SILA CARI DI SINI!

Google

Friday, May 30, 2008

SURABAYA MENJUAL SITUS PUTIH, DIUSIA 715

Warung ini membedakan Kota Surabaya dalam “Hitam” dan “Putih”. Sebagai kawasan putih, bila kota ini dalam nafas hidupnya didominasi oleh dinamika masyarakat yang kental dengan nilai-nilai positif. Etika dikedepankan, moralitas diunggulkan dan spiritualitas ditetapkan sebagai penutan. Kawasan hitam, jika kota ditandai dengan kekumuhan dengan berbagai dimensinya, serta perilaku masyarakatnya yang asosial, dan perlaku negative cenderung menjadi panglima dinamika.
Sapaan sebagai metropolis, pasti dan pasti berada di wilayah abu-abu alias hitam dan putih.
Warung ini membahas Surabaya dari sisi putih, dan sisi gelapnya akan dibahas pada ruang yang berbeda.
Pada usianya yang ke 715 Surabaya ingin menjual situs-situs putih, dan telah diawali ketika tahun 2005 merintis pencitraan kota [city branding], dengan penuh potensi digerakkan. Benchmarking telah dilakukan, misalnya ketika melihat tagline atau slogan marketing dari manca Negara, misalnya, “Uniquely Singgapore”, “Malaysia Truly Asia”, dan “ tagline dengan tajuk “ Enjoy Jakarta” , tentunya Surabaya tergoda.
Kini kota ini ingin mewujudkan mimpi, dibimbing oleh naluri plus potensi diri, maka ditetapkanlah city branding itu, “Sparkling Surabaya”.
Buku berjudul “Pariwisata Dengan Huruf L’, membedah keinginan yang luar biasa itu. Buku ini dikreasi oleh Yusak Anshori dan Dewa Gde Satrya, kemudian Arif Afandy wakil walikota Surabaya yang juga wartawan senior Jawa Pos itu, memberikan kata pengantarnya.
Detil Buku :
JUDUL : Pariwisata Dengan Huruf L
PENULIS : Yusak Anshori dab Dewa Gde Satrya
PENERBIT : Bayu Media Publishing. Jl. Puncak Yamin 20 Malang Tlp: 0341-580638. E-mail : bayumedia@telkom.net
ISBN : 979-3695-95-1
CETAKAN : I, Januari 2008.
HALAMAN : xxii + 192 hlm. 18 x 23
Buku ini menawarkan Surabaya kepada siapa saja, city branding-nya telah menjadi acuan guna meneropong masa depannya. Sparkling Surabaya, dikalau dicarikan padananya identik dengan “Surabaya Kinclong” Namun untuk jangkaun yang luas padanan ini tidak menguntungkan, karenan hanya dikenal oleh masyarakat kawasan tertentu, utamnya yang berbahasa Jawa. Buku ini memberkan makna filosofis dari Sparkling Surabaya, beserta nilai ikutan yang mampu diacu sebagai pendukungnya.
Sparkling Surabaya dipertaruhkan sebagai ujung tombak yang dapat diandalkan untuk menginspirasi warga lainnya [internally inspiring], merubah pola sikapnya menuju tindakan yang konstruktif dan produktif.
Situs-situs yang akan dipasarkan, dibahas secara sekunesial, seperti pada bagian 2 buku ini, yakni menjadikan Surabaya sebagai etalase Pariwisata Jawa Timur, sebagai Indonesia mini , mempariwisatakan Surabaya, serta menghidupkan kembali Sejarah kota.
Kemudian pada bagian lain, diungkap beberapa jenis wisata yang memiliki daya pembeda dengan kota lain, misalnya :
  • Wisata Pecinan Surabaya, barang kali ingin mengkopi Cina Town Kuala Lumpur dan Singgapore
  • Wisata Pemakaman Di Surabaya,
  • Wisata Ziarah, Geraja Katholik
  • Makanan Khas Surabaya
  • Wisata belanja, dan secara rutin diadakan Surabaya Big Sale
Dalam mendukung gagasan menuju kota yang kinclong, beberapa program juga diungkap antara lain


  • Revitalisasi Jembatan Petekan dan Rekonsiliasi dengan Eks penjajah
  • Membangun Wi-fi Zone, Smart City
  • Kalimas, sebagai “Zhung Jiangnya” Surabaya .
[Wusana kata: Tentunya yang tampak ini adalah sisi terang, atau situs putih, namun kita juga ingat sisi gelapnya, seperti dolly, aroma gelap yang melegenda Surabaya . Sparkling diharapkan pilihan tetap memperhatikan, mengeliminasi, mengisolasi atau sekedar mereduksi]

No comments: