SILA CARI DI SINI!

Google

Monday, May 12, 2008

WARUNG IKUT BAHAGIA:HIDAYAT NUR WAHID, NIKAH


PERNIKAHAN “HIDAYAT NUR WAHID” dan “DIANA ABBAS THALIB”

Akhirnya sang maestro itu meminang seorang dokter, yang sehari-hari menjabat sebagai kepala Rumah Sakit. Warung sangat bahagia, dan penuh harapan agar pernikahan ini tetap mampu menjaga sang maestro berada pada wilayah kearifan dan kesederhanaan.
Keunggulan dan kehebatan sang maestro itu merupakan daya pembeda, ketika Negara dalam carut marut munculnya kesatria yang wibawa dan dipenuhi kesederhanaan, “SIMPLEX VERI SIGULUM” [yang benar itu adalah kesederhanaan].
Siapa sang maestro itu?. Adalah seorang-orang yang lahir di daerah Candi Prambanan, tepatnya tanggal 8 April 1960. Sosok manusia yang taat pada Agama, namun masih memiliki citarasa pluralis, serta anti pada kekerasan.
Kesederhanaan yang Ia miliki merupakan proses pergumulan hidupnya dari lingkungan keluarga yang sederhana dan agamis, ternyata mampu membawa perubahan besar perwatakan sang maestro di kancah politik Indonesia.
Majalah Gatra pernah mencandra : “Kalau ada pejabat tingi yang mau tidur di lantai beralas tikar, dialah Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid”.
Media Indonesia memuji : “tidak banyak pejabat public seperti Hidayat Nur Wahid, yang memiliki keteguhan hati untuk tetap sederhana, setelah menjadi pejabat public.
Warung memiliki referensi tentang Siapa sang maestro itu? Melalui buku yang ditulis Rulli Nasrullah, MSi, dengan title Hidayat Nur Wahid, ewarung ingin mengkabarkan tentang sepak terjang mantan pembesar PKS ini, mulai dari sikap dan pikirannya yang futurisitik. Warung sangat berkepentingan membahas buku ini, karena Hidayat Nur Wahid adalah seorang yang memiliki Hobby membaca, tentunya linier dengan visi warung kami. Sisi lain ingin menitipkan sang maestro kepada ibu Diana Abbas Thalib, agar mampu menjaga jati diri sang suami, tetap pada domain “simplex veri sigulum’. Maaf kendati itu sangat pribadi dan asasi, tapi warung merasa Hidayat Nur Wahid adalah asset bangsa, termasuk bangsa warung.
Detil buku
JUDUL : Hidayat Nur Wahid
PENULIS : Nasurullah, MSi
PENERBIT: Madania Prima. Jl. Pasirwangi I No. 3 Bandung. Telp. 022-5221670 E-mail: salamadani@gmail.com. Dan penerbit_salamadani@yahoo.co.id web: http://www.salamadani.com/
ISBN: 979-17008-4-2
CETAKAN : 2007
HALAMAN: 136 Hlm

Penulis buku ini, ternyata adalah seorang mahasiswa pascasarjana yang sedang menulis tesisnya, terkait dengan pribadi Hidayat Nur Wahid. Alasan yang melatari adalah, “kebersihan” Hidayat Nur Wahid sebagai sosok politikus. Judul tesisnya adalah:
“Hidayat Nur Wahid, Pencitraan Tokoh Politik di Media Masa”. Sisi lain yang dianggap menghidupkan keinginannya, untuk menulis adalah, kekagumannya yang tersembunyi saat menyaksikan tokoh ini muncul sebagai pemimpin partai politik yang nota bene baru dalam kancah perpolitikan. Penulis buku ini juga berkeyakinan jika pada masa-masa mendatang dengan keteladanan yang baik dari sosok Hidayat Nur Wahid akan muncul generasi-generasi baru yang lebih mementingkan kesejahteraan dan nasib rakyat demi terwujudnya Negara madani di Indonesia.
MENOLAK FASILITAS.
Pada saat rapat berlangsung.ua MPR Hidayat Nur Wahid menyampaikan permohonannya untuk tidak memakai fasilitas mobil dinas jenis Volvo sebagai fasilitas yang biasa diterima oleh jajaran pemimpin MPR. Menurutnya, penyediaan mobil dinas tersebut terkesan sebagai fasilitas mewah dan tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat yang mengesankan pejabat negara hidup dengan kemewahan yang difasilitasi oleh negara.
Usulan pribadi Hidayat Nur Wahid mendapat sambutan dari ketiga wakil ketua lainnya. AM Fatwa, Aksa Mahmud, dan Mooryati Soedibyo setelah rapat koordinasi tersebut menyatakan dukungannya terhadap gerakan moral hidup sederhana yang dipelopori oleh ketua MPR. Bahkan, AM Fatwa yang pada periode sebelumnya juga menjabat sebagai wakil Ketua MPR berjanji akan mengembvalikan mobil Volvo yang Selama ini dipakai olehnya.[Hlm: 16]. Ingin menjadikan MPR sebagai lembaga bermartabat memang cita-cita Hidayat Nur Wahid.

[Wusana kata: Buku ini menggambarkan keteladanan yang nyata, isinya adalah apa saja yang jalani oleh seorang bernama Hidayat Nur Wahid. Dari isinya buku ini dapat dijadikan literature politik untuk siapa saja yang berpolitik. Posisi buku ini juga layak dinikmati untuk anak-anak usia sekolah, sehingga dijadikan keteladanan.
Bahwa jabatan politik tidak harus tidur dan bergelimpangan uang. Namun berkorban untuk rakyat, dan membangun pilar pengabdian yang kuat adalah suatu prasyarat.
Monolak fasilitas yang dianggap mewah, seperti Volvo yang bergensi, bahkan kamar tidur suit room laiknya seorang pimpinan negara, ditolaknya. Tentunya tindakan ini bukan konsumsi untuk mendongkrak popularitasnya, namun suatu keinginan terdalam, untuk menjadi sosok yang “positive deviance”. Warung sangat dan sangat terpesona oleh watak satria, yang juga hobi membaca. Dan tentunya warung tetap berdoa, mudah-mudahan pribadi ini, akan terawat cermat oleh sang isteri. Yakin dan yakin Bunda Diana Abbas Thalib akan menjaganya, dan Hidayat Nur Wahid, akan “Wahid” segalanya, amien]

No comments: