untuk mendukung perbekalan. Selain itu dari Sosrodihardjo, Supriyadi dibekali dengan ilmu-ilmu kejawen seperti tirakat, nglakoni, semedi. Supriyadi oleh pengikutnya juga dianggap sebagai orang yang memilki kekuatan supranatural.

No comments: