SILA CARI DI SINI!

Google

Sunday, May 10, 2009

PERANG SEJARAH PARA JENDRAL

Dinamika di tubuh organisasi tentara kita mengalami pasang surut, kendati demikian, organisasi tentara kita dapat dikata paling bagus. Setiap persoalan selalu berakhir dengan kristalisasi sekaligu terbangun pendewasaan organisasi.
Buku ini menceritakan dengan jelas, perkembangan demi perkembangan, bahkan sejak awalnya tentara kita berdiri.
Ketika negeri ini sedang merajut organisasi ketentaraan ternyata harus menyatukan beberapa cara pandang, perbadaan pendapat yang tajam pernah terjadi adalah karena kuatnya solidaritas korp ketika itu. Soekarno akhirnya memberikan himbauan agar seluruh bekas kesatuan ketentaraan seperti KNIL, PETA, Heiho, maupun Keibodan bergabung kedalam BKR-Badan Keamanan Rakyat
ANTARA KNIL DAN PETA
Setelah pengakuan Belanda atas kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949, kembali muncul konflik dalam tubuh militer Indonesia. Salah satuhasil keputusan KMB adalan tentara KNIL (Tentara Belanda dari masyarakat Indonesia) akan dibubarkan dan anggotanya akan dilebur ke dalam angkatan Perang Republik Indonesia Serikat [APRIS]. Peleburan bekas tentara KNIL ke dalam APRIS menimbulkan kekecewaan pada perwira militer yang berasal dari PETA. Hal ini dikarenakan para perwira lulusan KNIL dianggap pengkhianat sehingga tidak layak memasuki APRIS.
NASUTION VERSUS BAMBANG SUPENO
Ternyata pertikaian pikir dalam tubuh tentara sering terjadi, misalnya ketika Kolenel Nasution menginginkan adanya perubahan paradigma darti tentara konvesional menjadi tentara modern, serta berusaha merampingkan jumlah tentara dari 500.000 menjadi 200.000, ditentang oleh Kolonel Bambang Supeno. Dan ternyata Kolonel Nasution ketika itu tidak disukai oleh para perwiran bekas PETA. Akhirnya sebuah pertemuan khusus para perwira senior di gelar, ketika itu diketuai oleh Kolonel Gatot Sebroto [12 Juli 1952]. Pertemuan menghasilkan sebuah keputusan mencela tindakan Bambang Soepeno yang dianggap melakukan penentangan. Selanjutnya berakhir dengan pemecatan Kolonel Bambang soepeno. Pemecatan ini justru memancing polarisasi bahkan menimbulkan ketegangan baru anatara Presiden Sukarno dengan KASAP Mayjen Simatupang dan Kolonel Nasution.
PERISTIWA 17 Oktober 1952.
Pecat memecat acapkali terjadi ditubuh tentara kita, seperti yang dilakukan Perdan Menteriu Wilopo menskors Kolonel Nasution, Letkol S.Parman, dan Soetoko. Selanjutnya Nasution mengundurkan diri dari jabatan KASAD.
PERTIKAIN PASCA ORLA, HINGGA ORDE BARU
Dari buku ini dapat disimak, bahwa dinamika yang berlangsung di tubuh tentara itu, nampaknya seperti permanen, karena setiap saat selalu hadir dalam cenderung melibatkan para pembesar. Adapun perang pikir selanjutnya dibentang buku ini misalnya:
'Perang Dingin' Ali Murtopo-Soemitro
LB. Moerdani kontra M. Jususf
Prabowo-Wiranto
Data Buku
JUDUL: Perang Sejarah Para Jendral-Kesaksian Para Jendral Atas Prahara MEI 1998 dan isu "kudeta"
PENULIS: Dian Andika Winda dan Efanto Febriana
PENERBIT: Puswtaka Timur 2009 Ngeplak RT/RW: 10/18 Nogotirto, Yogyakarta 55292
ISBN: 978-979-3837-34-5
TEBAL: vi + 192 halaman 14,5 x 21 cm
CETAKAN: I-2009
Yang Bahas:
SATU: PERANG SEJARAH SWEBUAH PENGANTAR
DUA: AKHIR ORDE BARU DAN PRAHARA MEI 1998
  • Peristiwa Berdarah: jelang dan Pasca Pemilu
  • Mahasiswa Bergerak dam Berbagai Gejolak
  • Tragedi Trisakti
TIGA: DARI SOEHARTO KE BHABIBIE
  • Terjungkal dari singgasana
  • Pemerintahan Transisi Habibie
EMPAT: PERANG SEJARAH: KESAKSIAN PARA JENDRAL
(Isu kudeta dalam Sejarah Militer Indonesia)
  • Peristiwa 3 Juli 1946
  • Peirstiwa 17 Oktober 1952
  • Peristiwa 30 September 1965

(Perang Jendral Masa Orde Baru)

  • 'Perang dingin' Soemitro Ali Murtopo
  • M.Jusuf Kontra LB. Moerdani
  • Rivalitas Wiranto-Prabowo
  • Wiranto
  • Prabowo Subianto

(Dari Peristiwa 1998 hingga Pemilu 1999-93)

  • Aksi-aksi Penculikan
  • Tim Mawar
  • Ibu Kota Mencekam
  • Ibu Kota Tanpa Perlindungan
  • Prabowo Melakukan Coup d'Etat?
  • Penolakan SI MPR 1998
  • Pam swakarsa dan Semanggi I
  • Aksi Penolakan UU PKB dan Semanggi II
  • Pemilu 1999 dan Sidang Umum MPR 1999

(Membandingkan Aksi Sarwo Edhie Wibowo dengan Prabowo Subianto)

LIMA: SIS GELAP REFORMASI
(Disintegrasi dan Gejolak )
  • Timor-Timur
  • Benih-Benih Disintegrasi

(Pelanggaran HAM dalam Prahara Mei 1998)

  • Tragedi Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II
  • Kerusuhan Mei 1998
  • Pemerkosaan

1 comment:

Budi Spoil 85 said...

Wajarlah kalau jendral do perang, wong ajarane memang pembelajaran perang