SILA CARI DI SINI!

Google

Wednesday, June 4, 2008

MENCONTOH PILKADA LANGSUNG DI JERMAN:


“yang tak bisa senyum, tak perlu jadi calon”
“tertawa adalah kampanye yang hebat”

Warung menemukan sebuah buku dengan tajuk Memenangkan Pemilu! Petunjuk Praktis bagi Kandidat, yang dieditori oleh : Dr. Rainer Adam.
Detil Buku:
JUDUL : Memenangkan Pemilu ! [Petunjuk Praktis bagi Kandidat]
EDITOR : Dr. Rainer Adam
PENERBIT: Friedrich Naumann Stiftung Jl.Rajasa II No. 7 Jakarta 12110. Telp. 62-21-7256012-13. E-mail: Jakarta@indonesia.fnst.org. Web: http://www.fnst.de/ dan http://www.fnfasia.org/
CETAKAN : I 2006
HALAMAN : 96

Diceriterakan oleh buku ini bahwa Tahun 2005 Friedrich Naumann Stiftung mengundang sepuluh politisi Indonesia yang terdiri dari walikota, bupati dan atau kandidat peserta Pilkada untuk berkunjung di Jerman. Aktivitas ini merupakan aktivitas pembelajaran dengan melihat pengalaman empiri yang terjadi di Jerman, melalui tangan pertama.
Kehadiran politisi itu sangat tepat waktunya, karena di Jerman sedang berlangsung aktivitas pemilu, ketika itu kampanye sedang berlangsung. Kunjungan yang juga dapat dimanfaatkan sebagai studi banding itu dilakukan di Negara bagian Schleswig-Holstein dibagian utara Jerman.
Di sinilah para undangan sempat berdialog langsung dengan para pejabat yang berurusan dengan masalah pemilu, juru kampanye, anilis politik bahkan bertemu pula dengan masyarakat pemilih.
YANG MENGESANKAN:
Merupakan kebagaian yang luarbisa ketika rombongan asal Indonesia itu bertemu dengan salah satu perencana strategis local dari Partai Sosial Demokrat atau SPD]. Yakni Theis Theisen. Sebuah kreasi yang luar baisa, sebagai senjata dalam memenangkan kandidat, terdapat dua resep manjur. Resep inilah yang barangkali dapat digunakan sebagai acuan di negeri kita. Bukahklah kita adalah bangsa yang memilki hobi “3N”. –Niteni-Niru-Nambahi.
Resep itu adalah:
“CO-CA-CO-LA” dan “KISS”
COCA COLA:
Sebuah terminology baru, karena coca-cola selama ini identik dengan sebuah minuman bersdoda asal negeri Paman Sam, ternyata di Jerman digunakan sebagai kriterium dari seorang-orang yang maju sebagai kandidat.
CO, dari “Competence” atau kompeten, artinya kandidat harus memilkim pengalaman yang pas, mempuntai kualitas kepemipinan dan kemampuan melaksankan rencana dengan seksama , efektif dan efisien.
CA, dari “Charisma” atau karisma, kandidat sebaiknya memmiliki kepribadian yang mampu menggerakkan orang
CO, dari “Communication” atau komunikasi, kandidat harus memliki kemampuan komunikasi dengan orang-orang dari berbagai spectrum. Kandidat harus mampu menjembatani serta mempertemukan perbedaan-perbedaan. Trampil berbicara didepan public, menguasai bahasa tubuh [gesture] dan seni ekspresi.
LA, dari “LANDSCAPE” atau “wawasan”, kandidat harus memilki wawasan politik yang luas terutama yang berkairtan dengan geopolitik wilayahnya. Dalam politik local seorang-orang yang maju sebagai kandidat harus bermodal ketrampilan penguasaan, bahasa , adapt daerah tradisi, sejarah dan problem local.
KISS
KISS kependekan dari “:keep it short and simple”, yang berarti buatlah menjadi pendek dan sederhana. Saran ini diterapkan dalam pesan-pesan yang ditujukan untuk kelompok target. Apa saja yang harus “pendek dan sederhana”?. Poster, pamflet , spanduk, iklan media massa, yel-yel atau jargon lainnya.
BAGAIMANA KRITERIA KANDIDAT YANG IDEAL?
Agar pemilihan itu sukses, maka criteria berikut mutlak diacu:
  1. Apakah sang kandidat di terima masyarakat?
  2. Apakah ia seorang individu yang tepat dan juga untuk waktu yang tepat bagi rakyat dan pengembangan kota?
  3. Apakah ia cenderung terkenal sebagai tukang campur tangan?
  4. Apakah ia sosok yang ramah dan terbuka? [yang tak bisa senyum, tak perlu jadi calon]
    Komunikatif, tak malu-malu berhadapan dengan warga
  5. Bisa dipercaya karena ucapan dan tidakannya sejalah
  6. Jujur: Individu yang bertindak lurus dan menetang trik-trik busuk
  7. Bersedia bekerja dalam tim dalam fraksi
  8. Terbuka bagi gagasan-gagasan inovatif
  9. Bersedia dan mampu bekerjasama dengan DPC dan organisasi-organisasi lainnya
  10. Pencalonannya adalah sebuah pencalonan yang ditandai kehendak pembentukan politik. Titik berat pencalonannya adalah keuntungan rakyat dan pengembangan kota, bukan pribadi
  11. Pencalonanya tidaklmembahayakan kebersamaan dan kinerja fraksi akibat kemungkinan adanya perpecahan
  12. Dedikasi politik dan kemampuan sang calon dalam beragumentasi secara politis
  13. Mudah dihubungi
  14. Bisa dilihat kehadirannya di public
  15. Kemampuan untuk belajar, bersedia terus belajar
  16. Bisa dipercaya dan disiplin

KRITERIA SLOGAN YANG CERDAS:

  1. Karisma
  2. Sesuai dengan sasaran kapanye
  3. Menampilkan sosok pribadi
  4. Menetapkan focus materi
  5. Pendek
  6. Lucu
  7. Bisa digunakan secara uniaversal
  8. Mengangkat aspek kedaerahan
  9. Menyentuh pers
  10. Memobilisir kalangan sendiri
  11. Komunikatif

LULUCON ITU PENTING!
Kampanye harus mengandung unsur humor, juga disarankan harus berbau lelucon
Media yang baik untuk memobilisir tenaga bantuan dan pemilih adalah homur. Jika tim kapanye bisa meramu acara mereka dengan keriangan dan keyakinan, maka isi dan pesan kampanye bisa disampaikan dengan lebih baik. Wajah-wajah ceria lebih komunikatif—dan lebih simpatik—daripada raut wajah serius. Tidak ada salahnya jika kandidat sekali-kali bercanda atau sedikit melucu. Hal itu umumnya dinilai positif

GAJI WAIKOTA /BUPATI DI JERMAN PAS-PASAN
Satu hal yang menarik bagi para undangan dari Indonesia adalah, walikota dan bupati di Jerman tidak dipilih berpasangan dengan wakilnya. Jika seorang walikota meninggal atau tidak mampu menjalankan tugas, pemilihan digelar lagi dan warga memutuskan lagi siapa yang akan dipilih. Para bupati atau walikota di Jerman menerima penghasilan yang tiadk terlampau atinggi, yakni antara 3,600 sampai 4,800 euro [sudah dipotong pajak] perbulan. Mereka juga tidak menerima fasilitas dan tunjungan seperti rumah dinas, mobil dinas, alat komunikasi dan sebagainya. Walikota di Jerman harus membayar sendiri biaya untuk rumah, transport, telepon, listrik, air dan lain-lain. Fenomena menarik lainnya adalah, meski proses pencalonan sangat terbuka, jumlah kandidat jarang sekali melampaui lima atau enam orang, Permintaan menjadi kepala eksekutif daerah seperti welikota atau bupati relative rendah.
WARNING!
Tapi perlu diperhatikan: membuat lelucon tentang orang lain, apalagi pesaing, pasti tidak akan berdampak positf.

No comments: