Warung ini tidak ikut dalam karut marutnya persolan Ahmadiyah, namun persoalan yang sedang berkembang memicu untuk mengkais-kais buku-buku yang terkait dengan Ahmadiyah. Buku apapun, condong kemanapun, akan dicari untuk dicermati.
Sungguh sangat fenomenal sekali, Jawa Pos terbitan tanggal, 11 Juni 2008, mengupas berbagai persoalan yang berkait dengan Ahmadiyah. Mulai dari “kuping” koran, tajuk, gagasan, hingga opini memuat kaitan itu. Persoalan, kini sedang mengembang, setiap orang terpicu membicarakannya.
Begitu persoalan ini berkembang ternyata, banyak buku-buku yang memiliki aroma Ahmadiyah hilang di peredaran, persediaan habis, alias laris manis, kendati tidak gratis terjual habis.
Secara kebetulan ketika Festival Seni Surabaya [FSS-2008] diselenggarakan, di sinilah warung menemukan buku, tepatnya di stand buku murah, yang menjual terbitan LKIS.
Judul buku itu adalah : Gerakan Ahmadiyah Di Indonesia, Karangan Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain, dan pengatar diberikan oleh . Prof Dr. Azyumardi Azra, MA.
Kisah perjalanan agama memang selalu disertai dengan perbedaan yang kerapkali melahirkan benturan-benturan antar kelompok. Perbedaan ahl al-hadits dan ahl ar-ra’yi, sunni-Syi’i, serta berbagai perbedaan yang ada dalam aliran dan kelompok beragama tidak jarang melahirkan benturan, bahkan kekerasan.
Sekali lagi, warung ini menulis tidak untuk mendukung atau menolak pihak pro dan kontra, hanya ingin menunjukan khlayak baca, bahwa di Nusantara ini ternyata telah berserakan buku-buku yang mencermati hal ikhwal Admdiyah, dengan berbagai dimensi.
Buku yang baru saja diperoleh warung, ternyata memberikan gambaran pergerakan Ahmadiyah di Indonesia
Detil Buku :
JUDUL: Gerakan Ahmadiyah Di Indonesia
PENULIS: Prof.Dr.Iskandar Zulkarnain
PENERBIT: LKIS Yogyakarta. Salakan Baru No. 1 Sewon Bantul. Jl. Parang Tritis Km.4.4 Yogyakarta. Telp. [0274] 387174, 7472110. E-mail: elkis@indosat.net.id
CETAKAN: II Januari 2006
ISBN: 979-8451-49-X
HALAMAN : xviii+ 344
Buku ini berusaha mendedahkan segala yang mungkin masih menjadi misteri bagi banyak orang tentang doktrin-doktrin ahmadiayah. Selain itu, ia juga mengungkap dengan tajam akar serta gerakan ahmadiah, serta kiprah-nya di Indonesia. Meskipun sarat dengan literature dan rujukkan, buku ini cukup lancer berkisah tentang sepak terjang Ahmadiaya, baik Qadian maupun Lahore, mulai dari awal kedatangannya di Indonesia hingga pengujung abab ke 20.
Buku ini awalnya adalah sebuah disertasi merupakan, dan kahirnya di bukakan dengan judul Gerakan Ahmadiyah Di Indonesia. Oleh karena itu banyak literatur yang diacu.
Dalam buku ini disebutkan beberapa sumber tulisan yang digunakan, ternyata di Indonesia itu telah banyak menerbitkan buku berkaitan dengan gerakan Ahmadiyah. Buku-buku yang diacu, yang diterbitkan kalangan Ahmadiyah adalah:
Sungguh sangat fenomenal sekali, Jawa Pos terbitan tanggal, 11 Juni 2008, mengupas berbagai persoalan yang berkait dengan Ahmadiyah. Mulai dari “kuping” koran, tajuk, gagasan, hingga opini memuat kaitan itu. Persoalan, kini sedang mengembang, setiap orang terpicu membicarakannya.
Begitu persoalan ini berkembang ternyata, banyak buku-buku yang memiliki aroma Ahmadiyah hilang di peredaran, persediaan habis, alias laris manis, kendati tidak gratis terjual habis.
Secara kebetulan ketika Festival Seni Surabaya [FSS-2008] diselenggarakan, di sinilah warung menemukan buku, tepatnya di stand buku murah, yang menjual terbitan LKIS.
Judul buku itu adalah : Gerakan Ahmadiyah Di Indonesia, Karangan Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain, dan pengatar diberikan oleh . Prof Dr. Azyumardi Azra, MA.
Kisah perjalanan agama memang selalu disertai dengan perbedaan yang kerapkali melahirkan benturan-benturan antar kelompok. Perbedaan ahl al-hadits dan ahl ar-ra’yi, sunni-Syi’i, serta berbagai perbedaan yang ada dalam aliran dan kelompok beragama tidak jarang melahirkan benturan, bahkan kekerasan.
Sekali lagi, warung ini menulis tidak untuk mendukung atau menolak pihak pro dan kontra, hanya ingin menunjukan khlayak baca, bahwa di Nusantara ini ternyata telah berserakan buku-buku yang mencermati hal ikhwal Admdiyah, dengan berbagai dimensi.
Buku yang baru saja diperoleh warung, ternyata memberikan gambaran pergerakan Ahmadiyah di Indonesia
Detil Buku :
JUDUL: Gerakan Ahmadiyah Di Indonesia
PENULIS: Prof.Dr.Iskandar Zulkarnain
PENERBIT: LKIS Yogyakarta. Salakan Baru No. 1 Sewon Bantul. Jl. Parang Tritis Km.4.4 Yogyakarta. Telp. [0274] 387174, 7472110. E-mail: elkis@indosat.net.id
CETAKAN: II Januari 2006
ISBN: 979-8451-49-X
HALAMAN : xviii+ 344
Buku ini berusaha mendedahkan segala yang mungkin masih menjadi misteri bagi banyak orang tentang doktrin-doktrin ahmadiayah. Selain itu, ia juga mengungkap dengan tajam akar serta gerakan ahmadiah, serta kiprah-nya di Indonesia. Meskipun sarat dengan literature dan rujukkan, buku ini cukup lancer berkisah tentang sepak terjang Ahmadiaya, baik Qadian maupun Lahore, mulai dari awal kedatangannya di Indonesia hingga pengujung abab ke 20.
Buku ini awalnya adalah sebuah disertasi merupakan, dan kahirnya di bukakan dengan judul Gerakan Ahmadiyah Di Indonesia. Oleh karena itu banyak literatur yang diacu.
Dalam buku ini disebutkan beberapa sumber tulisan yang digunakan, ternyata di Indonesia itu telah banyak menerbitkan buku berkaitan dengan gerakan Ahmadiyah. Buku-buku yang diacu, yang diterbitkan kalangan Ahmadiyah adalah:
- Gerakan Pembaharuan Dalam Islam yang ditulis S. Ali Yasir, Ketua Pengurus Besar Gerakan Ahmadiyah Lahore Undonesia [GAI] periode 1996-200. Buku ini ditulis di Yogyakarta tahun 1978
- Hazrat Mirza Ghulan Ahmad Bukan Nabi Hakiki, yang ditulis oleh Susmojo Djpojosugito, salah satu putera Minhadjurrahman Djojosugito pendiri Gerakan Ahmadiyah Lahore [GAI]. Buku ini ditulis di Yogyakarta tahun 1984 dengan tebal 15 halaman. Buku ini khusus membicarakan Mirza Ghulam Ahmad selaku pendiri gerakan Ahmadiyah yang bikan nabi hakiki
- Fungsi Mirza Ghulam Ahmad yang juga ditulis oleh Susmojo Djojosugito. Buku yang tebalnya 32 halaman ini berisi fungsi Mirza Ghulam Ahmad yang antara lain sebagai mujaddid, Al-masih, dan Al-mahdi. Selain itu, disinggung pula bahwa kenabian Mirza Ghulam Ahmad bukanlah nabi hakiki
- Buku Ahmadiyah Apa dan Mengapa yang ditulis R. BAtuah, seorang propagandis Ahmadiyah Qadian. Buku ini ditulis di Jakarta pada tahun 1985. Isinya menekankan penegasan fungsi Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Ahmadiyah versi Qadian, berkaitan dengan kebaiannya yang secara jelas tidak membawa syariat baru. Inilah antara lain, yang membedakannya dengan versi Lahore
- Buku kenang-kenangan 50 tahun Gerakan Ahmadiyah Lahore [GAI]. Buku ini diterbitkan oleh Gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia pada tahun 1979 di Jakarta dengan tebal 217 halaman. Buku ini memuat, antara lain kegiatan-kegiatan Ahmadiyah Lahoare selama 50 Tahun dari tahu 1929 sampai tahun 1979 termasuk kepengurusan sejak periode pertama [periode Djojosugito]. Selain itu, juga memuat sejarah dan perjuangan Gerakan Ahmadiayah Lahore Indonesia, Yayasan Perguruan Islam Republik Indonesia [PIRI] serta Anggaran Dasar adan Anggaran Rumah Tangga
- Buku Melenyapkan Kesalahfahaman antara jema’at Ahmadiyah Indonesia dengan Gerakan Ahmadiyah Lahore. Buku yang telabnya 30 halaman ini diterbitkan oleh Gerakan Ahmadiah Lahore Indonesia [GAI] cabang Yogyakarta pada tahun 1980.
- Buku Wasiat Masih Mau’ud Nubuwatan Bagi Kemenangan Islam. Buku ini disusun Abdul Razaq pada tahun 1996 di Yogyakarta. Abdul Razaq adalah seorang guru di kalangan Ahmadiyah Qadian dan sekaligus penulis. Tulisan yang tebalnya hanya 20 halaman ini berisi tentang wasiat Mirza Ghulam Ahamad yang mengacu pada Al-Wasiat, sebuah buku karya Mirza Ghulam Akhmad yang ditulis tahun 1905
- Buku Ahmadiyah Lahore adalah Gerakan Dalam Islam. Buku ini diterbitkan oleh Team Dakwah Penguru Besar Gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia di Yogyakarta pada Tahun 1985. Buku ini berisikan organisasi Ahmadiyah Lahore. Selain itu, berisi pula pernyataan bahwa Ahmadiyah Lahore Indonesia merupakan gerakan keagamaan yang berazaskan Al Qur’an dan Sunah Nabi dengan keyakinan bahwa Nabi Muhammad SAW. Adalah Nabi terakhir yang tidak ada Nabi lagi sesudahnya. Buku ini juga berisi pengakuan mereka bahwa sewafat Nabi Muhammad SAW.akan datang Mujaddid. Mirza Ghulam Ahmad adalah mujaddid abad 14 Hijrah, Al-Masih, dan Al-Mahdi yang dijanjikan
- Buku Akidah Gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia. Buku ini di terbitkan Team Dakwah PB.GAI Bagian Dakwah dan Tarbiyah diYogyakarta psada Tahun 1984. Buku ini berisi tentang, paham keagamaan, khususnya bidang akidah yang menjadi pegangan Ahmadiyah Lahore Indonesia.
Detail Buku:
JUDUL : Mirza Ghulam Ahmad di Qadian
PENULIS : Disalin bahasa Inggris Oleh SM.Tufail MA [Sekretaris Ahmadiyya Anyuman Ishati Islam. Disalin bahasa Indoensia oleh R.Ng. Haji Minhadju-R-Rahman Djajasugita, Ketua Pedoan Besara Gerakan Ahmadiyah Indonesia Aliran Lahore di Jogjakarta Indonesia
PENERBIT: Yayasan Sasana Sunu. Yogyakarta-Indonesia
CETAKAN : Agustus 1956
HALAMAN: 31.
[Catatan: Buku ini dikais, di komunitas penjual buku lawas Malang. Jl. Sriwijaya, Depan Stasiun Kota Baru Malang]
Dalam buku ini ada yang menarik, tepatnya pada halaman 23 dan 24, pendiri Ahmadiyah itu mengatakan bahwa dirinya tidak melakukan mengakuan dirinya sebagai nabi. Pernyataan pertama yang dibuatnya, bibaca sendiri di dalam Masjid Jami’ di Delhi.
Selengkapnya sebabagi berikut:
“kami mendengar, bahwa ada beberapa orang ulama pemimpin negeri, yang mengumumkan tuduhan palsu terhadap kami, yaitu bahwa kami melahirkan pengakuan kenabian, atau tidak beriman kepda malaikat, surga dan neraka, atau adanya Jibril, atau kepada Lailatul –Qadr, atau kepada mu’jizat dan mi’radj Nabi suci. Sebab itu, supaya sekaligus kebenaran diketahui, di sini kami menyatakan kepda umum, bahwa semuannya itu sepenuhnya tidak nyata, hanyalah mengada-ada asaja. Kami bukan orang yang mengaku nabi, dan bukanlah kami penolak me’jizat-mi’jizat, malaikat, lailatul qadr dan sebabaginya. Sebaliknya, kami menjelaskan pengakuan, bahwa kami beriman kepada segala yang termasuk rukum iman, dasar agama Islam, sesuai dengan iman para Ahli Sunnah Wa-l-jamaah. Kami percaya kepada barang-barang yang ditetapkan oleh Qur’an dan Hadist, dan kami percaya, bahwa barang siap mengaku nabi dan rasul sepeninggal junjungan kita Nabi Muhammad al Mustafa SAW. Utusan terakhir, adalah pendusta dan kafir. Adalah keyakinan kami bahwa wahyu Ilahi yang diberikan kepda Nabi dimulai kepda Adam, orang yang terpilih oleh Allah, dan di habisis kepda Utusan Allah, Muhammad al Mustofa SAW”
Penolakan yang terang atas tuduhan mengaku nabi ini disebutkan dalam segala kitabnya, yang terbit sesudah itu . Dibawah ini disebutkan sedikit kutipan-kutipannya:
Tidaklah ada pengakuan menjadi Nabi, tetapi kami mengaku menjadi Muhaddats dan pengakuan menjadi Muhaddats ini atas perintah Allah”[Izala Auham, halaman 421]
JUDUL : Mirza Ghulam Ahmad di Qadian
PENULIS : Disalin bahasa Inggris Oleh SM.Tufail MA [Sekretaris Ahmadiyya Anyuman Ishati Islam. Disalin bahasa Indoensia oleh R.Ng. Haji Minhadju-R-Rahman Djajasugita, Ketua Pedoan Besara Gerakan Ahmadiyah Indonesia Aliran Lahore di Jogjakarta Indonesia
PENERBIT: Yayasan Sasana Sunu. Yogyakarta-Indonesia
CETAKAN : Agustus 1956
HALAMAN: 31.
[Catatan: Buku ini dikais, di komunitas penjual buku lawas Malang. Jl. Sriwijaya, Depan Stasiun Kota Baru Malang]
Dalam buku ini ada yang menarik, tepatnya pada halaman 23 dan 24, pendiri Ahmadiyah itu mengatakan bahwa dirinya tidak melakukan mengakuan dirinya sebagai nabi. Pernyataan pertama yang dibuatnya, bibaca sendiri di dalam Masjid Jami’ di Delhi.
Selengkapnya sebabagi berikut:
“kami mendengar, bahwa ada beberapa orang ulama pemimpin negeri, yang mengumumkan tuduhan palsu terhadap kami, yaitu bahwa kami melahirkan pengakuan kenabian, atau tidak beriman kepda malaikat, surga dan neraka, atau adanya Jibril, atau kepada Lailatul –Qadr, atau kepada mu’jizat dan mi’radj Nabi suci. Sebab itu, supaya sekaligus kebenaran diketahui, di sini kami menyatakan kepda umum, bahwa semuannya itu sepenuhnya tidak nyata, hanyalah mengada-ada asaja. Kami bukan orang yang mengaku nabi, dan bukanlah kami penolak me’jizat-mi’jizat, malaikat, lailatul qadr dan sebabaginya. Sebaliknya, kami menjelaskan pengakuan, bahwa kami beriman kepada segala yang termasuk rukum iman, dasar agama Islam, sesuai dengan iman para Ahli Sunnah Wa-l-jamaah. Kami percaya kepada barang-barang yang ditetapkan oleh Qur’an dan Hadist, dan kami percaya, bahwa barang siap mengaku nabi dan rasul sepeninggal junjungan kita Nabi Muhammad al Mustafa SAW. Utusan terakhir, adalah pendusta dan kafir. Adalah keyakinan kami bahwa wahyu Ilahi yang diberikan kepda Nabi dimulai kepda Adam, orang yang terpilih oleh Allah, dan di habisis kepda Utusan Allah, Muhammad al Mustofa SAW”
Penolakan yang terang atas tuduhan mengaku nabi ini disebutkan dalam segala kitabnya, yang terbit sesudah itu . Dibawah ini disebutkan sedikit kutipan-kutipannya:
Tidaklah ada pengakuan menjadi Nabi, tetapi kami mengaku menjadi Muhaddats dan pengakuan menjadi Muhaddats ini atas perintah Allah”[Izala Auham, halaman 421]
“Mereka menyatakan suatu kebohongan yang berkata bahwa orang ini mengaku menjadi Nabi” [Hamamatu-I-Busra, hal. 8]
“Kami tidak melahirkan pengakuan kenabian, Kamu sekalian salah faham di sini,….[Yang Muqaddas. Hal.67]
“Jika pencelaannya itu bahwa kami melahirkan pengakuan kenabian, apakah yang sapat kami katakana, kecuali ini yaitu bahwa la’nat Allah itu jatuh atas pembohong dan pengada-ada” [Anwar – al- Islam, Hal. 34]“Ini adalah kebohongan sejati yang dikenakan kepada kami, ialah bahwa kami mengaku menjadi Nabi’ [Anyam Atham, hal 45]
“Mereka itu menuduh kami tudak dengan kenyataan, ialah bahwa kami mengaku menjadi Nabi” [Kitabu-I-Bariyyah. Hal 182]
MASIH ADA BUKU YANG LAIN:
Detil Buku:
JUDUL : Ajaranku
PENULIS : Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Masih Mau’ud. As [alih basa: R. Ahmad Anwar]
PENERBIT : Direktorat Penerbitan Yayasan Wisama Damai Bandung
CETAKAN : Tahun 1966
HALAMAN : 68
[Catatan: Buku ini dikais, di komunitas penjual buku lawas Malang. Jl. Sriwijaya, Depan Stasiun Kota Baru Malang]
Yang menarik dalam buku ini, ternyata ada ajaran ayang mengatakan kita sebagai muslim harus menjujung tinggi Al Quran, mengagungkan Nabi Muhammad SAW. Judul Ajaran itu adalah:
YANG MENDAPAT KEMULIAAN DI LANGIT
Ada pula bagimu sekalain suatu ajaranku yang pentiong, yaitu bahwa kamu jangan hendaknya meninggalkan Al Quran seperti sebuah buku yang telah dilupakan; sebab, didalamnya terletak sumber kehidupanmu. Barang siapa yang memuliakan Al-Quran akan memperoleh kemuliaan di langit. Barang siapa yang menjujung tinggi Al Quran ditas segala Hadist dan segala sabda-sabda yang lain akan dijujung tinggi di Langit. Bagi umat manusia diatas permukaan bumi ini kini tidak ada Kitab lain kecuali Al-Quran, dan bagi seluruh Bani Adam kini tidak ada seseorang Rasul dan Juru Syafaat kecuali Muhammad Mustofa SAW. Maka berusahalah kamu sekalian untuk mendabakan kecintaan yang semurni-murninya bagi Nabi yang agung ini, dan janganlah memberikan kepda siapapun sesuatu tempat yang lebih tinggi daripada beliau, agar supaya kamu digolongkan diantara orang-orang yang telah diselamatkan…….. [halaman 13-14]
[Wusana kata: Warung mohon maaf ini adalah hasil mengkais-kais buku-buku lama, tanpa ada pretensi apapun. Apalagi mencoba menganalisa, karena kami merasa tidak cukup modal untuk itu. Selain itu pula warung sangat minim perbekalannya, utamanya menyangkut persoalan akidah. Daripada salah lebih baik jujur mengaku, apa yang terpapar ini hanyalah menunjukkan pada khalayak ternyata ada suara lain di balik buku-buku lama yang berserakan di Nusantara ini.
Oleh karenanya warung ini tetap pada jalur pengabdiannya untuk melestarikan buku-buku lama, kendatipun harus dibayar susah payah, serta beberapa rupiah harus punah. Sungguh sangat ironis ketika kita belajar mengenai negeri sendiri keluar negeri, mengurai problema Negara harus ke manca Negara]
MASIH ADA BUKU YANG LAIN:
Detil Buku:
JUDUL : Ajaranku
PENULIS : Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Masih Mau’ud. As [alih basa: R. Ahmad Anwar]
PENERBIT : Direktorat Penerbitan Yayasan Wisama Damai Bandung
CETAKAN : Tahun 1966
HALAMAN : 68
[Catatan: Buku ini dikais, di komunitas penjual buku lawas Malang. Jl. Sriwijaya, Depan Stasiun Kota Baru Malang]
Yang menarik dalam buku ini, ternyata ada ajaran ayang mengatakan kita sebagai muslim harus menjujung tinggi Al Quran, mengagungkan Nabi Muhammad SAW. Judul Ajaran itu adalah:
YANG MENDAPAT KEMULIAAN DI LANGIT
Ada pula bagimu sekalain suatu ajaranku yang pentiong, yaitu bahwa kamu jangan hendaknya meninggalkan Al Quran seperti sebuah buku yang telah dilupakan; sebab, didalamnya terletak sumber kehidupanmu. Barang siapa yang memuliakan Al-Quran akan memperoleh kemuliaan di langit. Barang siapa yang menjujung tinggi Al Quran ditas segala Hadist dan segala sabda-sabda yang lain akan dijujung tinggi di Langit. Bagi umat manusia diatas permukaan bumi ini kini tidak ada Kitab lain kecuali Al-Quran, dan bagi seluruh Bani Adam kini tidak ada seseorang Rasul dan Juru Syafaat kecuali Muhammad Mustofa SAW. Maka berusahalah kamu sekalian untuk mendabakan kecintaan yang semurni-murninya bagi Nabi yang agung ini, dan janganlah memberikan kepda siapapun sesuatu tempat yang lebih tinggi daripada beliau, agar supaya kamu digolongkan diantara orang-orang yang telah diselamatkan…….. [halaman 13-14]
[Wusana kata: Warung mohon maaf ini adalah hasil mengkais-kais buku-buku lama, tanpa ada pretensi apapun. Apalagi mencoba menganalisa, karena kami merasa tidak cukup modal untuk itu. Selain itu pula warung sangat minim perbekalannya, utamanya menyangkut persoalan akidah. Daripada salah lebih baik jujur mengaku, apa yang terpapar ini hanyalah menunjukkan pada khalayak ternyata ada suara lain di balik buku-buku lama yang berserakan di Nusantara ini.
Oleh karenanya warung ini tetap pada jalur pengabdiannya untuk melestarikan buku-buku lama, kendatipun harus dibayar susah payah, serta beberapa rupiah harus punah. Sungguh sangat ironis ketika kita belajar mengenai negeri sendiri keluar negeri, mengurai problema Negara harus ke manca Negara]
2 comments:
Pak, buku-buku tersebut sekarang masih ada di bapak tah? Terus terang nih, aku pengen banget mengetahui tentang apa itu aliran ahmadiyah. Sebab selama ini hanya selentingan kabar tentang aliran yang digembor-gemborkan sesat itu yang mamapir ke telinga. Jadi bila buku tersebut ada masih dipegang bapak, boleh dipinjam kan?
Ada siapapun boleh pinjam, dan nggak ada politiknya
Post a Comment