SILA CARI DI SINI!

Google

Friday, June 20, 2008

APA MEGAPA “FPI” ITU, LAHIR?

Ketika karut marut di tanah air memunculkan fragmentasi kekerasan yang berlangsung di altar terhormat Monumen Nasional, orang menjadi terbelalak kembali matanya. Bahwa bangsa kita yang memiliki karakter multi varian yang uniq itu, membawa nasib bawaan, yakni pemilik pematik gesek yang dahsyat. Dan ketika orang atau organisasi berada pada pusaran bio-rhythmic yang lemah, acapkali bawaan tersebut menimbulkan nafsu berhadapan. Tragedi ini mendorong warung ingin melihat jati dirinya organisasi yang kali ini sering menjadi pokok berita di domain pemberitaan. Organisasi yang dimaksud itu adalah FPI, warung ini sangat ingin mengetahui latar belakangnya. Apakah FPI itu identik dengan organisasi yang hanya mengedepankan kekerasan, atau karena kondisi yang saat ini terjadi merupakan akumulasi kesabaran yang tidak mendapatkan respon seimbang. Atau yang lain karena atmosfir politik, atau nuansa lainnya.
Warung menemukan latar belakang lahirnya FPI, hingga tujuan dan struktur, pada pada buku Al- Zastrouw Ng.
Detil Buku:
JUDUL: Gerakan Islam Simbolik [Politik Kepetingan FPI]
PENULIS: Al- Zastrouw Ng
PENERBIT : PT LKIS Yogyakarta Salakan Baru No. 1 Sewon Bantul. Jl. Parang Tritis Km, 4.4. Yogyakarta. Telp: [0274] 387194, 7472110. E-mail: elkis@indosat.net.id
CETAKAN: I Nopember 2006
HALAMAN: xviii + 192 halaman; 12 x 18 cm
ISBN: 979-25-5254-5
Latar belakang berdirinya FPI
Menurut para aktivis Front Pembela Islam [FPI], pada era reformasi, pemerintah tidak dapat mengendalikan terjadinya tindak kemaksiatan di masyarakat. Hal itu terbukti dengan maraknya praktik perjudian, narkoba, minuman keras, dan beroperasinya tempat-tempat maksiat secara terbuka. Oleh karena pemerintah tidak bersikap tegas terhadap masalah kemaksiatan maka umat Islam, menurut kelompok ini, berkewajiban mengambil inisiatif membantu pemerintah untuk memerangi kemaksiatan tersebut. [hal: 89]
Dari sinilah kemudian berdiri FPI. Kelompok ini secara resmi berdiri pada tanggal 17 Agustus 1998, bertepatan dengan 24 Rabiuts Tsani 1419 H. di pondok pesantren Al-Umm, Kampung Utan, Cipuitat, Jakarta. FPI didirikan oleh sejumlah haba’ib, ulama, muballigh, serta aktivis muslim dan umat islam. Tokoh yang mempelopori adalah Muhammad Rizieg Shihab.[hal:89]
Situasi social-politik yang melatarbelakangi berdirinya FPI dirumuskan oleh para aktivis gerakan ini sebagai berikut:
Pertama, adanya penderitaan panjang yang dialami umat Islam Indonesia sebagai akibat adanya pelanggaran HAM yang dilakukan oknum penguasa
Kedua, adanya kewajiban bagi setiap muslim untuk menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat Islam serta umat Islam.
Ketiga, adanya kewajiban bagi setiap muslim untuk dapat menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.[hal:90]
Tujuan berdirinya FPI.
Sebagaiman tertulis dalam dokumen risalah histories dan garis perjuangan FPI, tujuan berdirinya FPI adalah untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
amar ma’ruf adalah perintah untuk melakukan segala perkara yang baik menurut hokum syara’ dan hukum akal. Sedangkan nahi munkar, adalah mencegah kejahatan/kemungkaran, yakni setiap perkara yang dianggap buruk oleh syara’ dan hukum akal. Ruang lingkup penerapan amar ma’ruf nahi munkar ini sangat luas dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerja kolektif dari seluruh elemen umat Islam untuk melaksanakannya.[hal:91]
Metode pencapaian tjuan
Dalam mencapai tujuan amar ma’ruf, FPI mengutamakan metode bijaksana dan lemah lembut melalui langkah : mengajak dengan himah [kebijaksanaan, lemah lembut), memberi mau’idzah hasanah [nasihat yang baik], dan berdiskusi dengan cara yang terbaik. Sedangkan dalam nahi munkar , FPI mengutamakan sikap yang tegas melalui langkah-langkah: menggunkan kekuatan/kekuasaan bila mampu dan menggunakan lisan dan tulisan; bila kedua langkah tersebut tidak mampu dilakukan maka nahi munkar dilakukan dengan hati, yang tertuang dalan ketegasan sikap untuk tidak menyetujui bentuk kemungkaran.
Faham keagamaan FPI
Sebagaimana dijelaskan dalam dokumen Risalah histories dan agaris perjuangan FPI, asas FPI adalah Islam ala Ahlussunah wal Jamaah [Aswaja]. Menurut pemimpin FPI, Aswaja yang dipahami FPI todaklah sama dengan yang dipahami oleh kalangan NU dan Muhammaddiyah. Aswaja yang dipahami para aktivis FPI lebih mendekati pemahaman Aswaja menurut kelompok Salafi yang dipimpin oleh Ustadz Ja’far Umar Thalib di Yogyakarta. Menurut kelompok ini, Aswaja adalah mereka yang telah sepakat untuk berpegang dengan kebenaran yang pasti sebagaimana tertera dalam Al-Quran dan al-hadist dan mereka itu adalah para sahabat dan tabi’in(orang yang belajar dari sahabat dalam pemahaman dan pengambilan Ilmu) [hal; 96-97]
[Wusana kata ; Warung hanya ingin menunjukkan pada para pengunjung, hal ikhwal berdirinya FPI, dikutip langsung dari buku “Gerakan Islam Simbolik”. Buku ini telah memberikan simpulan pedas pada aktivitas rekan-rekan FPI. Menurut buku ini FPI bukanlah termasuk gerakan Islam radikal fundamentalis yang memilki komitmen tinggi untuk memperjuangkan Islam dan mencita-citakan berdirinya Negara Islam. Akan tetapi……….
Buku ini mengkritisi dan mengkritik habis FPI dari berbagai dimensi. mohon maaf warung tidak dapat mengungkapkan secara rinci di sini, karena untuk menjaga dan menjamin kenetralan warung ini.]

1 comment:

Anonymous said...

Bila ingin membahas FPI, referensi utamanya seharusnya bersumber dari FPI itu sendiri.
Misalnya dari buku tulisan Habib Muhammad Rizieq Syihab yang berjudul : DIALOG FPI, Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Disana dibahas secara rinci latar belakang,
tujuan berdirinya, prosedur standar kerja FPI dan strategi umum operasionalnya dll.

Sedangkan sumber2 lainnya bisa dipakai sebagai referensi tambahan.