SILA CARI DI SINI!

Google

Saturday, June 14, 2008

MENYAMBUT EURO 2008: BANGSAWAN INGGRIS TAK SUKA BOLA

LONDON PERNAH MENGANGGAP SEPAKBOLA ADALAH PEKERJAAN SETAN.
Saat ini ditanah air hinggar binggar bola kumat lagi, penyakit lama kambuh, virus GIBOL[Gila Bola] tumbuh. Semua orang yang punya kepentingan mendapat pasokkan angin segar. Mulai Kandidat Gubernur hingga tukang cukur pasti tergiur untuk maksud membangun konstituten, atau konsumen, dan pasti dijamin manjur. Memanfaatkan event ini sangat sah, karena dapat dipastikan seorang-orang yang suka bola, mayoritas cukup umur untuk ikut memilih calon gubernur.
Pernik-pernik bola tampak menghias kota, etalase toko didekorasi dengan nuansa bola, tidak ketinggalan pernik-pernik bola juga dijajakan. Demikian juga dengan buku-buku tentang bola mulai mempesona, lahir berbagai buku yang disentuhkan dengan pergulatan bola. Koran dan Majalah menyambut meriah, namun belum tentu kita semua tahu tentang sejarah.Yakni sejarah sepak bola.
Warung kami tergoda even ini, kendati terjadi didaratan Eropa, ikut nimbrung bukan hal yang nista.
Beberapa buku tentang bola banyak singgah di warung kami, namun dari pilihan yang ada, pilihan jatuh pada buku "menelusuri jejak-jejak kuno sejarah bola"

Detil Buku:
JUDUL BUKU :Menelusuri Jejak-jejak Kuno Sejarah Sepak Bola
PENULIS : Daud Darmawan
PENERBIT: Pinus Book Publisher. Tegal Melati No. 118 C Jongkang [belakang Monjali] Sleman Yogyakarta [55581]. Telepon Redaksi [0274] 867646. E-mil : rumahpinus@yahoo.com

CETAKAN: I. Nopember 2007
HALAMAN :131 hlm. 120 X 190 mm
ISBN :979-99014-8-0
SEPAKBOLA PEKERJAAN SETAN.
Buku ini memuat tentang sejarah bola, mulai dari Asia hingga sampai Amerika latin, yang manarik buku ini bila dikaitkan dengan piala eropa, adalah pandangan bangsawan Inggris tempo dulu.
Football ketika itu dipandang oleh bangsawan Inggris dianggap permainan rakyat jelata. Dan ditengarai sifatnya yang liar dan brutal, oleh karenanya bola sangat tidak disukai utamnaya para bangsawan dan gereja. Bahkan lebih ekstrem sepakbola dianggap “tidak sesuai ajaran Kristen” [un-Cristian]. Pada 13 April 1314, Raja Edward II mengeluarkan larangan main sepakbola, terutama kalangan prajurit. Raja khawatir karena terlalu asyik bermain bola, para prajurit melupakan latihan perang serta menurunkan kesiagaan mereka dalam menghadapi musuh.
Selain itu popularitas sepakbola, sebuah permainan kelas rendah dan biadab, yang sedemikian besar juga dikhawatirkan akan mengalahkan popularitas olahraga kesatriya yang dianggap mulia, sepertim panahan, berkuda, dan Jousting.
Pada tahun itu juga, walikota London, Nicholas de Farndone, mengeluarkan larangan yang sama. Alasannya karena permainan tersebut merupakan pekerjaan setan, dan menyebabkan kejahatan [from which many evils might arise], serta menyebabkan keributan, dan bising karena bola [great noise in the city, caused by hustling over large balls].
Tetapi, tampaknya pada saat itu semua larangan tidak diindahkan oleh rakyat Inggris, kendati dengan ancaman penjara.


HAMPIR SEMUA BANGSAWAN, RAJA, RATU INGGRIS BENCI SEPAK BOLA.
Pada 12 Juni 1349, raja Edward III kembali melarang sepak bola alasannya sedang menghadapi Perang dengan perancis. Dan ketika itu timbul wabah penyakit “Blac Death”
Raja Richard II, Henry IV, dan James III tetap melarang pertandingan sepak bola.
Pada masa pemerintahan ratu Elizabeth I [1533-1608], kaum puritan Inggris mengampanyekan larangan terhadap sepakbola dengan lebihgencar
Oliver Cromwell adalah puritan tulen Inggris, yang sangat ketat melarang sepakbola, sehinga ketika masa kepeminpinannya Sepakbola benar-benar lenyap di Bumi Inggris. Rakyat penggemar bola sangat membecinya, sampai pada akhirnya Oliver meninggal dunia.
Itu yang mampu disajikan oleh warung.

1 comment:

MENAPAK SENJA said...

Yup, bahasan yang sangat menarik. Kalau dulu bangsawan inggris anti pati terhadap sepak bola, tapi kini kebalikannya. Sepak bola bukan hanya permainana belaka melainkan bisnis yang sangat menguntungkan. Bahkan sudah bisa dikatakan industri. Lihat saja club-club Inggris dalam anggaran belanjannya tiap musim, fantastico pokoknya .
Di Euro 2008, Inggris hanya menjadi penonton saja. Sebagai negara yang dikalim sebagai penemu olahraga sebelas lawan sebelas itu, bisa dipastikan semua komponen negara ini pasti merana. Kontras dengan tempoe doloe........