Indonesia itu sebuah entitas yang memiliki ciri yang sangat khas, didalamnya berhimpun beribu-beribu pulau, yang membawa konsekuensi konsekuensi kualitas dan kuantitas yang mendiaminnya. Beribu-ribu bahasa ikut mendiaminya, beribu budaya, beribu adat kebiasaan, berjuta pikiran, dan beribu warna keinginan ikut bersemayam di buni Nusantara ini. Kalau bangsa yang mendiami telah lupa menjamin intergritas dan identitas, maka kenyataan yang didapat adalah hancurnya entitas Indonesia.
Betapa mulianya ketika bangsa ini mampu menyambung-nyambung menjadi satu, dari tanah Sabang hingga ke dataran timur Merauke. Kebangga yang tidak ada tawar, namun harus disyukuri karena Tuhan memberikan hadiah bentangan tanah yang amat luas bahkan menjadi sabuk equator dunia. Kini bagaimana bangsa semulia ini merawatnya, dan tetap menjaga kemajemukannya?.
Warung menemukan sebuah buku, dari buah benak cerdas Azyumardi Azrra, seorang-orang profesor yang mengagungkan entitas Indonesia dengan berbagai kekuatannya.
Kesadaran yang melandasi pemuatan buku ini, karena fenomena yang tampak di depan kita, manusia Indonesia sedang dalam deman menggigil, dan sedang menggigau seakan lapas dari kesadarannya. Disamping itu warung sangat salut dan menghargai sebuah lembaga yang mencitrakan dirinya sebagai lembaga yang bernama INPULS--Insitute Multicuralism and Pluralism Studies], sehingga hadir buku secerdas ini.
Sisi lain ketertarikan mengangkat tulisan ini, karena senyampang dalam afmosfir 100 tahun kebangkitan Nasional, warung menggangap inilah saat yang paling tepat.
Detil Buku
JUDUL: Merawat Kemajemukan Merawat Indonesia
PENULIS: Azyumardi Azra
PENERBIT: Kanisius. Jl. Cempaka 9 Deresan, Yogyakarta 55281, Indonesia Telepon [0274]- 563349, 520549. E-mail: office@kanisiusmedia.com Website: http://www.kanisiusmedia.com/
ISBN : 978-979-21-1768-4
CETAKAN: 2007
HALAMAN: 40 hlm
INDONESIA SANGAT BERUNTUNG.
Menurut buku ini kemajemukan adalah blessing in disguise bagi tanah ini, bagi bangsa ini. Alasannya sederhana saja; kemajemukan adalah sebuah sunnatullah, huum alam, yang bangsa dan Negara ini sangat beruntung memilikinya. Tidak banyak Negara-negarta yang seberuntung Indonesia, yang memiliki krmajemukan yang penuh dengan kekayaan sosio cultural yang tidak ternilai.
PERLU MERAYAKANNYA :
Merayakan kemajemukan adalah merawat Indoensia. Tak akan ada sebuah entitas bangsa dan Negara yang bernama Indonesia, jika tidak ada kemajemukan. Tidak akan ada Indonesia, jika yang ada hanyalah ke-ika-an, ketunggalan atau monokulturalisme. Karena itulah kemajemukan negara-bangsa ini harus dipelihara, dirawat, dipberdayakan, dan difungsionalisasikan untuk hari ini dan masa depan Negara-negara bangsa Indonesia yang lebih baik. Karena itulah anak bangsa ini sepatutnya tidak sekedar merayakan kemajemukan; apalagi memperlakukannya secara taken grated, sebagai suatu yang biasa saja.
KRISIS BUDAYA MEMBUAT KITA MUDAH NGAMUK DAN ANARKIS
Buku ini menyadarkan kepada kita, bahwa krisi budaya akan memberikan beban kepada bangsa ini, pencermatan dan tidakkan arif sangat diperlukan. Pengamatan Prof Azyumardi Azra, sangat tepat untuk dipaparkan pada lembarang warung ini, karena dimungkinkan membuat kita sadar, dan melakukan penggandaan kesadaran.
…….Krisis social budaya yang meluas itu dapat disaksikan dalam berbagai bentuk disorientasi dan dislokasi banyak kalangan masyarakat kita, misalnya; disintergrasi social politik yang bersumber dari euphoria kebebasan yang nyaris kebablasan; lenyapnya kesabaran social [social temper] dalam menghadapi realitas kehidupan yang semakin sulit sehingga mudah mengamuk dan melakukan berbagai tindakan kekerasan dan anarki; merosotnya penghargaan dan kepatuhan terhadap hukum, etika, moral, dan kesantunan social dam keadaban public; semakin meluasnya penyebaran narkotika dan penyakit social lainnya.
Krisis budaya yang tiada henti, akan dapat menyabik-cabik kerekatan atau soliditas kita sebagai bangsa majemuk.
HARAPAN BUKU INI.
….Realitas Indonesia yang multicultural berhadapan dengan berbagi masalah dalam masa reformasi sekarang, maka terlihat adanya kebutuhan mendesak untuk merekonstruksi kembali ”Kebudayaan Nasional Indonesia” yang dapat menjadi integrating force yang mengikat seluruh keragaman etnis dan budaya tersebut. Pembentukan masyarakat multicultural Indonesia yang demokartis—sekalilagi—tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secar sistematis, intergreted, dan berkesinambungan. Salah satu langkah yang paling strategis adalah melalui pendidikan multicultural yang diselenggarakan melalui lembaga pendidikan, baik formal maupun non formla, dan bahkan informal dalam masyarakat luas.
No comments:
Post a Comment