Warung merasa diuntungkan ketika mengikuti sarasehan para pimpinan penyelenggara pendidikan tinggi dilingkungan Universitas PGRI dan STKIP PGRI Se Jawa Timur di Hotel Bromo Permai Ngadisari Probolinggo. Dataran tinggi ini, memberikan bertkah warung, karena berkesempatan bertemu dengan seorang-orang penulis “Kisah Masyarakat Tengger di Gunung Bromo”.
Ursel Newiger, adalah wanita berkebangsaan Jerman, lahir di kota Oldenburg, melanjutkan studinya di Universitas tempat ia lahir dan menyabet gelar S1 bidang musik. Selepas lulus sarjana mengabdikan dirinya sebagai Guru SMP dan SMA di Kota Bremen.
Awal “kesensem” dengan budaya Jawa, terkondisi ketika aktif menjadi anggota kelompok musik gamelan Jawa, yang didirikan pada tahun 1981 di Uebersee Museum, Bremen. Cintanya kepada budaya Jawa menjadi-jadi, setelah kakinya menyentuh tanah Bali dan Jawa. Akhirnya berlabuhlah sebuah keputusan untuk melanjutkan studinya di Indonesia tepatnya di ASTI [Akademi Seni Tari] Yogyakarta. Pernah gundah gelisah ketika pulang ke Jerman, seakan-akan ada magnet yang kuat untuk kembali ke Jawa. Juga ada hal-hal yang sangat memusingkan, ketika keraguan dirinya timbul, apakah dunia barat mampu dihubungkan dengan dunia timur. Namun pangilan batin yang terlalu kuat nan dahsyat, sehingga pada tahun 1987, menginjakkan kaki kembali ke tanah Jawa. Sudah 12 tahun melabuhkan hidupnya di tanah Tengger, bahkan hatinya juga tertambat pada seorang-orang asal Madura. Kini keduanya hidup dengan damai, dan memiliki usaha Hotel dan Restoran bernama “Yoschi’s Guesthouse” tepatnya di Wonokerto, kaki gunung Bromo. Nama Yoschi, adalah gabungan dari nama “Yoyo” sang suami dan “Uschi” namanya. Tanpa sengaja mengikuti jejak Roro Anteng dan Joko Seger, yang dipendekkan menjadi nama suatu wilayah “TENGGER”.
Pergumulannya dengan penduduka asli yang ramah itu, mendorong keinginannya untuk menulis Legenda asal-usul masyarakat Tengger. Bahkan merelakan koceknya untuk membiayai penulisan itu. Pulang dan pergi ke Jerman, Inggris dan Belanda, semata-mata untuk menyempurnakan tulisannya. Tentunya menjadi maklum karena dokumentasi di luarnegeri jauh lebih tertata dan lengkap.
Buku yang ditulis Uschi ini, diberi Judul “Putra Sang Dewa Api “ merupakan trilogi Kisah Masyarakat Tengger di Gunung Bromo yang telah di bahasa Indonesiakan dan diterbitkan oleh PT Toko Buku Gunung Agung. Tbk. Sebelumnya buku ini pernah tercetak dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Jerman. Uschi tidak mengatakan buku ini adalah karya antropologi, namun merupakan trilogy kisah . Kendatipun demikian tulisan uschi ini, kaya akan informasi. Karya ini sangat berguna bagi peminat dongeng, sejarah, budaya, antropologi dan kesenian serta keilmuan bagi dunia. Hadirnya tulisan ini akan memperkaya “ book on Indonesia”.
Warung angkat topi, Uschi kendati kau bukan anak negeri, tapi kau telah berbakti, terima kasih.
Detil Buku :
JUDUL: Putra Sang Dewa Api [Trilogi Kisah Masyarakat Tengger di Gunung Bromo]
PENULIS : Ursel Newiger
PENERBIT : PT Gunung Agung Tbk
ISBN : 979-3398-19-1
CETAKAN : Pertama Pebruari 2006
HALAMAN : viii+ 210 ; 14,5 x 21 cm
[Wusana kata: Buku ini sebuah kisah yang ditulis oleh seorang-orang berdarah Jerman, tulisanya dalam bentuk donggeng, diinduksi dari tokoh-tokoh tua yang masih hidup, dilingkungan masyarakat Tengger. Melengkapi agar lebih mengena, penulisnya masih harus mengendus data dan berbagai dokumentasi dari luar negeri. Kisah ini mengungkap bagaimana terjadinya masyarakat Tengger dengan problema kehidupannya. Dikisahkan masyarakat Tengger adalah pelarian kerajaan Mojopahit, ketika terdesak Gelombang kehadiran Islam. Sebagian masyakarat punggawa dan abdi dalem keraton, yang memiliki keahlian dalam seni, utamanya seni pahat, melarikan diri ke pulau Bali. Dalam buku ini juga di bahas mengenai Singasari, dan sosok Patih Gajahmada. Apa pun isinya, apapun maknanya, semuanya mengatarkan anak negeri untuk memahami, bahwa menulis itu adalah kemampuan dahsyat dalam merawat dan menjaga budaya]
Ursel Newiger, adalah wanita berkebangsaan Jerman, lahir di kota Oldenburg, melanjutkan studinya di Universitas tempat ia lahir dan menyabet gelar S1 bidang musik. Selepas lulus sarjana mengabdikan dirinya sebagai Guru SMP dan SMA di Kota Bremen.
Awal “kesensem” dengan budaya Jawa, terkondisi ketika aktif menjadi anggota kelompok musik gamelan Jawa, yang didirikan pada tahun 1981 di Uebersee Museum, Bremen. Cintanya kepada budaya Jawa menjadi-jadi, setelah kakinya menyentuh tanah Bali dan Jawa. Akhirnya berlabuhlah sebuah keputusan untuk melanjutkan studinya di Indonesia tepatnya di ASTI [Akademi Seni Tari] Yogyakarta. Pernah gundah gelisah ketika pulang ke Jerman, seakan-akan ada magnet yang kuat untuk kembali ke Jawa. Juga ada hal-hal yang sangat memusingkan, ketika keraguan dirinya timbul, apakah dunia barat mampu dihubungkan dengan dunia timur. Namun pangilan batin yang terlalu kuat nan dahsyat, sehingga pada tahun 1987, menginjakkan kaki kembali ke tanah Jawa. Sudah 12 tahun melabuhkan hidupnya di tanah Tengger, bahkan hatinya juga tertambat pada seorang-orang asal Madura. Kini keduanya hidup dengan damai, dan memiliki usaha Hotel dan Restoran bernama “Yoschi’s Guesthouse” tepatnya di Wonokerto, kaki gunung Bromo. Nama Yoschi, adalah gabungan dari nama “Yoyo” sang suami dan “Uschi” namanya. Tanpa sengaja mengikuti jejak Roro Anteng dan Joko Seger, yang dipendekkan menjadi nama suatu wilayah “TENGGER”.
Pergumulannya dengan penduduka asli yang ramah itu, mendorong keinginannya untuk menulis Legenda asal-usul masyarakat Tengger. Bahkan merelakan koceknya untuk membiayai penulisan itu. Pulang dan pergi ke Jerman, Inggris dan Belanda, semata-mata untuk menyempurnakan tulisannya. Tentunya menjadi maklum karena dokumentasi di luarnegeri jauh lebih tertata dan lengkap.
Buku yang ditulis Uschi ini, diberi Judul “Putra Sang Dewa Api “ merupakan trilogi Kisah Masyarakat Tengger di Gunung Bromo yang telah di bahasa Indonesiakan dan diterbitkan oleh PT Toko Buku Gunung Agung. Tbk. Sebelumnya buku ini pernah tercetak dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Jerman. Uschi tidak mengatakan buku ini adalah karya antropologi, namun merupakan trilogy kisah . Kendatipun demikian tulisan uschi ini, kaya akan informasi. Karya ini sangat berguna bagi peminat dongeng, sejarah, budaya, antropologi dan kesenian serta keilmuan bagi dunia. Hadirnya tulisan ini akan memperkaya “ book on Indonesia”.
Warung angkat topi, Uschi kendati kau bukan anak negeri, tapi kau telah berbakti, terima kasih.
Detil Buku :
JUDUL: Putra Sang Dewa Api [Trilogi Kisah Masyarakat Tengger di Gunung Bromo]
PENULIS : Ursel Newiger
PENERBIT : PT Gunung Agung Tbk
ISBN : 979-3398-19-1
CETAKAN : Pertama Pebruari 2006
HALAMAN : viii+ 210 ; 14,5 x 21 cm
[Wusana kata: Buku ini sebuah kisah yang ditulis oleh seorang-orang berdarah Jerman, tulisanya dalam bentuk donggeng, diinduksi dari tokoh-tokoh tua yang masih hidup, dilingkungan masyarakat Tengger. Melengkapi agar lebih mengena, penulisnya masih harus mengendus data dan berbagai dokumentasi dari luar negeri. Kisah ini mengungkap bagaimana terjadinya masyarakat Tengger dengan problema kehidupannya. Dikisahkan masyarakat Tengger adalah pelarian kerajaan Mojopahit, ketika terdesak Gelombang kehadiran Islam. Sebagian masyakarat punggawa dan abdi dalem keraton, yang memiliki keahlian dalam seni, utamanya seni pahat, melarikan diri ke pulau Bali. Dalam buku ini juga di bahas mengenai Singasari, dan sosok Patih Gajahmada. Apa pun isinya, apapun maknanya, semuanya mengatarkan anak negeri untuk memahami, bahwa menulis itu adalah kemampuan dahsyat dalam merawat dan menjaga budaya]
1 comment:
Salam dari kota Malang. Kebetulan saya juga seorang penulis dan tergabung di komunitas penulis Forum Penulis Kota Malang (http://www.fpkm.org).
Salam,
http://www.haryobagushandoko.co.cc
Post a Comment