SILA CARI DI SINI!

Google

Tuesday, May 27, 2008

BOEDI OETOMO BUKAN ORGANISASI PERTAMA DI HINDIA BELANDA !

Bangkit Indonesia: Soetomo itu “Oprichter” [Pendiri]

Sudah seratus tahun usia berdirinya Boedi Oetomo, namun soal siapa yang mendirikan, sering kali menghadirkan berbagai tafsir. Seorang-orang bernama Drs. Susanto Tirtoprodjo SH, berupaya menjernihkan. Menurut buku Sejarah Pegerakan Nasional Indonesia, buah pikirnya dinyatakan bahwa pendiri Perkumpulan Boedi Oetomo itu adalah Dr. Soetomo. Kemudian dikatakan bahwa Dr. Wahidin Soedirihoesodo adalah pendorong untuk berdirinya Boedi Oetomo, tetapi bukan pendiri. Dalam bahasa Belandanya “ de stootgever”, tetapi bukan “ Oprichter’
Opricternya adalah Dr. Soetomo yang kali itu adalah pelajar pada sekolah Dokter di Jakarta, yang dinamakan Stovia. Pada awalnya yang tercantum sebagai tujuan Boedi Oetomo itu disebut “ de harmonische ontwikkeling van land en volk van Java en Madura”. Mengapa demikian, karena pada waktu itu idee Indonesia, due persatuan Indonesia itu belum ada di dalam kalangan bangsa Indonesia. Kemudian usaha-usaha yang dilakukan oleh perkumpulan itu adalah:
Memajukan pengajaran sesuai dengan apa yang dicitakan oleh Dr.Wahidin Soedirohoesodo. Sebagai usaha pertama yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan kemajuan bangsa itu, yakni
  1. Pengajaran;
  2. Memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan,
  3. Memajukan teknik dan industri
  4. Menghidupkan kembali kebudayaan.
Warung ikut serta memeriahkan peringatan seratus tahun dengan menghadir sajian istimewa, yakni membahas buku yang lahir tahun 1938 diterbitkan oleh penerbit Panyebar Semangat Surabaya. Judul buku ”Swargi Dr Sutomo” edisi bahasa Jawa. Dan Buku yang terbit tahun 2008, terpaut 70 tahun dari buku pertama. Judul buku itu adalah Boedi Oetomo, Awal Bangkitnya Kesadaran Bangsa buah karya Gamal Komandoko, yang diterbitkan oleh Media Pressindo Yogyakarta.
Detail Buku:
JUDUL : Swargi Dokter R. Sutomo [Wacan Rakyat Riwayat Para Pinunjul]
PENULIS :Imam Supardi
CETAKAN : cap-capan I Juli 1938
PENERBIT : Penyebar Semangat Surabaya. Jl. Bubutan 87 Atas Surabaya
HALAMAN :29 Halaman

Buku ini kendati telah berumur 70 tahun namun masih dalam keadaan sehat walfiat, barang kali karena pemilik pertamanya sangat hebat dalam dunia perawatan buku.Mungkin juga karena ketulusannya kepada perjuangan Dr. Sutomo sehingga buku ini masih terawatt rapi. Mungkin juga jarang dibaca. Buku ini ditemukan di komunitas buku lawas jalan Sriwijaya Malang, tepatnya depan Stasion kota Baru. Buku yang ditulis dengan bahasa Jawa ini berkisah tentang riwayat hidup pendiri perkumpulan Boedi Oetomo.
Dalam kata pengatarnya dikabarkan, ketika Dr. Sutomo mangkat, seluruh bangsa di tanah Nusantara ini ikut berduka. Hampir setiap pembicaraan di mana-mana, temanya selalu terkait dengan perjuangan sang maestro ini.
Rasa bela sungkawa juga disampaikan beberap oraganisasi bahkan perkumpulan Perpindom di Cairo Mesir menyiarkan warta duka ini. Dan di kota ini pula tepat tanggal 23 Juni 1938 mengadakan pengajian Al Quran sebagai wujud dari duka dan memohonkan ampunan kepada Tuhan yang Maha Esa.
Surat kabar yang terbit di wilayah Cairo, antara lain “Al Ahram:, “Al Balagh”., “ La Bourse Egyptienne”, dan Egyptian Mail”, mewartakan duka dalam ini.
Di Ceylon: Dr. Drahaman mengumpulkan para kerabat, juga orang-orang Srilangka keturunan Indonesia diajak serta untuk mendoakan mendiang pendiri perkumpulan yang bercita-cita berdirinya Negara di Tanah Nusantara.
Di Malaysia : Dr. TSM, Semahin juga ikut belasungkawa sedalam-dalamnnya. Pada saat itu pula memberikan candra kepada mediang Dr. Sutomo
Di Jepang : Perkumpulan orang-orang Indonesia “Serikat Indonesia” menyebarkan berita sedih ini. Selanjutnya di kota Tokyo, saudara-saudara yang beragama Islam mengadakan sholat gaib di Masjid Yoyogi.
Di Mekah : Perkumpulan “ Anninda Ul Islamy, menyatakan sangat berduka, dan sangat prihatin. Di Negeri Belanda : Rukun Pelajar Indonesia mengeluarkan pernyataan bela sungkawa serta memperingati riwayat daya juang Dr Sutomo. Bahkan surat kabar “ Stemmen uit Indonesia” juga memuat perjalanan perjuangan pendiri Boedi Oetomo ini.
Detail buku:
JUDUL : Boedi Oetomo Awal Bangkitnya Kesadaran Bangsa
PENULIS : Gamal Komandoko
PENERBIT :Med Press. Jl. Irian Jaya D-24. Perum Nogatirto Elok II Yogyakarta 55292 Telp [2274] 7103084
ISBN : 979-788-015-X
CETAKAN I. 2008
HALAMAN 140. 14,5 Cm


Bab awal buku ini menggambarkan sebuah peristiwa yang mengemparkan. Yakni peristiwa yang memiliki daya kejut luar biasa. Peristiwa itu membuat suka cita kepada seorang-orang bernama Mr. Conrad Theodore van Deventer. Ia tersentak, serasa tak mempercayainya hingga menyebutkan peristiwa itu sebagai sebuah keajaiban [wonder]. Ia sangat gembira, “puteri jelita” yang selama itu dinilainya terlelap dalam tidurnya telah mengeliat bangkit. “Het wonder is geschied, insulide, de schooner slaapeter, is ontwaakt” [Suatu keajaiban telah terjadi, Insulinde, putri jelita yang tidur itu ]
……Siapakah yang dimaksud putri jelita itu, adalah sembilan anak-anak muda siswa STOVIA yang penuh semangat dan bersepakat bulat untuk merapatkan barisan dalam sebuah organisasi. Merela adalah Soetomo, Soelaeman, Soewarno, Goenawan Mangoenkoesoemo, Angka Prodjosoedirdjo, M.Soewarno, Muhammad Saleh, Soeradji, dan Goembreg.
SOSOK MR. CONRAD THEODORE VAN DEVENTER
Adalah seorang-orang yang dilahirkan pada tanggal 29 September 1857 di Dordrecht, Belanda. Stelah mendapatkan gelar MA dari Universitas Leiden, ia bersama isterinya bertolak menuju Hindia Belanda. Mula-mula ia bekerja sebagai pegawai pengadilan di Ambon, Dilli, Kupang, dan Semarang. Ia menjadi tertarik dengan kondisi kehidupan penduduk pribumi dan menyatakan keprihatinan kemanusiaannya melihat keadaan menyedihkan pribumi Jawa itu.
Ia kembali ke Negeri Belanda pada tahun 1897 dan banyak menulis di mana mana, banyak karangannya di muat dalam harian berskala De Gids. Salah satu tulisan Vam Deventer adalah “Een Eereschuld [Utang Budi] yang menimbulkan kegemparan di kalangan orang Belanda. Van Deventer meningal pada tanggal 26 September 1915.
BUKAN ORGANISASI PERTAMA HINDIA BELANDA
Betapun mencengangkan dan mengkagetkan ketika Boedi Oetomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908, Sesungguhnya Boedi Oetomo bukan organisasi pertama di Hindia Belanda, meski Boedi Oetomo disebutkan organisasi modern Indonesia pertama yang dibentuk menurut cara barat. Beberapa organisasi telah lebih dahulu menggema dibandingkan Boedi Oetomo meski gaungnya tidak terlalu menggema dibandingkan organisasi yang didirikan dan kawan-kawan STOVIA-nya tersebut.
Jasrat pada kalangan elite pribumi untuk memperjuangkan kepentingan mereka sendiri sesungguhnya telah tumbuh sebelum kelahiran Boedi Oetomo. Kenyataan itu dapat dilihat pada dua majalah yang terbit ketika itu, “Retnodoemilah” dan “pewarta Prijaji yang sebagian besar isi artikelnya membicarakan masalah kondisi Jawa yang kian memburuk dengan perhatian jhusus pada kalangan priyayi.
Organisasi pribumi berdiri di awal tahun 1900-an adalah “Mardiwara” yang berarti berupaya. Majalah “Retnodoemilah pada tanggal 4 Januari 1901 menulis artikel perihal berdirinya perkumpulan tersebut. Terbentuknya Mardiwara yang beranggotakan kaum terpelajar Jawa itu disebabkan keprihatinan mereka pada kondisi ekonomi bangsa Jawa yang jauh tertinggal jika dibandingkan para pendatang di tanah Jawa seperti orang Cina, Arab dan juga Jepang [hlm 21]

No comments: