SILA CARI DI SINI!

Google

Tuesday, August 5, 2008

POLITIK DOSOMUKO – REZIM ORDE BARU

Sebuah renungan, dari seorang-orang Soebadio Sastroatomo, renungan ini berkisah sebuah keangkaramurkaan sang rezim, lebih sopan kalau dikatakan kelemahan sebuah rezim. Rezim yang dimaksud adalah rezim orde-baru, yang dalam buku ini samakan dengan perilaku raksasa dalam pewayangan, “dosomuko”. Oleh karenanya rezim ini dijuluki rezim “dosomuko”.
Perilaku rezim ini membaya penderitaan rakyat yang amat panjang, dan merapuhkan sendi-sendi kehidupan bangsa dan Negara, akibat akhienya berwujud kesengsaraan.
Buku ini disuguhkan di Warung ini, hanya sekedar mengingatkan kembali, agar Republik yang memasuki usi 63 tahun ini, tidak mengulang pengalaman buruknya.
Data Buku :
JUDUL: Politik Dosomuko—Rezim Orde Baru
PENULIS: Soebadio Sastroatomo
PENERBIT: Pusat Dokumentasi Politik “Guntur 49” Jakarta
CETAKAN : I—1998
TEBAL :23 hlm
POLITIK DOSOMUKO :
Apa politik Dosomuko itu? Kekuasaan sepenuhnya berada dalam satu tangan. Tidak ada pembagian peran. Kekuasaan politik dijalankan secara mutlak, karena itu kekuasaan menjadi liar dan semena-mena. Agar terlihat ada pembagian kekuasaan dan supaya dianggap demokratis maka diciptakan sepuluh wajah.
Tetapi pada dasarnya pemilik kekuasaan itu hanya satu tubuh.
Memang ada Majelis Perwakilan Rakyat, ada Dewan Perwakilan Rakyat, ada mahkamah Agung, ada Pengadilan, ada Badan Pemeriksa Keuangan, pendeknya atribut lembaga-lembaga demokrasi itu lengkap diadakan. Tetapi fungsi sesungguhnya yang menjadi kewajiban lembaga-lembaga itu, ditiadakan, dipasung, Secara sentral semua direkayasa oleh satu tangan.
Sistem Politik Dosomuko yang dibangun penguasa Dosomuko memilki sepuluh wajah, yaitu:
  1. Kedaulatan rakyat dirampas
  2. Pancasila dijadikan tameng kekuasaan
  3. Hukum dikangkangi
  4. Parpol dan Serikat Buruh dipasung
  5. Parlemen dikebiri
  6. pers dimandulkan
  7. Ekonomi berwajah Nepotisme-Monopoli-Korupso-Kolusi
  8. Pendidikan dijinakkan
  9. Kebudayaan diseragamkan
  10. Nilai-nilai kemanusiaan diinjak-injak


No comments: